Turnamen antara Zodiak Barat dan Timur di mulai, beberapa manusia terpilih mewakili Zodiaknya.
Berbagai intrik dilakukan demi mendapatkan 4 Mustika Naga, meskipun beberapa peserta tidak berminat mengikuti pertarungan itu, tetapi mau tak mau mereka harus terlibat karena situasi yang memaksa mereka turut terseret.
4 Mustika Naga, yang mewakili 4 elemen alam, yang di jaga 4 Naga, yaitu Naga Merah, Naga Hijau, Naga Biru, dan Naga Putih menjadi incaran semua Zodiak yang ada di dunia Astro-Geo.
Lalu apa maksud dari itu semua?
Ikuti saja Novel ini sampai tamat, Ok?!
Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lone Wolf, Mulai Bergerak!
Ardian tersadar dari pingsannya, dia mengerjapkan kedua matanya.
"Ar, lo gak kenapa-kenapa, kan? " Rendi langsung bertanya begitu melihat Ardian bangun.
"Oh, gua gak apa-apa... " Ardian kemudian bangkit dari rebahannya.
"Kak, minum dulu airnya..." Nur menyodorkan sebotol air mineral.
Ardian menerima botol air mineral itu dan mereguk sampai setengahnya.
"Makasih, Nur..." ucap Ardian.
"Ren, biarkan dia istirahat sejenak, kelihatannya dia masih menyesuaikan diri tuh," Putriani bangkit dari mejanya menghampiri Ardian.
"Gua baik-baik saja jangan khawatir, Put, mana koran Warta Klenik tadi?" tanya Ardian.
"Nih! Firasat gua ini pasti ada hubungannya dengan iklan ini ya?" Rendi menyerahkan koran yang ditanyakan Ardian.
"Betul! firasat lo emang tepat!" jawab Ardian.
"Jadi? lo udah tahu soal Mustika Keabadian itu?" tanya Rendi lagi.
"Ini gua mau hubungi nomor telepon orang tadi..." tukas Ardian.
"Tunggu! setidaknya lo cerita dulu, apa yang lo alami waktu pingsan tadi." cetus Rendi.
"Hmm.. oke gua ceritain ya?!" ucap Ardian.
Flash Back...
"Akhirnya kau bangun juga..." terdengar suara berat di belakangnya.
Ardian menengok ke belakang, sedikit terkejut dia langsung mengenali sosok yang berbicara padanya itu.
"Fenrir! Raja segala serigala..." gumam Ardian.
Lalu disusul suara kecil melengking seperti suara "Chipmunk" yang sosoknya tak kelihatan, terdengar di balik punggung Fenrir.
"Ah, ini dia yang dibicarakan anak buahku!" dari balik punggung Fenrir sesosok Tikus muncul. Tikus itu memegang tongkat yang menyala.
"... dan Mushaka si tikus pemberontak!" gumam Ardian lagi.
"Hati-hati dengan ucapanmu, Nak!" tukas Mushaka. dengan nada gusar.
"Langsung saja, aku ingin tahu kenapa kalian memanggilku ke sini?" tanya Ardian.
"Ardian kau harus tahu, kau ditakdirkan mewakili kami berdua," kata Fenrir.
"Biar ku jelaskan padanya terlebih dahulu Fenrir," sahut Mushaka, melompat dari punggung Fenrir.
Tikus itu berjalan menuju Ardian lalu mulai bercerita panjang lebar tentang tradisi dunia Astro-Geo. Tentang Mustika Naga yang juga disebut Mustika Keabadian. Dan tentang ajang perebutan Mustika Naga yang dilakukan setiap sepuluh tahun itu.
"Oh, begitu ya?" Ardian mulai memahami semuanya, dia jadi teringat iklan koran yang sebelumnya ia baca.
Dia jadi bersemangat dengan imbalan yang ditawarkan iklan itu. Dia kemudian menceritakan soal iklan yang ada di koran itu pada Fenrir dan Mushaka.
"Kau harus hati-hati Nak, iklan itu bisa jadi sebuah jebakan," kata Mushaka. "Ajang perebutan Mustika sudah dimulai, nyawamu jadi taruhannya kalau kau ceroboh!" lanjut Mushaka sambil mengacung-acungkan tongkatnya.
"Tunggu dulu, bagaimana bisa aku mewakili dua zodiak sekaligus?" tanya Ardian.
"Fenrir adalah pelindung rasi bintang ibumu dan aku Mushaka adalah penjaga rasi bintang ayahmu." sambil mondar-mandir di depan Ardian, Mushaka menerangkan bak seorang guru.
*****
Sekedar pengetahuan tentang Fenrir,
Fenrir adalah serigala raksasa dalam mitologi Nordik. Saat lahir, dia sudah dianggap sebagai ancaman bagi para dewa.
Terus tumbuh, Fenrir berubah menjadi jotunn, atau raksasa di antara serigala. Saat remaja, Fenrir sangat besar sehingga air liur dan buih yang keluar dari mulutnya membentuk sungai. Ketika dia mencapai ukuran dewasanya yang mengerikan, rahangnya begitu besar sehingga mencapai dari tanah ke langit ketika dia membukanya.
Ketika Fenrir masih kecil, para Dewa mulai meramalkan bahwa dia akan menyebarkan kekacauan dan kehancuran melalui Sembilan Dunia. Potensi kejahatan selalu ada, tetapi para dewa sendiri mungkin bertanggung jawab untuk memenuhi hati Fenrir dengan kebencian dan amarah.
Di usia muda, Fenrir adalah makhluk yang sia-sia. Fenrir suka memamerkan ukuran dan kekuatannya. Dia juga pintar dan menyadari bahwa para dewa melihatnya sebagai musuh, bukan teman, dan bahwa mereka akan menghancurkannya jika ada kesempatan.
*****
Dan tentang Mushaka,
Mushaka adalah jelmaan Gajamugasuran, demikian mitologi Hindu berkisah. Ia mendapat anugrah Dewa Siwa karena telah dengan sangat kuat melakukan penebusan dosa. Ia juga diberi kesaktian pinih tanding. Karena kesaktiannya ia tergelincir menjadi ‘wegig’ dan sangat jahat, sampai-sampai melukai para dewa.
Perilaku Gajamugasuran membuat para dewa dan resi dalam kesusahan. Tak terhitung tindak tanduknya yang tiada kenal ampun, melukai mereka yang tidak pernah terlukai hatinya, menyayat pikiran mereka yang selama ini dikenal teguh pikirannya. Ia mampu membuat para dewa yang tak pernah menangis menjadi tertunduk lesu dan menitikkan air mata.
Para dewa tidak berdaya dengan kesaktian Gajamugasuran. Hanya Dewa Siwa yang memberi anugrah kesaktian yang bisa menolong. Para dewa berdoa agar Dewa Siwa bersedia menolong dan memunahkan kesaktian Gajamugasuran.
Singkat cerita, Dewa Siwa mengirim Dewa Ganapati (Dewa Ganesa/Winayaka) untuk menundukkan Gajamugasura.
Tikus, dalam mitologi Hindu, bukan makhluk sembarangan. Jika kita lengah, tidak merawat dan hormat pada pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk lontar-lontar dan buku-buku, Sang Mushaka (tikus) akan melahap ludes dan pralina (daur ulang) lontar-lontar itu. Ia mampu meluluh lantak segala wujud alami, mampu meluluh lantak hati kita.
*****
Dan Ardian pun menyudahi ceritanya.
"Trus, lo mau ngadepin sendirian?" tanya Rendi.
"Gua rasa iya, gak perlu khawatir, kan ada Fenrir dan Mushaka yang nemenin."
"Tapi Ar, gimana dengan kasus Siluman Babi Ngepetnya?" tanya Putriani.
"Biar Rendi saja yang tangani, lo bisa kan, Ren?" ujar Ardian.
"Ok, siap!" Rendi menyanggupi.
Akhirnya Ardian menghubungi nomor ponsel yang ada di iklan koran Warta Klenik.
Suara yang sama menjawabnya.
"Hallo selamat sore, ada yang bisa kami bantu?" kata orang di seberang sana dengan nada yang terdengar bijak.
"Mustika Keabadian, 4 Mustika Naga..." ucap Ardian singkat.
Sesaat tak ada respon... lalu,
"Jalan Celengan No.10, Tengarang, Silahkan datang, ingat hanya sendirian, anda mengerti? Kami menunggu kedatangan anda secepatnya." ucap orang tersebut.
"Okay!" jawab Ardian.
"Hati-hati ya Ar..." Putriani mengingatkan Ardian.
"Tenang Put, gua gak selemah yang lo takutkan, hehe..." celetuk Ardian sambil nyengir.
Ardian pun bersiap-siap mengenakan jas nya dan melangkah menuju pintu keluar.
bersambung...
NB: Ikuti aksi Ardian di Novel karya Eko Arifin, Agensi Detektif Hantu.