NovelToon NovelToon
FOREVER HATE YOU

FOREVER HATE YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:486.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chyntia R

Jika ada yang paling dibenci oleh Brianna di dunia ini, itu adalah sosok lelaki bernama Arthur Matthews.

Arthur bukan hanya pria yang membully-nya di Universitas, tapi dia juga yang sudah menghancurkan hidup Brianna.

Lalu, apa jadinya jika mereka kembali dipertemukan dalam keadaan Brianna yang sudah berbeda? Apakah Arthur masih bisa bersikap semena-mena padanya? Atau justru ini adalah saat yang paling tepat untuk Brianna membalaskan dendamnya pada lelaki itu?

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" -Brianna Walton.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." -Arthur Matthews.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Dia ikut?

Brianna sudah berada di Bandar Udara. Dia sedang menunggu kedatangan Jane dan Arthur karena mereka akan terbang menuju London dalam waktu 1 jam ke depan.

"Mari ku bantu, Nyonya." Brianna hendak mengambil alih koper yang dibawa oleh Jane tapi wanita itu menghalanginya.

"Tidak usah, Bri," tolaknya halus. "Uhm, apa Arthur belum tiba?" tanyanya kemudian.

Brianna menggeleng, ia justru mengira Jane akan datang bersama Arthur ke Bandara.

"Ah, kemana dia?" Jane melihat arloji di pergelangan tangannya. Ia takut Arthur melupakan jadwal mereka hari ini, atau sengaja melupakannya karena sebelumnya Arthur memang menolak untuk ikut ke London.

Jane tampak melihat pada ponselnya, sampai akhirnya dia berkata pelan pada Brianna.

"Uhm, Bri, bisakah kau telepon Arthur menggunakan ponselmu? Ponselku kehabisan baterai."

Brianna mengerjapkan matanya sesaat, sampai akhirnya dia tau bahwa dia tidak bisa menolak permintaan Jane.

"Y--yah, Mrs."

Mau tak mau Brianna menekan nomor-nomor yang disebutkan Jane diatas keyword ponselnya.

"Hallo?" Terdengar suara Arthur diseberang sana saat Brianna menelepon ke nomornya.

"Ha-hallo ..." jawab Brianna, dia menatap Jane seolah meminta agar wanita itu yang bicara pada sang putra namun Jane mengisyaratkan agar Brianna saja yang bicara.

"Siapa ini?"

"Uhm, k-kau dimana, Tuan? Aku ... aku sekretaris Mrs. Jane." Brianna tak mau menyebutkan namanya pada Arthur. Tapi dia tau jika Arthur pasti sudah mengetahui jika itu dirinya. "Kami sudah menunggu di Bandara," lanjutnya.

"Ahhh, ya, aku sudah dijalan. Kau ikut?"

Brianna tak menyahut pertanyaan yang diberikan Arthur. Dia tau pria itu pasti baru tau jika dia akan ikut dalam perjalanan bisnis kali ini. Namun, apa pedulinya?

"Aku sudah hampir tiba. Katakan pada Mom jika aku tidak melupakan jadwal keberangkatan hari ini."

"Baik."

Brianna menutup panggilan teleponnya, lalu menatap Jane.

"Mr. Mattews mengatakan bahwa dia sudah berada dijalan dan hampir tiba di Bandara. Kita tunggu sebentar lagi, Nyonya."

Jane mengangguk paham. Dia mengajak Brianna duduk disisinya.

"Brianna, bolehkah aku menanyakan sesuatu hal diluar pekerjaan?"

Brianna sedikit terkesiap akan ujaran Jane namun akhirnya ia mengangguk pertanda tak keberatan.

"Adikmu sudah menikah dan memiliki anak. Apa kau tidak tertarik untuk menikah juga?"

Brianna mengedipkan matanya dengan gelisah. Dia bingung hendak menjawab apa. Dia memang tidak pernah memikirkan soal hal itu, karena baginya hidupnya sudah lebih dari lengkap. Dia memiliki Zach, Flo dan Chico. Brianna pikir dia tak membutuhkan seorang pria sebagai pendampingnya, tapi dia tidak menutup kemungkinan jika suatu saat dia akan memutuskan menikah dengan berbagai pertimbangan.

"Maaf jika aku menanyakan pertanyaan seperti ini. Aku hanya ingin sharing sebagai sesama perempuan dan sebagai ibu yang khawatir pada anaknya."

Jane tau mengenai adik Brianna yang sudah menikah karena pertemuannya dengan Zach di Rumah Sakit tempo hari, apalagi Zach mengatakan jika yang sakit adalah Putranya. Itu berarti Zach lebih dulu berumah tangga sedangkan Brianna belum.

"No problem, Mrs." Brianna berusaha bersikap sewajarnya, meskipun ia gugup dengan pembahasan ini. "Tapi, apa yang Nyonya khawatirkan mengenai anakmu, Nyonya?" tanyanya.

"Arthur tidak tertarik untuk menikah. Ku rasa dia berpikir bahwa pernikahan akan selalu berakhir buruk, sama seperi kedua orangtuanya yang memutuskan bercerai."

Brianna pikir konteks pembicaraan mereka memang sudah terlalu pribadi. Dia takut memberi komentar yang justru akan menyinggung perasaan Jane sebagai ibu Arthur.

"Mungkin memang itu yang menjadi alasannya tidak mau menikah. Atau mungkin dia memiliki hal lain yang tidak ingin dia jadikan alasan," ucap Brianna dengan pemikirannya.

"Hal lain? Misalnya?"

"Dia pernah patah hati, maybe."

"Aku bahkan tidak pernah mendengar atau melihat Arthur memiliki kekasih," ungkap Jane dan Brianna cukup terkejut dengan hal ini.

"Benarkah?" Sulit dipercaya, begitulah pemikiran Brianna. Bagaimana mungkin seorang Arthur Mattews tidak pernah memiliki kekasih?

"Ya. Untuk itulah aku khawatir. Ku pikir rasa khawatirku ini wajar, kan?"

Brianna mengangguk. Tapi untuk mengatakan Arthur tidak normal pun dia tak bisa, terlebih pernah terjadi sesuatu hal diantara dia dengan Arthur dimasa lalu. Lalu apa alasan Arthur tak mau menikah? Apakah memang hanya karena orangtuanya? Entahlah, hanya pria itu yang tau jawabannya.

...***...

"Dia ikut?" Arthur menyunggingkan senyum miringnya. Jika kemarin dan bahkan sesaat sebelum Brianna meneleponnya tadi, dia tak tertarik sama sekali dengan perjalanannya kali ini, tapi sekarang semuanya berubah. Dia merasa antusias hanya karena Brianna juga akan ikut ke London.

"Lihatlah, Bri. Aku akan memulai aksiku untuk kembali merundungmu." Arthur sudah memikirkan banyak hal untuk mewujudkan yang terbersit dikepalanya. Rasanya sudah tidak sabar untuk kembali mengerjai Brianna.

Arthur melihat lagi pada ponselnya, sebuah nomor yang tadi sempat menghubunginya.

"Apa ini nomor pribadinya?"

Pria itu kembali menyunggingkan senyum liciknya. Dia menyimpan nomor itu dengan nickname 'Nerd Girl' lalu dia terkekeh.

Belum pernah Arthur sangat bersemangat seperti ini lagi sejak ia memasuki dunia pekerjaan.

"Sepertinya kepergian kali ini akan sangat menyenangkan."

Arthur meminta sopir yang mengantarkannya ke Bandara untuk membawa mobil dengan lebih cepat. Hingga beberapa saat kemudian dia benar-benar telah tiba di Bandara.

Dari jarak yang cukup jauh, Arthur sudah melihat Brianna dan ibunya saling berbicara dengan cukup serius. Dia tak tau apa yang mereka bicarakan tapi bolehkah dia percaya diri jika kini kedua wanita itu sedang membicarakannya?

"Mom ..."

Jane menoleh dan melihat kedatangan Arthur.

"Oh, syukurlah kau sudah tiba. Ayo, kita harus segera check-in."

"Oke, Mom." Arthur menjawab sembari melirik Brianna yang tampak tidka nyaman dengan kedatangannya. Dia menyeringai dan Brianna melengos seketika itu juga.

"Bawakan koperku," kata Arthur yang cuek meniggalkan Brianna dengan kopernya yang berukuran sedang.

Brianna mengumpat dalam hati, ia merutuk Arthur dan bersungut-sungut. Tapi, mau tak mau dia menggeret juga koper itu.

Arthur berlagak merapikan bajunya dan menarik satu sudut bibirnya.

"Ini belum seberapa, kau akan merasakan yang lebih parah saat kita tiba di London," batin pria itu.

Brianna mengikuti langkah Jane dan Arthur di belakang tubuh keduanya. Dia sekretaris Jane tapi Arthur yang memerintahnya, bahkan Jane saja menarik kopernya sendiri. Arthur benar-benar menyebalkan, begitulah isi kepala Brianna.

"Arthur, setelah kita tiba di London, kita akan menginap di resort milik Mr. Smith."

"Ah, aku tidak mau, Mom."

"Kenapa?" tanya Jane, sementara Brianna hanya diam saja.

"Aku tidak mau Gerard jadi minder karena ada aku." Arthur terkekeh sekilas.

Jane terkekeh, dia tau Arthur sedang berkelakar. Sementara Brianna diam-diam memutar bola matanya karena mendengar kepercayaan diri Arthur yang tidak berubah. Pria itu masih sama.

"Kenapa dia selalu merasa paling tampan sedunia?" kesal Brianna dalam hati. Wanita itu juga kesal karena dia tidak bisa terang-terangan mengumpat Arthur sekarang, padahal dia sudah muak melihat pria yang dibencinya itu. Kenapa hidupnya harus selalu dibawah kendali pria itu?

...To be continue ......

1
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Henny Aprilaz
bagus ceritanya
Henny Aprilaz
keren thor🥰
Henny Aprilaz
nah lho...gaskeun arthur🤣
Henny Aprilaz
wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣
Henny Aprilaz
Haha ketemu c arthur...jodo yaaaa
Henny Aprilaz
loading otak c Arthur...tak menyadari bahwa dia mencintai c Bri....😇😇😇
Henny Aprilaz
semangat Bri🥰
Henny Aprilaz
kampret lo Arthur 😡😡😡
Henny Aprilaz
apakah Brianna mendapat pelecehan dari Arthur...d masa lalu
Henny Aprilaz
kayaknya waktu masa kuliah juga Arthur sudah menyukai Brianna dengan cara membully Brianna...menurut qu yaaaaa🤭
ncapkin
Luar biasa
Sry Handayani
flo bener" perempuan tulus
Lilis Ernawati
ceritanya bagusss... tp yg like kok ga byk yaaa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Sry Handayani
bisa tur bisa
Lilis Ernawati
baguuuss bgt ceritanyaaa...
Sry Handayani
Luar biasa
Naruto Kurama
maksdnya 🫣 tiba2 the end,😁
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!