Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Efek Bangun Pagi
Memasuki ruang kelas Lola langsung menuju meja Angga yang duduk di belakangnya lalu dia memasukkan kotak makan ke dalam laci meja Angga, sebelum memasukkan kotak makan itu Lola mencium dulu.
Saat tangan Lola sedang memasukkan kotak makan, jari-jarinya menyentuh benda didalam laci meja Angga dan dia mengeluarkan barang dari dalam laci Angga berupa kotak yang terbungkus kertas kado indah warna biru dengan tulisan Dear Angga.
Lola sejenak mengamati kotak itu dahinya tampak berkerut seperti sedang berpikir, siapa gerangan yang telah mengirim hadiah di laci meja Angga di hari kedua dia baru masuk sekolah.
"Sorry, gue nggak suka pacar gue di ganggu jin," gumam Lola mengambil kotak itu dan meletakkan di meja guru bersebelahan dengan vas bunga.
Lala kembali ke mejanya dengan cuek lalu duduk di kursinya sambil melipat tangan dan menjadikan sebagai alas kepalanya di atas meja.
"La, apaan yang lo taruh di atas meja guru?"tanya Juwi penasaran sambil menggoyang pundak Lola mencari jawaban.
"Sabar, orang sabar disayang sama Allah. Ntar juga dikasih tahu sama guru,"jawab Lola malas.
"Dih lu mah selalu bikin orang penasaran aja, gak asik lu pagi-pagi," sungut Juwi'kecewa.
Lola tak menyahuti perkataan juwi seperti biasanya, membuat Juwi heran karena dia Lola orang yang gak pernah mau kalah, 1 kata yang dikeluarkan orang 10 kata dia balas tapi kali ini Lola diam saja.
"Kok tumben tuh mulut nggak rame kayak pasar," Juwi penasaran dan menoleh ke arah Lola.
"Hmmm, pantes aja gak disaut orangnya udah ada di alam mimpi. Sia-sia aja gue ngomong dah kayak ngomong sama oksigen aja," sungut Juwi kesal merasa dikacangin
"Lihat aja, gue nggak bakal bangunin sampai guru masuk xixixi," bisik Juwi tersenyum smrik.
TETTTTTT.
Bel sekolah berbunyi kelas mulai terisi penuh, suasana kelas yang tadinya sedikit tenang kini seketika berubah menjadi riuh, suara-suara mereka seperti dengungan lebah atau tak ubahnya seperti pasar tumpah di pinggir jalan.
"Dasar cendol item," cetus Angga dengan wajah masih merah karena marah saat melewati Lola..
Juwi yang mendengar tak mampu menyembunyikan tawarnya, sampai terpingkal.
"Cendol item, hahaha doi berarti masih ada hati sama si lobar ampe panggilan sayang aja masih inget hahahaha," seru Juwi terpingkal.
"Assalamu'alaikum," sapa pak Susilo begitu masuk kelas 12 MIPA 2.
"Waalaikumsalam!"serempak murid-murid menjawab salam Pak Susilo.
"Kita mulai pelajaran kita hari ini, tapi sebelumnya saya akan bagikan dulu hasil ulangan yang kemarin. Oh ya, Hari ini saya tukeran jam pelajaran dengan Bu indah karena Bu indah ada keperluan mendadak," kata Pak Susilo memberi keterangan atas kedatangannya mendadak pagi ini.
"Ooooooo," saut murid-murid serempak.
"Oke kalau begitu saya akan mulai bagikan dari yang paling banyak, dan selalu orangnya enggak pernah berubah tetap itu-itu saja," Ucap pak Susilo sambil menggelengkan kepala.
Saat Pak Susilo hendak membagikan kertas hasil ulangan pandangannya jatuh pada kotak Pak Pak bungkus kertas kado warna biru yang ada di atas meja di depannya. tangan Pak Susilo mengambil kotak itu dan mengamati selalu membaca tulisan yang ada ada di kotak itu.
"Dear Angga," kata Pak Susilo dengan suara agak keras hingga semua siswa di kelas itu mendengarnya dan langsung menoleh ke arah Pak Susilo.
"Angga?"suara beberapa siswa yang langsung semua mata tertuju ke arah Angga.
Angga yang mendapat tatapan seluruh mata di kelas itu hanya diam bersikap cuek dan dingin sepertinya dia tidak berpengaruh sedikitpun, wajahnya tetap datar.
"Apaan tuh, siapa tuh punya siapa tuh?" suara siswa mulai saling berbisik.
"Punya siapa ini?" tanya Pak Susilo sambil mengacungkan kotak kado kearah murid-murid.
semua siswa saling berpandangan mereka seakan sedang mencari siapa pemilik kotak itu.
"Angga apa kamu yang meletakkan kotak ini di atas meja guru tanya Pak Susilo sambil menatap ke arah Angga.
"tidak,"jawab Angga singkat.
Juwi yang tahu bersikap pura-pura tidak tahu sementara Lola masih tidur pulas dengan posisinya seperti semula memangku wajah dengan kedua tangannya.
"Kalau tidak ada yang merasa bapak akan simpan kotak ini di sini silakan yang mau ambil atau kamu mau mengambil nya Angga? karena sepertinya kotak ini akan diberikan kepadamu," tanya Pak Susilo kembali kepada Angga
"Tidak perlu Pak." jawab Angga datar
"Woi cook, ngapain enggak lu ambil, kan bisa buat gue kalau lu nggak mau," bisik Rafi yang duduk disebelah Angga.
Seperti biasa Angga tidak menanggapinya tatapannya tetap fokus kedepan tanpa memperdulikan siapapun.
"Sombong amat sih mentang-mentang ganteng, gini-gini Gue juga ganteng kali," dengus Raffi sinis
"Oke kalau begitu saya akan mulai membagikan hasil ulangan kemarin, Lola Anggraini!" panggil Pak Susilo.
Tak ada jawaban atau langkah dari tempat duduk Lola hingga membuat semua mata memandang ke arah Lola, dan seketika mereka pun menahan tawa.
"Xixixi xixixi," suara cekikikan satu kelas memancing pandangan Pak Susilo kearah Lola.
Begitu melihat Lola sedang tertidur Pak Susilo kembali menggelengkan kepala. Pak Susilo beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah meja Lola, lalu Pak Susilo menyuruh murid yang duduk di depan Lola untuk berdiri dan beliau pun duduk berhadapan dengan Lola sambil kedua tangannya dilipat diatas meja.
Semua murid menahan tawa begitu juga dengan Juwi, sementara Angga hanya matanya yang main tapi masih mencoba bersikap dingin walaupun terlihat ada penasaran dari sorot matanya.
BRAKKK
"BANGUN LOLAAA!" teriak Pak Susilo hingga hujan lokal pun terjadi di muka Lola.
Suara gebrakan meja dan juga teriakan Pak Susilo langsung menyentak sehingga membuat Lola membulatkan matanya terbangun sambil mulutnya ternganga.
"Cepat pergi ke toilet dan cuci muka!" perintah Pak Susilo diiringi nada suara yang keras.
Lola berdiri menyahut,"Baik Pak," berjalan sambil mengucek matanya sementara murid-murid yang lain masih menahan tawa.
"Keterlaluan benar itu bocah, masih pagi sudah tidur di kelas. Kalau dia murid laki-laki sudah bapak siram itu pakai air seember biar mandi sekalian,"dengus Pak Susilo kesel berdiri dari duduknya dan berjalan ke mejanya.
Tak berapa lama kemudian Lola sudah kembali ke kelas dengan wajah yang terlihat lebih segar setelah mencuci muka.
Tok tok tok
Lola masuk ke dalam kelas Lalu dia berjalan menuju mejanya dengan santainya dan tanpa merasa bersalah. Wajah pak Susilo jadi berang matanya melotot menatap ke arah Lola.
"BERDIRI DI DEPAN KELAS LOLA ANGGRAINI!!" bentak Pak Susilo menggema ke seluruh ruangan sehingga membuat berapa siswa menutup telinganya.
"Ngeng nging ngeng," gumam Lola sambil menjulurkan lidahnya hingga membuat teman-temannya yang menatap ke arahnya ikut tersenyum.
"Dasar Lobar cewek langka, sarap nya kapan bisa sembuh. Kalau di dunia ini tinggal dia satu-satunya cewek, gue juga nggak bakal mau mungut. Iya nggak cook." cela Rafi sambil menyenggol siku Angga.
Angga menoleh ke arah Rafi sambil menjauhkan lengannya dari siku Rafi, manik matanya menatap tajam ke arah Lola pada saat yang sama Lola pun menatapnya sambil masih menjulurkan lidah ke arah Angga.
"Memalukan," bisik Angga lirih hingga terdengar Rafi.
"Nah itu yang gue bilang, dia itu gadis paling memalukan enggak cuman di sekolah kita tapi mungkin di seluruh dunia. Pede dan bar-bar nya nggak ada saingan nya," timpal Rafi buat hati Angga semakin I feel terhadap Lola.
Angga membuang pandangannya, sementara Lola hanya membalas dengan senyum di salah satu ujung bibirnya.
berjalan mundur menuju papan tulis Saat persis berada di depan meja pak Susilo dia baru membalikan badan dan memasang senyum tak bersalah.
"Siap Pak, laksanakan." Lola berucap sambil memberi hormat lalu berdiri tegap di depan kelas tepat di tengah menatap lurus ke depan.
Pak Susilo mendelik kearah Lola dengan bibir mengerucut dan hidung mengembang.
"Jangan berdiri di tengah! Kayak patung Pancoran saja minggir ke sebelah sana nutupin pemandangan saja!" hardik pak Susilo geram.
Pak Susilo berdiri bersandar pada meja guru sambil melipat tangan di depan dadanya.
"Kamu kapan bisa berubah Lola! Sering melanggar peraturan, datang terlambat, kabur di saat jamkos yang lebih parah lagi, nih! Kamu lihat nilai ulangan kamu paling rendah! Dan kamu tidur saat jam pelajaran baru dimulai!" bentak Pak Susilo meledak seperti sedang melepaskan busur emosi dari dada dan kepalanya.
"Kenapa kamu tidur di kelas saat jam pelajaran baru mau dimulai, kamu begadang ya semalaman?" cecar Pak Susilo menuduh.
"Lola bukan begadang Pak, tapi Lola bangun kepagian," kata Lola beralasan.
"Benar nggak kata dia, kalian kan temannya pasti kalian bisa cek jam berapa dia terakhir dia online," tanya Pak Susilo pada seluruh kelas yang tergabung dalam WA grup kelas.
Lola mendelik kearah seluruh kelas satu persatu seperti sedang terintimidasi hingga membuat mereka semua terdiam.
"Kalian gak ada yang mau bersuara?" bentak Pak Susilo.
...Kamu pengen tahu nggak sama siapa Aku jatuh Cinta, baca kata pertamaku...
-
-
Terima kasih untuk semua jejaknya Kakak
Selamat hari ibu, i love you mom ❤️