Ethan Adrian Armend seorang pria yang patah hati akibat gadis pujaan hatinya memilih pria lain. Padahal Ethan mencintai gadis itu sejak kecil. Tapi kebersamaan mereka selama belasan tahun tidak ada artinya.
Sikap dan sifat Ethan berubah 180°. Setelah lulus sekolah dia menjelma menjadi ketua geng motor, sering terlibat perkelahian dan diperbudak oleh game. Semua Ethan lakukan sebagai pelarian dari rasa sakit hati.
Namun, siapa sangka dia kembali bertemu dengan sosok wanita itu. Ethan bersumpah akan menaklukan Valerie dan membuatnya bertekuk lutut, tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya.
Mampukah Ethan Adrian mendapatkan hati Valerie dengan sikapnya yang dicap bad boy atau Valerie merubah Ethan menjadi sosok pria baik dan menerima pernyataan cinta sahabat kecilnya?
Simak kisah generasi ketiga Keluarga Bradley dan Armend
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 He’s Not Good Enough For You
Melihat Ethan susah payah bangkit, Valerie tidak diam saja. Gadis ahli bela diri ini, berlari menuju ring tinju, menghempas semua orang yang menghalangi, mendorong kuat David mencekal tangannya.
Valerie tidak peduli, dia hanya ingin menyelamatkan Ethan.
“Arrrrghhhh”
BUGH
BRUK
Valerie menendang perut Mario yang hampir melepaskan pukulan terakhir kepada Ethan. Pria itu terpental ke sisi ring, mengerang kesakitan.
Tidak terima di kalahkan seorang gadis, Mario berdiri, menatap bengis kepada Valerie yang menopang tubuh Ethan.
“Ethan bangun, kita ke rumah sakit sekarang.” Valerie menitikkan air mata, walaupun sikap sahabatnya ini selalu menyebalkan, dalam lubuk hati Valerie menyayangi, sangat.
“Vale …” lirih Ethan, mencoba membuka kedua mata, benar saja Mario bersiap membalas perbuatan Valerie.
Pria itu terkenal tidak mengenal belas kasih, satu kakinya sudah terangkat.
Mendadak tubuh Ethan diberi kekuatan untuk berdiri dan meninju ke rahang Mario.
BUGH
Arena tinju ini bergemuruh menyebutkan nama ‘Ethan’ termasuk anggota kelompok Mario yang menundukkan wajah, melihat ketua kebanggaannya tak berdaya.
“Kita ke rumah sakit.” Valerie memesan taksi online, tidak mungkin membawa Ethan di atas motor.
Tepat sebelum masuk ke dalam taksi, Ethan terjatuh tak sadarkan diri.
**
GB Hospital
Valerie mondar-mandir di depan bangsal IGD, harap-harap cemas menunggu penjelasan dokter.
Menggigit bibir bawah, berulang kali melirik jam tangan, lalu beralih ke tirai hijau, satu kakinya tidak bisa diam.
“Ethan. Aku pasti bikin kamu kembali ke jalan yang benar. Jangan kaya gini terus.” Tangis Valerie.
Tubuhnya merosot ke bawah, menekuk lutut dan memeluknya, menundukkan wajah.
“Vale … Vale kamu gak apa-apa sayang?” tanya Mom Fredella tidak menyangka putrinya hampir celaka, karena ulah Ethan.
“I’m fine Mom. Umm … Mommy, Daddy kenapa ada di sini? Terus itu Tante Ayu dan Uncle Bobby ada di sini juga. Apa rumah sakit yang kasih tahu?” Valerie menatap kedua orangtuanya secara bergantian, bingung.
“Kamu kenapa terlibat tawuran, Nak? Mom khawatir.” Mommy Fredella memeluk anak gadisnya, membelai kepala Valerie sangat lembut dan penuh perhatian.
“Valerie … Ethan di mana? Tante dengar dia terluka, apa yang terjadi sebenarnya?” tangis Mama Ayu pecah.
Lama sekali dia tidak memperhatikan putranya, karena selalu sibuk dengan butik peninggalan Nenek Ethan.
“Umm … aku lagi nunggu penjelasan dokter, Tante. Aku yakin Ethan baik-baik aja.” Tutur Valerie berusaha menenangkan diri sendiri.
Sedangkan Daddy Dariel dan Daddy Bobby terlibat perdebatan di ujung lorong. Kentara sekali para Ayah itu sangat marah, wajah keduanya tidak bisa dibohongi.
“Mom?” Valerie khawatir Daddy-nya menyalahkan Uncle Bobby atas kejadian ini. Ya mungkin saja.
Mommy Fredella menggelengkan kepala, mendekap putrinya.
"Its gona be okay, sweet heart. Sekarang kita pulang ke rumah ya. Di sini ada Tante Ayu dan Uncle Bobby, kamu jangan cemaskan Ethan.” Mommy Fredella benar-benar membawa putrinya menjauh.
“Ayu. Aku pulang dulu, kamu semangat ya.” bisik Mom Fredella di telinga Mama Ayu.
Selepas Valerie pergi, dokter umum mencari keberadaan keluarga pasien. Dokter menemukan senyawa berbahaya di tubuh Ethan, seperti obat-obatan yang membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk menggerakkan tubuh.
Beruntungnya dosis itu sangat sedikit, Ethan perlu menjalani beberapa perawatan sampai sembuh.
Luka di pelipis, bibir, mendapat jahitan karena sobek.
“Terima kasih dokter.” Mama Ayu menangis melihat keadaan putranya, babak belur, wajah Ethan lebam.
“Ethan, maafkan Mama sayang. Karena Mama kurang perhatian sama kamu.” Mengecup kening putra tunggalnya, hingga air mata jatuh membasahi Ethan.
Ethan Adrian melenguh, mengigau memanggil nama sahabat kecilnya. “Valerie … Valerie. Vale.” Ethan berkeringat, gelisah.
“Nak, ini Mama. Buka mata sayang. Mama ada di sini.” Mama Ayu berusaha membangunkan anaknya dari tidur.
Kedua mata Ethan menatap lurus, mengingat kejadian beberapa jam lalu. Tangannya terkepal, dia marah, Mario berencana melukai Vale-nya.
“Mah, di mana Valerie? Dia engga terluka kan? Baik-baik aja?” tanya Ethan beruntun bukan lagi memikirkan diri sendiri.
“Valerie Valerie. Jauhi dia. Dariel tidak suka kau memberi pengaruh buruk terhadap putrinya. Daddy peringatkan sekali lagi, jangan pernah temui Valerie, atau seluruh projects perusahaan batal karena tingkah laku-mu.” Kata Daddy Bobby sangat tegas.
Setelah di hadapkan pada titik terendah beberapa tahun lalu, membuatnya begitu menjaga perusahaan keluarga.
“Mana bisa Dad. Aku dan Vale itu berteman, kalian terlalu berlebihan.” Ethan kecewa, kini rintangan mendekati Valerie bertambah satu dan restu orangtua cukup sulit.
Lagipula ini juga, murni bukan kesalahan Ethan. Ada orang yang tidak menyukai dan berniat menjatuhkannya.
“Kau bilang berlebihan? Anak berandalan mana tahu masalah penting keluarga, hah? Jangan bisanya balapan liar dan buang-buang uang orangtua.” Daddy Bobby heran kenapa putranya membangkang. Berbeda dari Ethan yang disayang sejak kecil.
“Uang orangtua? Apa Daddy lupa satu tahun ini aku hidup dengan uangku sendiri? Jadi jangan pernah mengatur hidupku. Daddy dan Mama tidak berhak.” Ethan membalasnya tidak kalah tegas.
“Kau harus sadar Ethan Adrian Armend. Kau memalukan nama keluarga Armend dengan kelakuan burukmu itu!” Daddy Bobby mengeram, napasnya berat, mulai kehilangan kesabaran menangani putra tunggalnya.
“Apa? Memalukan? Kalau begitu aku hapus nama belakang keluarga Armend, terima kasih atas semua yang telah diberikan, aku tidak akan melupakannya.” Ethan sakit sekali, orangtua yang seharusnya mengayomi, membimbing dan memberi arah tujuan hidup, malah menganggapnya merusak nama besar keluarga.
“Ayu, kita pulang sekarang. Biarkan anak ini sendirian, agar dia tahu bagaimana kerasnya hidup tanpa keluarga Armend.” Daddy Bobby sama terlukanya dengan Ethan. Lebih baik pergi menghindar daripada kehilangan kontrol emosi.
Ethan tertawa sendirian di atas brankar rumah sakit. Melirik ke kanan dan kiri. Semua pasien didampingi keluarga, hanya dia sendirian.
**
Di tempat lain. Valerie menerima nasihat panjang lebar dari Daddy Dariel. Menolak hubungannya dengan Ethan. Dianggap memberi efek negatif terhadap putri kesayangannya.
“Daddy tidak mau kamu bertemu lagi dengan Ethan, dia itu nakal. Bukan Ethan yang dulu. Kamu harus bisa membedakan Vale! Memangnya kamu engga mikir gemana perasaan Eberardo kalau tahu calon istrinya dekat sama lelaki lain?” Daddy Dariel menggelengkan kepala. Kehidupan remaja menuju dewasa sangat memusingkan.
“Daddy Stop. Aku sudah besar bukan anak kecil lagi. Aku Valerie Wylie Bradley tahu mana yang baik dan bukan. Aku gak suka di kekang, Dad. Mengertilah.” Tatapan Valerie benar-benar meluluhkan kedua orangtuanya.
“Aku juga yakin Ethan tidak seburuk yang Daddy dan Mom pikir. Aku yakin bisa mengubahnya jadi lebih baik. Jangan larang aku dekat dengan Ethan. Bagiku dia sama seperti Theo.” Ya gadis cantik bermata hazel ini kesepian, merindukan saudara kembarnya yang kuliah di Inggris.
“Satu lagi, aku dan Eberardo sudah putus. Aku bukan calon istrinya. Aku juga engga mau nikah muda.” Menekuk bibir, dia yakin yang menghasut Daddy dan Mommy-nya pasti Eberardo.
“PUTUS? Tapi Tuan dan Nyonya Torres dalam perjalan ke Indonesia sayang. Melamar kamu.” Mom Fredella, terkejut bukan main.
“WHAT? Dasar pria tidak waras.” Valerie meremas bantal di pelukannya.
TBC
***
lebih suka Ethan atau Eberardo?
semoga sehat selalu 🙏😇
Buah emang jatuh di bawah pohon Bun kecuali dimakan Elang ya dibawa jauh dari pohon 🤭🤣..