Hot Affair With Ipar

"Ingat janji kamu tadi malam ya sayang," ucap Deswita karena tadi malam Andra benar-benar sudah berjanji padanya bahwa dia tidak akan lagi dekat-dekat ataupun membela Aluna lagi.

Andra sudah berjanji pada istrinya itu, dan dia akan menepatinya. Lagi pula Andra juga tidak ingin jika rumah tangganya setiap hari akan terus saja diisi dengan pertengkaran antara dirinya dan juga Deswita. Jadi daripada dia harus berdebat ataupun bertengkar dengan wanita itu menjadi lebih baik dia menurut lebih apa yang disita inginkan. Dia akan menjauhi Aluna dan tidak akan dekat-dekat lagi dengannya walau menurutnya juga dia tidak pernah dekat dengan Aluna.

"Iya, aku tidak akan dekat-dekat lagi dengannya. Apa sudah cukup?" jawab Andra sambil bertanya pada istrinya.

Dia ingin Deswita merasa lebih nyaman dengan semua ini. Jadi mungkin ini yang terbaik untuk mereka.

"Baiklah, hati-hati di jalan sayang," ucap Deswita yang melepas kepergian suaminya.

Andra berangkat ke kantornya, dan setibanya dia di sana Aluna sudah menyambut kedatangannya dengan baik. Bahkan wanita itu juga sedikit tersenyum padanya. sayangnya Andra tidak merespon apapun dari wanita itu katanya sudah berjanji pada istrinya bahwa dia tidak akan pernah dekat lagi dengan Aluna.

Melihat reaksi Andra yang seperti itu membuat Aluna penasaran. Sungguh ini semakin menjadi tantangan baginya untuk bisa membuat hubungan rumah tangga antara Andra dan juga Deswita berantakan.

"Kita lihat, seberapa jauh anda bertahan dengan semua ini pak Andra Wiranto." ucap Aluna dengan penuh rencana jahatnya.

"Ini yang kamu inginkan, jadi kita lihat sampai di mana batas kekuatan mu itu." ujar Aluna lagi.

Mereka mengerjakan semua pekerjaannya, sampai di mana Aluna menemukan sebuah schedule pekerjaan Andra ke Negara tetangga hingga membuat mereka berdua harus menginap di sana. Tiba-tiba saja rencana jahat itu terlintas di pikirannya. Aluna mendapatkan ide cemerlang dari semua itu.

"Sepertinya bukan ide yang buruk!" ucapnya setelah mengetahui Schedule Andra.

Dia bekerja seperti biasanya, dan tidak memperdulikan Andra karena menurutnya tidak penting memikirkan laki-laki yang takut dengan istrinya. Padahal dia tidak tau siapa wanita yang di nikahinya itu. Wanita ular berkepala banyak. Bukan lagi dua, tapi banyak. Sangat banyak hingga membuatnya sulit untuk membedakannya lagi.

Aluna sendiri juga sengaja mengabaikan Andra karena dia tidak tertarik sama sekali dengan laki-laki itu. Hanya saja memang di balik semua itu banyak rencana di kepalanya.

Dia bekerja seperti biasanya, sampai di mana Andra keluar dari ruangan kerjanya karena memang sudah waktunya untuk mereka pergi meeting di luar.

Aluna sendiri sengaja berpura-pura tidak tau hingga membuat laki-laki itu keluar dari ruangan kerjanya.

"Apa kau tidak tau bahwa jika ada meeting hari ini?" tanya Andra pada Aluna hingga membuat wanita itu menatap ke arahnya.

"Saya tau pak. Saya masih menyiapkan berkasnya dan ternyata bapak sudah keluar lebih dulu. Memangnya kenapa pak? Apa saya melakukan kesalahan?" tanya Aluna balik hingga membuat Andra terdiam.

Dia juga bingung bagaimana caranya menjaga jarak dengan wanita ini di saat dia memang membutuhkan Aluna. Wanita ini memang sangat mengerti dirinya sekali dan bahkan ketika dia belum mengatakan apa-apa, Aluna sudah menyiapkan semuanya lebih dulu.

Hanya karena memikirkan perasaan Deswita Andra malah bersikap tidak profesional karena mencampuradukkan pekerjaan dengan urusan pribadi. Padahal dalam urusan bisnis semua itu tidak bisa di campur adukan. Sayangnya Andra melakukan semua itu dan dia telah bersikap tidak profesional hanya karena memikirkan perasaan Deswita.

"Sudahlah, ayo berangkat. Kita harus pergi sekarang!" ucapnya pada Aluna yang langsung mengikuti Andra setelah laki-laki itu berjalan lebih dulu meninggalkannya.

Saat sampai di mobil pun Aluna memilih duduk di depan bersama dengan supir dari pada harus duduk di belakang dengan Andra. Dia sengaja melakukan hal itu agar Andra perasaan dan ternyata benar. Andra juga merasa bahwa Aluna itu seperti mengetahui sesuatu atau memang sengaja melakukan hal seperti ini untuk menjaga jarak dengannya.

Aluna sendiri tersenyum saat melihat reaksi Andra yang juga merasa bahwa dia berubah. Tidak masalah karena ini yang Andra inginkan bukan?

"Silahkan pak," Aluna mempersilahkan Andra untuk masuk lebih dulu ke ruangan meeting mereka di privat room yang memang sudah di pesan sebelumnya.

"Aluna..." panggil Andra padanya hingga membuat dia berhenti di sana.

"Ya, pak?" jawab Aluna biasa saja karena dia merasa bahwa pancingannya berhasil.

"Maaf, saya hanya tidak ingin membuat kalian salah paham. istriku, emh...maksud ku-"

"Tenang saja pak, saya paham. Saya mengerti dengan apa yang bapak rasakan. Lagi pula wajar jika seorang suami menjaga perasaan istrinya. Tapi sebelum melakukan hal itu alangkah baiknya jika mencari tau lebih dulu siapa yang kita bela bukan? Maaf, bukan maksud saya untuk mengkritik anda. Tapi rasanya tidak pantas jika urusan bisnis di campur aduk dengan urusan pribadi. Karena setahu saya itu tidak pernah kami pelajari semasa kuliah. Koreksi jika memang saya salah." jelas Aluna.

Apa yang Aluna jelaskan menjadi tamparan keras bagi Andra yang memang sudah bersikap tidak profesional sekali hanya karena memikirkan perasaan Deswita.

"Sudahlah jangan di bahas lagi. Aku tau ini tidak pantas tapi aku juga tidak ingin hubungan kami berantakan hanya karena masalah seperti ini."

"Maaf pak, sebenarnya bukan ini yang menjadi masalah. Tapi istri bapak sendiri. Jika dia memang mencintai bapak, dia tidak akan mungkin berpikir atau menuduh bapak untuk melakukan hal-hal seperti ini. Bukankah seorang istri itu wajib percaya dengan suaminya? Bukankah salah satu dalam kunci rumah tangga yang harmonis itu sebuah kesetiaan dan kejujuran yang di landasi kepercayaan? Lalu apa istri bapak sudah melakukan hal itu?" lanjut Aluna hingga membuat Andra semakin terdiam karena dia tidak bisa menjawab setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya Aluna karena menurutnya semua yang di katakan wanita itu memang benar adanya.

Aluna tidak salah sama sekali dan dia tidak salah sedikitpun. Hanya saja memang-ah sudahlah. Mungkin ini memang sudah jalannya untuk mereka.

"Terserlah lah Aluna. Kau akan tau apa yang aku rasakan saat ini Jika suatu saat kamu menikah nanti."

"Sayangnya aku akan menikah dengan laki-laki pilihan ku sendiri dan aku juga yang akan memastikan bahwa laki-laki itu yang terbaik untuk ku. Jika tidak, mungkin tuhan belum percaya pada ku untuk merasakan kebahagiaan itu." penjelasan dari Aluna semakin membuat Andra terdiam karena apanya yang Aluna jelaskan semua itu memang membuat Andra semakin merasa mawas diri.

***