NovelToon NovelToon
Pulang Untuk Membalas Dendam

Pulang Untuk Membalas Dendam

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: nita kinanti

Dira, gadis yang dulu menjadi korban bully dari teman sekolahnya akhirnya berubah menjadi sosok yang kuat dan berkuasa. Selama bertahun-tahun dia tinggal di luar kota. Dia berusaha mengubur dalam-dalam kenangan pahitnya sewaktu menjadi korban bully dan ingin melanjutkan hidupnya dengan tenang karena yakin karma akan bekerja dengan sendirinya.

Tetapi kemudian, Dira mendengar jika ternyata orang-orang yang dulu membullynya sekarang hidup bahagia, Dira merasa tidak terima. Kepulangannya ke kota kelahirannya yang tadinya hanya demi karier berubah menjadi keinginan untuk membalas dendam. Dira bertekad jika karma belum menghampiri mereka maka dia yang akan menghantarkannya.

Akankah Dira berhasil membalas dendamnya atau justru memaafkan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Manis Di Depan

Selvi tertegun melihat perempuan di depannya. Dia memang berpikir jika Dira adalah seorang perempuan yang cantik tapi tidak secantik ini. Hanya beberapa detik melihatnya langsung membuat Selvi merasa tersaingi.

"Sayang, kenapa melamun." Zaki memegang lengan Selvi.

"Oh ... Hai, aku Selvi. Calon tunangan Zaki."

"Selvi, apa kamu tidak mengingatku?" tanya Dira dengan santai.

"Iya Sayang, bukankah dia teman sekolahmu dulu?"

"Jangan bercanda, teman sekolahku dulu tidak ada yang secantik dia. Bahkan aku yang tercantik di sekolah," jawab Selvi sambil tertawa. Setelah bertahun-tahun belum hilang juga sifat sombongnya.

"Kamu benar-benar tidak mengingatku? Aku Dira, Sel. Indira Oktavia! Ah ... mungkin kamu tidak ingat nama itu karena kamu lebih sering menyebutku Dira si dekil."

Dan tiba-tiba saja wajah Selvi pucat mendengar perempuan di depannya menyebut nama si dekil.

"Kamu ingat aku sekarang?" tanya Dira lagi.

Selvi tidak bisa berkata-kata. Dia terus memandangi Dira dari ujung kaki ke ujung kepala, tidak menyangka jika gadis yang dulu sering dia bully berubah menjadi perempuan anggun dan cantik seperti ini.

"Dira? Apa benar itu kamu?!" Selvi berusaha bicara senormal mungkin, padahal raut wajahnya menunjukkan sebaliknya.

"Ya, ini aku," jawab Dira disertai senyuman manis seakan dia tidak punya dendam sama sekali dengan Selvi.

Tiba-tiba saja Selvi memeluk Dira. "Apa kabar Dira? Aku mencari kamu kemana-mana tetapi kamu tidak ada kabar," ucapnya sambil memeluk Dira layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Dira tidak membalas pelukan Selvi tetapi dia tetap menyunggingkan senyum seolah bahagia bertemu Selvi.

"Aku punya sesuatu buat kamu Sel, Ups ... !!! Apakah aku harus memanggilmu Non Selvi?" ucap Dira setelah Selvi melepaskan pelukannya.

"Bicara apa kamu Dira? Kita 'kan teman?!"

"Oh ... Baiklah kalau begitu. Ini, aku membawakanmu sesuatu sebagai permintaan maafku karena telah membuat kamu dan Zaki berselisih. Aku harap kamu suka." Dira memberikan tas yang tadi siang dia beli.

"Apa ini? Dira kamu tidak perlu repot-repot seperti ini," berkata dengan manisnya.

"Tidak masalah," balas Dira disertai senyum tak kalah manis.

Lalu dari kejauhan, tampak Rieke berjalan mendekat. "Kalian mau pesan sekarang?" tanyanya.

"Dira, dia Rieke, pemilik restoran ini. Jika kamu teman sekolah Selvi berarti kamu juga mengenal Rieke. Benar 'kan?" tanya Zaki.

Dira mengangguk. "Kami sudah bertemu. Aku sudah pernah makan di sini sebelumnya. Benar 'kan Rieke?"

Rieke mengangguk kaku, kemudian melirik Selvi sekilas. Dia tidak menyangka jika rekan bisnis yang akan dibawa Zaki kemari adalah Dira.

Zaki tidak begitu memperhatikan hal ini karena dia mulai sibuk dengan ponselnya. "Silahkan kalian pesan makanan. Aku akan menjawab telepon sebentar," ucapnya lalu berjalan menjauh.

Suasana berubah menjadi tegang setelah kepergian Zaki. Senyum yang sejak tadi tersungging di wajah Dira hilang dalam satu kedipan mata membuat wajah Dira berubah menjadi dingin dan angkuh.

Ketiganya sama-sama diam hingga akhirnya Dira membuka suara. "Semoga kamu suka hadiahku Selvi. Itu tas mahal, bukan hasil mengais-ngais tong sampah!"

"Dira, maafkan sikapku padamu dulu. Aku menyesal. Aku ingin kita memulai hubungan baru dan melupakan semua yang terjadi di masa lalu."

Dira tidak menjawab, dia hanya menatap perempuan yang kini berdiri di depannya itu dengan tatapan tajam. "Maaf? Mudah sekali kamu mengucapkannya!"

"Aku sudah berubah Dira. Aku ingin menjadi orang yang lebih baik dan dan hidup tenang sekarang."

"Dengar kalian berdua, aku tidak akan membiarkan kamu hidup tenang sama seperti dulu kamu tidak membiarkan aku menjalani hidupku dengan tenang! Aku akan membuat hidupmu seperti di neraka sama seperti dulu aku menjalani hari-hariku! Kalian berdua akan membayarnya!" ucap Dira dingin.

"Dira, aku benar-benar minta maaf padamu. Aku sudah punya anak sekarang dan aku ingin hidup tenang," ucap Rieke sungguh-sungguh.

"Anak? Hmm ... Bagaimana jika anakmu mengalami apa yang aku alami dulu? Apa kamu akan memaafkan orang-orang yang menyakiti anakmu dengan mudah?!"

"Aku mohon jangan libatkan anakku. Itu semua adalah kesalahanku, jadi lampiaskan dendammu padaku saja," ucap Rieke dengan wajah pias. Dia sadar jika Dira yang berdiri di hadapannya sekarang bukanlah orang sembarangan.

"Jangan sombong hanya karena sekarang penampilanmu sudah berubah. Bagiku kamu tetap bukan siapa-siapa!" balas Selvi yang akhirnya menjadi dirinya sendiri. "Nih ... !!!" Selvi melemparkan tas pemberian Dira. "Aku tidak butuh hadiah darimu! Aku bisa membelinya sendiri!"

Dira memungut tas itu. "Padahal tas ini pilihan Zaki, dia yang menemaniku membelinya tadi," ucap Dira sengaja memanasi Selvi.

"Aku tidak akan terpengaruh dengan kata-katamu!" ucap Selvi walaupun di sebenarnya dalam hatinya dia marah karena Zaki diam-diam pergi bersama Dira.

"Benarkah? Kamu lihat Ferrari hitam di luar itu?" Dira menunjuk ke arah mobilnya di parkiran. "Zaki yang memilihkannya untukku. Dia tahu kamu sangat menginginkan mobil itu tetapi dia tetap memaksa Felix memberikannya padaku! Tanya saja pada Felix kalau kamu tidak percaya!"

Wajah Selvi memerah, tangannya mengepal kuat menahan amarah.

"Kamu tidak memukul atau menjambak rambutku Sel? Dulu kamu sering sekali melakukan itu padaku kalau sedang marah," pancing Dira. Wajah Selvi terlihat semakin marah mendengar kata-kata Dira, berbeda dengan Rieke yang terlihat semakin pias dan ingin menyudahi ketegangan ini sekarang juga.

"Katakan apa maumu?! Apa kamu ingin merebut Zaki dariku?!"

Dira tidak menjawab. Dia hanya menunjukkan wajah datar tetapi terkesan menyembunyikan misteri.

"Kalian sudah memesan makanan?" Zaki tiba-tiba muncul dan otomatis mengurai ketegangan diantara Selvi dan Dira.

"Zaki, maafkan aku tetapi aku harus pergi karena ada masalah di perusahaan," ucap Dira kembali ke mode ceria dan full senyum. Dira akan bersikap manis di depan Zaki dan membuat Selvi memandang sinis ke arahnya.

"Tapi kamu belum makan, bahkan belum memesan makanan?" ucap Zaki tidak rela.

"Tidak apa-apa, aku bisa makan di kantor nanti."

"Baiklah, aku tidak bisa memaksa. Segera makan begitu tiba di kantor, jangan sampai pingsan lagi," ucap Zaki. Selvi kesal sekali mendengarnya karena ternyata Zaki sangat perhatian pada Dira.

"Aku bawa lagi tas ini karena sepertinya Selvi kurang menyukainya, begitu 'kan Sel?" Dira menatap dengan tatapan pura-pura polosnya.

"Benarkah?" Zaki menatap Selvi tidak percaya.

"Tidak, bukan begitu ... " Selvi tidak menyangka Dira akan memutar balikkan fakta di depan Zaki.

"Aku akan menggantinya dengan yang lebih mahal nanti dan akan aku kirimkan ke rumahmu," imbuh Dira dengan suara yang dibuat sehalus mungkin. "Aku pergi sekarang. Sampai jumpa," ucap Dira lalu dia keluar meninggalkan restoran.

"Benar kamu menolak hadiah pemberian Dira?" selidiki Zaki setelah Dira tidak terlihat.

"Tidak Sayang, bukan begitu. Aku hanya ... " Selvi tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"Astaga ... !!!" Zaki lalu berlari menyusul Dira ke tempat parkir.

"Dira ... Maafkan Selvi," ucapnya begitu sampai di tempat parkir.

Dira memasang wajah memelasnya lalu berbalik. "Sepertinya Selvi masih salah paham padaku. Dia sampai melempar tas ini ke lantai."

"Benarkah? Aku akui memang dia agak manja dan sedikit egois tetapi dia tidak akan bersikap seperti itu."

"Kamu bisa melihat rekamannya di cctv kalau tidak percaya. Aku tidak tahu kalau akan serumit ini. Untuk menjaga perasaan Selvi, sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi. Jika ada masalah kerjasama yang ingin dibicarakan, kita bisa berkomunikasi lewat asisten masing-masing. Sekali lagi aku minta maaf, ini semua salahku," ucap Dira seolah dia merasa bersalah.

1
Yovan Imbar
👍👍
Asiana Tyas
Luar biasa
Iis
kok jeff tshu apartmn c alex y
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sulaiman Efendy
LUMAYAN BAGUS, DN BNYK HIKMAH SERTA PEMBELAJARAN DLM NOVEL INI..
Sulaiman Efendy
PASTI ORG TUA PARA PMBULLY OLIV DIANCAM SAMA DIRA, DNG ANCAMAN MNARIK INVESTASI DIPRUSAHAAN MRK..
Sulaiman Efendy
AKHIRNYA LO AKN BERLUTUT DIBAWAH KAKI DIRA..
Anisah
bAgus
pak siwoyo
keterbukaan dira akam membuat jeff bertindak ...dg kekuasaan dan kelayaannya semua teratasi .... masalah alex keciiiiiillll
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
Khusnul Khotimah
sangat bagus ceritanya kak, sy suka cerita wanita kuat /Good/
As Tini
knp gk ngomong sama jeff sih, bodoh bnget
Dwi Fadilah
Luar biasa
愛の光 (Ai no Hikari)
ya seperti itulah akibatnya jika terlalu memanjakan anak. boleh² saja menuruti keinginan anak, tp hrs dipilih² mana yg lebih penting bukan semua keinginan anak hrs dituruti. anak jg hrs diajarkan bagaimana krja keras, biar nntinya jika terjadi apa² dia tahu hrs bagaimana
Tisa Larasati
bagus ceritanya TDK bertele tele
gambir dua
Lumayan
Sukliang
gimana kabar zaki
Anonymous
t
fiza
Lumayan
Firgi Septia
hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!