Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADA YANG ANEH
Rere terbangun dengan kondisi kepala yang sangat pusing. Badannya juga terasa sakit semua padahal semalam tak melakukan apa apa. Tadi malam hanya makan dan berbincang saja saat reuni, tapi kenapa tubuhnya terasa pegal semua. Tak pernah sebelumnya dia merasa seperti ini saat bangun tidur.
Rere menoleh kesamping, disana ada Gina dan Febbi yang masih tertidur pulas. Rere menduga mereka tidur terlalu larut semalam, hingga udah sesiang ini, mereka belum bangun. Ya, semalam Rere memang memilih tidur lebih dulu karena sudah mengantuk berat. Tanpa dia sadari, Gina telah menambahkan obat tidur dosis tinggi diminumannya.
"Aww...." Rere meringis saat merasakan daerah kewanitannya sakit. Kenapa seperti ini, kenapa terasa tidak nyaman saat dibuat berjalan. Dengan berjalan pelan, Rere memasuki kamar mandi. Dia kembali meringis saat buang air kecil dan merasakan perih dibagian intinya.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Perasaan Rere tiba tiba tidak enak. Apalagi saat membersihkan kewanitaannya, dia merasakan banyak lendir disana.
Dan disaat mandi, Rere makin heran saat menemukan bekas kemerahan di dadanya. Dia bukan orang yang polos, yang tak tahu bekas apa ini. Ini seperti kissmark.
"Apa yang terjadi semalam?" Tubuh Rere bergetar hebat. Dia menggigit kuku kuku jarinya karena cemas. "Apakah semalam ada yang memperkosaku?" Rere berpegangan pada dinding. Kakinya terasa lemas, takut jika dia benar benar menjadi korban perkosaan semalam. Tapi jika itu benar, kenapa dia tak merasa apa apa? Dan tak ada yang mencurigakan dari pakaiannya. Semuanya masih sama dengan kemarin dan tak ada bekas sobek atau apapun.
Aku harus bertanya pada Gina dan Febbi. Mungkin mereka tahu sesuatu. Tapi semoga saja tak terjadi apapun padaku tadi malam.
Rere gegas memakai baju kembali. Keluar dari kamar mandi dan membangunkan Gina serta Febbi.
"Ada apa sih Re, aku masih ngantuk." Sahut Gina yang malas membuka mata, begitupun dengan Febbi.
"Bangun Gin, Feb, please. Ada yang harus aku tanyakan pada kalian." Melihat Rere yang cemas, akhirnya Gina bangun, begitupun dengan Febbi.
"Ada apa sih Re?" Tanya Febbi sambil menutup mulutnya yang menguap. Pura pura tak tahu apa apa, padahal tahu apa yang akan Rere tanyakan.
"A, apa terjadi sesuatu padaku tadi malam?" Suara Rere terdengar bergetar, dia benar benar takut saat ini.
"Terjadi apa, aku gak ngerti?" Gina pura pura tak tahu apa apa.
"A, apakah tadi malam, ada pria masuk kesini?"
Gina dan Febbi saling menatap beberapa saat, lalu Gina mengalihkan pandangan pada Rere sambil tertawa.
"Ya gak ada lah Re. Emang kenapa sih? Kamu kok kelihatannya cemas gitu?"
Rere tak bisa mengatakan yang sebenarnya pada mereka. Belum tentu juga dia diperkosa. Jika benarpun, ini aib, dia tak mau mengumbar sebelum tahu lebih jelas.
"Setelah mengantarmu sampai kekamar, aku langsung kembali ke lounge. Rasanya tak mungkin ada pria yang masuk. Lagian tak lama kemudian, aku dan Febbi masuk kamar terus tidur. Emang kenapa, apa ada barang kamu yang hilang?" Gina sungguh aktris yang hebat. Raut wajahnya persis seperti orang yang tak tahu apa apa. Sedangkan Febbi, dia merasa sangat bersalah karena ikut membantu Gina. Tapi dia terpaksa melakukan itu.
Rere menggeleng. Dia tak tahu harus bercerita seperti apa. Jika ada yang masukpun, Gina dan Febbi akan tahu karena tak lama kemudian mereka masuk. Lalu apa yang sebenarnya terjadi padanya semalam?
"Apa kalian melihat ada yang aneh saat kalian masuk. Mak, maksudku, apakah kondisiku baik baik saja? Dan apakah ada yang berantakan, ranjang misalnya?" Suara Rere bergetar, dia sungguh gelisah sekarang.
Gina dan Febbi saling menatap lalu kompak menggeleng.
"Tak ada yang aneh. Kamu tidur sangat lelap. Setelah itu kami berdua ikut tidur," sahut Gina.
Darah, ya darah. Jika memang aku diperkosa, pasti ada bercak darah disprei karena aku masih perawan.
Rere segera mengecek sprei, dia bahkan menyuruh kedua temannya untuk turun dari ranjang. Tapi nihil, tak ada yang mencurigakan disprei, bercak darah, atau mungkin lelehan speema, tak ada disana.
Gina tersenyum dibalik punggung Rere. Dia yakin Rere akan mengecek sampai kesitu saat merasakan ada keanehan pada dirinya. Makanya dia sudah antisipasi dengan mengganti sprei yang baru, yang dia minta pasa petugas hotel.
"Kamu nyari apa sih Re?" Gina pura pura bertanya.
"Eng, enggak."
Cctv, Rere gegas keluar kamar untuk mengecek apakah benda itu ada dilorong kamar. Dia bernafas lega saat tahu ada cctv. Mungkin darisana, dia akan tahu semuanya.
Rere meminta tolong pada Gina untuk membantunya melihat rekaman cctv karena ayah Gina adalah manager disana. Tapi tidak ada hasil yang dia dapat. Karena ternyata, cctv dilorong kamar tempat dia menginap rusak sejak 3 hari yang lalu dan belum sempat diperbaiki.
Dengan perasaan kecewa, Rere kembali kekamar hotel bersama Gina.
"Emang ada apa sih Re, kenapa kamu kayak cemas gitu, apa yang terjadi?"
Rere ragu untuk cerita. Tapi dia butuh seseorang untuk bertukar pikiran dan berpendapat saat ini. Yang terjadi padanya sangat aneh. Kepalanya sampai mau pecah memikirkan teka teka ini.
"Aku tidak tahu Gin. Ada yang aneh dengan tubuhku. Aku seperti habis diperkosa, tapi aku tak ingat apa yang terjadi semalam."
"Diperkosa?" Gina pura pura syok. "Kamu yakin Re?" Gina memegang kedua bahu Rere sambil menatapnya dari atas kebawah.
"Aku juga tidak tahu Gin." Rere hampir saja menangis saat mengatakannya. Dia sendiri bingung dengan apa yang dia alami.
"Tapi rasanya tidak mungkin. Aku dan Febbi masuk kesini sekitar 1 jam setelah kamu masuk. Tak ada siapapun dikamar. Aku lihat kamu tidur nyenyak. Dan kamar dalam keadaan baik baik saja. Bahkan sprei juga dalam keadaan rapi. Rasanya mustahil jika kamu diperkosa Re." Gina pura pura menenangkan Rere, meyakinkan gadis itu jika tak terjadi sesuatu semalam, padahal dalam hati, dia sedang menertawakan Rere sepuasnya.
Semoga saja memang tak ada yang memperkosaku tadi malam. Tapi semua ciri ditubuhku, rasanya seperti habis diperkosa? Mungkinkah aku diperkosa jin? Apakah hal seperti itu ada?
Rere berharap tak terjadi apa apa semalam, apalagi kurang dari 3 bulan, dia akan menikah.
selamat meo n rere 💐🤗
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁