NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang Rahasia

Xinyu membuka pintu Paviliun Chunhua dengan lebar, Yu Ning di belakangnya terlihat bingung. Apa yang akan dilakukan majikannya ini?

"Nona, kau sedang apa?" Yu Ning bertanya penasaran.

Entah kenapa akhir-akhir ini majikannya sering sekali memeriksa Paviliun Chunhua yang sebelumnya tidak pernah berani dia masuki.

"Aku sedang menyelidiki sesuatu, mungkin petunjuknya ada di sini," Xinyu menjawab dengan suara kecil, "Yu Ning, bisakah membantuku mencarikan beberapa catatan lama? Yang menurutmu terlihat tidak biasa, yang berhubungan dengan Chen Xu, Wen Zhou, Jiao Anyu dan Luo Xianwei."

Yu Ning mengangguk, dia mulai memeriksa beberapa tempat yang memungkinkan untuk menyembunyikan catatan lama.

Beberapa menit mencari, Xinyu tidak sengaja menekan sebuah hiasan batu giok di salah satu rak koleksi batu giok milik ayahnya.

Rak batu giok itu mendadak bergetar, dan bergerak setengah meter, menciptakan sebuah pintu kecil menuju ruangan gelap di baliknya.

Ini persis seperti yang dikatakan Yi Xuan saat membawanya kemari hari itu. Xinyu menelan ludah, sepertinya Xu, Zhou, Anyu dan Xianwei memang tidak pernah meninggalkan kediaman ini pada malam pembantaian, mungkin saja malah bersembunyi di tempat rahasia ini.

Xinyu membeku seketika, "Rupanya Ayah memiliki ruangan bawah tanah rahasia."

"Aku tidak pernah mendengar Tuan Besar menyinggung tentang hal ini, Nona. Apa kau benar-benar tidak pernah mengetahuinya?" Yu Ning juga tampak begitu terkejut.

Xinyu menggaruk dagunya sambil berpikir, "Kita akan tahu setelah masuk ke dalam. Yu Ning, tutup dulu pintu paviliun. Tidak ada yang boleh tahu tentang hal apapun malam ini."

Yu Ning bergegas menutup pintu, lalu mengikuti langkah Xinyu yang sudah memasuki pintu menuju ruang bawah tanah yang gelap itu.

Xinyu meniup pemantik api, menerangi ruangan gelap ini. Dia menyalakan beberapa lilin yang berada di dekat dinding.

"Ruangan ini tampak rapi, sepertinya Ayah sempat merapikan beberapa hal sebelum pembantaian itu terjadi." Xinyu menyentuh beberapa meja yang berdebu.

"Ada banyak catatan lama di sini, Nona." Yu Ning menunjuk beberapa meja yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"…"

Ada wadah tinta dan kuas di meja itu, juga tumpukan kertas dengan tulisan yang nyaris memudar karena tertutup debu.

Xinyu mengernyit heran, dia mencelupkan telunjuknya ke dalam wadah tinta yang terbuka.

"Kertas-kertas di sini memang berdebu, tapi meja ini tampak bersih dan mengkilap, seperti ada seseorang yang baru saja membersihkannya," Xinyu mengambil kuas yang tergeletak dan memeriksanya dari dekat, dia menyentuh bulu kuas yang tampak bersih seperti baru saja dicuci.

"Lalu mungkinkah tinta ini tidak mengering meski tak digunakan selama lima tahun di dalam wadah terbuka?" Xinyu menggosok ujung telunjuknya yang hitam dengan ujung ibu jarinya.

"Maksud Nona, apakah ada orang yang mungkin sering keluar-masuk dari tempat ini?" Yu Ning bertanya dengan wajah khawatir.

"Bisa saja orang itu sudah menyusup ke dalam kediamanku selama lima tahun terakhir." Xinyu mulai berpikir keras, siapa orang yang dengan tenang keluar-masuk Kediaman Liang selama bertahun-tahun tanpa diketahui siapapun?

"Tapi, jika Nona saja tidak tahu tentang ruangan rahasia ini, apakah ada orang lain yang mungkin mengetahuinya?" Yu Ning bertanya dengan nada tak senang.

"Mungkin saja. Karena ada beberapa orang yang lolos dari pembantaian itu, kemungkinan mereka bersembunyi di tempat ini," Xinyu menjawab dengan nada waspada.

"Nona, apakah mungkin, itu adalah Tuan Besar? Mungkinkah Tuan Besar tidak benar-benar mati?" Yu Ning mendadak memikirkan ide yang begitu tak terpikirkan.

"Lancang!" Xinyu langsung menyorot matanya dengan tajam, Yu Ning menunduk dengan tubuh gemetar.

"Jika Tuan Besar-mu masih hidup, apakah mungkin dia akan membiarkanku terus menganggapnya sebagai mayat?" Xinyu mendengus marah.

"Aku minta maaf, Nona. Aku terlalu banyak bicara," Yu Ning semakin menunduk.

"Kau periksa beberapa tempat lagi," Xinyu memeriksa beberapa lembar kertas berdebu itu.

Catatan apa ini? Kenapa dibiarkan tergeletak di atas meja?

Xinyu membacanya satu-persatu, membersihkan debu dari atas kertas yang menutupi tulisannya. Namun tidak menemukan sesuatu yang aneh di setiap lembarnya. Ini hanya puisi biasa.

Namun saat dia mengeja setiap kata pertama di setiap lembar, dia menemukan sesuatu.

"Yang kutitipkan padamu, harus dijaga dengan benar."

Xinyu menautkan alisnya hingga mampu menjepit lalat, dia membaca lagi kalimat itu dengan lebih serius.

"Apakah ada seseorang yang menitipkan sesuatu kepada Ayah sebelum dia meninggal?" Xinyu mencoba memikirkannya, tapi tidak menemukan seseorang yang mungkin berhubungan dengan ayahnya secara diam-diam, atau sesuatu yang disembunyikan ayahnya secara diam-diam.

Siapa orang yang menulis ini? Xinyu memikirkannya, tapi tidak menemukannya.

Dia akhirnya memutuskan untuk menyimpan lembaran-lembaran kertas itu untuk ditunjukkan pada Yi Xuan nantinya.

"Nona, lihat apa yang kutemukan di sini!" Yu Ning berseru dengan antusias.

Xinyu segera mendekat, lalu Yu Ning mengetuk dinding di depannya. Setiap papan kayu, saat diketuk terdengar suara yang sama, namun sebuah papan kayu yang terlihat kosong mengeluarkan bunyi yang lebih ringan.

Papan kayu yang suaranya terdengar lebih kencang membuat Yu Ning mencurigai ada sesuatu yang disembunyikan di sana.

Xinyu yang mengerti maksud Yu Ning langsung menghancurkan dinding itu dengan tinjunya.

Terlihat sebuah anak tangga menuju ke atas dengan ruang yang begitu sempit. Yu Ning menoleh ke belakang sebelum memeriksanya ke atas.

Xinyu mengangguk, meminta Yu Ning segera memeriksanya ke atas. Dia mengikuti langkah Yu Ning dengan hati-hati.

Ternyata anak tangga sempit itu menuju luar Kediaman Liang.

Orang itu pasti keluar-masuk melewati pintu kecil ini. Sehingga tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Pintu kecil ini terhubung dari luar langsung menuju ruang rahasia di bawah Paviliun Chunhua.

"Yu Ning, minggu depan aku akan pergi ke Gunung Wanshang. Kau bantu aku mengurus beberapa surat izin untuk dikirim ke istana. Pastikan Kaisar tidak mengetahui tentang perjalanan itu, kau buatlah alasan agar Kaisar memercayainya selama aku pergi dari Ibu Kota." Xinyu kembali ke dalam ruang rahasia. Mereka keluar dari Paviliun Chunhua dengan hati-hati.

"Baik, Nona. Aku akan mengingatnya."

•••

Besoknya, Xinyu kembali mengatur pertemuan dengan Yi Xuan. Dia menyerahkan lembaran-lembaran kertas itu padanya.

"Apa kau mengenal tulisan ini?"

Yi Xuan membeku di tempat. Dia sangat mengenal tulisan itu. Itu adalah tulisan ibunya. Tapi puisi yang tertulis, dia juga menghapalnya sejak kecil. Sering dilantunkan orang tuanya ketika menemaninya tidur. Tapi kenapa bisa ada di dalam Kediaman Liang?

"Apa hubungan keluargaku dan keluarga Liang? Kenapa ada hal semacam ini yang tak pernah kuketahui?" Yi Xuan bertanya dalam hati, "Apa yang dipercayakan Ayah pada Tuan Besar Liang?"

Xinyu memukul meja, "Kenapa malah melamun?" dia melotot kesal.

Yi Xuan mengembuskan napas, "Hal ini harus kuselidiki sendiri. Xinyu tidak boleh tahu." Gumamnya dalam hati.

Yi Xuan menggeleng perlahan, "Aku tidak tahu. Tulisan ini begitu asing."

Xinyu ikut mengembuskan napas, "Kenapa kita harus menemukan jalan buntu?"

"Ini bukan jalan buntu, tapi petunjuk baru." Yi Xuan meletakkan teko teh setelah menuangkan teh ke dalam cangkir miliknya.

"Menurut ceritamu, seharusnya ruangan itu masih berhubungan dengan empat orang yang selamat. Kau pikirkan saja, mereka berhasil selamat dari pembantaian besar yang katanya dilakukan oleh Wang Qingshu.

"Hingga lima tahun kemudian, mereka tidak ditemukan jejaknya di manapun, tapi kita malah menemukan lukisan Xianwei di tangan seorang bocah pengemis. Aku berasumsi keempat orang ini sering mendatangi ruangan itu secara berkala. Mungkin kamu melewatkan beberapa hal penting di dalam ruangan itu. Bisakah membawaku ke sana sekarang?" Yi Xuan bertanya dengan nada serius.

Xinyu mengangguk, "Aku bisa membawamu."

Mereka kemudian langsung pergi ke Kediaman Xinyuan, Xinyu membawanya ke Paviliun Chunhua. Dia membuka pintu menuju ruang bawah tanah itu.

Yi Xuan menutup hidungnya saat pertama kali memasukinya.

"Ada apa?" Xinyu mengangkat alisnya melihatnya ekspresi wajah Yi Xuan yang tidak nyaman.

"Kau tidak mencium aroma ini?" Yi Xuan memperhatikan setiap sudut ruangan rahasia ini.

Xinyu mengangkat bahu, "Indra penciumanku tidak begitu baik. Jika baunya tidak terlalu menyengat, aku tidak bisa menciumnya dengan jelas."

Yi Xuan terlihat terkejut dengan fakta itu, "Sejak kapan kau mengalaminya?"

"Sejak kecil."

Yi Xuan mengangguk-angguk, ini tidak bisa dijadikan petunjuk tentang keberadaan bau ini.

"Begitu masuk, aku langsung mencium aroma mawar yang sangat tipis, tapi aroma ini seperti tercampur aroma dupa dengan dosis sedang, sepertinya itu Yingsu." Yi Xuan memeriksa beberapa laci lagi.

"Aku tidak memerhatikan bau ini karena terlalu fokus memeriksa ruangan," Xinyu menggeleng pelan.

"Xinyu, apakah salah satu dari empat orang itu adalah pecandu opium?" Yi Xuan mendadak bertanya setelah melihat beberapa kendi arak yang kosong.

"Ini bukan dupa Yingsu, Tuan Muda. Lima tahun terakhir, tidak ada stok dupa Yingsu lagi yang dibuat kediaman ini. Aroma mawar dan Yingsu yang tercampur ini adalah Arak Mawar Hitam." Xinyu menjelaskannya.

"Arak Mawar Hitam? Apakah seseorang membawanya ke sini?" Yi Xuan menunjukkan ekspresi terkejutnya.

"Arak kediamanku ini selalu tersimpan di gudang belakang setiap tahunnya. Selalu ada pelayan yang mencatat pengeluaran kendi setiap satu hari. Kita bisa memeriksanya jika ada yang aneh." Xinyu memanggil Yu Ning untuk mengambil catatan pengeluaran dan pemasukan Arak Mawar Hitam lima tahun terakhir.

Ternyata ada lima ratus kendi arak yang hilang dan tak tercatat penjualan selama lima tahun terakhir ini. Xinyu menduga seseorang tidak membelinya, melainkan memindahkannya ke dalam ruang rahasia ini.

"Hal sebesar ini, kenapa Jin Yan tak melaporkannya pada Nona?" Yu Ning terlihat panik saat membaca catatan penjualan arak yang kosong lima ratus kendi.

Xinyu menyuruhnya untuk diam dan tak ikut campur terlebih dahulu, bisa saja hal ini di luar kendali Jin Yan, pelayan pengurus gedung arak itu. Xinyu mengatakan akan menyelidiki ini sendiri.

Apalagi semua pelayan di kediaman ini baru dipekerjakan selama lima tahun, mereka tidak tahu urusan-urusan yang berkaitan dengan peristiwa sebelum mereka datang.

"Aku pernah melihat Xianwei meminum Arak Mawar Hitam malam-malam di belakang Paviliun Ruoyu, saat ingin menghampirinya dan mengingatkan untuk tidak terlalu mabuk, aku malah melihatnya menyayat lengannya sendiri. Dia mengumpulkan darah yang menetes ke dalam sebuah kendi kecil.

"Satu minggu kemudian, aku melihatnya melakukan hal yang sama. Karena merasa curiga, aku terus mencari keberadaannya setiap satu minggu di hari yang sama. Ternyata dia melakukannya setiap minggu. Sepertinya Xianwei datang ke sini setiap minggu hingga hari ini untuk melakukan hal itu lagi. Pantas saja kau mencium Arak Mawar Hitam itu di sini," Xinyu berjalan mendekati kotak-kotak kayu berukuran besar di pojok ruangan.

Kotak itu berisi kendi-kendi Arak Mawar Hitam yang kosong. Dan dua kotak lagi masih terisi kendi arak yang penuh.

"Ada 245 kendi yang kosong. Sepertinya Xianwei selalu datang ke sini setiap satu minggu dan meminum satu kendi." Xinyu menggumam pelan.

"Itu artinya minggu depan dia akan datang lagi. Kau tempatkan dua pengawal kepercayaanmu di ruangan ini, kita pantau selama seminggu penuh. Bedebah itu pasti akan datang lagi." Yi Xuan membuat rencana.

Xinyu mengangguk, "Kita perlu menyelidiki kenapa Xianwei harus menyayat lengannya sendiri sampai sesering itu."

1
NurAzizah504
Aduh, patah hati lagi /Facepalm/
NurAzizah504
Lanjut, Kak /Grin/
NurAzizah504
Pastilah keturunan terakhir itu Xinyu
NurAzizah504
Pepet terus, jgn lepas /Facepalm/
NurAzizah504
Cemburu, ya, Bang, ya /Joyful/
Floricia Li
eeh lucu bangett
Floricia Li
seleranya yi xuan saaangat tinggi
Floricia Li
banyaknya selirnya 😅
NurAzizah504
Oh, wow sekali, Yi Xuan /Chuckle/
Floricia Li
hmmm dua duanya sama sama licik 😌
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Buat Yi Xuan makin merasa bersalah /Joyful/
NurAzizah504: /Joyful//Joyful/
Xiao Lianhua: nanti aku yang merasa bersalah beneran/Sob/
total 2 replies
mama Al
nah bisa jadi
mama Al
nona jika dia pendekar tampan apa kamu akan jatuh cinta
mama Al
betul betul betul
NurAzizah504
Aku berharap Yu Shan bisa sembuh
Xiao Lianhua: doain ya kak:)
total 1 replies
NurAzizah504
Makin bikin penasaran sama alurnya /Sob/
NurAzizah504: Eh, jgn, dong /Sob/
Xiao Lianhua: bersabarlah menantikan bab berikutnya😭😭 sepertinya besok bolos up lagi🤣
total 2 replies
Floricia Li
ngakak, kasihan banget 😂
NurAzizah504
Aih, kok, malah jadi gini? /Sob/
NurAzizah504
Ampun, deh, Ziqian /Sob/
Ryo Manawa
rajin bener upload nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!