Kisah dua insan yang telah melewati masa remaja akan tetapi tidak pernah merasakan jatuh cinta karena beberapa alasan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titie Artyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Mentari pagi mulai menampakkan sinarnya. Sayangnya sinar mentari tertutup oleh awan mendung yang membuat suasana pagi menjadi lebih redup. Redupnya sinar mentari tidak meredupkan semangat gadis cantik yang tengah bersiap berangkat kuliah. Dengan menaiki motor listriknya ia berangkat menyusuri jalanan Kota S.
Hari ini Daniel juga mengawali aktivitas kuliahnya setelah lima hari tidak mengikuti ospek dan dua hari tidak masuk kuliah karena meeting di luar kota. Daniel berangkat ke kampus dengan mengendarai mobil sport mewah kesayangannya. Hanya butuh waktu 10 menit Daniel sudah tiba di kampus International University.
Banyak pasang mata melihat mobil mewah Daniel memasuki area kampus. Sebelumnya para mahasiswa mendengar kabar bahwa terdapat CEO yang menjadi mahasiswa di International University. Saat melihat mobil Daniel masuk area kampus, mereka yakin bahwa Daniel lah CEO yang menjadi mahasiswa di kampus mereka.
Setelah memarkirkan mobilnya, Daniel turun dari mobil. Semua orang menatap takjub Daniel yang gagah dan tampan. Daniel membuka kacamata hitamnya. Semua orang bergemuruh membicarakan seorang Daniel Surya Dirgantara layaknya seorang selebritis.
Daniel berjalan menuju ke Fakultas Ekonomi, jurusan Manajemen. Tanpa ia sadari terdapat tiga orang gadis menghadang langkahnya.
"Hai Daniel.. Kita bertemu lagi ya ?? Mungkin kita berjodoh Niel.." kata salah satu gadis yang diketahui bernama Tasya.
Tasya adalah teman SMA Daniel. Tasya adalah gadis yang cantik dengan bentuk tubuh yang sangat proporsional. Orang tuanya adalah Kepala Manajer di salah satu perusahaan yang cukup ternama di Kota S. Ia memilih jurusan akuntansi yang juga berada di Fakultas Ekonomi. Sejak SMA, Tasya sangat menyukai Daniel. Akan tetapi Daniel tidak pernah menerima cinta Tasya bahkan tidak sedikitpun tergoda dengan Tasya.
"Hei.. Kalian kenalin, dia Daniel calon suami gue." kata Tasya memperkenalkan Daniel kepada dua orang teman barunya.
"Waaah.. Calon suami Lo ganteng gila Sya !!" kata Cika, salah satu teman Tasya. Sedangkan Sela hanya diam terpaku melihat ketampanan Daniel.
Tanpa mengucapkan apapun, Daniel melewati Tasya, Cika dan Sela. Daniel merasa terganggu dengan keberadaan Tasya.
"Daniel !!!" teriak Tasya memanggil Daniel yang sudah berlalu ke kelasnya.
Kabar bahwa Daniel adalah calon suami Tasya dengan cepat menyebar ke seluruh fakultas ekonomi. Sebagian mahasiswa percaya bahwa Tasya adalah calon istri Daniel karena keduanya sama-sama dari kalangan elit. Selain itu, keduanya juga memiliki paras yang rupawan sehingga akan sangat cocok jika bersanding bersama.
Saat duduk di kelas, seseorang menepuk pundak Daniel. Daniel menoleh ke arah orang yang menepuk pundaknya.
"Faisal ??" kata Daniel yang sedikit terkejut saat sahabatnya juga kuliah di jurusan yang sama dengannya.
"Gue ngikutin Lo Niel !!! Gue harus bersama lo !! Kalau tidak, lo akan berbuat seenaknya !!" kata Faisal.
Faisal adalah sahabat Daniel sejak kecil. Dia adalah orang yang paling mengerti Daniel. Ayahnya adalah sahabat Indra Dirgantara, Papa Daniel, sekaligus Kepala Manajer di Dirgantara Group. Oleh karena itu, Daniel dan Faisal sangat dekat karena mereka sering bertemu sejak kecil.
Yuna baru saja masuk ke area kampus. Semua mata memandang ke arahnya karena ia menaiki sepeda listrik saat ke kampus. Berbeda dengan mahasiswa lain yang menaiki mobil mewah. Banyak orang yang membicarakan tentang Yuna, akan tetapi Yuna tidak peduli. Yuna dengan penuh percaya diri berjalan ke arah Fakultas Ekonomi.
Saat memasuki area fakultas ekonomi, ia berjalan melewati Tasya, Cika dan Sela. Mereka tahu bahwa Yuna datang ke kampus dengan menaiki sepeda listrik.
"Eh.. Ada orang miskin datang nih !!" sindir Tasya. Yuna tetap berjalan dan mengabaikan perkataan Tasya.
"Makanya dari tadi bau asap !!" sahut Sela. Yuna tetap berjalan tanpa mendengarkan perkataan keduanya.
Oleh karena sangat kesal Yuna mengabaikannya, Cika menarik pundak Yuna dari belakang. Berbaliklah Yuna dan menghadap ke arah Tasya, Cika dan Sela. Yuna hanya menatap ketiga gadis yang tengah membully dirinya.
"Lo jangan belagu ya !! Miskin aja belagu !!" kata Cika sembari menunjuk wajah Yuna yang masih mengenakan masker. Yuna mencoba menahan amarahnya.
"Bukannya dari tadi gue diam ya ?? Gue belagu dari mananya ??" tanya Yuna kepada Cika dengan tatapan tajam.
Merasa bahwa Yuna tengah berani melawannya, Cika pun hendak melayangkan tangannya ke rambut Yuna. Akan tetapi seorang gadis menahan tangan Cika hingga ia tidak jadi menarik rambut Yuna.
"Siapa lo !!! Beraninya mengganggu gue !!!" bentak Cika kepada gadis itu.
"Lo nggak boleh berbuat gini !! Jangan sembarangan memukul orang !!" kata gadis itu. Yuna hanya diam menyaksikan dua orang yang saling adu mulut.
"Cih.. sesama orang miskin berkumpul nih !!! Kuliah dari beasiswa aja bangga !!" kata Tasya sembari membuka tutup botol minuman di tangannya. Ia hendak menyiramkannya kepada gadis yang membelanya. Yuna segera menepis tangan Tasya hingga botol minuman itu jatuh.
"Hei !!!! Berani sekali Lo !!!" teriak Tasya penuh amarah. Kesabaran Yuna sudah habis. Ia tidak mampu lagi membendung amarahnya.
"Dengar ya.. Masih mending kita dapat beasiswa karena otak cerdas kita !!! Daripada kalian !!! Kuliah dibiayai orang tua !! Tanpa orang tua, kalian bisa apa ???" bentak Yuna kemudian menggandeng gadis di sebelahnya menuju ke depan kelasnya. Ketiga gadis itu terpaku mendengar perkataan Yuna hingga tidak sadar bahwa Yuna dan gadis yang membelanya sudah tidak berada ditempat.
"Gue Icha jurusan Manajemen" kata gadis itu sembari mengulurkan tangan kepada Yuna.
"Gue Yuna jurusan Manajemen" kata Yuna membalas uluran tangan Icha.
"Yess..berarti kita satu kelas dong !!!" kata Icha dengan senyum bahagia. Yuna hanya mengangguk dan tersenyum.
Icha adalah gadis cantik dan mungil. Dia berasal dari kota L. Memang benar Icha kuliah di International University dengan mengandalkan beasiswa. Hal itu tidak membuatnya kecil hati. Ia berjanji kepada kedua orang tuanya bahwa ia akan belajar sungguh-sungguh agar menjadi orang yang sukses dan mengangkat derajat orang tuanya.
"Kenapa gue tidak melihat lo waktu ospek Na ?" tanya Icha.
"Waktu itu gue sedang sakit Cha jadi nggak bisa ikut ospek. Memangnya gimana rasanya ikut ospek ?" tanya Yuna antusias.
"kalau menurut gue sih biasa aja Na. Eh.. Denger-denger di jurusan kita ada seorang CEO loh Na !! Tapi sayang dia juga tidak ikut ospek !!" cerita Icha.
"Yaaah.. Jadi gak bisa Caper (cari perhatian) deh !!!" canda Yuna. Icha tertawa mendengar candaan Yuna.
Jam sudah menunjukkan pukul 08.50 artinya kuliah segera dimulai. Yuna dan Icha segera masuk ke kelas mereka. Sebagian dari mahasiswa merasa asing dengan Yuna karena baru pertama kali masuk kelas. Saat memasuki kelas, Daniel melirik ke arah Yuna dan Icha. Tatapannya terhenti ke arah Yuna. Yuna pun tanpa sengaja melihat Daniel duduk di sebelahnya. Ia terkejut hingga menyembunyikan wajahnya dengan buku.
"sial !!! Kenapa ada Daniel disini" batin Yuna.
"Jadi Yuna juga mengambil jurusan Manajemen ??" batin Daniel.
...****************...
