Pelipur Laraku

"itu?" tanya Ikhsan menanyakan pria tadi apakah mantan Shella

Shella menoleh ke arah Ikhsan dan mengangguk

"kaya nya yang dekat sama kamu ngga ada yang jelek ya"

Shella melirik tajam dan menggeleng kan kepala.

"iya termasuk kamu, kalau kamu jelek aku ngga mau sama kamu" ucap Shella

"jadi aku cakep?"

"sedikit"

"jadi banyakan dia cakepnya?"

"iya lah"

" ya udah balikan lagi sono" canda Ikhsan

"ngga ah, nanti kamu sama siapa kalau aku balik sama dia"

" sama yang lain lah"

" emang bisa? "

"kenapa engga?"

" coba aja kalau berani! " ancam Shella

Ikhsan tertawa sambil menyolek hidung Shella.

Shella sudah mengambil toga nya dan berjalan menuju parkiran. Ternyata Gilang memarkirkan mobil nya tepat disamping mobil milik nya. Tanpa sengaja mereka pun bertemu kembali di parkiran. Mereka masih tidak saling tegur sapa. Shella masuk kedalam mobil lebih dulu, Ikhsan melihat Gilang dengan tersenyum, Gilang pun membalas dengan senyuman tipis.

Ikhsan menyalakan mobil nya sambil melirik Shella

"mau kemana ini?" tanya Ikhsan

"makan"

"dimana?"

Shella menyetel maps didalam mobil nya.

"masih belum rela?" Ikhsan bertanya penasaran

Shella menoleh ke arah Ikhsan "maksudnya?"

Ikhsan menunjuk mobil Gilang yang berada dibelakang nya dengan jempol nya. Shella menoleh kebelakang dan melihat mobil Gilang.

"ngga usah bahas dia"

"kalau aku mau bahas, gimana?"

Shella menyunggingkan bibir nya "Ckk, Shinta sialan!" umpat Shella.

"kamu mau bahas apa? Mau ngorek luka?!!"

Shella sedikit emosi

Ikhsan diam tidak berani bicara lagi. Setelah makan mereka pun langsung pulang. Sampai rumah Shella langsung mengganti baju nya dan tidak keluar kamar, dia meninggalkan Ikhsan di ruang TV sendirian.

Beberapa menit kemudian Ikhsan mencoba bicara dengan Shella, dia mengetuk pintu kamar nya

*toktok*

"sayang, aku buka ya pintu nya?"

"hhhhmmm" Shella enggan membuka mulutnya.

Ikhsan pun membuka pintu kamar Shella dan melihat Shella di atas tempat tidur sedang mengetik di laptopnya.

"boleh masuk?" tanya Ikhsan

Shella melihat tajam Ikhsan

"kalau masih mau bahas yang tadi, nonton TV diluar aja"

Ikhsan menggelengkan kepala nya. Dia pun masuk dan menutup pintu kamar.

Shella melanjutkan kegiatan nya.

"lagi ngetik apa?"

Shella buru-buru menutup laptopnya lalu menyimpan nya di lemari. Ikhsan mengeryitkan dahi dan menatap Shella.

Ikhsan menarik pelan tangan Shella dan memeluknya

"apa yang kamu sembunyikan dariku?"

"untuk sementara aku sembunyikan, nanti kalau sudah waktu nya aku kasih tau ke kamu"

"hhhmmm, ok"

Ikhsan membungkukan badan menatap Shella dan mencium bibir nya. Mereka berciuman dengan mesra. Ikhsan mengangkat badan Shella tanpa melepas ciuman nya agar sejajar dengan dirinya, karena tinggi badan mereka sangat signifikan, Shella memiliki tinggi badan hanya 155cm, sedangkan Ikhsan memilik tinggi badan 185cm, jadi perbedaan tinggi mereka sangat terlihat jelas.

Ikhsan mendudukkan Shella di meja belajarnya. mereka masih berciuman, tangan Ikhsan mulai menyusup ke dalam kaos milik Shella dan meraba pinggang dan punggung Shella. Ikhsan melepas ciuman nya, dia mengatur nafas nya yang tidak teratur. Dia juga mengeluarkan tangan nya dari dalam kaos Shella. Ikhsan mencoba menahan nafsunya. Dia menghentikan kegiatan nya. Setelah nafas nya mulai teratur dia mengecup kening Shella. Dia menurun kan Shella dari meja belajar .

"aku balik hotel dulu ya, nanti sore ke sini lagi"

"istirahat disini aja" Shella memeluk Ikhsan

"nanti terjadi sesuatu yang aku inginkan" bisik Ikhsan

"diih"

Shella menarik tangan Ikhsan dan menidurkan nya, Shella pun ikut tidur disamping Ikhsan. Shella tidur memejamkan matanya sambil memeluk Ikhsan.

" sudah tidur! kalau macam-macam kusunat lagi kamu!"

Ikhsan tertawa melihat tingkah pacar nya. Ia pun akhir nya ikut tertidur sambil memeluk Shella.