NovelToon NovelToon
Jejak Sang Killer

Jejak Sang Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ari Wulandari

Ketika sebuah video mengerikan yang menampilkan mayat manusia yang disiksa dan dibunuh diunggah di internet, polisi tidak memiliki petunjuk apapun mengenai siapa sebenarnya sang pelaku. Mereka meminta bantuan Agam, seorang profiler jenius yang juga seorang profesor termuda di salah satu universitas terkemuka.
Agam menerima tantangan itu. Namun ia tidak menyangka bahwa kasus ini akan membawanya ke masa lalunya yang kelam. Adiknya, Fahmi, menghilang secara misterius beberapa tahun yang lalu, dan sampai detik ini Agam tidak pernah tahu bagaimana nasib adiknya itu.
Apakah ada kaitan antara pembunuh berdarah dingin yang mengunggah video-video maut itu dengan hilangnya Fahmi?
Demi bisa mengungkap segalanya, Agam harus berhadapan dengan kebenaran yang mengejutkan dan menakutkan, sebelum nyawanya sendiri menjadi taruhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ari Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Delapan | New Member

Di tengah kekagetan Agam, ponselnya berdering nyaring yang lagi-lagi membuatnya kembali tersentak.

Detektif Han Tae Soo.

Ada apa lagi sekarang?

Agam menggeser tombol jawab di layar ponselnya, menjawab panggilan Detektif Han. Baru saja ia menempelkan ponselnya ke telinga, suara bariton Detektif Han langsung menyerang gendang telinganya.

“Seonbae! Ini aku, Han!”

Alih-alih menyahuti perkataan Detektif Han, ia menekan tombol loudspeaker di layar ponselnya dan meletakkannya begitu saja di atas meja sembari mengusap-usap telinga kanannya yang sedikit berdenging.

Ingin rasanya ia menutup teleponnya. Tapi karena dia juga sebenarnya memiliki pertanyaan yang harus diajukan, maka Agam memilih untuk menahan kekesalannya sebisa mungkin.

“Apa kau sudah melihat laporan hasil otopsi dari Young Chul? Apa kau sudah membaca di bagian suratnya?” tanya Detektif Han.

“Ya, aku baru saja selesai membacanya. Kenapa?” Agam balik bertanya.

“Aku baru saja mengirimkan foto dari surat itu padamu. Ku pikir dengan membaca isi suratnya, kau akan menemukan sesuatu.”

Alis Agam terangkat, “Apa hanya itu saja? Aku rasa kau cukup mengirim pesan saja, dan aku pasti akan membacanya.”

“Aku tahu. Tapi Seonbae, kau mengenalku cukup lama. Aku lebih memilih untuk menelepon langsung, apalagi jika itu berkaitan dengan sesuatu yang sangat penting seperti ini. Lagipula jari-jariku terlalu besar untuk ukuran keypad di layar ponselku. Yang ada nanti aku malah typo.” jelas Detektif Han, yang mulai di terima oleh akal Agam. “Oh ya, aku juga punya sesuatu yang harus aku beritahukan pada Seonbae.”

“Apa itu?”

“Aku sudah berhasil mendapatkan hasil analisa tulisan tangan di surat itu. Dan ternyata surat itu tidak di tulis oleh korban. Saat kami membandingkannya, keduanya benar-benar sangat berbeda.”

Wah, ada apa ini? Detektif Han telah melakukan pekerjaanya dengan sangat baik. Tak hanya memiliki kemampuan yang cakap, tapi dia juga ternyata memiliki koneksi yang lumayan banyak.

“Itu berarti … pelaku yang mungkin menulisnya?” duga Agam.

“Aku pikir begitu. Tapi bisa saja kita mendapatkan kemungkinan lain, setelah kau memeriksanya, Seonbae.” Ucap Detektif Han. “Ah, karena aku sudah mengirimkan fotonya, tolong kabari secepatnya, Seonbae. Aku harus pergi.”

“Baiklah.”

Agam menutup teleponnya dan segera memeriksa foto yang dikirimkan oleh Detektif Han padanya.

Jika dilihat dari fotonya, tampilan kertasnya lumayan kusut dan sedikit menguning. Tulisan dalam surat itu juga sangat rapi … mengingat bagaimana benda itu ditemukan .

“Musim dingin tampaknya semakin dekat karena cuaca yang semakin dingin belakangan ini. Hari ini, saya menghabiskan waktu bersama Maple. Ia terlihat sedikit gelisah, namun sepertinya ia menikmati camilan yang saya berikan. Kedepannya, saya berencana memberikan makanan yang lebih bergizi untuknya, yang saya yakin akan membuat Maple merasa jauh lebih baik.”

“Apa maksudnya ini?”

Agam mendadak dibuat tidak mengerti dengan isi surat tersebut. Sebelum tahu apa isinya, Agam sebenarnya sedang mengharapkan bahwa yang tertulis di sana adalah mengenai motif kejahatan yang dilakukan oleh pelaku. Sayangnya hal itu berada jauh dari ekspektasinya. Isi surat tersebut ternyata tak lebih semacam catatan jurnal yang penuh kedamaian.

“Tapi ngomong-ngomong, siapa Maple ini?” Agam mulai bertanya-tanya.

Sekilas surat itu memang nampak biasa saja. Tapi setelah cukup lama diperhatikan dan dibaca berkali-kali, perhatian Agam tertuju pada sosok Maple yang diceritakan dalam surat. Jika dia telusuri lebih teliti lagi mengenai Maple, mungkin dirinya bisa mendapatkan petunjuk baru.

“Pertama-tama, aku akan memulai dari nama Maple ini lebih dulu,” gumamnya.

Dugaan awal Agam, nama Maple ini bisa saja merujuk pada seseorang. Tapi instingnya mengatakan bahwa Maple adalah sebuah nama untuk hewan. Terlihat bagaimana si penulis ini memperlakukan Maple. Yang mana, selain hubungan keduanya bisa dipastikan sangat dekat, sosok Maple ini besar kemungkinan adalah hewan peliharaannya.

Lalu di kalimat pertamanya, menyebutkan ‘musim dingin’, yang berarti surat tersebut di tulis kira-kira beberapa bulan yang lalu. Karena sekarang adalah bulan Juni, jadi perkiraan waktunya adalah tahun lalu.

Susunan kalimat dan gaya penulisannya juga sangat sempurna untuk orang yang memiliki penyakit mental. Itu berarti, pelakunya tak punya masalah dengan kejiwaannya. Dia normal.

“Artinya, kasus kejahatan kali ini … sama sekali tidak berhubungan dengan penyakit mental.” argumen Agam. “Pun dengan tujuan untuk memamerkan kejahatannya. Di dalam surat itu si pelaku tidak menyebutkannya sama sekali.”

Agam terus memutar otaknya, berpikir dengan sangat keras terhadap semua kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi dan memiliki hubungan yang cukup erat dengan kasus Teddy.

Dimulai dari si pelaku yang memiliki hewan peliharaan bernama Maple, lalu surat yang ditulis ternyata dari setahun yang lalu, dan si pelaku yang diperkirakan bukanlah seseorang dengan gangguan mental. Selain itu, tujuan dari kejahatannya adalah bukan untuk memamerkan rasa superiornya.

“Ataukah surat itu sengaja ditulis sebagai bentuk dari ciri khasnya?”

Setelah menyingkirkan begitu banyak kemungkinan yang berseliweran di dalam otak Agam, meski masih agak samar, Agam berasumsi bahwa semua yang terjadi dilakukan oleh seorang pembunuh berantai.

Namun yang masih menjadi pertanyaan adalah, dari semuanya--mulai dari penculikan, pembunuhan, lalu kemudian surat itu … apa motif yang sebenarnya di balik semua peristiwa itu?

“Astaga, rumitnya. Kasus ini terlalu sulit.”

Agam duduk bersandar pada kursinya, sembari memijit pelan pangkal hidungnya. Kepalanya mulai terasa sakit akibat kompleksitas kasus yang ia tangani kali ini. Sejak kemarin hingga sekarang pun, Agam masih belum bisa meredakan kegelisahannya. Semakin ia memikirkan, Agam semakin merasa bahwa ada sesuatu yang begitu besar dari balik kasus Teddy ini.

Sesuatu yang mungkin bisa saja mengancam jiwanya.

“Sulit? Maksudmu apa berkata seperti itu?”

Di tengah perjuangan Agam yang sedang mencoba mengatasi ketidakmampuannya dalam membuat suatu kemajuan terhadap kasus yang ia tangani, seorang wanita yang masih tergolong muda dengan rambut hitam yang terikat rapi ke belakang, mengenakan blazer krem dan celana panjang senada, masuk ke ruangan Agam.

Agam yang tadinya sedang bersandar, sontak meluruskan punggungnya, terkejut dengan sosok yang dilihatnya.

“Jasmine? Kau di sini?”

Wanita yang dipanggil Jasmine itu hendak menyahuti perkataan Agam, tapi kemunculan Detektif Han yang selalu heboh, membuatnya mengurungkan niat.

“Seonbae! Aku juga di sini!”

Peralihan ekspresi wajah Agam terlihat cukup kontras, saat mendapati Detektif Han yang juga ikut mendatangi dirinya di kantor. Padahal ia sudah cukup pusing dengan kasusnya, sekarang ia harus bertemu dengan makhluk full baterai seperti Detektif Han.

“Sudah cukup lama, Agam. Senang bisa berjumpa denganmu lagi.” Kata Jasmine.

Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah tujuh tahun lamanya tidak bertemu. Jasmine adalah seorang profiler juga. Sama seperti Agam. Namun karena Jasmine yang lebih dulu lulus tes profiler dan mendapatkan promosi untuk bekerja di Badan Kepolisian Nasional Korea, jadi hitungannya Jasmine ini adalah senior sekaligus mentor Agam.

Hanya sekitar tiga tahun mereka bekerja sama, Jasmine harus pindah tugas ke luar negeri. Kira-kira ada masalah apa yang membuatnya akhirnya kembali lagi ke Seoul?

“Detektif Han dan aku bisa mendengar semua gumamanmu bahkan sebelum kami sampai di pintu. Kebiasaanmu itu, sama sekali belum hilang ternyata. Tapi tidak masalah. Itu adalah serangkaian deduksi yang sangat bagus. Seperti biasa, kau memang sangat luar biasa, Agam.” lanjut Jasmine, memuji Agam.

Agam merasa kedua pipinya mendadak memanas, setelah mendengar perkataan Jasmine. Dan sebisa mungkin ia mencoba untuk menyembunyikan sikap salah tingkahnya itu.

“Wow, Seonbae! Wajahmu kenapa tiba-tiba memerah begitu?” seru Detektif Han tiba-tiba, sengaja menampilkan wajah tengilnya. “Harus aku akui, tapi ini sangat jarang terjadi.”

Dasar Han sialan! Mulutnya tidak pernah bisa dikontrol.

Agam yang sudah susah payah untuk jaga image dan tidak terpengaruh akan ucapan Jasmine, tapi akibat kelakuan si biang rusuh, malah membuatnya jadi sedikit kelabakan. Takut bahwa Jasmine akan salah paham tentangnya.

“Ah hahaha … kau ini bicara apa, Detektif Han. Mana mungkin aku begitu. Aku ‘kan ….”

“Aku akan bergabung dalam kasus Killer.” Belum sempat Agam menyelesaikan ucapannya, pernyataan Jasmine selanjutnya membuat Agam sedikit terkejut.

“Kau akan bergabung?” tanya Agam, sedikit sangsi. Itukah alasan kepulangannya ke Seoul?

“Aku tidak akan menerima jawaban yang bersifat penolakan. Dan ini adalah keputusanku.”

***

1
Kirana~
Sedikit koreksi.
Tidak boleh memegang mayat tanpa sarung tangan. Selain dapat merusak barang bukti dengan sidik jari, bisa juga tertular penyakit dari mayat.
haku gaming
reccomended bnget buat yang suka novel detektif dgn jln cerita yang beda!
love it!
haku gaming
kasian agam, kyk kena panik attack gitu gak sih?
Adam zaheer
dududu...lnjut bosq! jgn bkin penasaran sma klnjutan crtanya...
Adam zaheer
menyala professor Agam!
Adam zaheer
aku datang lagi! wah Makin seriously aja nich critanya...
haku gaming
wah jadi mkin gak sabar ma masa lalunya fahmi. cepetan lanjut thor!
haku gaming
jangan2 fahmi ini bkn sodaranya agam
haku gaming
next,next, next!
haku gaming
Rese' juga nih pak polnya./Speechless//Speechless/
Adam zaheer
seorang Agam dilawan 😂😂
Adam zaheer
Agam ma yeon woo pacaran ya?
Adam zaheer
kereen Thor! lanjut!
Adam zaheer
hahaha🤣🤣
Adam zaheer
yayyaya...ggogoo Agam!
Adam zaheer
lanjutkan Thor!
Adam zaheer
wah..kereen. ni authornya pernah jadi dokter forensik app gmn ya?
haku gaming
kali ini agak2 merinding disko bacanya. kereen! next...
haku gaming
ngeriii!! the redroom vibes
haku gaming
sy pun tak kuasa membayangkan /Puke//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!