Pacar Onlineku
"Ayu, tolong kirim pesan pada Nasya, jika ada pasien gawat darurat yang sedang menuju ke IGD, cepat minta dia untuk membantu Dokter Rumi," ucap Dokter Siti pada Ayu yang sedang memasang infus pada anak berusia 6 tahun yang sedang demam tinggi. Ia cukup kerepotan untuk menanganinya, di mana anak itu terus saja menangis.
"Iya, Dokter," ucap Ayu, dengan cepat mengetik pesan dan ingin mengirimnya pada Nasya. Namun, ia baru mengingat jika ia baru saja merestar ponselnya, membuat tak satupun kontak tersimpan di sana.
"Pipit, apa kau punya nomor telepon Nasya?" tanya Ayu pada salah satu teman perawat yang juga membantunya. Pipit yang juga sedang sibuk karena sudah berhasil memasang infus pada anak tersebut hanya memberikan ponselnya pada Ayu. Ayu pun mencari nomor Nasya dan memindahkan nomor Nasya ke ponselnya, setelah mengetik nomor Nasya, ia langsung mengirimnya, meminta Nasya untuk pergi ke ruangan IGD untuk membantu dokter menangani pasien disana.
Pesan terkirim dan memastikan pesannya telah dibaca, Ayu pun langsung menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku dan membantu merapikan infus yang sudah berhasil terpasang tersebut.
"Sudah nggak sakit kan? Ini sudah selesai, nanti Adek nggak demam lagi, karena obatnya sudah masuk," jelas Ayu pada pasien yang kini sudah tak menangis lagi.
"Terima kasih, suster," ucap anak itu masih dengan sesegukan. Ia mengusap air matanya, rasanya memang tak sakit. Namun, rasa takut membuatnya terus menangis.
"Ya sudah, Bu. Kami permisi dulu," ucap Ayu kemudian ia dan Pipit keluar dari ruangan itu, begitupun dengan dokter Siti yang sudah selesai memeriksa pasien lainnya. Mereka kembali memeriksa pasien di ruangan lainnya.
Disaat Ayu dan Pipit sedang berjalan di koridor rumah sakit, ponsel Ayu berdering dan itu adalah panggilan dari dokter Siti, yang tadi berjalan ke arah lain.
"Iya, Dokter," jawab Ayu setelah mengangkat panggilan dari Dokter Siti.
"Ayo, aku kan memintamu untuk menghubungi Nasya agar pergi ke ruang IGD, tapi kenapa kamu tak menghubunginya?" tanya Dokter Siti terdengar kesal.
"Sudah kok, Dok. Aku sudah mengirim pesan pada Nasya, dia juga sudah membaca pesanku," jawab Ayu.
"Tapi, ini dokter Rumi baru saja meneleponku, mereka kewalahan. Ayo cepat hubungi lagi, minta Nasya untuk secepatnya ke IGD bersama dengan perawat lainnya, ada kecelakaan," ucap dokter Siti dan Ayu langsung kembali memeriksa pesannya. Ia kali ini tak mengirim pesan. Namun, langsung menelpon nomor Nasya.
"Halo, Nasya. Kamu ini gimana sih, aku kan memintamu untuk pergi ke IGD," ucap Ayu yang langsung berbicara saat Nasya mengangkat panggilannya.
"Kamu ini siapa?" tanya suara dari balik ponsel Ayu, membuat Ayu terkejut dan menjauhkan ponselnya dari telinganya, melihat layar ponselnya, kembali memastikan apakah ia salah menelpon orang. Namun, itu benar adalah nomor Nasya.
"Halo, Nasya. Kamu jangan main-main, cepat ke IGD, ada kecelakaan. Dokter kewalahan, cepat bawa beberapa perawat ke sana," ucap Ayu lagi. Namun, panggilannya langsung diputuskan.
Ayu melihat ponselnya yang telah mati, ia pun mengumpat kesal.
"Kamu ini kenapa, sih?" tanya Pipit yang melihat Ayu terus menggerutu dan kembali mencoba menelepon nomor tersebut. Namun, nomor itu tak mengangkat panggilannya, nomor yang masih disangka adalah nomor Nasya.
"Ini, sih Nasya kok gitu sih. Aku panggil, dia nggak mau ngangkat panggilanku, ngeselin banget sih itu anak," ucap Ayu di mana Nasya adalah juniornya.
"Biar aku saja yang telepon," ucap Pipit kemudian ia menelpon nomor Nasya, Nasya langsung mengangkat.
Meliha layar ponselnya, Ayu langsung mengambil ponsel Pipit.
"Nasya, kamu itu gimana sih. Aku dari tadi menelpon kamu, tapi kamu tak mengangkat, kamu juga mengabaikan pesanku. Cepat sekarang kamu ke IGD, dokter Rumi kewalahan, ada pasien. Awas ya, kamu," ucap Ayu kesal, kemudian langsung mematikan panggilannya setelah mendengar kata Nasya yang mengiyakan perintah tersebut.
"Ngeselin banget sih itu anak," ucap Ayu memberikan kembali ponselnya kepada Pipit dengan wajah kesalnya.
"Sudah, jangan kesal seperti itu. Ayo kita ke ruangan anak, sudah waktunya anak-anak diimunisasi," ajak Pipit, di mana mereka berdua bertugas menemani dokter anak untuk pasien-pasien anak-anak dan hari ini jadwal untuk posyandu, membuat banyak anak yang mengantri ingin mendapatkan vitamin atau suntikan imunisasi.
Sementara itu di sebuah cafe, seorang pemuda kembali membaca pesan yang masuk di ponselnya, dengan kening berkerut.
"Ada apa, Pak?" tanya Raffi pada atasannya.
"Entahlah, ada orang iseng," ucap Ardi memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku dan meninggalkan restoran setelah mereka selesai dengan rapatnya.
Ya, ternyata Ayu salah mengirim pesan, bukannya pesannya terkirim kepada Nasya salah satu perawat di rumah sakit tempatnya bekerja, ia malah mengirim pesan tersebut ke nomor seseorang yang bernama Ardi, seorang CEO yang bekerja di ibukota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Capricorn 🦄
keren
2024-08-14
0
Lina Syah
hai Thor salken juga nih lagi mampir di karyanya author semoga ceritanya bagus🖖🖖
2024-03-23
1
Syamsinar Sukri
ceritanya sangat bagus🤧
2024-03-12
0