NovelToon NovelToon
My Angel

My Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:45.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.

Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.

Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.

Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khalid dan Ziza

Ziza memberikan lukisan wajah Khalid yang udah selesai dia buat.

"Nih, semoga suka."

Khalid dengan cepat meraihnya. Dia penasaran, seperti apa wajahnya saat dilukis Ziza. Karena saat melukis tadi Ziza menutupi hasil kerjanya.

Matanya berbinar menatap hasil lukisannya. Dia sedang tertawa lepas. Dia mengira Ziza akan melukisnya dalam posisi diam.

Dalam hati mengakui kejeniusan Ziza yang bisa mengingat setiap detil wajahnya yang sedang tertawa lepas dan baru saja terlihat oleh gadis itu.

"Kamu hebat," puji Khalid kagum.

"Biasa aja. Tapi kamu suka?" Ziza menatapnya khawatir. Baru kali ini dia ngga yakin dengan lukisannya.

"Suka sekali," jawab Khalid dengan tatapan penuh maknanya.

"Syukurlah kamu suka." Ziza tersenyum lega. Tadi di benaknya agak khawatir juga kalo Khalid agak keberatan dengan tema lukisnya.

"Kamu bisa detil begini lukisnya. Bakat kamu luar biasa," puji Khalid lagi dengan suara penuh kekaguman.

Dia sangat suka melihat dirinya di dalam lukisan Ziza.

Sudah lama dirinya ngga melihat dirinya yang sebahagia ini.

"Boleh buatku?" tanyanya sambil.menatap wajah tersenyum Ziza.

"Memang buat kamu."

"Terimakasih. Bayarnya pake apa?"

"Emm.... Jangan suka berantem lagi."

"Berantem?"

"Ya, luka luka di tubuh kamu, bukan karena kamu berantem?" Ziza menatap Khalid bingung.

Seingatnya sahabat dan para sepupunya akan mendapatkan luka luka seperti itu setelah habis duel.

Ooo, Khalid baru mengerti.

"Oke." Khalid ngga mungkin bisa jujur. Ziza pasti mengira dia berbohong kalo memgatakan yang sebenarnya.

Mana ada yang bisa percaya, seorang mama bisa melakukan hal sekasar ini. Kecuali mamanya yang sudah mengalami depresi berat.

Ziza tersenyum, tapi kemidian dia tersadar kalo Ruby belum juga kembali.

"Ruby, kok, belum datang, ya." Ziza pun merapikan alat alat lukisnya dan punya Ruby.

"Ngambil minumnya dimana?" Khalid ikut bantu membereskan.

"Di kelas."

Gerakan tangan Khalid terhenti.

Kalo di kelas, harusnya sudah balik, pikirnya.

Kecuali....? Khalid melirik sekitar, Dia lega tidak menemukan sepupu reseh itu.

"Lebih baik kita nyusul ke kelas," putus Khalid yang diangguk Ziza.

"Oke."

Khalid meraih tas punggung yang berisi alat lukis itu dari genggaman Ziza.

"Ayo."

Ziza mengangguk lagi dan mereka mylai melangkah meninggalkan halaman belakang sekolah.

"Dari umur berapa kamu suka melukis?"

"Katanya aku sudah suka nyoret nyoret kertas sejak umur dua tahun " gelak Ziza berderai.

"Keren, dong," sahut Khalid juga ikut tertawa mendengar jawaban Ziza.

Mereka ngga sadar, sepanjang mereka berjalan selalu tertawa tawa, beberapa pasang mata menatap dengan pancaran sinar yang berbeda beda.

"Dia berani sekali dekat dekat dengan Ziza," umpat Quin kesal. Kedua tangannya dipegang Zian dan Sean jadi ngga bisa bergerak.

"Biar saja, Quin. Kamu harus biarkan sesekali Ziza dengan orang lain," sanggah Ruby jengkel.

"Tapi orang itu ngga tau kondisi Ziza," Quin ngga kalah jengkel menyanggah.

"Nanti aku akan kasih tau Khalid tentang kondisi Ziza," lerai Zian lelah dengan perdebatan keduanya.

"Jangan," cegah Ruby.

"Kok, jangan. By?" tanya Theo heran.

"Mulai aneh lagi, kan, kamu," cibir Quin mengejek.

"Perlakukan Ziza seperti kita. Ziza juga pasti ngga mau Khalid.melihatnya kasian karena penyakit jantungnya," koreksi Ruby.

Quin ngga membantah lagi. Dalam hati dia membenarkan apa yang dikatakan Ruby, tapi dia tetap merasa khawatir kalo teman di sekitar Ziza ngga tau keadaannya.

Selama ini Ziza selalu bersama mereka. Ngga ada yang berani mendekati Ziza, karena bakal langsung ciut nyalinya. Tapi ternyata Khalid cukup berani juga.

Baiklah, dia sendiri yang akan kasih tau Khalid, tekat Quin dalam hati

"Aku pergi dulu, ya. Nanti Ziza curiga," pamitnya sambil melangkah pergi. Tapi saat melewati Theo, Ruby menghentikan langkahnya.

"Terima kasih sudah menahan Quin." Netra Ruby menatap Theo lembut.

"Ya," angguk Theo .

Setelahnya Ruby pun menjauh

"Kamu kenapa, sih, selalu nurut sama Ruby," omel.Quin yang kini kedua tangannya sudah dilepaskan oleh Sean dan Zian.

"Emang kenapa?"

"Kamu naksir sama Ruby?" tuduh Quin.

"Ngapain juga kamu mau tau, Quin." Sean yang menyahut. Walau pun dalam hatinya dia sudah lama curiga.

"Dia terang terangan di pihak Ruby dari pada aku yang kembarannya," dengus Quin kesal.

"Wajarlah. Ruby perempuan, dia pasti kalah tenaga sama kamu. Apalagi kalo kamu lagi marah, tenaga kamu kuat banget," bela Zian.

"Kalian pun sama, selalu membela dia," dengus Quin kesal.

Theo, Zian dan Sean menghela nafas panjang.

"Ayo, kita kembali ke kelas," ajak Sean sambil melangkah duluan diikuti Zian.

Quin mendengus kesal

*

*

*

"Khalid."

Khalid dan Ziza yang akan memasuki kelas, sama sama menoleh mendengar suara panggilan kepala sekolah.

"Mamamu menelpon. Minta ijin agar kamu pulang," ucap Om Setyawan-kepala sekolahnya yang berjalan mendekat.

"Oh iya, pak."

"Tadi istri saya sudah menemui mama kamu. Dia suka dengan rumahnya," ucap Om Setyawan dengan mata penuh bintang.

Ziza menatap Om Setyawan heran dengan perhatian yang menurutnya terasa berlebihan.

Rumah? Memangnya rumah Khalid yang sebelumnya kenapa? batinnya.

Tapi ekpresi Khalid malah menegang. Jantungnya berdebar keras.

"Mungkin dia ingin kamu membantunya packing," seloroh Om Setyawan dengan tawanya yang berderai.

"Iya, om." Khalid menahan perasaan ngga tenangnya yang makin memuncak.

"Mau om antar?"

"Makasih, Om. Saya bawa motor," tolak Khalid sopan.

"Oke, oke."

PUK PUK PUK.

Khalid menahan lagi ringisannya.

Ziza menatap kasian. Dia tau pasti bahunya sakit.

"Hati hati, ya " senyum kepala sekolah sebelum melangkah pergi.

Khalid menghela nafas.

"Kamu terlhat ngga senang," ucap Ziza yang sedari tadi mengamati ekspresi Khalid.

"Ngga, kok," bohong Khalid. Keduanya melangkah memasuki kelas

Ziza mematung saat Khalid sudah mengenakan tas punggungnya.

Ziza merasakan firasat buruk.

"Aku pulang dulu. Makasih, ya, lukisannya," senyum Khalid saat melangkah pergi. Dia terlihat terburu buru.

Ziza hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap punggung cowo itu pergi.

Quin yang ingin melabrak langsung bertolak pinggang mendengar kata kata Khalid yang terburu buru.

"Nanti saja."

"Huh... Dia pikir dia siapa," dengus Quin sambil.menatap langkah setengah berlari Khalid.

"Dia mau kemana?" tanya Sean heran.

"Entahlah," sahut Theo sambil mengedikkan bahunya.

"Ziza....," panggil Ruby sambil mendekat.

"Khalid mau kemana?"

"Katanya mau pulang. Sudah diijinkan Om Setyawan."

"Loh, kok, gampang banget dapat ijin pulang," decak.Quin heran.

"Mungkin Om Setyawan sahabat lama orang tua Khalid," analisa Sean.

"Bisa juga. Mungkin baru tau," sahut Theo.

"Aku juga mengira begitu," sambung Zian.

Quin ngga menjawab, tapi otaknya mulai mencerna.

*

*

*

Khalid memasuki rumahnya dengan langkah perlahan. Jantungnya sudah bergemuruh membayangkan apa yang akan dia terima.

BUG

Benar saja, Khalid telat menghindar gagang sapu yang dilempar mamanya.

"APA YANG SUDAH KAMU KATAKAN PADA MEREKA!" bentak mamanya menggelehar.

BUG

BUG

Khalid ngga menghindar dari lemparan mamanya. Kakinya seolah dipaku di lantai.

1
Rahmawati
pelukisnya ada di deket km al
Dewi kunti
pelan2 Khalid 👍🏼👍🏼👍🏼
TriAileen
bt vina ngaku aja k Ruby n Ziza kl Vina n Theo bohonga.
hansen
mohon ruby jangan terburu2 untuk menerima endru, ya jika ingin move on bisa aja dengan cara fokus kuliah atau bantu2 kerja nyokap loh by..Karna jika masih belum ada kejujuran kalian berdua yang menjadi mangsa perasaan dan sakit hati itu endru jika ruby menerima cinta nya.
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Panggil Ry aja Kk Han 😁
hansen: benar kak
total 3 replies
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Gk sabar nunggu drama Vina dan Theo
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Semoga Ruby bisa mengendalikan diri sehingga bersikap biasa dgn drama yg Vina dan Theo buat
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Orgnya ada di samping Khalid
Sri Siyamsih
part"ini bkin nyesek thor, nggk hbs" derita khalid 😥
Sri Siyamsih
pawang si quin nich kyknya
Sri Siyamsih
kasihan khalid 😥
Sri Siyamsih
pk setya nggk peka bgt sih
Sri Siyamsih
mmnya depresikah thor, hingga khalid yg sering jd sasaran 😥
Rahmawati
quin ini posesif bgt, nanti gmn ya kl sama pacarnya
Ina's
up nya jangan lama-2 ya
anggita
☝iklan...like👍buat Quin yg lgi marah" aja.
hansen
bila sampai ke destinasi ruby acuhkan saja theo, ayolah bicara 4 mata kalian berdua perlu speed time bersama hanya berdua
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Akhirnya Quin berkenalan dgn Al
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
Innara Maulida
sabar Quin sabar,,ntar ketemu ko sama pawang nya ,,,masih di umpetin sama ohtor nya,,si bar bar,,,nona muda yg kabur itu apa kabr nya ia
Yuli Ana
ya ampun Quin...Quin...
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Akan ada saatnya Yul
Skrg Quin mau fisikkotes Al dulu
total 1 replies
Yuli Ana
kasihan Khalid....n😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!