NovelToon NovelToon
Silhouette

Silhouette

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Aku memacari Echa, hanya karena dia mirip denganmu. Aku gak akan bisa melupakanmu Inayah. Jadi dengarkan aku, pasti... pasti aku akan memutuskan Echa apabila kamu mau kembali padaku!" Terdengar lamat-lamat pertengkaran Catur dengan mantan kekasihnya yang bernama Inayah dihalaman belakang sekolah.


Bagai dihantam ribuan batu, bagai ditusuk ribuan pisau. Sakit, nyeri, ngilu dan segala macam perasaan kecewa melemaskan semua otot tubuhnya. Echa terjatuh, tertunduk dengan berderai air mata.


"Jadi selama hampir setahun ini aku hanya sebagai pelampiasan." monolog gadis itu yang tak lain adalah Echa sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Waktu Berjalan

Tak terasa sudah sebulan aku menjalin hubungan dengan kak Catur. Selama ini semua berjalan dengan baik tanpa ada masalah yang berarti. Semoga akan seperti ini seterusnya. Oh ya, besok aku akan mengikuti RAIMUNA bersama Ratna dan tentunya akan ada kak Ghofar yang menemani. Kami diutus langsung sebagai perwakilan dari Sekolah. Namun, akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dengan kak Ghofar. Sejak dia mendengar jika aku pacaran dengan kak Catur waktu itu. Seakan ada tembok tak kasat mata yang membatasi ruang gerak kami. Tidak seperti awal dulu. Entahlah, aku belum mengerti ada apa dengannya. Rencanaku saat kemah nanti aku akan membahas tuntas masalah ini. Tidak enak kan kalau saling canggung begini.

Perhatian yang aku dapati dari kak Catur membuatku yang baru pertama kali pacaran jadi terbuai. Contohnya saja saat jam istirahat, pasti kak Catur akan mendatangi aku di kelas. Bahkan sebelum aku keluar dari tempat duduk, dia sudah berdiri menjulang disebelahku. Keromantisan yang dia hadirkan dalam hubungan ini banyak membuat teman-temanku merasa iri.

"Cie cie Echa disamperin terus sama pangerannya." Kata salah satu temanku menggoda.

"Pakai pelet apa kamu Cha, kok bisa sih ketua OSIS yang keren itu tertarik sama kamu?" Ada juga yang berkata sinis seperti itu. Tapi aku abaikan saja. Karena pendapat orang kan beda-beda. Gak harus semua menyukai tentang ku. Aku paham itu.

Saat ini, aku sedang duduk berdua dengan kak Catur di taman belakang sekolah. Tidak sepi, hanya jarang sekali ada yang melewatinya. "Kak, aku besok pergi kemah selama 3 hari. Berarti selama itu kita tidak bertemu dong?" Aku sudah merasa takut rindu.

"Sayang, nanti aku akan datang berkunjung tiap habis maghrib saat kamu sedang istirahat. Jadi kamu gak usah khawatir menanggung rindu. Karena aku juga sama, pasti merindukan kamu dek." Ucapan dari kak Catur sungguh membuatku merasa tenang. Apalagi tangannya yang mengelus lembut rambutku.

Obrolan kami terpaksa harus terhenti karena jam istirahat sudah berakhir. Cup... Kecupan singkat dipucuk kepala aku dapatkan. Sempat kaget, tapi aku berusaha menyembunyikan rona merah dipipiku. "Nanti tunggu di depan kelas saat pulang. Jangan kemana-mana." Katanya sambil mengulum senyum karena melihatku yang tersipu malu.

Lima belas menit sudah bel pulang berbunyi. Aku menunggu kedatangan kak Catur, tapi yang ditunggu belum juga terlihat batang hidungnya. "Mungkin masih ada kelas tambahan, aku ke toilet dulu sebentar." Ucapku pada diri sendiri.

Di toilet yang sepi ini aku menuntaskan hajatku. Pas keluar dari bilik ternyata aku tidak sendirian di dalam toilet tersebut. Ada sekitar 3 orang yang seakan telah menungguku keluar. Tatapan sinis dari ketiganya membuat nyaliku menciut. Selama ini aku gak pernah takut dibully dengan kata-kata kasar. Hanya saja saat ini aura hitam itu terasa pekat mengelilingi.

"Oh, jadi kamu pacar barunya Catur?" Kata salah satu orang itu, bisa kulihat name tag nya tertulis Maya.

"Cih, anak ingusan." Lanjut sebelahnya berbicara. Namanya Lusi.

Aku hanya diam saja, aku tidak melawan karena aku tahu mereka kakak kelasku. Sepertinya teman-teman kak Catur. Aku kurang paham, tapi dari badge nya sudah bisa menjelaskan. Satu dari mereka hanya diam tapi tatapan tajamnya menelisik dalam diriku. Bisa kulihat, dia cantik dengan tubuh mungil seperti aku. Sudahlah, aku gak mau terlalu memusingkan omongan mereka.

"Permisi kak, saya keluar duluan." Sambil menunduk aku berlalu dari dalam toilet itu. 

Dan tidak jauh dari sana aku melihat kak Catur mondar-mandir gelisah seperti sedang mencari sesuatu. Pandangan kami bertemu, kemudian dia berlari ke arahku dan greb... Kak Catur memeluk tubuhku. Ada gelenyer aneh yang aku rasakan. Baru kali ini ada seorang pria yang mendekapku selain kakek. Ya karena sejak kecil aku sudah kehilangan Pria pertama dalam hidupku. Masih ingat kan, jika Bapak ku meninggalkan aku sejak aku usia 5 tahun. Hangat dan nyaman sekali berada dalam rengkuhan kak Catur.

"Kamu dari mana saja dek, aku mencarimu dari tadi. Kamu gak apa-apa kan?" Setelah mengurai pelukannya, kak Catur langsung menanyaiku. Seolah takut aku hilang saja. Begitu pikirku.

"Dari toilet, tadi aku sudah nungguin kakak lama." Jawabku tanpa aku jelaskan yang sudah terjadi padaku tadi di toilet. Biarlah aku simpan dulu, mungkin hanya rasa iri dari kakak kelas seperti biasa yang selama ini aku alami.

"Ya sudah ayo pulang, mau kemana dulu gak? Beli cemilan mungkin buat kamu bawa ke kemah besok." Kalimat kak Catur mengingatkanku bahwa benar aku belum membeli perlengkapan untuk aku bawa besok.

"Kakak gak repot nih? Kakak kan udah kelas 12. Gak ada les gitu?" Kataku.

"Tenang saja, pacar kamu ini pintar. Tidak belajar pun sudah juara kok." Tergelak sambil menaik turunkan alisnya.

"Idih, sombong amat pak ketua OSIS. Gak boleh begitu." Balasku sambil tertawa melihat kenarsisan kekasihku itu.

Tanpa sadar ada dua pasang mata mengintai kebersamaan kami dari arah yang berbeda.

Hari ini aku, Ratna dan kak Ghofar mewakili sekolah berangkat mengikuti RAIMUNA tingkat Kabupaten. Lokasi yang akan digunakan berbeda dengan yang kami gunakan untuk persami waktu itu. Lumayan jauh dari Sekolah. Tepatnya di daerah pinggiran hutan di Selatan kota kami. Karena hanya tempat itu yang cocok untuk pelaksanaan RAIMUNA. Selain karena lapangannya sangat luas, juga ada air terjun kecil yang menghiasi hutan tersebut. Dan hutan jati yang masih dalam pengawasan Dinas Perhutani ini sangatlah aman dari hewan buas.

Kak Catur tidak ikut mengantar kepergian ku karena dia masih ada urusan di Sekolah. Tapi dia janji akan sering mengunjungi. Dengan diantar sopir mobil sekolah, kami bertiga pergi untuk mengemban tugas yang sudah menjadi tanggung jawab kami. "Selamat berjuang, semoga kalian selamat sampai tujuan dan pulang membawa kebanggaan untuk sekolah kita." Petuah dari pak Kepala Sekolah sebelum akhirnya kami benar-benar berangkat.

"Echa, nanti jangan jauh-jauh dari kakak. Dan kalau ada perlu sesuatu segera hubungi kakak." Pesan kak Ghofar sesaat setelah kami sampai di lokasi.

"Hmm...cuma Echa nih yang dikhawatirkan aku enggak?, sangat tidak adil." Ratna protes, karena dari tadi dia diabaikan.

"Eh ada Ratna, sampai lupa. Kirain tadi itu nyamuk." Tanpa rasa bersalah kak Ghofar justru menggoda Ratna.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Alhamdulillah update lagi.

Apa kabar reader's tersayangku, semoga selalu sehat ya. Dan semoga suka dengan part ini.

Tak lupa aku selalu ingatkan untuk tidak lupa meninggalkan jejak kalian.

NO PLAGIAT!

Terima kasih.

By : Erchapram

1
Erchapram
cie cie /Smile/
Erchapram
makasih ya
Mahyum
cie ,,,,kak Catur lagi PDKT ma Echa....
Mahyum
semangat terus kak,,,💪💪💪 ceritanya bagus👍
Erchapram: Terima kasih kak
total 1 replies
Erchapram
Makasih banyak sudah mampir.
Celeste Banegas
Semua karakternya terasa hidup dan bikin saya kesemsem! Sukses kedepannya, author✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!