NovelToon NovelToon
CARTAS DARA SOL

CARTAS DARA SOL

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Harem / Persaingan Mafia / Dunia Masa Depan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: putra_anggi

Ketika Novian amara jatuh cinta. tetapi agama menentang cinta mereka. mereka berdua berbeda agama .

cinta itu tidak memilih status , derajat maupun ekonomi. tetapi kalau menyangkut agama . mereka harus berpisah.

^^^^^

" apakah kamu mau masuk Islam" pertanyaan Novian terhadap Alexander Megumi.

aku menelan ludah. " yah! , aku bersedia masuk Islam. " ucap Megumi

^^^^
" tolong tanyakan kepada tuhan mu , yang bukan hambanya. bisa mencintai hambanya"

— Alexander Megumi.

bagaimana keseruan cerita ini. mari kita baca bersama .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putra_anggi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MASUK RUMAH SAKIT

... " Sakit hati tiada obat . Beda dengan sakit diluar . Sia-sia saja menangis bila orang menganggap nya sebuah drama . Tempat curhat yang paling benar yaitu kepada Allah. Allah mendengar segala permohonan hambanya. Tanpa menertawakan hamba nya " ...

... — Novian Amara....

Aku masih tergeletak di depan pintu gudang. Fera mengingat sesuatu. Ia lupa mengambil sesuatu di gudang. "Aduh. Aku lupa ngambil itu ... Di gudang" ucap Fera . Fera langsung menuju ke dalam gudang.

Ternyata gudang itu terkunci. Ia langsung mencari kunci gudang. Selama 2 menit ia mencari. Akhirnya, ia menemukan kunci gudangnya. Saat ia membuka pintu, seperti ada yang tertahan di belakang pintu.

" *Kakak*.... "

Fera langsung memeluk aku . " Mbak Yani... Mbak Yani... Mbak Yani" teriakkan Fera . Mbak Yani langsung berlari kearah gudang. Mbak Yani melihat ku sudah tak sadarkan diri lagi . " Novian. Bangun nak?" Kata mbak Yani.

Terlihat aku tidak merespon perkataan mbak Yani. Mbak Yani memegang jidat ku yang sangat panas. Wajahku terlihat pucat. " Mbak . Ayo kita bawa kakak kerumah sakit" ucap Fera . Fera langsung memanggil sopir untuk memanaskan mobil .

Tangan ku sangat dingin. Jidat ku sangat panas . Bibir dan wajahku sangat pucat . Mbak Yani mengendong ku masuk kedalam mobil .

... ^^^^ ...

Sekarang kami semua sudah berada di rumah sakit . Fera memangil perawat untuk segera datang. Aku langsung diletakkan tandu ambulance. Aku langsung dimasukkan keruang UGD . Selama beberapa menit dan beberapa detik mereka menunggu.

Tidak ada kabar apapun dari dokter. Mbak Yani melihat ada musholla di dalam rumah sakit . " Mbak mau kemana?" Tanya Fera . " Mbak mau salat Zuhur dulu nya " ucap mbak Yani. " Fera ikut " kata Fera dengan mata berbinar-binar.

Mbak Yani mengangguk kepala saja. Mbak Yani dan Fera langsung mengambil air wudhu. Setelah mengambil air wudhu. Mereka berdua langsung melaksanakan sholat Zuhur berjamaah. Air mata terus menetes di pipinya mbak Yani.

Aku belum juga sadarkan diri. Aku masih dalam angan-angan. Buku ibu dan tasbih ibu masih ada di tangan ku . Perawat langsung memindahkan. Denyut jantungku berdetak lambat. Aku sedih dengan cerita ibu ku .

Mbak Yani dan Fera sudah selesai salat Zuhur.

" Ya Allah. Sembuhkan lah Novian. Ia anak yang baik dan sabar. Jika hari ini, hari terakhir nya . Buatlah ia meninggal dengan senyuman. Jika ia masih hidup , sembuhkanlah segala penyakit dari tubuhnya. Hamba tidak bisa berbuat apa-apa selain meminta pertolongan kepada mu . Ya Allah"

Setelah berdoa. mbak Yani dan Fera langsung menuju kekamar aku rawat . Sesampainya, di depan kamar rawatku mbak Yani. " Maaf Bu . Ia tidak bisa di selamatkan " ucap dokter itu . Mbak Yani seketika lemah tak berdaya.

Fera langsung meneteskan sejuta air mata. Ibu tiriku ia senang dengan kabar atas kepergian ku . " Iya sekarang sudah tenang. Tidak ada penyiksaan dari mu nyonya" ucap mbak Yani di sejumlah kerumunan di rumah sakit .

Semua pandangan orang tertuju kearah ibu . Ibu melotot kearah mbak Yani. Fera langsung masuk kedalam rumah sakit . " Kakak " panggil nya . Fera langsung menghapus air matanya.

" Kenapa? Kakak pergi bergitu cepat kak?. Bangun kak . Fera tidak mau makan ini . Hiks . Kak jangan pergi kak "

Fera menangis disamping sajadah ku . Kematian itu sudah di takdir kan sama Allah. Tidak ada yang bisa bersembunyi dari kematian.

" Ini sudah keputusan Allah. Kakak sungguh sabar dan baik sama keluarga tiri kakak. Tapi , keluarga tiri kakak tidak membalas kebaikan kakak . Terutama ayah. Ia tidak menyayangi kakak lagi. Ayah bilang kakak itu adalah semua aib . Hiks "

Perkataan Fera itu benar . Nyata seperti itu. Lebih baik kehilangan seorang ayah daripada seorang ibu . Saat itu juga akan meneteskan air mata . Denyut jantungku kembali lagi . Deru nafas ku sudah mulai terdengar.

" Dokter ... Dokter... Dokter ... " Panggil Fera bergitu keras .

Dokter langsung menuju kearah kamar rawat ku . Ia memeriksa diriku . " Masya Allah. Sungguh kebesaran Allah. " Ucap dokter . " Allah yang menghidupkan manusia dan Allah yang mencabut nyawa manusia " sambung nya lagi .

Sekarang detak jantung ku sudah kembali normal. Dokter itu tersenyum tipis kearah ku . " Masya Allah " kalimat itu selalu yang terdengar di mulut nya dokter . Aku belum membuka mata . Bisa di bilang belum sadarkan diri .

Dokter langsung meninggalkan kamar rawat. Mbak Yani dan Fera langsung bahagia. Sedangkan ibu memasang wajah datar . Tadinya ia mau sedekah ke anak yatim dengan kabar atas kepergian ku . Yah! Sekarang tidak jadi .

Ibu langsung pulang. mbak Yani dan Fera juga di ajak pulang sama ibu . Kalau mereka tidak pulang ibu mengancam akan melukai ku . Mbak Yani dan Fera mendengarkan ibu . Mereka langsung pulang.

Sudah 2 jam aku di rumah sakit . Matahari sekarang sudah berada di ufuk barat.

" Astaghfirullah"

" Sakit sekali kepala ku "

" Ada di mana sekarang aku ini "

Aku masih agak bingung. Sebelum aku pingsan aku di dalam gudang. Sekarang tempat nya sudah berubah. Saat aku melihat sekeliling ruangan ini . Aku baru tau ternyata aku berada di rumah sakit.

" Ya Allah. Terimakasih sudah sembuhkan hamba . Sungguh besarnya kebesaran mu ya Allah "

Setelah mengucapkan syukur. Aku melihat kearah jendela. Diantara gedung - gedung bertingkat di jakarta. Melihat matahari terbenam di atas gedung rumah sakit. Sungguh pemandangan yang sangat indah dan berarti.

Tidak terasa waktu bergitu cepat. Orang yang Lalai dalam mengejar waktu maka ia akan tertinggal selamanya. Jika orang pandai mengejar waktu ia tidak akan tertinggal oleh waktu selamanya.

Aku melihat buku catatan harian ibu dan tasbih ibu . Aku memeluk buku catatan harian ibu . Air mata terus menetes di wajah ku . Saat terjadi itu semuanya, bergitu sangat cepat. Saat menjalankan nya sungguh sabar .

Aku membaca buku catatan harian ibu lagi . Air mata terus berjatuhan di pipiku. Bibir ku kaku tak tau mau mengatakan apa lagi . Sudah itu sudah di takdir kan oleh Allah SWT. Manusia itu lemah dan tak berdaya melawan takdir Allah.

Perawat cantik itu mengatakan " Jangan menangis anak manis " . Aku langsung menoleh kearah suara itu . " Perawat... Ayo masuk " ujar ku . Aku menghapus air mataku. " Coba ceritain sama kakak " ucap perawat cantik itu .

" Saya tidak ingin mengatakan nya kak . Ini masalah saya , akan saya lewati sendiri . Maaf kak nya . Heh! Perawat nya " sahut ku . " Insyaallah. Aku pasti bisa melewati nya. Good job nya " semangat yang diberikan oleh perawat cantik itu.

Perawat itu mau memeriksa. Sekarang aku sudah lebih membaik. " Besok kamu udah bisa pulang nya " kata perawat itu . " Nggak mau pulang. Nggak mau pulang" ucapku. Terlihat aku ketakutan saat mendengar besok aku pulang.

Saat aku menggeleng kepala. Perawat itu melihat bekas luka di leher ku dan di tangan ku . " Kenapa? kamu dek? Ada luka " tanya perawat itu. Aku langsung menutupi luka ku. Sekarang aku tidak bisa menahan tangis lagi .

Sekarang aku lupakan segala nya .

" Selama kepergian ibu. Hiks. Ayah menikah lagi dengan perempuan klub malam. Sekarang sudah menjadi ibu tiriku . Ia selalu memukuli ku dan selalu menyiksa ku . Kak . Hiks. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi kak . Ini sudah di takdir kan sama Allah. Aku hanya bisa bersabar kak."

" Selama ayah menikah dengan ibu tiri ku . Aku sudah tidak disayang ayah . Sebelum lahir aja udah di benci "

Saat aku mengatakan semua itu. Perawat itu langsung meneteskan air mata. Sekarang kami sama-sama menangis. Hatiku sudah tidak bisa berhenti menangis terus menangis.

" Saya berturut sedih dengan kisah mu dek . Kisah mu ini mirip novel saja . Jika jadi novel bagus " ucap perawat cantik itu.

" Saya ingin mewujudkan impian saya kuliah di Tokyo kak . Semoga saja terkabul kak "

" Allah maha melihat. Allah maha mengetahui. Setiap usaha pasti tidak akan pernah mengkhianati hasil . Jangan lupa salat 5 waktu dan teruslah berdoa "

" Masya Allah. Terimakasih kak nya "

Perawat itu Hanya mengangguk kepala saja sambil tersenyum tipis. Setelah beberapa menit kami berngobrol. Kak perawat itu pamit akan pergi kekamar pasien lain nya . Saat perawat itu keluar. Iya melihat ku yang terbaring lemah di atas taduh ambulance.

" Ya Allah. Kuatkan anak itu . Ia masih sangat kecil untuk melewati semua rintangan ini . Ringankan lah beban nya . Dan berikanlah ia kesabaran yang luar biasa . Wujudkan lah setiap keinginan yang diinginkan nya selama itu baik ."

Perawat itu mendapatkan hikmah dari cerita ku . Yang harus selalu sabar dan sabar . Setiap apa yang kita inginkan itu butuh proses. Tidak secepat apa yang kita inginkan. Seperti dongeng.

" Ya Allah. Turun kanlah uang dari langit . "

Itu hanya lah sebuah kalimat naratif saja . Mana mungkin bisa dapat uang dengan segeranya . Bekerja baru dapat uang . Allah maha melihat dan Allah maha menyayangi.

...* bersambung*...

1
Anggi Saputra
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!