Rujuk Kembali
Damar tidur di atas ranjangnya sambil memeluk tubuh seorang wanita. Dia mengusap rambut panjang wanita itu dengan penuh kasih sayang. Malam yang dingin
membuat dia semakin mengeratkan pelukannya, hingga dia bisa merasakan hembusan napas wanita itu di dadanya saking dekatnya.
Entah kenapa malam ini berasa seperti nyata. Dia bisa memeluk wanita diperlukannya itu sekarang. Padahal sudah dua tahun mereka tidak pernah bertemu. Bahkan ke mana wanita itu setelah perceraian mereka, Damar tidak tahu. Bagaimana kabarnya, apakah dia baik-baik saja? Apa yang dia lakukan sekarang? Damar sama sekali tidak tahu.
Rasa asing yang tiba-tiba muncul itu perlahan-lahan berubah ketika wanita di pelukannya itu berusaha melonggarkan pelukannya.
"Damar...?" Terdengar suara samar wanita itu memanggilnya sambil mengusap sebelah pipinya.
"Iya...?!"
"Ayo kita bercerai!"
Suara wanita itu sayup-sayup terdengar di telinga Damar. Antara dia
M sadar atau tidak, jelas dia mendengar permintaan wanita di pelukannya itu. Dia sangat kaget dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita itu.
"Apa...?"
"Ayo kita bercerai."
Di saat wanita itu mengulang kembali kalimatnya dengan suara lebih jelas dan nyaring, saat itu juga Damar tersadar dan bangun. Yang pertama dia lihat ketika membuka matanya adalah sisi tempat tidurnya kosong dengan napas ngos-ngosan.
Tubuh Damar dipenuhi keringat yang bercucuran seperti orang yang baru saja lari maraton. Padahal dia tidur semalaman berada di atas ranjangnya sendiri. Dia yang terbiasa tidur bertelanjang dada perlahan lahan merasakan dinginnya angin malam.
"Aaahk...! Ternyata hanya mimpi" gumamnya dalam hati.
Damar duduk dari rebahan nya dam melihat jam digital yang ada di atas nakas di samping ranjang. Jam sudah menunjukkan jam empat subuh. Bagaimana pun caranya dia mencoba untuk memejamkan mata lagi sudah pasti tidak akan berhasil. Pria itu akhirnya memutuskan pergi berolahraga, lalu mandi.
"Hah...! Sepertinya aku sudah gila" batinnya sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Selama dia berada dibawah guyuran air yang membasahi tubuhnya, pikiran Damar tidak hilang dari wanita yang ada di dalam mimpinya itu. Ya, wanita itu adalah Thasya. Manta istrinya yang hadir ke dalam mimpinya setelah dua tahun mereka bercerai.
"Apakah karena nama itu, ya?" Damar bertanya-tanya di dalam hati.
"Thasya Wilona Adimerta. Kenapa harus sama dengan nama mantan istriku?" Kalimat pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di dalam pikiran Damar.
***
Di Perusahaan
Damar berjalan menuju ruang kerja bersama dengan sekretarisnya yang membawa beberapa berkas di tangannya. Sari, sang sekretaris meletakkan berkas yang dia bawa itu di atas meja kerja Damar dengan hati-hati.
"Rapat pengurus akan diadakan nanti. Aku beri waktu tiga puluh menit untuk mempersiapkannya" kata Damar sambil duduk.
"Baik pak, saya akan siapkan. Satu lagi pak, saya mau mengingatkan kalau pertemuan dari penanggungjawab Beauty Fasion nanti jam sebelas."
"Oke" jawab Damar dan mulai berkutat dengan kertas-kertas di depannya.
Pagi itu Damar sibuk menyelesaikan rapat internal masalah pengurus perusahaannya. Dan setelah selesai dia kembali lagi ke ruang kerjanya.
Ditengah-tengah kesibukannya yang fokus menyelesaikan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan.
Tok... Tok... Tok...
"Pak Damar, penanggungjawab dari pihak Beauty Fasion sudah datang pak."
Mendengar pemberitahuan dari sekretarisnya membuat Damar sejenak menghentikan pekerjaannya.
"Apa sudah waktunya?" gumam Damar sambil melihat arloji di tangannya.
Dia membuka sebuah file yang beberapa hari lalu sudah diserahkan sekretarisnya itu. Dia membaca kembali berkas itu di mana tertera di sana informasi data pribadi atau profil m seseorang yang akan dia temui pada jam itu.
"Bawa saja orang itu masuk ke dalam" ujar Damar meminta Sari mempersilahkan yang membuat tidur pria itu tidak tenang.
"Ibu Thasya, silahkan masuk" ujar Sari dengan sopan sambil membuka pintu ruang kerja Damar.
Wanita itu pun masuk melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu dengan sedikit gugup. Ruangan yang terlihat ditata rapi itu sejenak terasa hening. Hanya bunyi suara higheels wanita itu yang terdengar saat dia melangkah.
Berusaha bersikap tenang dan biasa saja sang wanita pun bersuara, "Senang bertemu dengan anda, Pak Damar."
Damar mengangkat wajahnya dan terdiam sejenak. Seolah-olah suaranya tertahan di kerongkongannya. Seperti orang lumpuh total yang tidak bisa melakukan apapun, begitulah kondisi Damar terlihat saat ini.
Ya, apa yang dia pikirkan beberapa hari terakhir ini memang benar. Nama wanita yang terngiang-ngiang di dalam pikirannya hingga membuat tidurnya tidak tenang adalah nama mantan istrinya sendiri. 'Thasya Wilona Adimerta' dan sekarang berdiri di hadapannya.
Rasa canggung semakin Thasya rasakan ketika dia melihat Damar diam saja. Apalagi pria itu sekarang hanya menatapnya tanpa berkedip sekali pun.
“Thasya, kamu…”
Hanya dua kata itu yang keluar dari mulut Damar setelah dia menyadari betul bahwa yang ada di hadapannya sekarang itu adalah Thasya, mantan istrinya.
‘Mantan istri…?” Aaah, rasanya Damar tidak rela dengan sebutan itu. Walaupun mereka sudah sah bercerai dua tahun yang lalu. Tetapi Damar sampai sekarang rasanya belum terima kalau sudah berpisah dengan wanita yang sedang berdiri tepat di depan matanya.
Ketika keduanya sedang berusaha menghilangkan rasa yang berkecamuk di
dalam hati masing-masing. Sementara di luar ruang kerja Damar, beberapa staf yang tadi sempat melihat kedatangan Thasya pada ribut membicarakannya.
Ciko yang sedang berjalan keluar dari pantry sambil membawa gelas kopinya sangat kaget melihat kehadiran Thasya di perusahaan itu. Dia kenal betul siapa wanita itu.
“O-orang itu…!”
Melihat Ciko yang sedang melamun memanggil rekan kerjanya itu.
“Ciko…! Kamu kenapa? Kamu melihat apa?”
“Aduh…!!!” Ciko kaget hingga membuat kopinya tumpah membuat lantai basah dan kotor.
Untuk memastikan siapa yang barusan saja dia lihat, Ciko pun bertanya. “Siapa yang barusan lewat?”
Akhirnya Alex sadar siapa yang membuat Ciko melamun. “Siapa? Dia perwakilan penanggungjawab Perusahaan Beauty. Fasion. Namanya Thasya Wilona Adimerta” jawab Alex.
“Ingatanku tidak salah” batin Ciko.
Melihat Ciko yang terdiam membuat Alex penasaran. “Apakah dia mantan pacarmu?”
Mendengar perkataan Alex barusan membuat Ciko kaget dan panik sendiri. Jangan sampai ada orang yang mendengar perkataan rekan kerjanya itu.
“Kau, hati-hati kalau bicara…! Wanita itu mantan istri Pak Damar!” kata Ciko sedikit berteriak memperingatkan Alex.
“Apa…?! Ma-mantan istri Pak CEO…?”
Alex begitu kaget mendengar ucapan Ciko barusan. Dia tidak menyangka jika wanita yang barusan mereka lihat itu adalah mantan atasan mereka sendiri. Dan.yang membuat mereka bertanya-tanya, kenapa Thasya kembali setelah dua tahun berpisah.
Apa yang akan terjadi ke depan setelah.pertemuan ini? Wanita yang memutuskan.berpisah dengan suaminya dan menghilang seperti di telan bumi, kembali muncul tanpa merasa seolah-olah tidak pernah terjadi apa apa di antara mereka.
Siapa pun yang mengenal mereka dan melihat pertemuan ini, akan berpikir yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Uthie
coba mampir 👍♥️
2024-05-22
1
Rossi
sepertinya seru
2024-05-18
0