Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9
Rian berjalan menyusuri lorong menuju ruang kelasnya,dengan tatapan datar dan langkah tegap. Rian bukan anak pintar yang culun dan introvert akut. Rian anak cerdas yang cool dan pandai mengatur waktunya kapan ia harus bermain dan kapan ia harus belajar. Jadi untuk masalah ketenaran,Rian menjadi pemenang di kelas XII IPA 3 itu. Laki-laki cuek yang cerdas.Rian belum pernah jatuh cinta. Paling mentok di olok sama Yaya karena gadis itu terciduk pernah menyukai Rian .Nah maka dari itu, Yaya lah yang berperan penting dalam acara ulang tahun Rian. Agar kiranya Rian meliriknya barang sekali saja sebelum mereka menutup kisah putih abu itu. Terlalu aneh untuk membahas kisah asmara di kelas XII IPA 3 ini karena mereka akan memilih cinlok daripada menghadapi sikap baru laki-laki di luar sana. Oleh karena itu,di kelas ini mereka banyak menaruh perasaan satu sama lain.
"Selamat ulang tahun Rian" ujar Yaya yang memegang kue pada Rian yang baru berada di pintu kelas dan terlihat sangat terkejut terlihat dari tangannya yang mengusap dadanya pelan. Yaya tersenyum kecil dengan kue di tangannya dan teman-teman yang berdiri di belakangnya yang sudah bersiap untuk bernyanyi dan bertepuk tangan. Pagi itu mereka semua datang lebih cepat karena biasanya Rian akan menjadi orang pertama yang tiba di kelas mereka untuk belajar. Jadi pagi itu mereka memutuskan untuk lebih cepat dari Rian dan memberikan kejutan kecil untuk cowok kulkas itu. Rian menatap Yaya dan teman-teman yang lain cengar-cengir menunggu ia meniup lilin . Rian langsung menutup matanya dan make a wish . Saat ia membuka matanya nyanyian dari teman-temannya langsung membuatnya tertawa kecil ditambah lagi iringan gitar Aldi yang kelihatan seperti orang benar saat memetik gitar. Rian menatap semuanya lalu menatap Yaya yang pipinya sudah bersemu sedari tadi.Rian meniup lilin dan mengucapkan terima kasih kepada mereka semua. Yaya menarik tangan Rian dan membawanya ke tempat duduk lelaki itu. Yaya meletakkan kue itu di atas meja Rian kemudian mengulurkan tangannya. Siulan menggoda mulai terdengar. Wajah Yaya semakin bersemu karena digoda seperti itu.
"Waduh panas dingin nggak tuh" kata Raka menggoda Yaya yang kini sudah gemetar sendiri.
"Udah lama dong Ya nunggu momen ini" timpal Caca songong.
"Tangannya entar nggak dicuci dong abis dipegang mas crush" Lia tidak mau ketinggalan untuk menggoda Yaya. Sedangkan Yaya yang digoda seperti itu menahan diri untuk tidak menjambak rambut Lia itu.
Rian menerima uluran tangan Yaya. Tepukan tangan dan sorak sorai semakin meriah.
"Happy birthday Rian, semoga diberkati ya" ujar Yaya malu-malu.
"Thanks Yaya. Em btw semuanya thanks ya" ujar Rian dengan senyum tipis.
"Eh kok yang kelihatan senang Yaya sih,bukannya Rian" Sekar sengaja memantik kembali sorakan yang sempat redam.
"Cieeeeh cie ciee , salting nggak tuh" goda Raka menoel dagu Yaya .
"Apaan sih Ka" protes Yaya pada Raka yang menjadi pelampiasan.Yang dimarahi justru semakin menjadi-jadi.
"Eh foto dulu dong Ian, berdu noh sama Yaya" ujar Raka lagi dengan memaksa Rian berdiri memegang kue dengan Yaya disampingnya. Kali ini Raka yang menghandle kamera .Dia memotret Rian dan Yaya kemudian mengatur timer agar mereka semua bisa berfoto. Usai foto Yaya mengira semuanya sudah berakhir, kini ia bernapas lega dan hendak berjalan kembali ke tempat duduknya .Namun saat hendak melangkahkan kakinya, tangannya dicegat oleh Davi.
"Eitt mau kemana sih Ya, kuenya kan belum dipotong " ujar Davi dengan wajah tengil yang minta ditabok. Yaya menggeram mengancam Davi.Namun terlambat, nyanyian potong kue sudah dilantunkan oleh teman-teman laknatnya.
"Apes banget gue anjir" batin Yaya karena ia sangat dipermalukan hari itu.Dia memang menyukai Rian. Tetapi ia tidak ingin kelihatan amat tergila-gila pada Rian. Dia sudah bersusah payah mengontrol dirinya agar tidak berlebihan. Para makhluk aneh itu justru mempermalukannya di hadapan Rian.Rian tidak keberatan ,karena itu hari ulang tahunnya tidak ada salahnya ia menuruti keinginan teman-temannya meskipun tidak masuk akal.
"Suapan pertama ini buat siapa ya guys" ujar Adit yang sedari tadi siap siaga dengan kameranya. Hari itu ia bertugas menjadi kameramen yang merekam momen itu sedari awal hingga sekarang .
"Ada yang panik nggak ya" tambah Davi membuat Yaya semakin kesal.
"Emm suapin Ian, biar kenyang noh" tutur Caca yang kini duduk di atas meja guru memperhatikan momen langka itu. Ia juga mengeluarkan ponselnya demi mengabadikan momen kalau saja Rian benar-benar memberi Yaya suapan pertama. Melihat Rian yang menyodorkan kue ke arah Yaya, semuanya langsung mengeluarkan ponsel mereka dan CEKREK. Tepat saat Rian menyuapi Yaya semua kamera yang telah siaga menangkap momen itu dengan baik.Mereka semua tertawa lepas kemudian mereka secara bergilir mengucapkan selamat dan doa untuk Rian . Si kulkas itu menjadi cukup ramah haru itu karena sudah banyak kali tersenyum.
...****************...
Merayakan ulang tahun Rian bukan berarti mereka terlepas dari tugas utama mereka yaitu belajar.Kini mereka sedang mengikuti pelajaran matematika yang membuat otak pusing.
"Sekar maju,kerjain soal ini di papan" pinta ibu Ida guru matematika yang killer dan sangat membosankan. Sekar yang ditunjuk mendadak itu kaget namun tetap berdiri dan mengerjakan soal itu. Ibu Ida melihat Raka yang sudah tertidur pulas dimejanya berdiri dan mengetuk meja Raka. Raka yang kaget mukanya langsung memerah.
"Raka maju, temenin Sekar" pinta Ibu Ida yang spontan membuat kelas riuh karena menggoda Sekar dan Raka.
"Kenapa?Emang mereka pacaran?" tanya Ibu Ida pada anak-anak yang lainnya.
"Itu mah mereka lagi pacaran bu,jangan kecolongan itu mah bahaya si Raka" ujar Zidan yang sengaja agar pelajaran itu tidak membosankan .
"Loh bagus dong jadi mereka bisa saling suport" ibu Ida malah mendukung hubungan Raka dan Yaya.
"Amit-amit bu, saya nggak mau" sontak Sekar menoleh dan membuat seisi kelas tertawa termasuk Raka yang disampingnya. Gadis ini sungguh keterlaluan pikirnya.
"Ka,ini pegangin lah jangan diam doang" protes Sekar yang kesulitan memegang bukunya.
Raka tidak banyak bicara,ia hanya mengikuti instruksi dari Sekar karena takut dimarahi ibu Ida.
"Malah berantem bu,itu mah modus" teriak Davi memancing yang lainnya untuk berkomentar .
"Cieeeeh direstuin bu Ida tuh"
"Sekar jangan grogi gitu lah"
"Seru ya lesnya,bisa jadi momen kalau udah pacaran nanti "
Ocehan-ocehan itu terus berlanjut sampai Sekar selesai berkutat dengan soal matematika di papan tulis.