Sang Pengawal Tampan

"Nenek, kenapa menangis?" Tanya Intan, lalu memegangi pipi Marissa.

"Oh, Nenek tidak apa-apa." Wanita tua itu menyembunyikan apa yang terjadi.

"Ayah, lihat Nenek menangis, pasti ada yang menyakitinya! Ayah harus bertindak tegas!" Ucap Intan dengan marah.

"Ibu, apa yang terjadi?" Tanya Elang.

"Woi, Anak Muda! Aku peringatkan kamu agar tidak ikut campur urusanku! Kalau tidak, aku tidak akan mengampunimu!" Timo tiba-tiba maju dan bicara kasar.

Elang tahu bahwa orang ini yang membuat ibunya menangis. Dia segera menghadangnya dan dengan gerakan cepat, dia memegang leher Timo.

"Plak!"

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Timo. Namun Elang tak melepas tangannya dari leher Timo. Lalu, satu lagi tamparan mendarat di pipi Timo.

"Aku peringatkan! Berani menyakiti ibuku, maka aku akan membunuhmu!" Ucap Elang dengan kemarahan.

"Cuih! Kamu berani menamparku, kamu sudah mati!" Ucap Timo dengan suara yang bersusah payah.

"Oh, benarkah? Bagaimana kamu akan membunuhku?" Tanya Elang.

"Cepat hubungi Tuan Tiger!" Perintah Timo. Segera seseorang menelepon.

"Kamu akan segera mati, Nak!" Ucap Timo.

Lalu Elang melepas Timo dengan cara mendorongnya. Timo jatuh dan menabrak anak buahnya.

"Tunggu beberapa menit! Tuan Tiger akan segera membunuhmu!" Ucap Timo.

Elang tidak peduli dengan apa yang diucapkan Timo. Lalu Elang memegang tangan ibunya, "Ibu jangan khawatir. Aku akan melindungimu."

"Elang, sebaiknya kamu cepat pergi, Tuan Tiger sangat ditakuti di Kota Panjang. Kamu harus menyelamatkan diri!" Marissa pun panik.

"Nenek! Tiger tidak akan menyakiti kita! Dia akan meminta maaf pada Nenek!" Ucapan Intan membuat Marissa tersenyum, namun dia sangat khawatir. Bagaimana seorang bayi kecil mengatakan itu?

"Ibu, aku akan mengenalkan seseorang padamu." Ucap Elang. Seorang gadis cantik lalu mendekat. Dia adalah Vanessa.

"Halo, Bibi!" Sapa Vanessa.

Marissa menatap gadis cantik yang kini sudah berada di depannya. Sangat cantik. "Elang, apakah...?"

"Bibi, aku adalah istri Elang!" Ucap Vanessa berterus terang. Semua orang tentu saja kaget. Terutama Elang. Dia hanya meminta Vanessa untuk berpura-pura mejadi kekasihnya, namun gadis ini justru mengaku sebagai istrinya.

"Putri...?" Suara Elang tertahan.

"Suamiku, apakah aku cantik malam ini?" Vanessa kemudian memeluk lengan Elang. Elang meringis kesakitan, namun itu ditahannya.

"Oh, menantuku cantik sekali!" Ucap Marissa, lalu mendekati Vanessa dan memegang pipi gadis itu. Vanessa lalu memegang tangan Marissa.

"Elang, apakah kamu akan pulang?" Tanya Niken tiba-tiba.

"Eee, aku belum akan pulang." Jawab Elang.

"Kenapa tidak pulang, kita bisa adakan pesta untuk menyambut adik ipar." Ucap Niken lagi.

"Ee, Kakak, nanti saja, aku masih ada pekerjaan. Kalau sudah selesai, aku pasti akan pulang." Kata Niken dengan penuh harapan.

"Lihat Intan, dia menjadi kurus dan kulitnya menjadi hitam. Kamu tidak merawatnya dengan baik." Ucap Niken, lalu mengangkat tubuh Intan ke dalam pelukannya.

Elang tertunduk dan tak berani melihat ke arah Niken.

Saat itu, sekelompok orang berjalan cepat memasuki restoran. Seorang pria berbada besar dan tinggi berjalan dikawal oleh puluhan orang. Dia memakai kaos berwarna putih tangan pendek dan jaket kulit berwarna hitam tanpa lengan.

Melihat kedatangan orang, Timo dengan susah payah berlari ke arahnya lalu membungkuk.

"Tuan Tiger, untung Anda segera datang. Kami di sini ditindas oleh seseorang. Bukankah itu akan mencoreng nama baikmu?" Ucap Timo.

"Siapa yang berani mencelakai orang-orangku?" Ucap Tiger dengan suara yang menggelegar. Orang-orang di restoran yang semula sudah tenang, kini menjadi ketakutan lagi.

Suara Tiger yang keras dan menggelegar itulah yang membuat orang-orang menjulukinya sebagai harimau atau tiger.

Untuk diketahui, Tiger merupakan seorang bos besar sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor. Beberapa perusahaannya memang terkadang menggunakan cara curang untuk meraup keuntungan dengan cara mempecundangi perusahaan saingan. Selain itu, Tiger sangat ditakuti karena dia juga merupakan teman dari orang terkaya di Provinsi Selatan yaitu Billy.

Ketakutan orang-orang atau bos-bos perusahaan lainnya akhirnya sampai membuat namanya terkenal dan juga disebut sebagai mafia yang kebal hukum. Sekitar setahun lalu, Tiger yang merupakan orang hebat dan arogan bertemu dengan musuh yang membuatnya bertekuk lutut.

Seorang pemuda berhasil mengacak-acak markasnya karena diketahui Tiger merugikan perusahaan milik pemuda di Provinsi Selatan. Sejak saat itu, dominasi Tiger tidak seperti dulu. Namun, dia masih menjadi sosok yang ditakuti di dunia bisnis Provinsi Selatan.

"Tuan! Dialah yang mencelakai kami!" Jawab Timo sambil menunjuk ke arah Elang.

Saat itu, Intan pun berbalik dan menatap Tiger dengan pandangan sinis. Intan menunjuk-nunjuk ke arah Tiger, kemudian, tangannya dilipat di dada. Melihat seorang gadis kecil yang meremehkan tuanya, Timo bergegas menghampiri Intan dan bermaksud memukulnya.

"Hentikan!" Teriak Tiger. Semua orang langsung terkejut dan menatap ke arah Tiger. Tiger buru-buru berlari ke arah Intan dan berlutut di hadapannya.

"Hmph!" Intan memalingkan wajahnya.

"Eh, Nona Kecil, kenapa kamu di sini?" Tanya Tiger dengan keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya.

"Tiger! Kamu jahat sekali! Kamu akan mencelakai nenekku?" Ucap Dara.

"Tidak! Mana mungkin aku berani, Nona Kecil!" Sahut Tiger dan terus berlutut.

Melihat adegan itu, Timo segera mendekatinya, "Tuan, ada apa denganmu? Bukankah dia hanya anak kecil? Bagaiamana bisa kamu sangat ketakutan?"

"Diam! Kamu mau membunuhku? Berlutut atau aku akan mematahkan semua tulang di tubuhmu?" Bentak Tiger pada Timo.

Mendengar itu, Timo pun langsung berlutut. "Benar-benar tidak masuk akal, aku adalah pria besar dan ditakuti di Kota Panjang. Bagaimana mungkin aku harus berlutut pada anak kecil?" Gumamnya.

"Kalian harus meminta maaf pada nenekku! Kalau tidak.....!" Intan langsung mengepalkan tinjunya.

"I-iya... Kami akan meminta maaf. Nona Kecil...." Ucapan Tiger tertahan ketika melihat Timo berdiri.

"Tiger, aku sangat menghormatimu karena kamu adalah salah satu orang terkuat di Provinsi Selatan. Mulai hari ini, aku benar-benar tidak akan menghormatimu lagi! Bagaimana mungkin kamu sampai berlutut di hadapan anak kecil? Ini sungguh sangat mengecewakan! Aku akan meminta bantuan Tuan Billy!" Ucap Timo.

Mendengar itu, Tiger langsung naik pitam. Dia berdiri dan langsung menendang perut Timo. Timo jatuh terjengkang dan menabrak meja. Meja itu pun hancur. Tiger langsung berlari ke arah Timo dan memegang kerah bajunya. Tangannya terangkat dan hendak memukul.

"Eh! Hentikan!" Teriak Elang.

Tiger menghentikan pukulannya kemudian menghempaskan tubuh Timo dan jatuh ke lantai.

"Cuih! Kamu mengira Tuan Billy akan membantumu? Bahkan jika Raja Awan ada di sini, dia harus menghormati Nona Kecil ini!" Ucap Tiger.

"Tiger! Hentikan ucapanmu!" Ucapan itu keluar dari mulut Elang.

"Tuan Muda!" Sahut Tiger dan langsung berlutut di hadapan Elang.