NovelToon NovelToon
Cinta Tersembunyi Sang CEO

Cinta Tersembunyi Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / CEO / Pengasuh / Pelakor jahat
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jeprism4n Laia

Seorang Presdir Perusahaan dikota Medan, dia pergi meninggalkan perusahaannya selama beberapa tahun lamanya, dia memilih untuk
mengasingkan diri disebuah Kuil.

Setelah beberapa tahun dia kembali dengan perubahan yang yang sangat besar, dia mampu menjadi Dokter Tradisional dan mampu seni bela diri.

Semoga para pembaca bisa terhibur dengan cerita ini. Terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Kakak Rudi Kaki Tangan Martin Sidabutar

Setelah memberikan perintah, Pak Jun menyandarkan punggungnya dikursi kerjanya, kemudian dia meraih Ponselnya diatas Meja. Pak Jun melakukan panggilan telepon kepada seseorang.

“Hallo James, kau lagi dimana sekarang?” tanya Pak Jun setelah sambungan telepon terhubung.

“Saya lagi diKota XX Pak Jun” jawab James diseberang telepon.

“Kau selidiki .... Bla bla bla” kata Pak Jun menjelaskan pokok permasalahannya kepada James, dan tidak lama setelah itu, sambungan teleponpun terputus.

“Semoga saja pelaku itu cepat dapat dan akan dikirim dia kedalam penjara bawah tanah” Ujar Pak Juni dengan memang handphonnya dengan keras.

Dimansion Keluarga Laia.

Farel berjalan keluar rumah, dia ingin jalan-jalan disekitar rumahnya, dengan pakaian biasa dia berjalan menelusuri jalan pinggiran kota.

Dari arah berlawanan, seorang wanita cantik dan anak kecil yang berusia sekitar 3 tahun sedang berjalan santai, dengan sang wanita memegang tangan anak kecil tersebut.

Tiba-tiba dari arah belakang mereka sedang berjalan, ada sebuah truk yang mengemudi tidak tentu arah, kalau dilihat dengan teliti sang pengemudi truk tersebut sedang dalam keadaan mabuk parah. Sehingga dia tidak lagi peduli dengan kondisi disekitarnya.

“Awas!” Teriak Farel kepada sang wanita dan anak kecil itu, dengan kecepatan tinggi Farel melesat kearah sang anak dan Wanita itu.

Farel berlari bagaikan sekilas cahaya, sehingga dalam hitungan detik dia sudah meraih anak kecil bersama wanita itu.

Farel meraih mereka dan langsung terjatuh kepinggir trotoar, yang membuat kaki sang wanita terkilir dan terasa sakit.

“Waduuh, sakit!” Ringis sang wanita dengan memegangi kakinya yang terkilir.

Farel langsung memegangi kaki sang wanita untuk dilakukan pertolongan pertama, setelah itu dia bangkit berdiri dan melihat sang supir berjalan sempoyongan kearah mereka.

“Hei! Kau! Kau mau cari mati ya! Berjalan ditengah jalan sembarangan!” Bentak sang Supir dalam keadaan Mode marah.

“Plaak” suara tamparan terdengar nyaring, ketika Farel melayangkan sebuah tamparan diwajah sang supir.

“B”jingan kecil! Kau berani memukulku, kau sudah bosan hidup ya!” teriak sang supir dengan mata yang memerah menatap tajam kearah Farel.

“Plak, Plak Plak” lagi dan lagi Farel langsung menamparnya secara bertubi-tubi, tanpa menghiraukan ocehan sang Supir yang sedang mabuk.

Wajah sang supir langsung membengkak seperti wajah babi setelah dia mendapatkan tamparan keras dari Farel, yang membuat giginya copot 2 butir.

“Sialan! Kau berani denganku, kau tidak tau siapa aku” Teriak sang supir dengan matanya yang sudah tidak bisa melihat lagi.

“Saya tidak butuh identitasmu, yang jelas kau hampir menghilangkan nyawa orang” Ucap Farel dengan nada dinginya.

“Ciuuih” Sang Supir meludah didepan Farel. Kemudian langsung mendekat kearah Farel dan langsung melayangkan sebuah bogeman keras kearah Farel.

“Bruk, Boom” suara retakan tulang terdengar, ketika tangan sang supir terkilir dan Farel langsung memberikan serangan balik.

“cik, diambang kematian kau masih saja mengoceh, lebih baik kau siapkan hidupmu untuk menuju alam baka” ucap Farel dengan menendang perut sang supir tanpa pikir panjang.

Sang Supir langsung tersungkur ketanah dengan kedua tangannya memegangi perutnya, dia mengerang kesakitan.

“Kau! Dasar B”jingan Kecil, kau berani melakukan ini padaku, Kau tunggu saja balasanku” Teriak Sang Supir yang langsung meraih ponselnya dan melakukan panggilan telepon.

Farel hanya bisa menghela nafas, ketika dia melihat tingkah sang supir yang bersikap arogan.

“Saya masih disini, cepat kau panggilkan yang menjadi pahlawanmu itu!” Ujar Farel ketus dengan tatapan tajamnya.

Melihat Sang Supir melakukan panggilan telepon dengan nada mengancam, Sang Wanita mendekati Farel dan langsung menyuruh Farel unutk pergi.

“kak, kalau bisa ayo kita tinggalkan tempat ini, dia sedang memanggil orang lain, saya takut akan terjadi masalah besar, lagian saya dan anak itu tidak kenapa-napa” pintanya dengan wajah penuh kekhawatiran.

“Heem, tidak masalah, silahkan kalian pergi saja, tinggalkan saya disini” Ucap Farel dengan santai sambil menyilangkan tangannya didada.

“Oh, Tidak! Kakak begini karena menyelamatkan kami, tidak mungkin kami meningglakan kakak begitu saja” Ujar Sang Wanita dengan perasaan khawatir.

“Sudahlah kau jangan khawatirkan aku, aku bisa jaga diriku sendiri” Ucap Farel dengan enteng.

“Sebaiknya kau pergi sekarang, bawalah anakmu itu, biarkan saya membereskan orang itu” Lanjutnya lagi sambil melihat kearah sang supir.

“Em, i, itu..” Ujar Sang Wanita terpotong, ketika segerombolan berpakaian hitam datang dengan menggunakan motor moge.

“Apakah kau berani pergi!” Ujar Sang Supir dengan nada arogannya, dia berjalan kearah Farel dengan gaya Arogannya.

“Siapa yang berani menindasmu Kakak Ketua!” Ucap seorang preman yang berbadan besar, dengan memakai kacamata hitam.

Sang Supir langsung mengarahkan pandangannya kearah Farel, yang langsung dimengerti oleh Sang Preman.

“Kau ternyata Bocah Kecil! Beraninya kau tindas kakak Rudi, apakah kau tidak kenal dengan kakak Rudi! Kakak Rudi adalah Kaki tangan Bos Martin” Ucap dengan menyunggingkan bibirnya dengan perasaan mengejek.

Farel hanya mengangkat sebelah alisnya, ketika dia mendengar nama Martin disebutkan untuk menakutinya.

“Apakah dia pantas untuk membuatku gemetar?” tanya Farel dengan santai.

“Pufft, Kau memang keterlaluan Bocah Si4lan, kau sudah bosan hidup ternyata” bentak sang Preman dengan kesalnya.

“kalian! Patahkan kakinya dan suruh dia berlutut dihadapan Bos Martin, dia sudah berani meremehkan bos Martin” Ucapnya dengan memerintah seluruh anak buahnya.

“Serang!!” ucap mereka serempak.

Para bawahan preman itu langsung melesat kearah Farel, yang membuat Farel mengeluarkan sedikit energi Qinya.

Farel melihat kearah sekitar, dia maju menghadang para preman itu untuk melindungi sang wanita bersama anaknya.

Farel memasang kuda-kuda bertarungnya dengan kuat, dia langsung memberikan bogeman kuat kepada preman itu satu persatu.

Farel langsung meraih tangan preman itu dan langsung menamparnya dengan keras, sampai dia terhempas jatuh ketanah.

Preman yang lain datang untuk menyerang, namun Farel langsung memukul dengan menggunakan tenaga dalamnya, yang membuat beberapa orang terpental kebelakang dan langsung berserakan kemana-mana.

Dalam hitungan menit seluruh preman sudah tersungkur ketanah dengan tanpa tenaga lagi, mereka semua bagaikan udang goreng yang sedang mengerang kesakitan.

Tanpa menunggu lama, Farel langsung melesat kearah Rudi dan memberikan sebuah tendangan tenaga dalam yang sangat keras, yang membuat Rudi pingsan seketika.

Begitu juga dengan preman yang memakai kacamata, dia langsung merasakan seluruh organ dalamnya hancur ketika dia mendapatkan bogeman keras dari Farel.

“Kau! Siapa kau sebenarnya, apakah kau Dewa Hades yang menyamar didunia?” tanya Preman Kacamata yang terbaring lemah ditanah.

“Kau tidak pantas untuk tau siapa aku, yang jelas kedepannya kau harus hati-hati menghadapi musuh” Ujar Farel memberikan ultimatum.

Setelah merasa tidak ada lagi lawan untuk di bereskan. Tanpa menunggu waktu lama, Farel membawa wanita tadi bersama anaknya pergi dari tempat itu.

“Sepertinya situasi sudah aman nona, kalian boleh pergi sekarang” ucap Farel dengan santai, sambil mengusap rambut sang anak.

“terimakasih kak, kalau boleh tau nama kakak siapa?” tanya Sang Wanita dengan penasaran, dia harus tau nama pahlawannya hari ini.

“Namaku Farel Laia” ujar Farel singkat, dan dia langsung pergi dari tempat itu karena tiba-tiba Hpnya berbunyi.

Sambil berjalan, Farel mengangkat Teleponnya “Hallo ada apa pak Jun?” tanyanya dengan santai.

“Presdir, semua masalah di Perusahaan sekarang sudah terselesaikan, dan dalam hitungan menit, sudah banyak perusahaan lain yang ingin menawarkan kerjasama, dan ingin menanam saham diperusahaan kita” Ujar Pak Juni dengan persaan bahagia.

“Apakah Presdir ada pendapat lain terkait hal ini?” Ucap lagi.

“hemm,, jalankan sesuai dengan semestinya pak jun, harus sesuai dengan aturan perusahaan” Jawab Farel dengan santai, sambil memasukan tangan kirinya dikantong celananya.

“Presdir, saya sudah pecat dan blacklist kariawan yang sudah melakukan demonstrasi tadi pagi diloby kantor” Ucap Pak Juni dengan meminta saran dari sang Presdirnya.

“Pak Jun seharusnya tidak buru-buru untuk melakukan hal itu, mereka pasti punya alasan lain untuk melakukan Demonstrasi dikantor, seharusnya ada orang dibalik kejadian tersebut, itulah yang harus diselidiki” ucap Farel dengan santai, memberikan masukan kepada pak Juni.

Diseberang telepon Pak Juni merenungi perkataan Farel padanya, pemikirkan Farel memang sangat Profesional dan masuk akal, kenapa dia tidak kepikiran tentang hal itu.

“Baik, Baik Presdir, saya akan lakukan sesuai dengan petunjuk Presdir, maafkan saya yang sudah mulai tua ini, tidak bisa berpikir luas” kata Pak Juni dengan merasa bersalah.

“Jangan terlalu gegabah untuk mengambil sebuah kesimpulan pak Jun, kita harus melihat efek dari sebuah perbuatan, kasihan mereka yang sudah lama bekerja diperusahaan, hanya dengan sebuah kesalahan kecil mereka menanggung akibat besar” Tutur Farel dengan memberikan masukan yang baik.

Setelah selesai dengan teleponnya Farel melanjutkan langkahnya untuk kembali kerumah, suasananya hatinya untuk jalan-jalan hari ini suda hancur, karena perbuatan Rudi dan Preman jalanan tadi.

Waktu berjalan begitu cepat, Alex merasakan sakitnya sudah sangat membara, sampai-sampai dia tidak bisa lagi duduk, dia hanya bisa terbaring diatas kasurnya.

“Kenapa Ayah tidak keluar bi? Cepat panggilkan dia” tanya Lili dengan penasaran dia sudah menunggu sang suami untuk sarapan bersama.

“baik nyonya” ujar pelayan itu dengan hormat, dan langsung dia berlalu pergi.

“Dasar Tua Bangka, Mati saja kelamaan” Ucap Lili kecil ketika sang pelayan sudah pergi untuk membangunkan sang Tuannya.

1
Ahmad Zaenuri
Luar biasa
bang Emon: makasih ya
total 1 replies
Tiary91 gaho
tetap semangat ya thor
Was pray
kl tiara ditilik dari sifatnya yg kurang hati2 dan matre pasti jln keluar yg dipilih dari permasalahan perusahaan suaminya. mencari laki2 kaya yg mau dijodohkan dengan chika. alias menjual chika untuk mencari harta.
bang Emon: iya benar..
makasih ya
total 1 replies
Was pray
ibunya chika tipe orang yg gampang terperdaya dan ditipu kayaknya
Was pray
lanjut thor ...👍👍
Was pray
dokter damian terlalu banyak komentar sebelum melihat hasil dari pengobatan farel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!