"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan-jalan
"Mentari!!! Kenapa kamu tega, kamu tahu, entah kapan, aku bisa berfoto lagi dengan abangmu," ucap Andini lebay.
"Jangan lebay deh Din, entar juga bisa foto bareng sama abang aku..., tapi dipelaminan." ucap Mentari dan diakhiri dengan tawa renyah has seorang Mentari.
"Iya bener" ucap Aira setuju " kita berfoto dengan abang Bayu yang udah nikah, ha ha ha."
"Jahat, awas saja aku akan balas perbuatan kalian" ucap Dini kesal.
"Sudah ah, jangan bahas Foto terus, gak akan selesai-selesai," ucap Aira yang ingin menyudahi pembicaraan mereka yang tiada akhir, karena ada sebuah rencana yang ingin dia wujudkan bersama kedua temannya.
"Tari, sebenarnya kami datang kemari bukan hanya ingin lebih dekat dengan kakak juga Om kamu, tapi kami kemari ingin mengajakmu keliling kota ini, kita jalan-jalan," ucap Aira menjelaskan
"Sudah kuduga" ucap Mentari yang akhirnya mendengar sendiri alasan lain, kenapa mereka datang menemuinya, disaat hari masih sangat pagi.
Ya sejak kedatangan kedua temannya dan alasan mereka datang Mentari merasa jika bukan satu alasan saja yang membuat mereka datang jauh-jauh kerumahnya, yang berada diatas pucuk embun.
"Jadi apa kamu mau ikut?" tanya Andini memastikan, pasalnya Mentari belum berkata setuju atau menolak ajakan mereka.
"Ikut lah, kalau kamu gak ikut, kami juga gak bakalan jadi pergi" ucap Aira memaksa.
"Eh ko maksa." ucap Mentari.
"memang maksa, soalnya niat kami jalan-jalan, karena kami ingin memperkenalkan kota dingin kami sama kamu, yang hidup dikota yang bersuhu lebih panas." ucap Andini memperjelas.
"Pengen sih, seru kayanya, tapi kalau gak diizinkan gimana?" tanya Mentari yang memang tidak tahu apakah akan di Izinkan atau tidak oleh sang paman.
"coba aja dulu, kalau gak di izinin kamu pergi diem diem aja" sebuah usul yang menyesatkan keluar dari mulut Andini sang calon Guru.
"Aduh calon guru satu ini kok begini pikirannya, gimana nanti kelakuan murid-muridnya" ucap Mentari yang kaget dengan usulan Andini.
"Eh jangan salah, orang kaya aku itu cocok tahu jadi Guru,"
"Kenapa?" kompak Mentari dan Aira yang penasaran alasan apa yang akan keluar dari mulut ajaib Andini.
"Karena aku pasti bisa menebak isi kepala murid-muridku yang bandel," ucap Andini percaya diri tingkat tinggi, melebihi tinggi pohon toge.
Mentari dan Aira tersenyum agaknya yang dikatakan Andini benar kali ini, dan dia cocok jadi guru BP, kadang nyeremin kalau lagi marah, dan kadang nyenengin kalau lagi diajak becanda.
"Udah gih sana minta izin!!!" ucap Andini yang ingin segera tahu apakah Mentari diizinkan pergi atau tidak.
"iya iya, semoga di izinin, eh tapi sebelum itu bantuin aku bersihin ini dulu," ucap Mentari menatap meja makan yang berantakan.
"Iya Sip, ya udah sana cepat, biar kami yang membereskan semua ini" ucap Andini dan Aira hanya kebagian mengangguk, karena apa yang ingin dia ucapkan sudah diwakili Andini.
Mentari bergegas untuk meminta izin pada sang Om dan abangnya, dan tentu saja mereka memberi izin, tanpa drama sedikit pun.
"Terimakasih bang, Om," ucap Mentari senang dan sebelum dia masuk kamar, Bayu meminta izin untuk ikut bergabung dan tentu saja Mentari setuju, biar ada yang menjadi supir mereka pikirnya.
"Ok, kalau Om tian diajak boleh juga kan?" ucap Bayu lagi.
"Boleh, lebih banyak orang pasti lebih rame" ucap Mentari mengambil keputusan sendiri, karena berpikir jika kedua temannya pasti akan setuju. Toh itu pasti harapan mereka bukan.
Namun sayang ternyata mengajak Tian untuk jalan-jalan sedikit susah, karena Tian mempunyai seabreg pekerjaan, namun saat Bayu dan Mentari, menawarkan diri untuk membantu pekerjaannya setelah pulang, Tian pun setuju, sangat setuju.
"Kapan lagi, bisa liburan dan pas pulang tidak stres mikirin pekerjaan yang menumpuk." batin Tian senang. ini baru liburan sesungguhnya, pikiran bebas gak perlu mikirin kerjaan karena sudah ada yang siap membantu menyelesaikan pekerjaannya.
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.