Misteri Kehidupan Kedua Lisa

...----------------...

Di dalam sebuah bangunan perkantoran yang terlihat sangat sibuk dengan para pekerjanya.

MRB Company nama perusahaan yang beberapa tahun terakhir banyak dibicarakan banyak orang.

Perusahaan yang dipimpin oleh putra pertama keluarga Black.

Sang pewaris seluruh kekayaan keluarga tersebut.

Siapa lagi kalau bukan Maxwell Romero Black.

Pria tampan yang masih berumur 28th tersebut setelah terlihat membicarakan tentang hal penting bersama salah satu orang suruhannya.

Di ruangan pemimpin perusahaan, Max menyimak penjelasan dari orang suruhannya tentang tugas yang ia berikan.

" Baiklah kalau begitu, kau bisa pergi."ucap Max yang menyuruh orang suruhannya untuk meninggalkan ruangannya.

Setelahnya di ruangan tersebut hanya ada Max seorang.

" Tak ku sangka ternyata dia bisa menyadari jika sedang dibuntuti." gumamnya.

sebenarnya Maxwell lah yang telah menyuruh orang untuk membuntuti Laura.

" Sepertinya tunangan ku itu memiliki banyak rahasia yang belum aku ketahui."

Maxwell memikirkan banyak keanehan dari tunangan nya itu, bagi Maxwell yang menjadi tunangan Laura dirinya pastinya sudah menyelidiki semua hal yang dilakukan Laura bahkan hal sekecil apapun itu.

Tapi baru sekarang dirinya mengetahui jika Laura yang terlihat ceroboh ternyata bisa se waspada itu.

Bahkan orang orang suruhannya yang selalu berhasil saat penyamaran bisa dengan mudah diketahui oleh Laura .

" Lebih baik aku menemuinya sendiri saja."

...****************...

Di kelas yang dituju Laura .

Laura memasuki kelas tersebut dengan wajah datarnya.

Mahasiswa yang lain hanya melirik kearah Laura karena takut berurusan dengan Laura yang sangat angkuh.

Laura duduk di bangku persis di sebelah jendela, ia duduk dengan santai dan terlihat sedang membuka sebuah buku novel untuk ia baca.

Namun suasana hening di kelas tersebut semenjak kemunculan Laura setelah empat hari tidak masuk.

secara tiba-tiba terdengar suara cempreng dua gadis yang berlari menghampiri Laura yang masih fokus pada bukunya.

" OMG... Laura..!!, kamu sudah masukkk..!!" ucap seorang gadis seusia Laura .

Terlihat juga seorang gadis lain yang berjalan di belakang gadis yang berteriak itu.

Laura sendiri hanya menaikkan sebelah alisnya saat melihat kedatangan dua sahabat Laura asli.

Kedua gadis tersebut bernama Fiola Arteta dan Julia Louise.

Gadis yang berteriak adalah Fiola Arteta putri keluarga Arteta yang juga keluarga pebisnis di bidang fashion.

Julia Louise sendiri juga berasal dari keluarga kaya sama seperti kedua temannya, walaupun bisnis keluarga nya tidak sebesar keluarga Hill atau Black.

" Hi girls..!" sapa Laura seadanya dan terlihat sedikit kaku tidak seperti biasanya.

Kedua sahabat Laura duduk di depan dan samping bangku yang ditempati Laura .

" Astaga kau benar-benar membuat aku khawatir Laura , kenapa kamu tidak ada kabar selama empat hari kemarin ?." cerocos Fiola yang terlihat sudah sangat merindukan kehadiran Laura .

" Itu benar, apa kamu sakit ?" sahut Julia.

Laura hanya tersenyum tipis dan menjawab seadanya.

" Yah, aku demam." sahut Laura yang menyembunyikan kejadiannya aslinya.

Bisa malu Laura jika sampai orang lain tau jika Laura yang asli melakukan bunuh diri.

" What's...!!, kamu sakit..!!" kembali suara melengking Fiola berteriak heboh.

Sampai sampai Laura harus menutup telinga nya.

" Astaga Fio, Bisa tidak suara mu dikecilkan sedikit." sahut Julia yang juga merasa telinga nya sakit.

" hehehe.., sorry baby." jawab Fiola.

Laura sendiri terlihat hanya menggelengkan kepalanya.

Ketiga gadis tersebut kembali bercengkrama membicarakan banyak hal entah soal fashion keluaran terbaru atau konser beberapa penyanyi ternama yang akan digelar di kota mereka.

Sebenarnya lebih tepatnya hanya Fiola dan Julia yang saling bergosip, karena Laura hanya diam sambil memperhatikan pembicaraan Fiola dan Julia.

" Ternyata beginilah kehidupan gadis remaja normal sesungguhnya." ucap Laura dalam hatinya.

Tentunya Lisa dahulu tidak pernah merasakan masa-masa menjadi gadis remaja seperti kebanyakan.

Sejak remaja Lisa sudah menerima banyak misi pembunuhan atau meretas sebuah sistem komputer perusahaan perusahaan besar.

" Sepertinya ini cukup menyenangkan bagi ku."