NovelToon NovelToon
TERLANJUR TERLUKA

TERLANJUR TERLUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor
Popularitas:138k
Nilai: 5
Nama Author: SiswantiPutri

Maya dan Rangga adalah pasangan suami istri yang menjalin pernikahan karena cinta. Menghabiskan waktu dengan kehangatan dan keharmonisan walaupun tanpa adanya anak. tapi itu hanya 'awalnya' sebelum salah satu dari mereka menemukan cinta lain.

Rangga yang mulai jengah dengan hubungan tanpa tujuan perlahan terkecoh dengan hadirnya sosok baru. Pengganti istrinya yang membutuhkan perhatian lebih dari semua orang karena memiliki tubuh yang rapuh. Sosok baru yang merupakan adik kandung istrinya sendiri.

Setelah Maya tersisihkan dari keluarganya, apa pada akhirnya dia juga terbuang dari hati suaminya? Kembali mengalah pada sosok yang menjadi pemenang di hati semua orang sejak kecil!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiswantiPutri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

"Dia meninggal, Papamu meninggal."

Aku ingin abai, tapi kakiku tak bisa di gerakkan untuk masuk ke dalam rumah. Papa adalah sosok yang acuh dan tak pernah memaksakan kehendaknya padaku. Tapi mengingat tamparan yang dia lakukan membuatku tak bisa melupakannya begitu saja dengan mudah.

Hari itu, di mana tangannya menampar pipiku. Hari di mana aku mulai merasakan benar-benar sendiri. Papa tak pernah menekanku, tapi sikap abainya membuatku tersingkir.

Jadi apa yang harus ku lakukan sekarang? Kembali pada kehidupanku untuk melihat jasadnya? Sosok yang bahkan tak ingin melihat sulitnya hidupku saat aku berada di sekelilingnya. Apa aku bisa berbesar hati?

"Maya..."

"Jangan menggangguku lagi."

"Tapi Maya---"

"Aku dan mereka sudah gak memiliki hubungan apapun, layaknya aku dan kamu Mas. Jadi pergilah, tempatku di sini bukan di sana bersama keluarga harmonis yang dari awal gak pernah menganggap keberadaanku."

Mungkin ini yang terbaik, ada atau tak adanya aku di sana tak merubah apapun. Mereka terbiasa bersama tanpa aku, jadi setelah salah satunya pergi kenapa aku harus kembali? Ikut bersedih dengan mereka begitu? Lucu sekali.

"Aku gak bisa kalau gak membawamu, ayo pulang bersamaku. Lupakan masa lalu."

"Pulang ke mana maksudmu? Pulang ke rumah yang dari awal gak ada aku? Jadi di mana aku harus pulang? Rumah keluarga yang mengabaikanku? Atau ikut bersamamu ke rumah kita, sedangkan aku dan kamu sudah di haramkan. Dan kamu bilang melupakan?"

Aku terkekeh pelan "lucu sekali."

Perasaanku ini. Benci dan juga sakit hati belum bisa menghilangkan perasaan sayang dari anak untuk Ayahnya. Tapi aku tak ingin kembali ke sana, aku lelah pada semuanya. Bahkan tak pernah terbesit sekalipun menginjakkan kaki di kota itu, tempat di mana aku tumbuh dan merasakan tak adilnya sebuah kehidupan.

Andai saja Papa bisa sedikit saja memberiku perhatian, kasih sayang walaupun tak sebesar Naya. Aku mungkin bisa menekan sesak untuk melihat jasadnya. Mendoakan kepergiannya dan menangisi mayatnya yang terkubur di dalam tanah. Tapi, kami tak sedekat itu.

Nyatanya dia tak melakukan itu, bahkan aku tak bisa merasakan tangan lebarnya mengusap ku dengan hangat saat aku lagi-lagi tertekan.

"Anggap saja aku sudah mati, orang mati gak bisa menghadiri pemakaman orang yang sudah mati. Jadi pergilah sendirian. Jangan mengharapkan ku untuk ikut denganmu Mas."

"Maya..."

Aku dan mereka hanya sekedar memiliki darah yang sama. Ikatan batin dan kasih sayang tak ada antara aku dan mereka. Kami berbeda.

"Dia mencarimu, Papamu meninggal karena sibuk mencarimu selama ini, dia khawatir."

Deg.

"A--apa maksudmu?"

"Orang yang menurutmu paling acuh dan gak peduli padamu adalah orang yang mencarimu sampai akhir. Dia mengalami henti jantung karena terlalu sibuk mencari keberadaanmu, bahkan saat polisi mengatakan kalau kamu mungkin sudah meninggal dan tubuhmu hancur terseret arus dia tetap mencarimu."

Nafasku tercekat.

"Sejak berita itu di siarkan, dia adalah orang pertama yang langsung ke lokasi kejadian. Keluar masuk kantor polisi untuk mengetahui sebuah kabar. Tak jarang dia melupakan mengkonsumsi makanan karena sibuk mencarimu, bahkan dia menunggu di depan kantor polisi karena gak mau satu kabar pun terlewatkan, dan puncaknya kemarin. Kondisinya menurun dan dia memaksakan tubuhnya hingga pernafasannya terhambat, pingsan di dalam mobil hingga dokter mengatakan kalau dia sudah meninggal."

Air mata ini tak bisa ku tahan, tubuhku menggigil. Memaksa wajah Papa yang masih tersenyum hangat saat aku masih berusia 6 tahun. Apa semua ucapan itu benar adanya?

"Aku gak tau kalau pada akhirnya akan seperti ini, aku merahasiakan keberadaanmu karena mengerti kalau kamu masih belum bisa bertemu mereka. Aku menyesal mengambil keputusan salah hingga Papamu meninggal, harusnya dari awal aku bertemu denganmu, saat itu juga aku memberitahunya. Setidaknya itu membuatnya tenang dan mulai menjaga kesehatan. A--aku minta maaf Maya."

"A--antar aku menemui Papa..." lirihku, menahan sesak yang harusnya tak aku rasakan. Kebenaran ini membuatku kesulitan bernafas. Harusnya Papa tak melakukan itu, harusnya dia tetap abai seperti saat aku masih berada di tengah-tengah mereka. Harusnya biarkan begitu saja, agar aku tak merasakan penyesalan dan rasa nyeri yang semakin menusuk. 

PUK.

"N--Nek..."

"Pergilah Nak."

Aku terisak pelan, memeluk tubuh ringkih yang sudah kesulitan berjalan. Aku fikir perasaanku sudah mati, tapi sesuatu yang menikam kembali terasa setelah 3 tahun lalu pernah ku alami. Lagi-lagi aku menyesal, kenapa aku yang hidup dan merasakan kesakitan ini lagi. Ini terasa menyesakkan.

"Nenek mendengar semuanya, kamu pergilah Nak, Almarhum Papamu sekarang menunggumu untuk di antarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Untuk rasa sakit masa lalu, tahanlah sebentar saja Maya."

"N--Nek."

"Iya Nak?"

"I--ikut denganku ya?"

"Tapi Nak---"

"Aku mohon..." 

Kembali ke sana, melihat wajah mereka lagi. Aku tak sanggup, penopangku sudah terkubur di dalam tanah. Tak ada lagi Geral yang selalu membantu dan berada di belakangku walaupun melakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Tak ada lagi yang mengulurkan tangan saat aku di sudutkan semua orang.

"Aku akan ikut menemani Mbak Maya."

Air mata ini semakin mendesak.

"Aku ingin melihat wajah orang-orang yang sudah menghancurkan hidup Mbak Maya, kakak yang 3 tahun ini mendukungku untuk apapun itu, kakak yang menasehati ku kalau aku berbuat salah. Aku ingin melihat sesempurna apa mereka hingga bisa membuang Mbak Maya."

"Kamu---"

"Aku dan Nenek gak sengaja mendengar semuanya Mbak, maaf karena aku diam dan terus menguping. Tapi aku gak menyesal karena dengan begitu aku sedikit tau apa yang terjadi dengan kehidupan Mbak Maya."

Aku tak tau bagaimana caranya berterimakasih pada takdir. Karena masa lalu yang terlalu pahit aku lupa caranya bersyukur. Di sini ada dua orang yang menganggapku layaknya keluarga kandung. Memberiku kasih sayang yang tak aku dapatkan dari sosok keluargaku.

"Terimakasih..."

"Tidak Mbak, aku dan Nenek gak butuh kata terimakasih, aku hanya berharap Mbak Maya tetap menjadi kakak untukku dan cucu untuk Nenek. Walaupun keluarga Mbak gak menginginkan kehadiran Mbak, tapi di sini aku dan Nenek sangat membutuhkan Mbah Maya. Kami berdua sayang sama Mbak Maya."

"Mereka memang keluargaku, tapi di sinilah aku merasakan keluarga yang sesungguhnya."

"Aku memang adik Mbak Maya. Karena yang butuh Mbak Maya adalah aku dan Nenek."

Aku memeluk tubuh itu, menghapus air mata yang masih tersisa pada kedua pipi. Netraku kembali pada Mas Rangga yang terlihat diam, membisu dengan pandangan tak terbaca.

"Ayo Mas, antar aku."

"Iya."

"Eh tunggu dulu, Tasya siapkan kantong kresek buat Nenek. Nenek pasti muntah karena gak bisa naik mobil, perjalannya juga cukup jauh."

Aku terdiam, Nek Asih tampak pucat melihat mobil yang tiba-tiba terparkir di depan rumah.

"Nenek gak usah ikut, biar aku yang temenin Mbak Maya. Entah mengapa perasaanku gak enak, Nenek gak apa-apa kan sendiri di sini?"

"Baiklah, kalian hati-hati."

"Maya, aku minta maaf..." 

Aku tertegun mendengar suara samar dari Mas Rangga yang kini menatapku cukup dalam. Pandangan kami terputus saat Tasya kembali keluar setelah menuntun Nek Asih masuk ke dalam rumah. Aku dan Mas Rangga sudah berakhir, tak perlu peduli lagi dengannya. 

Bersambung

Instagram: siswantiputri3

Facebook: Siswanti putri

1
Weni Munadhiroh
mana) anju
Tabina Rubi
lanjut kak
Elok Pratiwi
buruk
aca
g setuju mereka balikan ksih mYa jodoh lain
Jue
Aku harap Tasya tidak terluka seperti Maya kelak , Kerana memutuskan suatu hubungan tanpa berfikir panjang .
Anonymous
rada meragukan hub karel-tasya....ada kisah kah dibalikny...
Jue
Rangga kamu sentuh atau tidak Naya tak ada beza bagi ku kerana kamu tetap pernah curang dan paling menjijikkan sekali dengan adik ipar sendiri yang hukumnya haram bermadu ketika di dunia , Tidak masalah kalau kamu sudah tidak lagi mencintai Maya masa tu kamu boleh aja berterus-terang kemudian bercerai cara baik kenapa harus curang terlebih dahulu ,
Maya telah bahagia Hidup di kampung perangai mu tidak berubah memaksakan kehendak sehingga sanggup memfitnah Maya , Bukannya berubah tapi sikap mu semakin menjijikkan ,
Aku harap setelah Maya dapat harta warisan maka selamanya Maya dan Rangga tidak bertemu lagi atau pun berjodoh kembali , Jodoh Maya biarlah orang lain jauh dari lingkungan manusia-manusia toksik seperti Naya , Ibu mu dan juga Rangga .
Nurhayati
oooh jd CRT na NaYa iRi ma MaYa toh
Chintya Wijaya
bulet thorr alur cerita mu bosen baca ny
Queen kayla
si Rangga benar" menakutkan thor
Mesra Turnip
pengen tak'colok mata si ranggong ini, dulu aja songong, sekarang licik, maaf Thor, geram aku. sungguh outhornya hebat ! sehat dan bahagia slalu ya !
Jue
Tasya sepatutnya fikir dahulu untuk bersama dengan Doktor Karel , Kerana dia sepupu Lastri yang terlalu banyak makan budi dengan keluarga tersebut , Aku takut nanti Tasya makan hati .
Adi Nugroho
kayaknya Rangga sudah tahu keadaan Maya yg sekarang dengan luka bakar yg ada d tubuh Maya
Anonymous
apa anggara msh menganggap maya menarik kalo liat wajah di balik cadarny...
Anonymous
cewe nembak dulun...hmmmm
Agus Tina
Jujur, jangan hanya Maya yg selalu dianggap jahat
Queen kayla
mungkin Rangga tau wajah Maya yg rusak akibat kecelakaan
Adi Nugroho
kasihan maya
Anonymous
ada cerita apa dg nenek sari...
Windy Niken
yg penting mas rangga sudah berusaha untuk berubah.salut dg laki laki yg mau berusaha.tidk seperti laki laki yg suka jajan sana sini .sudah puas pindah lgi jajan lgi.kebanyakn cerita novel seperti itu tidkau usaha malah pindah jajan yg lain.hadech
Jue: Berubah itu urusan Rangga soal jodoh Maya aku harap Author tidak hodohkan Rangga dan Maya kembali .
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!