NovelToon NovelToon
Penjaga Gerbang Semesta

Penjaga Gerbang Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Dokter Ajaib / Kultivasi Modern
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: ansus tri

**Meskipun cerita ini beberapa diantaranya ada berlatar di kota dan daerah yang nyata, namun semua karakter, kejadian, dan cerita dalam buku ini adalah hasil imajinasi penulis. Nama-nama tempat yang digunakan adalah *fiksi* dan tidak berkaitan dengan kejadian nyata.**

Di tengah kepanikan akibat wabah penyakit yang menyerang Desa Batu, Larasati dan Harry, dua anak belia, harus menelan pil pahit kehilangan orang tua dan kampung halaman. Keduanya terpisah dari keluarga saat mengungsi dan terjebak dalam kesendirian di hutan lebat.

Takdir mempertemukan mereka dalam balutan rasa takut dan kehilangan. Saling menguatkan, Larasati dan Harry memutuskan untuk bersama-sama menghadapi masa depan yang tak pasti.

Namun, takdir memiliki rencana besar bagi mereka. Pertemuan mereka bukanlah kebetulan, karena keduanya ditakdirkan untuk memikul tanggung jawab yang jauh lebih besar. Menjadi Penjaga Gerbang Semesta. Dan pelindung dunia dari kehancuran!. Selamat menikmati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ansus tri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Purnama Yang Indah

Harry dan Larasati sedang beristirahat dikediaman lama mereka Gubug kenangan..Setelah selesai menyerang kelompok mafia yang baru saja mereka kalahkan.

Mereka duduk di sekitar api unggun kecil yang mereka buat untuk mengusir dingin malam. Suasana hutan dipenuhi dengan keheningan yang hanya terganggu oleh desiran angin dan nyanyian burung hutan.

Harry Menatap api unggun dengan ekspresi serius  "Kak, kadang-kadang aku masih teringat bagaimana

kita pertama kali bertemu di hutan ini."

Larasati Mengangguk sambil tersenyum lembut "Aku juga, Harry. Hari itu begitu suram. Aku hampir putus asa."

"Aku juga merasa begitu. Kehilangan orang tua, duka kita begitu mendalam."

Larasati Menggenggam tangan Harry dengan lembut  "Tapi kita bertemu, dan segalanya berubah. Kita tidak lagi sendirian."

Harry Mengangguk, matanya terfokus pada api "Terima kasih telah selalu ada untukku, Kak. Kamu adalah satu-satunya keluarga yang aku punya sekarang."  Dengan suara lembut Larasati  berkata "Kita adalah keluarga, Harry. Kita akan melalui segala sesuatu bersama."

Harry Memandang Larasati dengan penuh kekaguman "Kamu begitu kuat, Kak. Cara kamu menghadapi semua ini, aku belajar begitu banyak darimu." "Kamu juga kuat, Harry. Kamu adalah penyelamatku."

"Apa yang kamu pikirkan tentang masa depan kita? Setelah semua ini selesai."

"Aku tidak yakin. Tapi aku tahu satu hal, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Harry Mengangguk, senyumnya lembut "Aku juga tidak akan pernah melepaskanmu, Kak kita akan selalu bersama."

Laras menatap api unggun dengan penuh harapan. Mereka duduk di sana, merasakan hangat dari api unggun yang memberikan mereka kehangatan fisik dan emosional.

Harry meraih tangan Larasati lagi dan menatapnya dengan penuh kasih sayang. "kak Laras, aku mencintaimu dengan segenap hatiku," ucap Harry lembut.

Larasati tersenyum dan membalas, "Aku juga mencintaimu, Harry. Kamu adalah segalanya bagiku." Mereka berdua saling berpegangan tangan dibawah bulan purnama yang bersinar terang di langit malam. Suasana romantis mulai tercipta di antara mereka berdua.

Harry lalu memeluk Larasati erat dan membisikkan kata-kata cinta di telinganya. Larasati tersenyum bahagia dan merasa hangat dalam dekapan Harry. Mereka merasa sangat damai dan bahagia di tengah malam yang dingin.

"Tidak ada yang bisa menggantikan dirimu, kak. Kamu adalah cahaya dalam hidupku," ucap Harry lagi.

Larasati tersenyum manis dan mencium Harry dengan lembut. Mereka berdua saling mencintai dan merindukan satu sama lain.

Setelah menghabiskan waktu yang romantis di sekitar api unggun, Harry dan Larasati memutuskan untuk masuk ke dalam gubug kecil mereka.

Mereka saling melepas pakaian dengan lembut, menikmati kedekatan mereka yang semakin dalam. Ketika dua tubuh polos mereka bersentuhan, percikan api langsung berkobar membara. Desahan nafas mereka saling terdengar, mengisyaratkan keinginan yang tak terucapkan.

“Kak Laras,” bisik Harry sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Laras. Harry mendekap Laras dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Laras membalas ciuman tersebut dengan penuh gairah, menyadari keinginan

mereka berdua yang sangat menggebu-gebu.

Suara lirih kenikmatan Laras terdengar bersamaan dengan desahan Harry. Mereka terus saling meraba tubuh masing-masing, menjelajahi setiap sudut yang selama ini jarang tersentuh. Setiap sentuhan mereka menimbulkan sensasi yang tak terbantahkan, membangkitkan keinginan yang semakin memuncak.

“Hmh.., Harry, jangan berhenti,” desah Laras sambil menarik rambut Harry dengan lembut. Harry tersenyum nakal, “Siapkan dirimu, sayang. Aku belum selesai denganmu.”

Mereka berdua terus memperdalam keintiman mereka, mengeksplorasi hasrat yang begitu besar di antara keduanya. Laras sampai puncak dengan penuh kepuasan, sementara Harry juga demikian, dia

memberikan segala yang dia punya untuk membuat Laras merasa bahagia.

Setelah melewati malam yang penuh gairah, Laras dan Harry rebah dengan napas kasar. Mereka saling berpelukan, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka ciptakan.

Mereka berdua masih saling berpegangan tangan dan menatap mata satu sama lain dengan penuh cinta. Mereka merasa begitu beruntung bisa memiliki satu sama lain dalam hidup mereka.

----------------------

Kota Seroja awalnya adalah kota kecil dengan ciri

khas pegunungan. Namun, industri pariwisata berkembang pesat sehingga Kota

Seroja menjadi ramai seperti sekarang.

Harry baru saja keluar dari sebuah bank daerah di Kota Seroja ketika dia melihat sekelompok orang berkumpul di pinggir jalan di depannya.

Suara samar tangisan anak-anak terdengar dari kerumunan. Dengan penasaran, Harry masuk ke dalam kerumunan untuk menyaksikan  keramaian tersebut.

Ketika melihat dengan jelas apa yang terjadi, tanpa sadar jantungnya berdebar. Harry melihat seorang lelaki tua berusia lima puluhan tergeletak di tengah kerumunan. Lelaki itu pucat pias, jelas menderita serangan jantung mendadak.

Di sampingnya, ada seorang gadis berusia empat atau lima tahun yang menangis sedih. Tampaknya lelaki tua dan gadis itu juga datang ke kota untuk berwisata, tetapi mereka tidak menyangka akan terjadi kecelakaan

seperti itu.

Tampaknya lelaki tua dan gadis itu juga datang ke kota untuk berwisata, tetapi mereka tidak menyangka akan terjadi kecelakaan seperti itu.

Meski banyak orang yang lewat menonton, mereka hanya menunjuk ke arah lelaki tua dan gadis kecil itu tanpa berniat maju membantu.

Saat ini, membantu orang lanjut usia adalah sebuah hal yang sulit, sepertinya semua orang takut mendapat masalah. Harry, yang sedari tadi memperhatikan, merasakan hatinya terenyuh melihat tangis sedih gadis kecil itu. Tanpa pikir panjang, ia langsung menerobos kerumunan dan berkata, “Permisi, aku akan membawa bapak ini ke pusat kesehatan. Apakah ada yang bisa membantuku?”

Setelah  Harry bersuara, dua wanita setengah baya segera maju dan menyatakan kesediaan mereka untuk bersaksi mewakilinya. Jadi, Harry mengangkat lelaki tua itu dan berlari ke depan. Kedua wanita itu mengikuti bersama gadis kecil.

Mereka segera tiba di pusat kesehatan kota. Setelah memahami situasinya, para dokter di Rumah Sakit Daerah segera mulai memeriksa pria lanjut usia tersebut. Harry tetap berada di luar untuk menemani gadis kecil yang masih terus menangis, meski ia juga mengkhawatirkan lelaki tua itu.

Harry berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum dan bertanya kepada gadis kecil yang menangis sedih itu, "Siapa namamu? Siapa lelaki tua yang pingsan itu?"

Meskipun gadis itu masih kecil, dia tahu Harry adalah orang yang baik hati yang membantunya, jadi dia dengan terisak menjawab, "Saya... nama saya Emely. Yang sakit adalah kakek saya."

"Oh, namamu bagus sekali. Aku akan memanggilmu Lily, oke?" Harry kemudian tersenyum dan berkata, "Lily, apakah kamu tahu nomor telepon orang tuamu di rumah?"

Gadis kecil itu pintar sekali dan langsung menjawab, "Aku tahu nomor ibuku, 0123..." Harry segera mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor yang disebutkan oleh Emely.

Orang yang menjawab telepon adalah seorang wanita muda dengan suara jernih yang terdengar sangat menyenangkan. Dia bertanya dengan bingung, "Siapa ini?"

"Apakah kamu ibu dari Emely?" Harry bertanya dengan nada sungguh-sungguh. "Kakeknya baru saja pingsan di

jalan..." Sebelum Harry selesai berbicara, suara pihak lain meninggi, "Di mana mereka sekarang?"

1
Amelia
Harry dan Larasati god job...👍👍👍
ansus tri
terima kasih.
Neng Moy
lanjutkan ceritanya seru
ansus tri: tiap hari akan update tiga bab. terimakasih 🙏
total 1 replies
Amelia
semangat aku dukung per bab ya ❤️❤️❤️
ansus tri: terimakasih atas dukungan-nya 🙏
total 1 replies
Amelia
aku mampir Thor semangat ❤️👍
💟《Pink Blood》💟
Jantung berdegup kencang.
Levi Ackerman
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Gassing Richies: itulah knp sy mlaas buka jika msih kurang stocknya....tungguin banyak dulu sekira 100an baru star
total 1 replies
yeqi_378
Gak sabar lanjut ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!