Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^
Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Sepeninggalnya dia mama langsung menganggap Devie sebagai anak kandung. Mama juga menantikan anak setelah sekian lama menikah. Terus mengurus Devie dan dua tahun kemudian lahir kamu, Nak" lanjut beliau terharu.
Winda terdiam.
"Papa dan mama semakin sayang Devie seperti kami sayang kamu. Mama selalu berharap kelak kalau kami menceritakan kamu tetap menganggapnya kakak. Mama selalu mengajarkan kebaikan pada semua anak mama" kata beliau pelan.
Winda mengangguk paham.
"Ya, Ma" kata Winda pelan.
"Mama pasti akan menceritakan juga kepada Devie tapi setelah lulus kuliah. Kamu harus tahu tujuan mama menceritakan bukan karena mama sudah tidak menganggap Devie anak lagi atau minta balas budi tapi agar Devie paham tentang dirinya sendiri"
Winda mengangguk.
"Jadi sampai ketika itu jangan pernah kamu menceritakan apapun kepada Devie, kakak kamu"
"Ya, Ma. Aku akan menjaga rahasia"
"Lalu tetap anggap dia sebagai kakak. Kalian itu sama. Anak kebanggaan papa dan mama. Jangan sampai ketika kamu ngobrol atau menatapnya beda. Hal itu akan membuat Devie bertanya terus"
"Aku tetap akan menatap Kak Devie seperti biasanya"
"Terima kasih, Nak. Kamu mau memahami"
"Kak Devie selalu baik dan peduli sama aku jadi aku gak akan membuat dia sedih"
Beliau tersenyum lega. Winda berdiri dan berjalan keluar lalu menuju kamarnya dan masuk. Winda berjalan menuju ranjangnya dan berbaring lalu memikirkan yang baru saja dikatakan kepada dirinya dan sekian lama akhirnya menggeleng pelan.
"Gue gak menyangka. Jujur gue masih gak percaya dengan perkataan mama tapi mama...gak mungkin bohong" pikir Winda pelan.
Merasa lelah berpikir akhirnya Winda berusaha melupakan dan bangun lalu duduk dan mengambil handphone dari dalam sakunya. Ada chat masuk.
Mike : Hai, apa lo sibuk?
Winda merasa konyol.
"Basa basi sekali" pikir Winda.
Winda : Memangnya kalau sibuk kenapa dan kalau gak sibuk kenapa?
Winda membalas chat Mike dan semakin lama mereka lanjut sampai hampir sore.
"Winda" panggil Devie dengan membuka pintu kamar.
Devie melihat Winda dengan merasa heran karena mengetik sesuatu di handphonenya dengan tersenyum sendiri.
"Gak seperti biasanya" pikir Devie.
"Winda" panggil Devie dengan berjalan menghampiri Winda.
Devie merasa heran Winda belum merespon.
"Winda" panggil Devie dengan suara sedikit tinggi.
Winda tersentak kaget dan melihat Devie.
"Kak Devie? Kenapa teriak memanggil aku, sih?" kata Winda pelan.
Winda melihat balasan chat Mike.
Winda : Ah...sudahlah. Lo gak capek sejak tadi chat gue terus. Sana kerja. Wkwkwk
Chat itu dikirimkan Winda.
"Sejak tadi aku sudah memanggil kamu. Memangnya kamu chat dengan siapa?"
"Rahasia"
Devie tersenyum heran.
"Gak seperti biasanya main rahasia. Teman baru?"
"Teman baru. Lucu"
"Siapa?"
"Kak Devie terlalu ingin tahu. Pokoknya aman berteman dengan dia" kata Winda dengan melihat Devie.
Devie menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa, Kak?"
"Gak mandi? Sudah sore, lho"
"Apa? Sudah sore? Jam berapa, Kak?"
"Sudah jam 5. Kamu gak sadar?"
Winda melihat jam dindingnya.
"Astaga" kata Winda dengan merasa tidak percaya.
Seketika Devie mendengar suara perut bunyi lalu Devie dan Winda saling melihat.
"Kamu lapar? Kenapa gak makan saja?"
"Aku belum makan. Astaga. Aku ingat belum makan sejak siang"
Devie merasa heran.
"Kamu serius? Betah gak makan? Kenapa gak makan? Masa kamu mau diet? Gak perlu diet"
"Aku lupa"
Devie tertawa pelan.
"Lupa atau asyik chat dengan teman baru?" tanya Devie dengan merasa lucu.
"Gak begitu. Kak Devie mengarang"
"Kamu gak pernah melewatkan makan. Jam makan kamu selalu teratur. Kalaupun terlambat paling cuma selisih beberapa menit"
"...tapi bukan karena teman baru"
Devie tersenyum.
"Ya. Ya. Aku mengalah, deh. Sekarang kamu makan. Ah...salah. Mandi dulu lalu makan. Setelah itu bersama aku, papa dan mama"
"Ke mana?"
"Papa dan mama mengajak kita jalan" kata Devie semangat.
"Gak seperti biasanya"
"Katanya dalam rangka kenaikan kelas kamu. Kamu gak diberitahu?"
"Gak ada pemberitahuan"
"Baiklah segera. Aku akan menyuruh Bibi memanaskan makanan untuk kamu"
Winda merasa senang dan meletakkan handphone lalu berjalan menuju kamar mandi dan masuk.
"Winda chat dengan siapa, sih?" pikir Devie.
Devie coba mengintip handphone Winda dan berpikir keras.
"Gak boleh. Walaupun saudara tetap gak boleh lancang. Semoga teman barunya anak yang baik" pikir Devie pelan.
Pukul 20.30. Mike masih melanjutkan chat dengan Winda.
"Kak Mike punya mainan baru?" tanya Miki sedikit menyindir.
Miko yang awalnya membaca buku jadi terusik dan melihat Mike.
"Lo sembarangan"
"Lalu chat dengan siapa?"
"Sejak kapan lo ingin tahu urusan gue?"
"Sejak Kak Mike banyak makan korban. Gue prihatin dengan sikap Mike. Kasihan anak perempuan yang jadi korban Kak Mike"
"Benar lo punya mainan lagi?" tanya Miko pelan.
"Gue gak pernah melakukan apapun dengan mereka. Mereka sendiri yang terlalu berharap. Mereka yang terlalu serius padahal gue cuma mau menjalani dulu" kata Mike berdiri.
"Kalau lo gak serius harus dengan pacaran? Lo cukup berteman" kata Miko protes.
"Oh...jadi maksud lo hubungan tanpa status? Bukankah hal itu lebih kejam?"
"Bukan begitu maksud gue tapi..."
"Sudahlah. Kenapa kalian sok menasehati gue? Urus saja diri kalian sendiri" kata Mike dengan mengerutkan dahi dan berjalan pergi.
Miko menghela napas dan akhirnya melanjutkan baca buku. Miki hanya terdiam. Mike duduk di halaman belakang dan lanjut chat Winda.
Mike : Lo baru dari mana?
Winda : Memangnya gue harus memberitahu lo setiap gue ada di mana?
Mike : Kalau gue cuma tanya gak boleh? Ternyata lo ketus ya? Wkwkwk
"Pa, Ma, besok aku mau keluar kerja kelompok lagi" kata Devie.
Winda berhenti saling chat dengan Mike karena mendengar perkataan Devie.
"Kak Devie bersama Kak Fandi lagi?"
Papa dan mamanya hanya mendengarkan.
"Bukan. Aku berangkat sendiri ke rumah teman. Fandi gak ikut"
"Kenapa? Bukankah kalian satu kelompok?"
"Bagian Fandi sudah selesai jadi tinggal aku dan teman yang lain" kata Devie coba berbohong.
"Kamu harus hati hati. Kalau cuma sendiri jangan pulang terlalu malam. Kamu perempuan. Ingat itu" kata mamanya.
Devie mengangguk.
"Pergi dengan mobil ya? Jangan taxi. Bawa mobil papa yang satunya" kata papanya.
"Aku dengan taxi gak masalah"
"Gimana dengan pulangnya? Waktu berangkat pasti masih aman. Sudah bawa saja mobil papa"
"Benar. Besok mama gak memakai mobil itu. Mama akan berangkat dan pulang bersama papa"
"Baiklah" kata Devie.
Winda berpikir keras dan akhirnya tersenyum.
"Coba gue telepon Kak Fandi untuk ajak jalan" pikir Winda dengan merasa senang.
Devie : Fan, kamu sudah pulang? Aku mau bicara penting
Chat itu dikirimkan Devie untuk Fandi. Pukul 21.10. Mereka sampai di rumah dan pergi ke kamar masing-masing. Winda masih mendengar handphonenya berbunyi.
Mike : Hai
Winda : Halo
Mike : Gak dibalas? Ayo telepon. Cuma sebentar"
"Astaga. Ini anak" pikir Winda.
Winda berpikir keras.
"Ternyata sungguh beda jauh antara Miko dan Mike meskipun kembar" pikir Winda.
Devie melihat layar handphonenya karena berbunyi dan menerima telepon.
semangat💪