NovelToon NovelToon
Rujuk

Rujuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Angst / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan masa lalu.

Mereka masih diam dimeja sembari melihat jendral dan rijal yang sudah semakin memanas. Sayup-sayup suara jendral terdengar jelas ditelinga mereka.

Naura meremas tangannya, entah kenapa ia merasakan firasat buruk yang akan terjadi.

" Gue gak percaya sama lo" ujar jendral dengan lantang.

" Rumah sakit lo itu banyak bohongnya, lo sengaja kan biar gak mau dituntut" ujarnya lagi.

Terlihat rahang jendral mengetat juga tangannya yang terkepal.

" Gue gak tahu jen, itu karena sampel yang tertukar bukan laboran rumah sakit gue" bantah rijal menatap jendral tak kalah tajam.

Bugh

Jendral menghajar mantan temannya itu seolah kesabarannya habis. Tak mau kalah rijal yang sempat ambruk pun bangkit dan melayangkan pukulan, sayangnya dihalangi oleh hanan.

" Jangan berani menghajar bos saya" ancam han dengan bariton yang menggelegar membuat rijal menelan salivanya berat.

Bagaimana ia bisa menghajarnya? Jendral dilindungi anak buahnya. Sementara ia hanya sendirian.

" Sialan lo jen! dari dulu selalu berlindung di ketiak emak elo" sindir rijal dengan tatapan sinis.

" Bahkan tanpa dia pun elo gak bisa menghajar gue jal " sindir balik jendral, lalu berseringai.

" Ayo kita pergi han" ajak jendral pada anak buahnya, namun suara rijal menghentikan langkahnya.

" Bagaimana dengan naura yang elo gauli itu? Elo tahu gak dia hamil, anaknya laki. Udah ketemu sama anak elo?" ujar rijal dengan lantang.

Reva menatap naura yang tiba-tiba menatap rijal tajam, bahkan tangannya gemetar kemudian mengepal mendengar ungkapan lelaki itu.

Jendral mengepalkan tangannya lagi tubuhnya pun berbalik, dan tanpa babibu ia menghajar rijal dengan brutal. Rijal pun melawan dan mereka mulai berkelahi, tak peduli ada dimana mereka kini.

Suara jerit pengunjung lain menggema diruang itu, kala jendral semakin brutal menghabisi rijal. Dan saat jendral melayangkan pukulannya kembali han menghentikannya. perkelahian itu membuat rungan menjadi ricuh.

Satpam datang dan ikut menghentikannya, namun kepalan tangan jendral menggantung seolah tak ingin peduli dengan orang yang menghentikannya.

Amarahnya membuncah dan menjalar ke setiap ototnya untuk meluapkan segala kekesalannya, pada pria di tangannya.

Yang ia inginkan sekarang adalah menghabisi pria yang menjadi otak kesialannya.

" Cukup jendral!" suara naura membuat semua orang menoleh.

Wanita itu berjalan mendekati kerumunan, dengan temannya yang mengekorinya dari belakang.

" Naura!" gumam jendral yang langsung menghentikan perkelahian itu, kepalan tangannya meregang bersamaan dengan wajahnya yang terkejut.

" Jangan mengotori tanganmu lagi !" ujar naura menghentikan aksi jendral yang semakin tak terkendali itu.

" Ia sudah menjebak kita naura, dia orangnya yang memberiku minuman hingga membuatku gila malam itu" sahut jendral yang hendak kembali melayangkan pukulan.

" Aku bilang cukup jen" titah naura dengan nyaring.

" Jangan membuat gala malu, dengan menghajar orang" ujar naura lagi, membawa nama anaknya sebagai alasan untuk menghentikan tindakan jendral.

Tangan jendral pun meregang ia menghempaskan kerah jas rijal dengan kasar. Jendral berdiri dan begitu pun rijal dengan dibantu wanita cantik itu dan satpam.

" Jadi pawang lo masih naura ya jen, gak pernah berubah" sindir rijal tak peduli lagi jika jendral menghajarnya kembali.

" Diam kamu jal!" bentak naura menatap ke arah rijal.

" Sekarang aku tahu kenapa kau meminta perjodohan dengan reva, karena rumah sakit orang tuamu sedang goyah kan" ungkap naura dengan lantang.

" Rumah sakit yang dipenuhi bandar korupsi itu dan adikmu yang koma itu, harusnya kamu sadar bahwa itu adalah karma" ujar naura berseringai.

" Ayo reva! Aku akan menjadi saksi agar perjodohan kalian dibatalkan" ajak naura menarik tangan temannya.

Reva yang dari tadi diam dengan mulut menganga, segera mengikuti kemana arah pergi temannya itu. Setelah membayar minuman dan camilan mereka keluar dari tempat itu.

Begitu pun jendral dan han yang pergi meninggalkan resto tersebut. Diluar lelaki itu melihat mantannya yang hendak masuk ke dalam mobil.

" Naura !" panggil jendral berjalan cepat menuju wanita itu.

" Dari mana kamu tahu soal rijal tadi?" tanya jendral, setelah berada di hadapan naura.

" Dari alumni saat reunian, aku fikir cuma rumor dan ternyata benar" jawab naura dengan datar.

" Oh begitu, aku fikir kalian dekat" ucap jendral mengira.

" Kalo aku dekat dengannya, kenapa?" tanya naura memicingkan matanya ke arah.

" Tidak! Tidak apa-apa" sahut jendral.

Naura masuk kedalam mobil dan berpamitan dengan jendral. Mobil pun melaju meninggalkan lelaki itu.

" Bos pak yus menghubungi" ucap han yang mendekati jendral.

Jendral meraih ponsel miliknya dari tangan hanan dan menggeser tombol hijau di aplikasi chating itu. Setelahnya menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya.

" Hallo pak yus" sapa jendral.

" Pak jen bagaimana dengan bu naura? Apa bisa kita jadikan saksi" tanya pak yus disebrang sana.

Jendral melupakan hal itu padahal ia bertemu naura beberapa hari ini. Bahkan tadi ia masih mengobrol dengan mantan istrinya itu.

" Iya pak, saya lupa soal itu. Nanti saya kabari" jawab pria itu memejamkan matanya karena baru mengingatnya.

" Baiklah kalo begitu" ucap pak yus.

Sambungan telepon terputus jendral kembali kekantornya bersama hanan.

...****************...

Sementara di panti asuhan, pak yus meminta tanda tangan bunda astrid untuk mendapatkan dana pemerintah. Dimana dana itu hanya diperuntukan kebutuhan panti yang merawat anak-anak terlantar atau yatim piatu.

" Oh iya bu, bagaimana dengan bu naura? Apa dia mau menjadi saksi perceraian pak jendral?" tanya pengacara kondang itu sambil melipat kembali berkas pengajuan tersebut beserta bolpoinnya.

" Astagfirullah pak saya lupa, maaf. Padahal semalam ia pulang sebentar, duh gimana jadi gak enak ini" ucap bunda dengan wajah tak nyaman.

" Gak apa-apa bu, kalo begitu saya minta no ponsel bu naura saja biar saya yang bicara." pinta pak yus dengan tersenyum ramah.

" Baiklah pak" ucap bunda sambil merogoh ponsel jadul di saku gamisnya.

" Ini pak!" ucap bunda menyodorkan ponsel miliknya pada pengacara jendral itu.

Pak yus mencatatnya dengan teliti agar tak salah sambung.

" Baik, kalo begitu saya pamit undur diri bu mau kekantor" ucap pak yus yang mengatupkan kedua tangannya pada wanita paruh baya yang memakai kerudung hitam itu.

Begitu pula bunda astrid membalas salamnya dengan senyum ramah.

Bunda astrid pun masuk ke dalam rumahnya, setelah melihat mobil pak yus sudah melaju dan keluar dari pekarangan rumah.

Saat melewati ruang kelurga, wanita paruh baya itu melihat jena yang tengah melamun dikursi tamu dengan memeluk lututnya.

Anak perempuan itu menjadi murung, sejak kejadian jendral dan naura berdebat dihadapan mereka. Jendral sudah menjelaskannya, namun seolah tak menerima jena menjadi acuh pada lelaki yang sempat ia kira ayah kandungnya.

" Jena ... Kamu kenapa nak? Sudah cuci sepatu sekolah kamu belum?" tanya bunda astrid yang langsung duduk disamping anak perempuan itu.

Jena menoleh sebentar, lalu kembali menundukkan kepalanya. Anak itu diam tak ingin bicara.

" Nenek kan sudah jelaskan kalo om jendral itu bukan papa kandung jena, tapi papanya gala jena harus terima. Jangan murung terus akur lah dengan saudara mu yang lain" ucap bunda astrid sambil mengusap puncak kepala jena.

" Kenapa mamah sama papa jena meninggal nek? Apa mereka tak sayang sama jena? " tanya anak itu yang kemudian terisak dan menangis.

" Saat besar nanti kamu cari tahu jawabannya, sekarang kamu nikmati aja masa mudamu bermain dan belajar bersama saudaramu yang lain. Ya" ucap wanita paruh baya itu dengan lembut sambil menghapus air mata anak perempuan itu.

Bruk

Suara jatuh mengagetkan keduanya.

" Suara apa itu?" tanya bunda yang mengerutkan alisnya.

" Dari belakang kayanya nek" sahut jena yang ikut terkejut.

1
Vajar Tri
jangan ada pencurian Thor kasian panti asuhan 🥹🥹🥹🥹🤧🤧🤧
Vajar Tri
penasaran aku loh 🫣
Saidah_noor: dukung terus ya kakak ...
total 1 replies
Vajar Tri
😱😱😱😱 jadi Karena kebakaran mereka terpisah 🥹🥹🤧🤧🤧
Happy Kids
tapi tega sama gala wkwkwk
Happy Kids
ah smakin ruyam kl rahasia rahasiaan
Happy Kids
kok jd punya jena yg positif y?
Saidah_noor
makasih kaka...🥰
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Sara Budi
hii... cerita kamu bagus💙
jgn lupa mampir ceritaku yaa
Sara Budi: hot summer boyz
Saidah_noor: judulnya apa? lain kali mlipir...
total 2 replies
Lala
lanjuuuut
Vajar Tri
seperti biasaa aku diam tak bicara 🤭🤭🤭🤭 kasih kesempatan lahk please 🥹🥹🥹
Vajar Tri
lanjut Thor 🥳🥳🥳
Ponikem Pemalang
lanjut thor.....
semangat up thor...
Saidah_noor: makasih kaka...🥰
total 1 replies
Vajar Tri
lanjut Thor 🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
🫣🫣🫣 thor jangan bilang kalau mereka sebenar nya kembar
Vajar Tri
eh lampir sini Luh w bikin pecel ayam 😤😤😤
Vajar Tri
OOO Biang kerok nya di lampir 😤😤😤😤
Vajar Tri
ohohoyyy jen baik2 lahk bicara nya gak sah pake urat sama nada tinggi .... 🤨🤨🤨
Vajar Tri
uwahhhh lanjut Thor penasaran aku loh
Vajar Tri
jujurlah pada jendral 🥹🥹🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!