NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

two Face

"Kurang ajar! Berani ya, lo, di tempat umum kek gini!" Pemuda itu yang tak Kaluna tahu namanya sedang menghajar bapak-bapak tadi dengan penuh amarah.

Kaluna yang sudah menangis tersedu tak mampu berbuat apa-apa. Sesak dan penuh Bus tadi, seketika lenggang karena sebagian orang memilih menepi guna menyelamatkan diri dari amukan pemuda di tengah bus.

Teriakan dan ricuh yang terjadi membuat sopir Bus menghentikan kendaraan.

"Sudah, sudah, dek!"

"Bawa saja langsung ke kantor polisi"

"Pukul terus sampe mampus!" dan masih banyak lagi cuitan dari orang-orang yang ada di dalam Bus itu.

Sudah ada beberapa lelaki yang maju untuk melerai, namun tenaga pemuda itu tak bisa diremehkan. Pemuda itu memukul, menendang dan menginjak bapak-bapak gempal yang sudah terbaring tak berdaya di dalam Bus.

"Stoooppp!" Teriakan dari sopir Bus mampu meredam dan menghentikan aksi pukulan dari pemuda tadi.

"Ada apa ini? Kalian mau membuat celaka semua orang yang ada disini, hah?!" Marah supir Bus yang belum mengetahui apa yang terjadi.

"Mbak ini tadi dilecehkan sama bapak-bapak ini, pak!" Tunjuk salah satu pengguna transportasi kearah Kaluna. Semua orang kini menatap prihatin pada Kaluna yang kini telah ditenangkan oleh Ibu-Ibu disebelahnya.

Pemuda tadi berusaha meredam amarahnya dan memilih duduk agar tidak lagi maju untuk menginjak bapak kurang ajar tadi.

"Benar begitu, Nak?" Tanya sopir Bus tadi menatap iba akan kondisi penumpangnya yang mukanya memerah akibat tangis dan badan masih yang bergetar. Syok.

Kaluna pun menceritakan apa yang ia alami dengan terbata-bata. Air matanya mengalir ketika menceritakan apa yang ia alami.

Apa yang Kaluna katakan membuat sopir bus tadi menatap penuh amarah pada sang pelaku.

"Tahan bapak itu, saya akan menghubungi pihak berwajib biar dipenjara sekalian." sopir Bus tadi berusaha menghubungi pihak berwajib dan mencoba menjelaskan kronologi kejadian.

Beberapa orang kini keluar dari dalam Bus memilih untuk mencari kendaraan lain yang bisa mereka tumpangi. Beberapa lagi ada yang memilih menunggu karena tak mau lagi bersusahpayah berganti transportasi. Karena pastinya akan memakan waktu yang cukup lama dari menunggu pihak berwajib dan menggiring pelaku untuk dibawa ke kantor polisi.

Kaluna memilih duduk di kursi yang ada di trotoar jalan guna menenangkan dirinya. Beberapa penumpang yang memilih menunggu, menemani Kaluna dan berusaha menenangkannya.

"Ini handphone kamu, kan?" Sodor lelaki didepannya. Kaluna mengangkat pandangannya dan bertemu pandang dengan lelaki yang telah menolongnya tadi.

Mata coklat dibalik kacamata bening, kemeja yang telah digelung sampai siku dan tas kerja yang tersampir di pundak. Tampan. Tapi segera Kaluna gelengkan kepala karena telah menilai fisik dari seseorang yang bahkan tak ia kenal.

"Makasih, atas bantuannya. Kalau nggak ada masnya tadi, saya tidak tahu akan seperti apa keadaan saya tadi." Ucapnya berterima kasih pada lelaki pemberani di depannya.

Lelaki di depannya membalas dengan anggukan singkat. "Lain kali kalau naik transportasi umum, pilih dekat dengan para wanita. Biar kejadian kayak tadi tidak terulang kembali." Saran lelaki yang menjulang di depannya.

"Iya, Mas. Sekali lagi saya ucapkan Terima kasih."

Situasi Bus tadi tidak memungkinkan Kaluna untuk memilih karena ruang yang kosong tadi hanya ada di dekat kursi lelaki. Kaluna tak punya pilihan selain berdiri di tempat yang tadi.

Kaluna kembali memperhatikan penampilannya sore ini. Kemeja yang tidak kekecilan-tidak juga kebesaran, dipadu dengan celana jeans yang normal yang tidak mengundang syahwat. Make up yang ia gunakan pun, tidak yang menor. Memang ia tak memakai hijab, namun rambutnya tidak yang memperlihatkan lekuk tubuhya. Rambutnya ia gerai.

Memang dasar otak lelaki. Berpakaian sopan ataupun tidak, wanita selalu menjadi bahan fikiran kotor sebagian lelaki.

"Saya sebenarnya punya trauma akan kasus yang Mbaknya alami." ucapan lelaki di depannya membuat Kaluna memusatkan atensinya. "Makanya saat tadi saya lihat Mbak diperlakukan seperti itu, saya sangat emosi dan tidak terkontrol."

"Mohon maaf... yang Mas nya maksud korbannya itu Masnya sendiri?"

"Bukan saya, tapi almarhum adik saya." baru saja Kaluna ingin melanjutkan bertanya, tiba-tiba ada seseorang yang menarik lengannya dan menariknya untuk berdiri. Kaluna tersentak dan menatap sang pelaku yang menarik lengannya tanpa permisi.

Kaluna kesulitan menelan ludah dipandang dengan tatapan mata elang lelaki di depannya. Brian. Ya, ternyata lelaki di depannya datang untuk menjemputnya. Entah bagaimana Brian mampu mengetahui keberadaannya, sedangkan ponselnya tadi tak tahu entah kemana. Mungkin saja ada orang yang tadi mendapat ponselnya yang mengirimkan lokasi pada Brian.

"Kenapa lo ceroboh banget jadi orang, hah?!" geramnya dengan suara pelan. Rahang yang mengeras disertai tatapan yang ingin menusuk membuat Kaluna menyesali pilihannya telah menghubungi lelaki di depannya.

Namun yang tak Kaluna sangka, lelaki yang tadi menolongnya malah menarik Kaluna mendekat dan melepaskan pegangan Brian yang menyakitinya.

"Lo bisa kan ngomong baik-baik. Nggak perlu kasar sama cewek!" Ujar lelaki berkacamata tadi yang tak takut akan admosfir gelap yang Brian keluarkan.

"Lo siapa ikut campur, hah? Lepasin atau gue tendang!" Ujar Brian dengan muka memerahnya menahan emosi. Namun lelaki di depannya juga tak ingin mengalah. Entah terbuat dari apa keberanian pemuda di hadapannya ini.

Kaluna memilih untuk melepaskan pegangan tangan lelaki yang masih menahannya. Kalau diteruskan, kedua lelaki ini akan berbuat keributan. Kaluna tak ingin menjadi pusat perhatian untuk yang kedua kalinya. Kaluna memohon maaf atas sikap Brian dan menarik Brian untuk menjauh dari sana.

"Bisa nggak kalau ngomong nggak usah pake emosi!" Ledak Kaluna saat mereka sudah menjauh dari sana.

"Kalau gue nggak datang, lo pasti bakalan keganjenan sama laki tadi!" tunjuknya yang membuat Kaluna menutup mata berusaha menahan gejolak tangisnya menghadapi sikap tempramental Brian.

"Cowok tadi itu yang nolongin gue di Bus. Lagian bisa kan, lo kalau ngomong sama gue itu pelan, Bri." Dan Kaluna rasanya ingin menangis. Mengapa lelaki didepannya ini tak pernah lembut padanya.

Mengapa juga dirinya harus bertemu dan membuat sebuah cerita dengan lelaki yang sialnya sangat ia benci dan... Arghh....Kaluna ingin berteriak, mencakar dan memaki, namun semua hanya bisa ia pendam.

"Nggak bisa kalau itu berhubungan dengan lo!" Jawabnya yang membuat Kaluna menitikan air mata untuk yang kesekian kalinya. Kaluna membuang wajah ke samping tak ingin sampai lelaki di depannya melihat kelemahannya. Walaupun kenyataannya dirinya memang sangat lemah. Brian dan kata-kata menyakitkannya adalah paket yang tak bisa terpisahkan.

"Yaudah, lo bisa balik. Sorry, karena gue udah ganggu waktu berharga lo." Putusnya setelah itu berbalik ingin pergi dari sana. Namun cekalan tangan Brian lagi-lagi menghentikan langkahnya.

"Tunggu disini!" dan Brian dengan sikap keras kepalanya tak mau dibantah.

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading

1
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
Ahmad Abid
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!