Shiza, murid pindahan yang langsung mencuri perhatian warga sekolah baru. Selain cantik, ia juga cerdas. Karena itu Shiza menjadi objek taruhan beberapa cowok most wanted di sekolah. Selain ketampanan di atas rata-rata para cowok itu juga terlahir kaya. Identitas Shiza yang tidak mereka ketahui dengan benar menjadikan mereka menganggapnya remeh. Tapi bagaimana jika Shiza sengaja terlibat dalam permainan itu dan pada akhirnya memberikan efek sesal yang begitu hebat untuk salah satu cowok most wanted itu. Akankah mereka bertemu lagi setelah perpisahan SMA. Lalu bagaimana perjuangan di masa depan untuk mendapatkan Shiza kembali ?
“Sorry, aku nggak punya perasaan apapun sama kamu. Kita nggak cocok dari segi apapun.” Ryuga Kai Malverick.
“Bermain di atas permainan orang lain itu ternyata menyenangkan.” Shiza Hafla Elshanum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn rira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Denial
Guys…
Hari ini teman kita Candra nggak masuk sekolah karena sakit, kemarin Candra di bawa ke rumah sakit dan sekarang masih dalam perawatan. Terimakasih juga buat Shiza sama mama nya sudah bawa Candra ke rumah sakit. Rencananya hari ini kita mau jenguk sepulang sekolah ada yang mau ikut. Uang kasnya aku beliin buah tangan untuk Candra yang mau ikut isi list nama nya ya nanti kita kumpul di parkiran.
Shiza menarik nafas panjang di dalam mobil, setelah membaca isi pesan grup dari ketua kelas. Karena lelah ia tidak ke rumah sakit tadi malam setelah mendapat kabar kalau Candra dirawat.
“Kenapa?” Mama Adina menoleh sambil fokus mengemudi.
“Teman-teman kelas ngajak jenguk Candra, aku boleh ikut ‘kan?”
Mama Adina tersenyum. “Boleh, nanti berangkat sama siapa kalau kesana?” Wanita paru baya itu cemas karena Shiza belum hafal jalan.
“Nanti nebeng teman di kelas deh, mereka banyak bawa kendaraan sendiri.”
“Ya udah hati-hati nanti.”
Roda empat itu berhenti tepat di depan gerbang. Iris mata Shiza bisa melihat Chio berdiri bersama anggota osis lainnya. Shiza melabuhkan kecupan lembut di punggung sang mama sebelum memijak kaki di atas tanah. Gadis itu tersenyum ketika netranya bertemu dengan Chio.
“Selamat pagi Shiza.”
“Pagi Chio.”
“Oke, kamu bisa masuk.” Chio mundur selangkah memberi jalan.
Shiza mengayunkan kaki, wajahnya cantik seperti biasa. Banyak mata memandang penuh kekaguman. Kenapa ada gadis secantik itu. Aroma parfumnya tinggal di belakang membuat orang menerka-nerka, merk apa yang ia pakai.
“Shiza.” Aysela berlari mengejar langkah sahabatnya itu. “Sudah buka pesan grup ?”
“Sudah.”
“Kamu ikut?” Aysela mengimbangi langkah. Rambut sebahunya hari ini dicepol ke atas semakin menambah keimutan pada wajahnya.
“Ikut, tapi nanti rencananya nebeng temen yang bawa motor.”
“Sama aku juga kayaknya nebeng juga. Kapan kita bisa bawa motor sendirian ya.” Aysela sangat ingin pergi sendiri berhubung mamanya begitu posesif akhirnya setiap hari diantar jemput.
“Kalau aku di bolehin aja tapi masalahnya aku nggak bisa naik motor.” Shiza terkekeh.
Aah kenapa Shiza semanis itu
Calon ibu anak-anak aku tuh
Sok cantik banget sih
Emang cantik kali !
Adem banget lia mereka yang satu imut satu nya lagi manis.
“Kenapa pesan chat aku diabaikan?”
Shiza refleks menghentikan langkahnya karena seseorang menghadangnya di depan. Entah dari mana datangnya Ryuga dan Dariel tiba-tiba menyalip langkah dan berdiri di depannya.
“Pesan chat ?” Shiza mencoba mengingat siapa saja yang mengirim pesan kemarin. “Ah, itu nomor kamu yang bilang masa depan kamu ?”
Kuping Ryuga seketika merah antara malu dan juga salah tingkah ditatap dalam oleh Shiza. “I—iya, jangan tatap aku kaya gitu.” Ucapnya berusaha menguasai diri.
“Kuping kamu merah.”
“Iya merah oleh kamu natap aku dalam banget.” Bibir Ryuga berkedut tipis ingin tersenyum. “Kalau di liatin kamu kaya gitu, disini.” Pemuda itu menunjuk dadanya sendiri. “Ada yang berdebar terus ada yang meletup-letup juga.”
Shiza tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya begitu juga Aysela dan Dariel. Seorang Ryuga terlihat alay di depan Shiza. Apa benar Ryuga hanya ingin menaklukan si cantik saja atau memang ada perasaan serius yang terpendam di hatinya.
“Aku mau ke kelas, sebentar lagi masuk.” Shiza meminta jalan secara halus.
“Tunggu dulu, kamu sudah save nomor aku ? Siapa namanya ?” Cecar Ryuga tidak sabar. “Coba lihat.” Tangannya terangkat meminta ponsel Shiza.
“Sorry aku nggak sembarangan ngasih liat hp aku ke orang lain.”
Ryuga menekan pipi dalamnya dengan ujung lidah. Perkataan Shiza sedikit menyentil hati mungilnya. Orang lain, Shiza masih menganggapnya orang lain setelah beberapa hari ini hadis itu sekolah di sana. Wah, harus di kasih paham nih anak. Batin Ryuga bicara kesal. “Shiza Hafla Elshanum, kamu masih anggap aku orang lain ? Kita satu sekolah loh cuma beda kelas doang. Itu artinya kita teman satu sekolah, cantik ! Ah, hati lembut ku tersakiti Shiza.”
Dariel tidak bisa menahan tawanya. “Ryu, itu artinya usaha kamu kurang keras.”
“Maksudnya ?” Aysela memicing mata curiga. Para most wanted ini tiba-tiba mengakrabkan diri pada sahabatnya. Sementara selama ini mereka begitu pemilih, apa karena Shiza cantik. Tapi cewek cantik juga banyak di sekolah itu.
“Aysela jangan gitu liatnya nanti aku jatuh cinta emang kamu mau tanggung jawab?” Dariel tersenyum lembut sampai matanya menyipit.
“Salah sendiri kenapa punya hati murahan.” Cibir Aysela kejam.
“Ada apa nih?” Adel datang dari arah belakang. Melihat orang bergerombol ia jadi penasaran. Langkahnya sangat cepat saat mengenali tas kedua sahabatnya. “Ah ada Ryuga, h—hai.”
“Kamu kenapa sih gagap ngomongnya.” Aysela menoleh ke samping disertai tatapan menyelidik.
“Aku grogi kalau berhadapan dengan orang tampan.” Adel tersenyum malu menyelipkan rambut di belakang daun telinga.
“Shiza buruan, liat hp kamu.” Ryuga masih membahas perihal namanya di kontak Shiza.
“Aku belum simpan nomornya.”
“Apa ?!” Ryuga benar-benar kesal sekarang langkahnya maju mendekat. Tatapannya berubah sedikit tajam. “Terus si Candra-candra itu nomor nya kamu simpan pake nama apa ? Sayangku, cintaku, ayank, lovely !” Sambungnya meluapkan kekesalan.
“Kamu kenapa ?!” Intonasi Shiza sedikit tinggi terbawa suasana setelah Ryuga membawa nama Candra. “Jelas saja aku simpan nomor Candra karena sekelas. Nggak cuma dia semuanya termasuk Chio.”
Mulut Ryuga terbuka. “Chio !”
“Kenapa aku ?” Pemilik nama itu merasa heran terbawa dalam pembahasan. Ia baru saja selesai tugas. “Kalian nggak dengar bel masuk.”
Shiza menggeser langkahnya lalu pergi meninggalkan gerombolan itu. Aysela dan Adel juga ikut pergi. Sementara Ryuga masih belum terima. Tatapannya terkunci pada punggung Shiza yang menjauh. Entah lah ada perasaan tidak terima karena gadis itu tidak menoleh padanya.
“Kenapa?” Dariel menarik lengan Ryuga untuk menuju kelas. “Kamu nggak suka Shiza cuek gitu.”
“Hm.”
Dariel menepuk pundak Ryuga sambil tersenyum. Langkahnya terayun tidak cepat juga tidak lambat. Satu tangan masuk ke dalam saku satu tangannya di atas pundak sang sahabat. “Kamu cemburu, entah sadar atau nggak. Kamu beneran suka sama Shiza.”
“Nggak, aku nggak cemburu. Aku cuma penasaran sama dia, Dariel.” Ryuga denial dengan perasaannya sendiri.
“Jangan menyesalinya suatu hari nanti.”
“Ck, kamu nggak percaya sama aku?” Ryuga mendengus semakin jengkel.
“Percaya.” Dariel menjeda kalimatnya sejenak saling mengunci tatapan pada Ryuga. “Percaya kalau kamu beneran suka sama Shiza.”
“Nyebelin banget sih !” Ryuga mengibas tangan Dariel dari pundaknya lalu melangkah cepat menuju kelas. Ia tidak terima ucapan Dariel karena Ryuga tidak menyukai Shiza yang dilakukannya ini adalah upaya untuk menaklukan Shiza. Disini Ryuga cukup penasaran dengan gadis itu yang sulit didekati. Mengingat Chio dan Candra, kenapa mereka begitu mudah. Ryuga kembali merasakan panas menjalar di rongga dada, ada sesuatu yang mengganjal di sana membuat nafasnya sedikit memberat.
pko nya jangan sampai jdo ryu....