NovelToon NovelToon
PUTRI YANG TERSISIH

PUTRI YANG TERSISIH

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nisa saumatgerat

seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.

setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.

lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.

lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. memasak

Amelia membawa satu keranjang yang ada di gubuk derita itu. Kemudian dengan cekatan, Amelia memindah kan semua bahan bahan itu dan membuat plastik kemasannya. Setelah itu, Amelia pun langsung menyalakan api.

Biasanya, di zaman ini, orang menyalakan api dengan cara tradisional, mereka akan melakukan nya dengan cara mengesek kedua batu secara berlawanan dan juga, dapat melobangi kayu dan digesek agar bisa menimbulkan percikan api. Namun, Amelia tentu tidak menggunakan kedua cara Itu. Ia malah menggunakan korek api yang ada di ruang dimensi nya untuk menghasilkan api untuk memasak.

Setelah selesai menyalahkan api, Amelia juga, meracik bumbu untuk ikan nanti. Ia akan membuat ikan bakar dan ikan goreng. Cukup lama Amelia menyiapkan semuanya, dari kejauhan, terlihat kedua pelayan itu kembali dari tugas mereka.

"Aduh.. ini ikannya nona. Setelah ini, mau kita masak apa..??" Tanya Sisil. Ia juga meletakkan tangan di belakang pinggangnya, capek.

"Singkong nya juga sudah selesai di bersihkan sesuai dengan arah Nona. Setelah itu, mau di apakan lagi Nona..??" Tanya Rubi juga. Amelia pun langsung memberikan instruksi lagi kepada kedua nya.

"Wah..!! Kerja bagus. Setelah ini, Rubi. Tolong langsung rebus saja, aku sudah menyalakan api nya. Dan untuk Sisil.." Amelia mendekat dan melihat ikan-ikan itu. Kemudian memisahkannya menjadi dua bagian. Yang satu akan digoreng dan satu lagi akan di bakar sesuai dengan rencana awalnya.

"Sisil, tolong, yang ini kamu tata rapi diatas tungku yang sudah ada besi kawat itu, dan oleskan bumbu ini. Dan yang satu nya, akan saya goreng.." ujar Amelia. Sisil yang mendapatkan perintah melirik sebentar tungku yang dimaksud Amelia, setelah itu langsung bergerak. Sepertinya ia sudah paham, ia akan membuat ikan bakar. Tapi, ikan bakar yang akan dibuat ini sepertinya berbeda dari yang sering mereka buat.

tapi, ada satu pertanyaan yang terlintas dipikiran nya. yaitu, dimana sang nona mendapatkan alat masak dan bumbu lainnya.? tapi, yasudah lah.

"Baik Nona. " Sementara Sisil mulai melaksanakan tugas nya. Begitu juga dengan Amelia. Ia mulai memanaskan minyak goreng diatas kendi yang berbentuk cekung, yang biasanya digunakan untuk merebus ikan, atau penggantian wajan penggorengan.

Dengan lihainya, Amelia mulai memasukkan ikan-ikan itu kedalam minyak panas, Rubi yang melihat itu jadi khawatir sendiri. Apalagi melihat Amelia memasak seperti itu. ditambah lagi, proses masak seperti itu, belum pernah mereka lihat sebelumnya. yang mereka tau cuma rebus dan bakar.

Rubi juga menghawatirkan sang nona. Pasalnya, sang nona tentunya belum terbiasa dengan hal itu. Tapi, tentu saja Rubi keliru. Walaupun mereka cukup heran, tapi mereka tidak ingin bertanya lagi, cukup mengamati saja. Setelah itu, Rubi berinisiatif untuk mengambil alih tugas Amelia.

"Nona, berikan saja padaku. Biar aku yang melakukannya.." ujar ruby yang tidak ingin membuat sang nona kerepotan melakukan hal itu. Amelia pun menanggapinya.

"Tenang lah Rubi, aku bisa melakukannya. Bukankah saya sudah bilang, bahwa kita adalah sama. Tidak ada istilah tuan dengan pelayan. Jadi, kita harus bekerjasama. Dan, kamu urus saja singkong itu, kakak.." ucap Amelia menekankan lagi kepada mereka bahwa ia bukan lagi seorang putri dari kerajaan venus itu. Rubi pun menganggukkan kepalanya. Mereka kembali hening dan mengerjakan pekerjaan masing-masing. Setelah selesai, mereka pun kembali makan bersama tanpa adanya batasan.

***

Seminggu kemudian

Seminggu lamanya, selama itu pula Amelia kembali menemui Alen setiap kali kedua pelayannya dan kedua baby harimau itu tidur. Disana, ia akan memberikan banyak pertanyaan kepada Alen sampai membuat Alen pusing menghadapi sang junjungan. Namun buah hasil kecerewetan Amelia lah yang membuat ia dapat memahami zaman ini dan juga ruang dimensi yang kini telah menjadi miliknya. Seperti halnya malam ini, Ia menemui Alen di dalam ruang dimensi dan melakukan latihan-latihan ringan, dan belajar kultivasi.

"Selamat malam alen..!!" Sapa Amelia kepada bocah imut itu. Alan yang mendengar sapaan dari sang junjungan langsung berdiri di hadapan Amelia.

"Apanya yang selamat malam nona ? Bukankah Nona tahu kalau di sini tidak terjadi siang dan malam, sifat ruang dimensi ini monoton dan tak memiliki perubahan." Ujar alen menjelaskan kepada sang nona. Amelia menatap Alen dengan tatapan tajam.

"Sebenarnya, yang tuan disini siapa sih..??" Tanya Amelia dengan jengah. Alen pun membalas tak kalah sarkas.

"Ya Anda lah nona." Ujarnya dengan sarkas. Ia memutar bola matanya dengan malas. Sungguh, seminggu ini, ia dibuat kalang kabut dengan tingkah sang majikan. Kadang, Alen berpikir, benar tidak sih, nona Amelia ini adalah majikannya ? Namun, ketika melihat garisan takdir Amelia, membuat Alen kembali yakin.

"Tuh kamu tau. " Ujar Amelia lagi. Ia melipat kedua tangannya dan menatap Alen dengan sinis. Alen yang melihat tingkah tuannya yang selalu suka menindas nya itu, tak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar.

"Huh !! Baiklah nona, saya minta maaf." Ujar Alen, ia memilih untuk mengalah dari pada nanti sang nona kembali mengerjainya ataupun menghukumnya.

Amelia pun tersenyum melihat Alen mengalah kepada nya. Ia berjalan mendekat dan mengusap kepala Alen.

" Hehehe... Aku juga minta maaf ya. " Ujar Amelia dengan tulus. Alen pun dapat melihat ketulusan itu. Toh, apa yang dikatakan dan dilakukan Amelia hanya berupa candaan saja. Makanya, Alen suka sekali berdebat dengan sang nona.

"Hihihi... Tidak masalah nona. Kalau begitu, bgaimana latihan Nona? Sudah sampai mana ?" Tanya Alen kepada Amelia. Amelia yang mendengar pertanyaan itu hanya mampu menggarut kepalanya. Yakin lah, kalau ia akan mendapatkan ceramah lagi dari Alen.

"Mmm... Itu... Aku belum menguasai satu ilmu beladiri pun.." ujar Amelia berbohong. Namun tak sepenuhnya. Benar, untuk ilmu bela diri yang ada di zaman ini, agak sedikit sulit menurut nya. Walaupun ia berkata begitu, namun ia masih berusaha untuk mempelajarinya. Alen yang mendengar penuturan sang nona hanya mampu menghela nafasnya. Ia tau, kalau ini memang sulit. Untuk mempelajari itu semua, harus ada yang mendampingi atau mengajari.

"Tidak apa-apa nona. Aku akan mendampingi mu. Dan sebaiknya, nona bermeitasi dulu di dalam kolam suci." Ujar Alen memberi pengertian. Amelia terkejut melihat dan mendengar respon dari Alen. Biasanya ia akan mengomel panjang sampai nabrak. Tapi, apa ini.

"Hem.. Hem.. kamu tidak apa-apa kan len..??" Tanya Amelia. Alen mengarahkan pandangannya ke arah sang nona. Kemudian tersenyum.

"Tidak apa-apa nona. Aku tau apa yang Nona pikiran. Lagi pula, jiwa nona memang harus dibersihkan dulu di dalam kolam air suci. Baru setelah itu, nona bisa melanjutkan kultivasi dan belajar ilmu bela diri." Ujar Alen menjelaskan. Amelia pun mengangguk angguk kan kepalanya.

"Baiklah Alen, terima kasih.." ujarnya dengan gemes. Ingin sekali rasanya Amelia mencubit pipi mungil nan imut itu. Namun ia urung, karena mengingat tujuannya memasuki ruangan dimensi.

"Sama-sama nona. Mari saya bimbing.." ujar Alen dengan sopan. Ternyata, Alen ada masanya juga merasa hormat dengan sang junjungan. Karena memang seperti itu lah sifat nya. Alen pun memegang kembali tangan Amelia dan langsung membawanya berpindah tempat dengan melakukan ilmu teleportasinya. Amelia yang Sudah terbiasa, lagi merasa pusing dan terkejut.

"Nah. Kita sudah sampai Nona. Sekarang, nona masuklah kedalam kolam suci ini, berendam dengan posisi lotus dan menyatuhlah dengan airnya. Jika nona merasakan sakit, nona harus bisa menahannya. Bila perlu, nona juga bisa berteriak." Ujar Alen menjelaskan. Amelia yang mendengar penuturan Alen sontak menjadi ragu-ragu.

1
Azizah Pen
Kecewa
Azizah Pen
Buruk
lasiana
Kecewa
lasiana
Buruk
sarah arami
seru, di tunggu kelanjutannya
sarah arami
di tunggu part 2 nya
D Purba
buat alice menderita seperti amelia thor
D Purba
ketika kau diangkat jd putri raja bertemanlah dgn putri raja asli, jgn saling menjatuhkan entar ente2 kena karma
Sufiaa Ulfaa
Luar biasa
Mochika mochika
ok
Asti Ariyanti
Luar biasa
Yaser Levi
mampir thor.
Siti Masitah
critanya muter2..
Siti Masitah
zaman dlu tau diskriminatif....
Siti Masitah
kadang bingung ama2 tulisannya...
sunshine
Luar biasa
Narimah Ahmad
👍👍👍
Indri Mariya
critanya maju munfur cantik.../Smile/
A&R
good/Good//Good//Good//Good/
Nani Susilawati
ceritanya seru banget d tunggu part 2 nya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!