NovelToon NovelToon
CHASING YOU IN THE RAIN

CHASING YOU IN THE RAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Zoe.vyhxx

Haii…
Jadi gini ya, gue tuh gay. Dari lahir. Udah bawaan orok, gitu lho. Tapi tenang, ini bukan drama sinetron yang harus disembuhin segala macem.
Soalnya menurut Mama gue—yang jujur aja lebih shining daripada lampu LED 12 watt—gue ini normal. Yup, normal kaya orang lainnya. Katanya, jadi gay itu bukan penyakit, bukan kutukan, bukan pula karma gara-gara lupa buang sampah pada tempatnya.
Mama bilang, gue itu istimewa. Bukan aneh. Bukan error sistem. Tapi emang beda aja. Beda yang bukan buat dihakimi, tapi buat dirayain.
So… yaudah. Inilah gue. Yang suka cowok. Yang suka ketawa ngakak pas nonton stand-up. Yang kadang galau, tapi juga bisa sayang sepenuh hati. Gue emang beda, tapi bukan salah.
Karena beda itu bukan dosa. Beda itu warna. Dan gue? Gue pelangi di langit hidup gue sendiri.
Kalau lo ngerasa kayak gue juga, peluk jauh dari gue. Lo gak sendirian. Dan yang pasti, lo gak salah.

Lo cuma... istimewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoe.vyhxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gimana ciri-cirinya ?

Jeevan menurunkan kian di atas kasur.

“Om ganteng... bukan Kian yang salah...” lirih Kian dengan suara setengah rengekan, matanya berkaca-kaca.

Jeevan diam. Ia hanya melingkarkan tangannya di pinggang Kian dan merebahkan diri ke samping. Matanya ditutup rapat seakan sedang mengikuti lomba tidur tercepat.

“Om ganteng...”

Tak ada respons.

“Bukan Kian yang mulai duluan...” tambah Kian lebih pelan, seakan takut kalimatnya bisa memecahkan suasana.

Namun Jeevan tetap diam. Ia masih dengan tampang Buddha tidur, berusaha menahan diri.

“ om. Bukan kian yang salah.”

Kian yang merasa dicueki oleh kekasihnya membalikkan badan menghadap jeevan.

Ia lihati mata terpejam itu dengan tenang.

“ om ganteng.. bukan kian yang bikin masalah”

“ hiks.. “ entah mengapa tiba tiba kian menangis. Karena takut jeevan marah, takut jeevan tidak menyukainya lagi. Atau takut jeevan berakhir meninggalkannya. Kian takut akan semua hal yang ada di dalam pikirannya.

Ia peluk erat tubuh jeevan dan menenggelamkan wajahnya di dada sang kekasih.

Bulir air mata seakan tak mau berhenti. “ maaf.. hiks.. maafin kian ya om..”

“Pftt..” jeevan membuka mata. Sudah cukup ia iseng dengan kekasih kecilnya.

 Jeevan menarik tubuhnya sedikit mundur untuk melihat wajah sembab di pelukannya. Matanya sembap, hidungnya memerah, bibirnya mencibir. Lucu sih, tapi sedih juga.

“ tadi berantem sama bian gak nangis. Saya kira kamu udah gak cengeng” ejek jeevan

“ yaa.. kalo dia beda”

“ bedanya?”

“ ya pokoknya beda” ia dekatkan lagi kepalanya ke dada jeevan. Namun jeevan kembali memundurkan tubuhnya.

“ om. Kian cuma mau peluk.”

Jeevan terdiam. Kian segera mendekat lagi namun jeevan ikut memundurkan dirinya.

“ apasih. Jangan gitu” rengek kian.

“ saya lagi gamau dipeluk. “ jeevan

“ lahh.. yang tadi meluk pertama siapa ? “

“ bukan saya. Tangan saya”

Kian kesal. Jeevan ternyata masih melanjutkan keisengannya. Ia segera membalikkan badan dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Didalam sana entah apa yang membuatnya kesal. Keisengan jeevan membuat dirinya sedikit sedih. Ia menangis sampai bergetar.

“ sayang..” panggil jeevan pelan.

Ia menepuk pundak kian pelan namun perlahan ia menelusup masuk kedalam selimut. Memeluk erat tubuh kian yang tengah menangis dan membalikkan tubuh kian dengan mudahnya untuk menghadap ke arahnya.

“ tadi saya kaget gara gara kamu berantem sama bian sampai seperti ini” katanya pelan sambil mengelus kepala kian.

Beberapa helai rambut lembut itu kini ada yang rontok karena diusap oleh jeevan. Bahkan kulit kepala kian berubah menjadi merah. “ tuh rambutmu jadi rontok. “ tunjuk jeevan kearah telapak tangannya

“ liat dulu” jeevan menarik badan kian yang masih meringkuk .

“ sayang. Dengerin saya” ucapnya lembut

“ saya gak masalah kamu berantem sama siapapun. Asal kamu ga terluka. “

“ mana ada berantem ga terluka! Minimal luka dikit lah!” Pekik kian sedikit sebal.

“ iya iya.. itu maksud saya”

Jeevan mencium pucuk kepala sang kekasih. “ disini pasti sakit.”

“ iya.. si bian bian itu ngejambaknya sampe keujung akar kayaknya. Kayak nyabut singkong, om...”” keluh kian yang mulai mendusel ke dada jeevan lagi

“Kamu ini... besok kalau mau berantem, kasih tahu saya dulu ya. Biar saya booking tempat dan bawa minyak rambut.”

“Ngapain?”

“Ya biar licin, nggak bisa dijambak!”

Kian akhirnya tertawa pelan di dada Jeevan. Tangisnya berhenti, tapi sesekali masih tersedu kecil.

“Om...”

“Hm?”

“Kalau Kian botak gara-gara jambakan tadi, om masih mau sama Kian nggak?”

“Ya tentu aja. Malah lebih irit sampo. Kita bisa nabung buat beli ciki.”

Kian diam. Lalu tersenyum kecil, meski matanya masih sedikit sembap.

“Om...”

“Hm?”

“Kalo Kian berantem lagi, Om mau belain siapa?”

Jeevan berpura-pura berpikir dalam.

“Tergantung. Yang salah siapa?”

Kian langsung membulatkan mata. “OM!! Harusnya belain Kian dong! Walau Kian salah!”

“Lho, lho. Masa yang salah dibelain?”

“Kan cinta itu buta!” sahut Kian cepat.

Jeevan tertawa keras kali ini. “Kalau buta, nanti kita dua-duanya nyasar ke jurang!”

“Ya nggak apa-apa. Yang penting bareng.”

Jeevan menggeleng tak percaya. “Aduh, ini anak makin hari makin licik ya.”

“Bukan licik. Romantis,” ujar Kian dengan percaya diri.

Jeevan menghela napas sambil memeluk Kian lebih erat. “Romantis atau tidak, kamu tetap harus jaga diri ya. Jangan sampai luka-luka lagi. Saya nggak kuat lihat kamu nangis kayak tadi.”

Kian pun memeluk balik Jeevan erat-erat. “Iya... asal Om nggak cuekin Kian lagi.”

“Deal,” ujar Jeevan.

......................

.

.

.

"Bu vitaaa.. Bu vitaa" intan lari ngos ngosan dari kedai, rambutnya berantakan, sandal jepitnya nyaris copot satu, plastik belanjaan melayang entah kemana.

Anvita, yang sedang santai di teras sambil menyeruput teh dan men-scroll resep puding kukus di HP-nya, sontak kaget dengan kedatangan tetangganya yang heboh.

"Bu Vita aman kan? Gapapa kan? " Tanya intan was was . Intonasinya sedikit pelan.

Anvita yang merasa intan aneh merasa sedikit bingung. ia segera berjalan mendekat namun dicegah oleh intan. " Masuk aja , jangan disini .....bahaya. " Lirih

Mereka duduk disofa sambil bertatap.

""Bu Vita tau nggak. Sudah seminggu ini ada orang aneh yang ngintai rumahnya Bu Vita. Kalau kata Abel setelah beberapa hari keberangkatan kian Bu" lirihnya sambil mengusap telapak tangannya merinding,

...Brakk!!!...

Pagar rumah anvita ditabrak oleh Rohit yang juga terburu buru masuk .

"Tante .. tantee... " Panggil Rohit yang datang seperti pemeran utama FTV dengan Adip mengekor di belakang, helm-nya dilempar ke sofa seperti bintang tamu OVJ.

Anvita terkejut. Tidak biasanya mereka seperti ini. "Duduk dulu. Adip ambil minum dulu sama Rohit. "

"Ini masalah kian Bu Vita!!" Sentak intan ikut takut

Akhirnya mereka duduk terdiam sejenak.

"Jadi kalian mau laporan tentang kian ?" Tanya anvita mengoreksi

Mereka semua mengangguk.

"Saat itu Abel habis buang sampah malem malem. Nah terus abis itu, gak sengaja liat orang pake Item item lagi jongkok Deket pagar rumah kayak mau maling. Tapi nggak jadi maling"

"Haa? " Serentak selain intan

"Saya awalnya juga gitu responnya. Tapi setelah itu Abel ngomong ke saya, katanya orang itu cuma celingak celinguk. 3 hari berturut-turut , tiap malam sekitar jam 1 an. "

"Nah terus besoknya, saya siang siang pas mau setor arisan ke Bu Linda kemarin, liat juga tapi kayak amping amping didepan pintu, kayak mau nyongkel nyongkel pintu lho. Yaampun"

"Ohh., iya inget. Waktu aku bilang kok kancing kuncinya kayak bengkok. Masih inget gak dip? Yang malah kamu bawa temenmu kesini buat benerin kunci gemboknya?"

" Iya Tante inget. Waktu itu posisi Tante lagi nganterin kue ke warung kan?"

"Ho.o "

Rohit masih mendengarkan, ia tak sabar ingin memberikan informasi yang tak kalah valid dibanding mereka.

"Giliran gue ,, gue " ancung Rohit

" Pas sekolah. Ada bapak bapak nyari anak atas nama kian. Dia tanya gini " kian udah pulang belum ?" Gitukan. Nah posisi itu yang ditanyain si Ipul."

"Siapa tuh?"

" Temen basket gue "

" Nah .. Ipul terus lapor ke gue tuh.. set.. set ..set. Gue samperin deh tuh bapak bapak. Nahh.. pas gue samperin si bapaknya malah bilang jangan sembunyiin gitu. Lahh , gue bingung dong. Sembunyiin apa ya pak?. Wajar dong gue tanya gitu. "

Mereka mencermati kalimat Rohit.

" Nah pas gue tanya gitu, dia jawab, kian. Dimana kian?? Sambil petentang petenteng gitu. Ya gue jawab. Udah pulang daritadi. Dia naik gojek. Gue gituin, terus si bapaknya pergi. "

"Itu udah ke 5 kalinya kayaknya. "

"Lo inget si rayen anaknya bapak Sobri yang rumahnya Deket sungai komplek dip? Nahh itu juga pernah ditanya. Kian mana ? Ya dia otomatis jawab kian Saha? . "

" Lah. Kan si rayen gak tau kian. " Adip menyela

" Nah makanya itu. Kayaknya satu sekolah semua ditanyain, berasa kian tuh kepala sekolah tau gak Lo"

"Ciri-cirinya gimana hit?" Tanya intan antusias.

Rohit sedikit bergeser untuk berpikir " tinggi, mancung, agak coklat, pake jas item item gitu, terus pake topi, "

"Bawa mobil sport warna putih?" Tebak adip.

"Lah. Kok Lo tau dip?"

"Nah .., gini gini, giliran gue nih ya,"

"Waktu gue terakhir anterin kian kesekolah, ada yang buntutin gue sampai balik ."

" Awalnya gue bodoamat. Mungkin tuh orang kaya gabut mau buat video cinematic kaya di medsos yang lagi viral itu. Tapi pas gue belok ke beda arah, dia masih ngikutin. Makanya gue pas nganterin kian bisa papasan sama Lo. Padahal gue sama dia berangkat lebih pagi dibanding biasanya. "

...Degh!!...

...Degh!!...

...Deghh!!!...

" Wahhh.. gabisa dibiarin " Rohit merenung

Anvita sudah takut, ia merinding. Intan ikut takut karena mungkin ada hal yang akan berbahaya datang mendekati tetangganya.

"Kayaknya kamu mendingan nanya atau usul ke pak RT buat aktifin lagi pos rondanya deh dip. " Intan.

"Ya selain buat lebih aktif kegiatannya kan juga buat keamanan juga" tambah intan.

Anvita masih terdiam. Apakah windu benar benar mencari dan berniat mengambil anaknya ?

Bukankah kemarin Jeevan mengatakan kalau windu berada di Amerika? . Kenapa malah berkeliaran disekitar rumah dan lingkungannya?

.

.

.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!