NovelToon NovelToon
Sistem Perlindungan Idol

Sistem Perlindungan Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Romansa / Light Novel
Popularitas:756
Nilai: 5
Nama Author: Rikazum

Novel ini bercerita tentang seorang siswa biasa bernama Reza yang secara mendadak mendapatkan teman-teman baru yang merupakan sekumpulan group Idol kesukannya.

Apa itu idol? idol adalah seseorang atau sekelompok orang yang dicintai dan diidolakan oleh para fansnya karena suatu hal.

Singkat cerita, Reza ingin melindungi senyuman para idol itu dan tidak ingin melihat mereka menangis.

Namun Impiannya punah, dia hanyalah pecundang yang tidak bisa melakukan apapun disaat idolanya membutuhkannya. Alhasil Reza menangis dengan kencang dan tanpa sadar iapun pingsan.

Saat bangun ia terkejut karena waktu terulang kembali ke saat dimana pertama kalinya idol yang ia cintai datang kesekolahnya, dan secara tiba-tiba juga sebuah sistem muncul di hadapannya.

"Sistem Perlindungan Idol"

Akhirnya kisah Seorang Reza sang pemeran utama pun dimulai...


P : Apakah hidup dengan mengidolakan seseorang adalah hal yang salah?

J : Tidak, itu tidak salah, malahan itu hal yang bagus

P : Alasannya?

J : ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rikazum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Alasan 11 Orang Berkumpul -2-

..."Kenapa berkumpulnya harus di timing yang buruk? aku tidak disuruh melakukan ini oleh orang dewasa. Aku melakukannya murni hanya karena ada "dia" di dalamnya"...

^^^-SNR^^^

Di atap sangat berangin. Langit mendung, dan tidak ada matahari.

Pada saat ini, tujuh anak laki-laki dengan wajah sombong memegang pipa logam mengelilingi Reza. Ada juga yang membawa kenalpot bekas di genggaman mereka yang memang diperuntukkan untuk memukul orang lain.

“Aku sebenarnya sedang lapar. Hanya karena perkara game, kenapa kalian harus membesar-besarkan masalah ini? jangan berperilaku seperti anak-anak karena kalian bukanlah anak-anak. Dan juga jangan berperilaku layaknya Gangster karena kalian itu bukan Gangster. hanya karena kalian mempunyai kemampuan fisik yang lebih hebat dari orang lain, itu bukan berarti kalian boleh menghardik seseorang yang lebih lemah dari kalian. Apa kalian pikir polisi akan bertindak bisu setelah apa yang kalian lakukan? jawabannya tidak, polisi tidak tidur, sebaiknya kalian pergi dan anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi ”Reza dengan sabar menasihati.

Pada dasarnya awal dari semua ini hanyalah sebuah game saja, dia tidak ingin mengambil tindakan untuk memberi pelajaran pada orang-orang ini. Rasanya menggelikan membuat perkelahian hanya karena masalah yang berkaitan dengan permainan.

“Apakah kau mencoba membuatku tertawa sampai mati? Kami bahkan sampai jauh-jauh datang ke asrama rongsokanmu sebelumnnya dan kau melah mengancam kami dengan hukum yang sangat irasional? Bodoh sekali!” Anak laki-laki yang memimpin mereka semua tertawa begitu mendengar kalimat peringatan Reza.

Yang lain juga ikut tertawa bersamanya, memandang Reza dengan jijik seperti cara mereka memandang orang gila dan idiot.

Reza menunduk menarik nafas dalam-dalam dan berkata tanpa daya, “Sepertinya tidak ada cara lain yah..."

Ekspresi wajah anak laki-laki berjerawat dengan cepat berubah. Dia berteriak dengan suara rendah dan berat, “Tentu saja tidak ada cara lain. Kalian semua pukul dia! hancurkan wajahnya! Hancurkan tulangnya sampai remuk dan tidak bisa bangun lagi! “

Tujuh anak lainnya berteriak dengan suara yang dalam dan menerkamnya.

Melihat mereka bergegas ke arahnya, ekspresi wajah Reza perlahan membeku. Ketika anak laki-laki yang sedang berlari di garis depan melemparkan pipa logam ke arahnya, tubuh Reza secara naluriah mundur untuk menghindari serangan dari orang itu.

Dia dengan tenang menghindari dua pipa logam lain yang diacungkan padanya secara berurutan. Dia menghindari hampir setiap serangan dengan gerakan halus namun efektif.

keenam orang yang bergegas ke arahnya secara tiba-tiba merasa sangat heran, mereka tidak pernah menyangka kalau ternyata Reza begitu lincah dengan setiap pergerakannya dalam menghindari serangan dari mereka.

Setelah menghindari serangan mereka, Reza membalas. Di matanya, segala tindakan salah satu dari anak laki-laki itu berlangsung begitu lambat sehingga dia bisa melihat urat biru dan juga rambut lembut mereka berkibar di punggung tangan mereka .

Suara mendesing

Lengannya seperti dua ular berbisa yang menyerang, bergerak dengan kecepatan sangat tinggi. Dia mencengkeram pergelangan tangan dua orang itu dan mengirim mereka terbang.

Keduanya merasa seolah-olah pipa di tangan mereka tersangkut truk yang sedang melaju sedang menarik tubuh mereka. Mereka jatuh dengan kepala lebih dulu ke tanah, merontokkan gigi depan mereka. Darah berceceran dimana-mana. Jeritan yang membekukan darah segera menyusul.

Seorang anak laki-laki kebetulan sedang memegang pipa logam tinggi-tinggi di atas kepalanya saat ini dan hendak menubruk kepala Reza, tetapi dia menyadari bahwa dia tidak dapat mengayunkan pipa itu ke bawah. Seperti terasa macet. Ia lalu mendongak dan dia melihat sebuah tangan besar memegang pipa logam seperti penjepit baja. Tangan itu milik Reza.

Tidak peduli seberapa keras anak laki-laki itu berusaha, pipa besi itu tidak bergeming.

“Lepaskan… Lepaskan!” Anak laki-laki itu menangis ketakutan.

Reza mendengus dan sedikit mereda. Kemudian dia dengan cepat menyambar pipa logam lawannya. Melangkah ke depan, dia memposisikan tubuhnya saat dia membenturkan bahunya ke dada pria itu.

Bam!

Orang itu merasa seolah-olah seekor banteng liar telah menyeruduk badannya, serudukan itu bahakan lebih terasa kuat dibanding serudukan banteng. Setelah diseruduk, Organ internalnya bergetar hebat saat ini. Tubuhnya kehilangan kendali saat terlempar ke belakang. Dia jatuh dengan tabrakan ke tanah yang kokoh tiga atau empat meter jauhnya, tanpa sadar mengeluarkan teriakan yang menyedihkan.

Melihat tiga anak buahnya roboh dalam sekejap, kelopak mata bocah berjerawat itu bergerak-gerak dengan panik. Tiga orang lainnya berdiri terpaku di tempat, ketakutan. Mustahil untuk mengatakan bahwa mereka tidak merasa takut; mereka tidak pernah menduga kalau domba lugu yang siap untuk dibully oleh mereka akhirnya menjadi seekor serigala yang menerkam musuhnya. Mereka tidak tahu kalau Reza yang begitu polos bisa berubah menjadi begitu kejam.

Sambil mendesah, Reza berkata dengan tenang, “Aku dari awal sudah terus mencoba untuk berdiskusi secara baik-baik dengan kalian semua, tapi kalian lenih memiih cara keras untuk membungkamku. Apa memang yang kalian inginkan dengan jauh-jauh datang kesekolah ini? apa yang kalian inginkan dengan menarik keluar beberapa pipa logam untuk menakut-nakuti siswa lain yang ada dilingkungan sekolah ini? Apa kalian ingin mencoba untuk menunjukkan kepadaku kalau kau itu hebat, apa seperti itu maumu? Apa kalian pikir bisa terus menerus menindas orang yang lebih lemah dari kalian?" Tanya Reza dengan tatapam dingin.

"Kalau kalian memang belum pernah tahu bagaimana perasaan orang yang ditindas kalian, kalian pasti akan terus bersikap sombong dan tidak akan mempedulikan bagaimana nasib orang yang kalian sakiti itu. Jadi, sebagai perwakilan dari para korban yang telah kalian bully selama ini, aku akan membalas semua perbuatan buruk kalian yang telah mengusik banyak orang selama ini"

Dia menyeringai kejam, berbicara dengan suara yang nyaring dan kuat.

Jika Reza sebelumnya terlihat seperti agamawan yang sangat mengedepankan kata "maaf", maka penampilan dia saat ini lebih terlihat seperti iblis haus darah yang jahat. Ketiga pria itu, ditambah dengan pria yang menjadi pemimpin mereka, gemetar dan sangat ketakutan sehingga mereka mundur beberapa langkah ke belakang.

Jantung mereka berdegup kencang, dan napas mereka menjadi cepat dan pendek. Mereka begitu gugup hingga mengeluarkan keringat dingin

“Ewil, pergi, Pukk---pukull!!!....pukul dia! “

Anak laki-laki berjerawat itu berteriak dengan suara gemetar pada seorang laki-laki tampan yang berdiri di sampingnya.

Kalau pemimpinnya saja tidak berani menghajarnya, bagaimana mungkin dia bisa menghajar monster itu? Dia mendorong dua orang pria lain yang ada di sampingnya. “Far! Res! pukul dia!”

ketika seseorang yang memilih tingkat hirarki lebih tinggi darinya menyuruh kedepan depan. mereka berdua secara naluriah ingin mundur tetapi merasa takut dengan bos mereka itu, dan mereka juga merasa kalau itu adalah tindakan seseorang yang pengecut. Akhirnya, mereka mengertakkan gigi, menggeram, dan menguatkan diri mereka saat akan bergegas menyerang Reza.

Sebelum pipa logamnya bertemu dengan tubuh Reza, pipa logam di tangan Reza sudah lebih dulu menuju ke leher dua orang itu. Dia memberikan pukulan yang begitu keras dan parah ke leher mereka.

Bam!

Mereka berdua merasa lehernya bergeser. mereka terhuyung beberapa langkah mundur dan jatuh ke tanah. tubuh mereka mengejang tak terkendali.

Dia kejam dan ganas, Bahakan tidak memberikan mereka kesempatan untuk mendaratkan sebuah serangan kepada dirinya.

Reza tanpa ekspresi, matanya dingin dan menatap 2 orang yang tersisa di kejauhan.

Glp!

Bocah berjerawat dan Ewil tidak bisa menahan menelan ludah mereka dengan susah payah. Mereka berkeringat dingin dan menatapnya dengan kaget dan ngeri.

Awalnya, mereka takut. Namun sekarang mereka lebih takut lagi. tubuh mereka membatu. Musuh mereka hampir bukan manusia. Meskipun Tujuh dari mereka adalah seorang atlet, tetap saja mereka bukan tandingannya.

Reza mengambil langkah ke arah mereka.

Keduanya sangat ketakutan sehingga mereka bahkan tidak berpegangan pada pipa logam, yang jatuh ke tanah dengan dentang, sebagai isyarat kalau mereka sudah menyerah kepada lawan mereka.

“Kenapa kalian menjatuhkannya, apa kalian menjadi takut sekarang?”

Reza mendekat ke mereka, selangkah demi selangkah, dengan senyum mengejek di wajahnya.

“Tidak..!Tolong jangan datang kemari....jangan mendekat! Memukul seseorang dengan pipa logam adalah tindakan ilegal. Apa kau tidak takut polisi akan menangkapmu!? Ayolah bro, ini bisa dibicarakan secara baik-baik...” Anak laki-laki berjerawat berkata dengan suara gemetar. membalikkan kata-kata dari Reza diawal sebelumnya.

Reza menyipitkan matanya dan mencibir, “Aku sudah capek memberitahu kalian sebelumnya dan kalian malah menertawakanku, nanti sekarang kau baru memberitahuku bahwa itu ilegal? Apa yang kau lakukan tadi? Andai saja kau mau bicara baik-baik denganku tadi, aku sudah pasti akan bicara baik-baik denganmu juga. " ucap Reza, ia menghiraukan permohonan ampun mereka.

Reza melanjutkan lagi, " apa kalian pikir aku bisa dipermainkan?" kalau kau ingin bermain dan melihat siapa yang lebih kejam diantara kita, maka aku akan menggunakan metode kejam seperti rencana jahat yang kalian buat dan kalian tujukan padaku, maka akan aku gunakan rencana itu untuk membungkam kalian. ”

Setelah mendengar penghakiman Reza, keduanya ingin menangis. Mereka mengambil jurusan Olahraga dan juga bukan seorang siswa biasa, melainkan seorang siswa berprestasi yang masuk kedalam sekolah ini melalui beasiswa olahraga yang menjadikan "Atlet" sebagai tujuan dan akhir dari pencapaian mereka.

"To--Tolong tunggu dulu" Ewil, pemuda berwajah tanpan mencoba menghentikannya.

Mereka memiliki opini yang sangat tinggi tentang diri mereka sendiri di sekolah, mereka mengira kalau diri mereka adalah sosok yang paling hebat dari semua siswa, baik dari prestasi maupun fisik, mereka bertindak seperti mereka penguasa sekolah itu. Tetapi mereka tidak pernah menyangka bahwa akan bertemu dengan musuh alami mereka. Tidak, dia bukan tandingan mereka; dia adalah iblis!

“Kami mohon maaf, kau.... jangan mendekat...!!! jangan dekati kami! ” Ewil berteriak kaget, dan mencoba mundur dari tempatnya berada sekarang

“Minta maaf katamu?”

Reza menggelengkan kepalanya, tertawa getir dan mencibir dengan tenang, “Sudah terlambat!”

Segera setelah dia selesai berbicara, pipa logam di genggaman tangannya terbang ke arah kedua anak laki-laki itu tanpa ampun sedikitpun. Mereka berdua berteriak seolah-olah mereka menjadi samsak yang di brutali dengan ratusan pukulan dari petinju terkuat di dunia.

Di kamar asrama, Aikalin dan Hilmi mengalami pergulatan mental yang menyakitkan, terutama Aikalin. Apakah dia akan berdiam diri saja dan membiarkan orang yang berada di sisinya sejak pertama kali ia memasuki sekolah ini hingga sekarang celaka? Dan juga Hilmi merasakan hal yang sama, sebagai sorang pria yang mempunyai hati nurani, tentu saja dia berempati dengan Reza yang menyerahkan dirinya sendiri. Namun, pada akhirnya, mereka berhasil menaklukkan ketakutan mereka.

“Bencana ini disebabkan oleh ulahku sendiri. Aku tidak boleh begini, aku tidak boleh membiarkan ulah yang kubuat membuat orang lain celaka, aku tidak boleh membiarakan reza dipukuli mereka. Aku akan pergi, aku akan pergi dan melawan mereka dengan semua nafas yang kumiliki. Bahkan pingsanpun hanya menjadi akhir perkelahian yang membuat mereka semua puas, ”Aikalin mengertakkan gigi dan berteriak dengan marah. Dia mengangkat bangku dan bergegas ke atap.

“Kal, tunggu Kal! aku bersiap-siap, aku juga akan ikut bersama denganmu melawan para perundung sialan itu!”

Hilmi yang juga seorang penakut dan telah menunjukkan ketakutannya kepada para murid kelas 3 sebelumnya, kini akhirnya dia berdiri di depan cermin besar dan menampar dirinya sendiri beberapa kali. Dia berpura-pura orang lain memberikan tamparan, dan ini memperkuat keberaniannya dengan bantuan kemarahan ini. Hilmi lalu bertolak pergi untuk Mengambil pel di kamar mandi, dia juga, bergegas ke atap, berteriak dan berteriak sepanjang jalan.

Namun Keduanya tercengang saat mereka bergegas ke atap. Yang terlihatlah bukanlah cahaya perkotaan yang indah dimalam hari, melainkan sesosok manusia yang ajaib.

Reza berdiri di tengah seperti pohon pinus yang lurus dengan pensil, Tujuh orang yang datang untuk membuat masalah semuanya tergeletak di tanah, meratap dalam kesakitan dan kesengsaraan. Pipa logam berserakan di seluruh tanah secara tidak teratur.

" Apa-apaan ini!? Apa yang sedang terjadi?"

"Ini tidak mungkin karena tindakan Reza. iya kan."

Aikalin dan Hilmi hampir tidak bisa mempercayai mata mereka.

“Apa yang kalian berdua lakukan di tempat ini?” Reza melemparkan pipa logam ke tanah dan berjalan ke arah mereka berdua yang berada tepat disamping anak tangga sambil memegang bangku kosong dan satunya lagi memegang alat untuk mengepel.

Aikalin tanpa sadar mengangkat bangku itu. Kami di sini untuk membantumu melawan para preman sialan itu.!

"Betul tuh betul...Aku adalah teman barumu, bro. jadi aku harus membantumu melawan mereka semua. Kalau masalah kecil seperti ini saja tak bisa kuatasi, bagaimana caraku bisa mendapatkan kekasih yang kucintai nantinya?"

Hilmi mengangguk setuju, seperti seekor ayam yang mematuk biji-bijian di atas tanah. Dan tanpa sadar ia juga mengangkat tongkat pel keatas langit guna memperlihatkan keberaniannya dan tekadnya kepada para preman sekolah itu. Tanpa aba-aba, Hilmi melompat ke arah para preman itu dengan pel yang siap menghantam.

Namun Reza muncul dihadapannya dan memegang pel sambil menggelengkan kepalanya, bertujuan untuk memberitahu Hilmi kalau semuanya sudah berakhir dan dia tidak perlu melakukan apapun lagi“Hahaha...kalian akhirnya menjadi berani juga tapi tidak perlu repot-repot. aku sudah bicara secara baik-baik dengan mereka, dan mereka juga sepertinya sudah sadar dan faham akan kesalahan mereka, jadi kalian tidak perlu menghajarnya lagi." Kata Reza.

Reza berbalik dan mengamati ketujuh orang itu, wajahnya cerah dan ceria dengan senyum ramah, tetapi di mata keenam anak laki-laki itu yang secara tiba-tiba dapat membaca arti dari gerak-gerik wajah seseorang, senyuman manis yang berasal dari orang dihadapan mereka itu tidak berbeda dengan seringai iblis. Mereka segera menundukkan kepala setelah bertemu dengan tatapan mata Reza. Mereka tidak berani menatap wajah Reza bahkan untuk sedetik saja,

Para pria yang tersungkur ditanah itu tidak akan pernah melupakan rasa takut ditundukkan oleh orang ini sekarang! meskipun badanya kecil namun berbahaya. Kaki mereka yang remuk akan menjadi saksi abadi dari kekejaman Reza di sore menjelang malam itu. Kesalahan yang mereja buat bukanlah sekedar mencari masalah kepada Reza dengan cara berkelahi, melainkan kesalahan mereka adalah mengganggu Reza yang akan pergi makan malam.

Dan bagaimana Aikalin dan Hilmi bisa percaya bahwa Reza telah “Bicara baik-baik” dengan mereka? dan bagaimana bisa perkelahian berdarah itu bisa disebut "Bicara baik-baik"? Itu bahkan bukan pembicaraan lagi, tapi pendisiplinan kepada kaum lemah Namun mereka bukanlah orang lemah, melainkan seorang murid yang mendapatkan beasiswa melalui jalur olahraga.

“Satu lawan Tujuh orang? Oh My God! Apakah orang ini benar-benar Reza yang kukenal? sejak kapan dia menjadi sehebat ini, bukan hanya dalam permainan game tapi juga dia cakap dalam berkelahi? siapa sebenarnya dia” Aikalin bergumam dan bertanya pada dirinya sendiri, sangat terkejut. selama satu tahun setengah bersamanya ia selalu merasa mengenal siapa Reza dengan baik, namun kejadian hari ini membuyarkan segala hal tentang Reza dipikirannya. Reza benar-berubah dari sebelumnya.

1
Kholik Moh
Janda sebelah rumah gak tuh 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!