Ketika cinta yang begitu besar harus berakhir dan menjadi kenangan...ketika dipertemukan kembali oleh takdir,apakah semua hanya sebatas kenangan atau akankah takdir berkata lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy Gimiks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tisa Raharja
Rani berangkat kerja mengendarai motornya.Suasana hatinya aneh.Dibilang senang tidak,dibilang sedih juga tidak.Putra ingin mengantarkannya bekerja,namun Rani menolak.Ia berkata pada Putra untuk mengurus cabang bisnisnya di sini agar segera rampung.Dan Putra pun menurut.
Di jalan,sambil mengendarai motornya,rani mengingat kejadian semalam.Dia ingat betul bagaimana moment semalam begitu hangat dam romantis.
"semua benar - benar tidak terbayangkan olehku..semua terjadi begitu saja...namun kenapa suasana hatiku begini? Susah tuk dijelaskan.Aku merasa bahagia bisa bersama kembali merajut kasih dengan cinta pertamaku.Namun seakan ada rasa lain yang susah tuk dijelaskan apa itu.Ah sudahlah...jalani saja semua bagai air mengalir,entah dimana akan bermuara nanti.."
...****************...
Sesampainya di hotel,seperti biasa Rani mengganti pakaiannya.Saat dia merapikan rambutnya,datang temannya yang bernama Novi.Novi adalah teman Rani di meja customer care.
"hei Ran...! "
"hei Nov,baru dateng?"
"iya....tadi aku ngobrol bentar sama staf lain di lobi..."
"ohh begitu rupanya..."
"iya pada heboh membahas soal putri pemilik Sinar Group,yang kemarin katanya datang menemui Pak CEO kita..."
"Sinar group??? "
"iya..kamu tahu kan? Sinar group itu perusahaan besar yang bergerak di bidang makanan dan kosmetik..." Novi menjelaskan
"iya...aku tahu...hmmm....jadi Tisa itu putri pemilik Sinar Group rupanya....pantas saja terlihat begitu mewah penampilannya..."
"iya namanya Tisa Raharja..dia merupakan putri satu - satunya...jadi aku dengar - dengar,Ayahnya begitu memanjakannya dengan harta..ahhh begitulah orang kaya...!!
eh...btw kamu kemarin jaga sama Siska kan siangnya? Berarti kamu ketemu dong sama Nona Tisa?"
"iya...kemarin siska belum datang saat Tisa tiba,jadi hanya aku yang bertemu dengannya.."
"cantik kan?"
"iya cantik..."
"dengar - dengar dia calon tunangan Pak CEO.."
Deg!!!!!!Rani langsung merasa kaget dan kaku.Tidak bisa bicara apa lagi.
"yaudah aku duluan ya ke meja...kamu rapikan dulu rambutmu..." kata Rani
"oke Ran,sip!" jawab Novi
Sambil berjalan menuju meja kerjanya,Rani bergumam sendiri...
"memang apa bagusnya cantik,kalau tidak tau etika?"
Tiba - tiba dia di hadang
"eitssssss ehhhh!!!!!" teriak Rani seakan berhenti mendadak karena dihadang secara tiba - tiba
"maaf Nona Rani,saya mengejutkan anda..Bisa anda ikut ke ruangan tuan Romi?"
"duh Pak Toni,bikin kaget saja...!"
"maaf Nona,rupanya anda sedang melamun dan saya tidak menyadari itu sehingga anda menjadi kaget..maaf..."
"oh iya tidak apa - apa Pk toni...baik saya akan segera kesana.."
Rani pun berjalan menuju ruangan Romi diikuti Pak Toni.Sesampainya di pintu,Pak Toni menunggu di luar.Rani dipersilahkan masuk sendiri.
Rani mengetuk pintu,lalu masuk.
"selamat pagi Pak,anda memanggil saya?" tanya Rani
"kenapa Ran...kenapa kamu seakan menganggapku orang asing sekarang?"
"maaf saya tidak merasa begitu...hmmm..jika tidak ada yang dibahas soal pekerjaan,saya permisi..."
Rani hendak pergi,namun Romi langsung beranjak dari kursi nya dan berlari mengejar Rani yang hendak keluar dari ruangan itu.Romi memegang dan menarik tangan Rani.
"Ran.....kamu kenapa?! Bisakah kamu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?kenapa kamu seperti menganggapku orang lain?"
Tiba - tiba seseorang menyerobot masuk,dikejar oleh Pak Toni.
"eh...lho... Kamu staff kemarin kan?!?!" tanya Tisa dengan nada membentak.
"Tisa!!!! Bentak Romi"
"maaf Tuan ,tadi saya sudah berusaha menahan Nona Tisa agar tidak masuk,tapi percuma." Pak Toni menjelaskan
"tidak apa - apa Pak Toni,perbincangan kami seputar kegiatan hotel sudah selesai,jadi saya akan kembali ke meja saya...Permisi" kata Rani sambil mengangguk ke arah Romi dan Tisa lalu pergi keluar ruangan.
Rani merasakan sesuatu dihatinya.Sesuatu yang tidak nyaman.Rani berusaha tetap fokus bekerja hingga jam pulang tiba.Walau hatinya gundah dia tetap melanjutkan pekerjaannya.
...****************...
