NovelToon NovelToon
Petani Berkuasa

Petani Berkuasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:866k
Nilai: 4.9
Nama Author: Liyo Owi

Seorang gadis yang berasal dari masa depan bertransmigrasi pada masa lalu di tubuh gadis bodoh keluarga petani yang miskin.
Mereka sebenarnya adalah keluarga bangsawan yang dijebak dan diasingkan.

Bisakah gadis ini dengan sistem pertanian yang mengikutinya bertransmigrasi mengubahkan dan mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga nya...
Atau musuh-musuh ayahnya justru akan menghalangi jalannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liyo Owi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke kota

Hari berikutnya ayah mengajak Joan pergi ke kota dengan naik kereta yang ditarik sapi, setiap orang membayar biaya dua sen, ada berapa orang desa yang ikut pergi dengan kereta sapi itu. Sebagian untuk berjualan sayuran dan hasil buruan, sebagian lagi untuk berbelanja. Hanya ada 10 orang di kereta itu selain sais kereta.

Perjalanan ke kota membutuhkan waktu sekitar satu jam dan tentu saja tidak seenak naik mobil seperti di jaman modern.

Papan kereta itu tidak dilapisi dengan busa atau kain. Penumpang harus membawa kain sendiri untuk melapisi tempat duduk mereka.

Jadi memang tidak nyaman duduk di kereta sapi itu apalagi kalau jalanan rusak atau bergelombang.

Cuma memang itu satu-satunya sarana transportasi di desa itu dan itupun hanya satu-satunya alat transportasi.

Setelah perjalanan yang melelahkan sampailah mereka di kota.

Ayah menggandeng Joan dan berjalan menyusuri jalanan kota tersebut. Joan baru pertama kali melakukan perjalanan ke kota, jadi dengan rasa penasaran, Joan melihat-lihat pemandangan sekelilingnya.

Kecuali bentuk bangunannya, penataan kotanya mirip seperti perkampungan di jalan modern. Toko dan kios penjualan tertata rapi di pinggir jalan.

Pedagang tidak hanya menunggu dagangannya tetapi ada juga yang berteriak-teriak untuk menarik pelanggan.

Ayah yang sudah berapa kali pergi ke kota, sudah familiar dengan jalan-jalan yang ada di kota itu. Tanpa harus bertanya-tanya lagi, ayah membawa Joan untuk datang ke rumah makan yang terbesar di kota itu.

Sementara itu di dalam rumah makan itu terjadi keributan saat kepala koki melaporkan kepada manajer rumah makan itu tentang persediaan beras premium yang sudah menipis sedangkan pasokan dari distributor beras belum datang.

Tepat pada waktu itu, Joan dan ayah tiba di depan rumah makan itu sehingga mereka mendengar percakapan itu.

"Kita datang di saat yang tepat ayah"; kata Joan...

"Iya benar, ayo kita masuk"; jawab ayah Joan.

Pelayan rumah makan yang berjaga di depan pintu dengan sopan menyapa mereka.

"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu. Rumah makan kami belum buka, kalau kalian mau makan, datanglah kembali satu jam lagi'.

Joan senang melihat pelayan itu begitu sopan kepada mereka meskipun pakaian mereka sangat sederhana. Rupanya manajer rumah makan itu mengajar semua pelayan di rumah makan itu untuk tidak membeda-bedakan status orang berdasarkan penampilannya karena belum tentu orang yang berpakaian sederhana tidak memiliki uang.

"Kami tidak berencana untuk makan tetapi kami datang untuk menjual beras premium "; kata ayah kepada pelayan itu.

"Oh kebetulan, persediaan beras kami hampir habis, sebentar saya akan bertanya dulu kepada manajer. Tolong tuan dan nona bisa menunggu sebentar di sini"; kata pelayan itu sambil mempersilahkan mereka untuk duduk di bangku yang terletak di depan rumah makan itu.

Ayah dan Joan duduk sementara pelayan itu berjalan masuk untuk memberitahu manajer rumah makan itu.

Manajer yang duduk di meja kasir sudah melihat kedua ayah dan anak tetapi karena dia sendiri sedang berbicara dengan kepala koki, jadi dia tidak mendengar percakapan ayah dengan pelayan rumah makan itu.

"Ada apa A hui".

"Ini bos, orang itu mau menjual beras premium".

"Oh tepat sekali waktunya, memang kita sedang kehabisan beras premium"

"Panggil mereka ke sini, aku mau lihat beras yang mereka bawa"

Ahui melambaikan tangannya untuk memanggil ayah. Joan mengikuti ayahnya untuk menemui manajer.

"Silahkan duduk tuan, beras apa yang engkau bawa, bisakah aku melihatnya "

"Siap tuan".

Ayah Joan membuka karung beras yang dibawanya dan menunjukkan isi karung itu kepada manajer.

Manajer mengulurkan tangannya dan mengambil segenggam beras dan melihatnya dengan teliti. Beras itu berbau harum dan wangi, butirannya lonjong agak bulat kecil-kecil dan berwarna putih bersih.

"Wangi sekali lebih wangi dari pada beras yang biasa dipasok langganan kita selama ini"; pikir manajer.

Dia meletakkan kembali beras itu ke dalam karung. Ayah mengikat kembali mulut karung itu dan memandang kepada manajer itu untuk menunggu keputusannya.

Manajer itu memandang mereka dengan sedikit tidak percaya bahwa mereka bisa membawa beras premium yang biasanya dihasilkan oleh daerah selatan yang menjadi pemasok beras untuk rumah makan itu.

Tanah di daerah kabupaten Genteng itu tidak cocok untuk ditanam padi jenis itu dan dia tahu tidak ada satupun desa di sekitar kabupaten itu yang menanam jenis padi seperti itu tapi dia tidak berpikir lebih jauh ..

"Berapa banyak beras yang kalian bawa dan berapa harga yang kalian minta"; tanya manajer kepada ayah.

Ayah memandang kepada Joan, mereka tidak pernah menjual beras, biasanya membeli beras, itupun dengan harga terendah sebesar 10 sen per kilogramnya.

Manajer melihat ayah yang memandang Joan dan memahami bahwa ayah Joan tidak bisa menentukan harga beras premium itu.

Manajer ini orang yang baik dan dia tidak mau mengambil keuntungan yang tidak wajar. Jadi dia mengambil keputusan untuk membayar sesuai harga beras premium yang selalu dia beli dari pemasok beras mereka.

" Kalau kalian setuju, aku akan membayar beras ini seharga beras premium yang biasa kami ambil selama ini. seharga sekeping tembaga per kilogramnya. Jadi untuk sepuluh kilogram beras ini, aku akan membayar seratus keping, Bagaimana?".

Hati ayah Joan bergetar, selama mereka tinggal di desa itu mereka tidak pernah mendapatkan uang sebesar itu. 1 keping bernilai 100 sen, jadi untuk 10 kg itu, mereka mendapatkan 100 keping.

"Kami setuju bos!"; kata ayah Joan dengan gembira.

Manajer mengambil uang dari dompetnya dan menyerahkannya kepada ayah Joan.

"Kami akan mencoba dulu beras ini, kalau rasanya cocok. Nanti kita akan berbisnis lagi selanjutnya".

Ayah dan Joan berpamitan kepada manajer itu dan segera meninggalkan tempat itu dan tidak lupa menyerahkan uang sebesar 10 sen kepada pelayan itu tetapi pelayan itu dengan sopan menolaknya.

Ayah dan Joan berterimakasih kepada pelayan itu dan meninggalkan tempat itu menuju ke pasar.

Ayah dan Joan membeli sepasang ayam, juga dua kilogram daging, bumbu-bumbu dapur, sayuran juga kue dan manisan untuk adik-adiknya. Joan tahu adik-adiknya tidak pernah memakan kue dan manisan.

Joan juga membeli pakaian untuk ayah ibu dan adik-adiknya masing-masing dua setel juga sepatu kain karena sepatu mereka sudah berlobang.

Semua belanjaan itu hanya menghabiskan dua keping tembaga saja, jadi mereka membawa 98 keping pulang ke rumah.

Ayah dan Joan kembali ke desa dengan membawa seluruh belanjaan dan kembali naik kereta sapi pulang ke rumah mereka.

Orang-orang desa yang melihat belanjaan dan sepasang ayam yang mereka bawa memandang mereka dengan tatapan penasaran karena mereka tahu ayah Joan sangat miskin.

Tetapi mereka adalah orang -orang yang sederhana dan tidak suka mencampuri urusan orang lain. Mungkin ayah Joan mendapatkan keberuntungan yang tidak terduga, begitu isi pikiran mereka.

Sesampai di rumah mereka, ayah segera menurunkan barang belanjaan dan Joan membawa sepasang ayam itu ke ruang dimensinya.

"Selamat nona sudah berhasil membawa ayam ke ruang dimensi pertanian dan mendapatkan kloningan ayam untuk pertama kalinya. Nona mendapatkan bonus saluran air mineral surgawi ke sumur nona di rumah"

Suara Blue terdengar riang.

Blue senang dengan peningkatan kapasitas dan kualitas dari ruang dimensi pertanian.

Joan membawa kembali dua ekor ayam mistis dari ruang dimensi dan meninggalkan sepasang ayam yang dibelinya di pasar di dalam kandang di ruang dimensi nya

Ayah memanggil tukang untuk mengerjakan kandang yang cukup besar untuk menampung sekitar seratus ekor ayam.

Meskipun ayah Joan heran dengan keinginan Joan untuk membangun kandang ayam dengan kapasitas 100 ekor ayam itu tapi dia tidak bertanya-tanya dan langsung mengerjakannya.

Sementara Joan membawa kedua ekor ayam itu kepada ibunya untuk di masak.

Ibu terkejut dan juga senang akan hal itu, dia tidak bisa menahan perasaan terharunya. Akhirnya anak-anaknya dapat memakan daging ayam dan juga nasi.

Anak ke dua dan ke tiga dengan senang hati membantu ibu untuk memotong dan membersihkan bulu ayam.

Mereka sudah membayangkan masing-masing memegang sepotong paha ayam di tangannya sehingga tanpa sadar air liur meleleh di sudut bibir.

Joan dan ibu tertawa bersama melihat hal itu.

Sore itu mereka makan dengan gembira apalagi masing-masing mereka mendapatkan baju dan sepatu baru.

Adik-adik Joan mencoba baju dan sepatu baru mereka dan tidak puas-puasnya mereka untuk saling memuji dan menggambarkan kebanggaan mereka akan bagusnya pakaian yang mereka kenakan.

Ayah dan ibu Joan merasa melankolis di hati mereka, mereka berbahagia meskipun sedikit bersedih mengingat keberadaan anak sulung mereka.

Joan mencermati wajah orang tuanya dan segera menghamburkan dirinya ke pelukan ibunya.

Ayahnya yang duduk di sebelah ibu mengusap kepala Joan dan memandangnya dengan pandangan yang dipenuhi rasa syukur.

1
Nanda Akbar
Luar biasa
Murni Dewita
😭😭😭
Aruna
Keluarkan aura julid mu Tuang Lung!
Yayuk Hartini Baharuddin
banyak narasi
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
joan dapat binatang mistis
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
kopi☕
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
Luar biasa
Minote 105g
rasa8n sekarang? emank dia sadar saat ditarik ke dimensi?
Nabila Zahra
ojo ojo iki wong jowo lah enek desa krikilan kalibaru karo desa genteng
genteng wetan opo genteng kulon
Minote 105g
busyet, q yg jawa asli malah tidak paham 🤔🤔🤔
Minote 105g
bantu juga penulis novel ini jika ada lebihan walau receh, benar gak thor? 😂😂
Minote 105g
titip sendal yang beda warna bisa? nganggur dirumah ini 😂🤣🤣🤣😀
Minote 105g
desa edan aslinya cuma author takut digunjing pembaca setianya 🤣🤣🤣
Minote 105g
beberapa bukan berapa... malas nambahin huruf ya thor 🤣🤣🤣
Sanja Amel
Luar biasa
Santi.can
apa ini baru episode 1 sudah mengandung bawang😭
Maya Ratnasari
mungkin maksudnya loyal (setia), bukan royal
Maya Ratnasari
angka fantastis kali yaa, bukan angka astronomis. qiqiqiii. baru denger akuh. pengetahuan baru nih, ada frase angka astronomis.
Inyoman Raka
desa kecil tapi bikin ini itu kan jadi semakin sempit dong
Inyoman Raka
wa ada penambahan penduduk jadi ada. beban dapur juga meningkat dong bayangin ribuan orag ug perlu makan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!