NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usaha Lexi

Hari telah berganti. Matahari yang hangat menyinari bumi. Menyapa indahnya pagi yang diselimuti kebahagiaan. Vanya berjalan dengan langkah kaki yang cepat.

" Huh...! huh....! akhirnya aku bisa menyelamatkan lima belas menit sisa waktu sebelum jam kerja dimulai. "

Vanya mengipas wajahnya dengan telapak tangan. Hari demi hari Vanya lalui dengan semangat demi Nathan kecilnya. Uang yang ditinggalkan sang Ibu, memang cukup sampai Nathan kuliah. Tapi untuk berjaga-jaga, akan lebih baik jika Vanya memiliki dana cadangan batinnya.

Lampu merah menyala. Kendaraan yang sedari tadi terus melaju, kini kompak mengehentikan kegiatannya dan mempersilahkan para pejalan kaki menyebrang jalan.

Sementara didalam mobil. Nath berada di urutan terdepan. Nath yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba tak sengaja menatap ke depan. Matanya tertuju pada seorang gadis dengan seragam kantor yang melekat ditubuhnya. Rambut panjang tergerai indah ditambah hembusan angin yang menerbangkan rambutnya, seolah menambah kesan indah dimatanya. Nath terus menatapnya hingga gadis itu menjauh. Lampu merah sudah berganti menjadi lampu kuning lalu hijau. Nath tak bisa lagi melihat kemana gadis itu pergi. Ingin sekali rasanya ia turun dan menemuinya. Tapi, akan terasa aneh kan? memang apa yang harus dia katakan jika sudah berada dihadapan gadis itu? batinnya.

Sesampainya di lobby kantor. Vanya mengunakan kaca mata dan masker wajahnya. Iya mencoba waspada. Maklum saja, Vanya menganggap dirinya sendiri adalah tersangka yang lari dari hukuman. Wajar jika ia merasa takut.

" Vanya? kenapa kau menutup wajah mu begitu? " Tanya salah satu teman kantornya sembari menatap Vanya bingung.

Vanya melepaskan kaca mata dan masker wajahnya.

" Ba, bagaimana kau tahu jika ini aku? " Vanya menatap bingung. Kan dia sudah menutupi seluruh wajahnya.

" Kau memang menutup wajah mu. Tapi aku bisa melihat kartu akses pegawai yang kau lingkarkan di lehermu."

" Eh? " Vanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Memalukan atau bodoh? atau harus malu karena bodoh? Vanya hanya bisa meringis lugu menanggapinya.

" Nath? kau selalu melamun akhir-akhir ini. Apa kau masih memikirkan gadis itu? kau bilang, kau akan menjalani hidupmu seperti biasanya kan? " Lexi mencoba membuyarkan lamunan Nath yang nampak begitu serius. Padahal, Lexi sudah mengetuk pintu beberapa kali dan tidak mendapat respon. Nath masih diam tak bergeming. " Nath?! " Lexi menepuk bahu Nath yang masih duduk termangu.

" Hah?! " Nath terkejut. Dia mengusap wajahnya beberapa kali untuk mengusir pikirannya.

Lexi meletakkan beberapa lembar dokumen yang perlu Nath periksa dan tanda tangani.

" Kau masih memikirkan gadis itu? "

" memang apa lagi yang bisa membuatku begini? " Nath meraih lembar dokumen dan membukanya. Dia mencoba untuk fokus pada pekerjaannya. Tapi, tetap saja. Lagi-lagi gadis itu yang muncul di otaknya. Nath menjauhkan lembar dokumen itu dari hadapannya. " Kau saja yang periksa. Akan ku tanda tangani setelahnya. Aku tidak bisa berpikir sekarang.

" Nath? kau membutuhkan psikiater. Maaf aku mengatakan ini. " Sebagai sahabat, Lexi juga merasa iba melihat sahabatnya yang tak berdaya karena memikirkan gadis yang belum tentu nyata keberadaanya.

" Aku sudah melakukanya."

" Lalu? "

" Tidak ada yang salah dengan diriku. Aku menemui dua dokter untuk perbandingan. "

" Bagaimana hasilnya? "

" Singkatnya, Satu dokter mengatakan, jika itu hanya khayalanku saja. Dan satu dokter lagi mengatakan, aku perlu menemui gadis itu dan memastikan."

Lexi melipat kedua lengan dan meletakkan di dadanya. " Jangan bilang, pendapat nomor dua itu Kevin yang mengatakannya. "

" Bingo. Dan aku ingin mencobanya. Lagi pula, Kevin adalah sahabat kita. Tidak mungkin dia memberikan saran yang akan menyesatkan sahabatnya sendiri. "

Lexi menghela nafas. Sepertinya, ini bukan sekedar isapan jempol saja.

" Nath, bisakah kau pertimbangkan perasaan Gaby? dia akan sangat terluka. Dia wanita yang bertahan begitu lama untukmu."

Nath menatap Lexi dengan tatapan dinginnya. " Kita besar bersama, kau lebih mengenalku dibanding orang tuaku. Kau tahu apa yang paling aku benci kan? "

Lexi menunduk mengingatnya. Nath adalah sosok yang paling tidak bisa dan paling tidak suka dipaksa.

" Aku tidak pernah menyetujui pernikahan ini. Orang tuaku tidak pernah membicarakan masalah ini. Jika sampai hari pernikahan itu tiba, maka aku, tidak akan pernah menjadi pengantin prianya. "

Lexi masih terdiam. Gaby juga teman masa kecilnya. Perasaan khusus yang dimiliki Lexi untuk Gaby, membuatnya selalu ingin melihat Gaby bahagia meski ia menderita. Tapi dia juga melupakan hal pentingnya. Yang Gaby sukai adalah seorang Nath yang tidak mudah digoyahkan hatinya. Bertahun-tahun Gaby memendam cintanya, Apakah kini harus berakhir duka?.

" Pergilah. Aku tahu bagaimana perasaan mu. Aku bukan orang yang tidak tanggap. Jika kau terus saja menyodorkan wanita yang kau cintai kepadaku, maka dia tidak akan hidup bahagia. "

Lexi keluar dari ruangan Nath dengan wajah yang murung.

Sore hari mulai tiba. Jam kerja juga sudah usai. Vanya keluar dari ruangan tanpa menggunakan masker dan kaca matanya. Percuma saja batinnya. Hanya bisa berjaga-jaga dari kemungkinan yang mungkin terjadi. Vanya terus berjalan tanpa menghiraukan yang lain selain ponselnya.

Ya ampun. Putraku benar-benar anak yang baik. Dia bahkan tidak menggangguku sama sekali. Dia benar-benar anak yang menggemaskan. Bibi bilang juga, Nathan kecilku sangat mandiri jadi Bibi tidak perlu banyak bekerja.

Vanya terus tersenyum membaca chating nya bersama Nathan kecilnya. Hal yang biasa saja menurut orang lain ini, adalah momen yang menyenangkan. Tak terasa, anak semata wayangnya sudah mahir membalas pesan batinnya.

' Bruk!

" Ah! maaf. " Ucap salah satu pegawai pria yang tak sengaja menabrak Vanya dan menumpahkan separuh air mineral dari botol yang ia genggam.

" Baiklah tidak apa-apa. Tidak akan meninggalkan noda. " Vanya tersenyum menatap pria yang berada dihadapannya. Lumayan tampan. Batinnya.

" Aku benar-benar tidak sengaja. Aku terlalu fokus dengan ponselku. " Ujar pria itu.

" Tidak masalah. Aku juga fokus dengan ponselku."

" Baiklah. Aku akan meminta maaf dengan cara yang benar nanti. Bagaimana Vanya? "

" Eh? dari mana kau tahu namaku? "

" Dari sini. " Pria itu menunjuk kartu pegawai milik Vanya.

Vanya tersenyum sembari menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Lagi-lagi aku lupa akan hal ini.

" Baiklah Vanya. Aku harus segera pergi. Sampai jumpa. " Pria itu berlalu meninggalkan seulas senyum yang begitu manis bagi Vanya.

Dia manis sekali.

" Nath? kenapa kau berhenti? " Tanya Lexi yang tiba-tiba berhenti sembari menatap dua orang yang sedang asyik berbicara dari kejauhan.

" Gadis itu, gadis yang aku maksud. Jadi dia bekerja disini? " Mata Nath lekat menatap Vanya dari kejauhan.

Lexi kembali menatap gadis yang Nath tatap begitu lama. " Jadi dia? "

" Iya. "

" Tapi sepertinya, dia juga sangat akrab dengan pria yang mengajaknya berbicara tadi. Menurutku, akan lebih baik jika kau pikirkan kembali. Takutnya, dia sudah menikah. Kau tidak mungkin akan merebut Istri orang kan? "

" Tentu saja. "

Lexi mendesah lega. Akhirnya, dia bisa menyelamatkan Gaby.

" Pilihan yang tepat. " Ucap Lexi yang benar-benar terlihat lega.

" Iya tentu saja. Tidak perduli dia milik siapa, aku akan merebutnya. " Nath kembali melangkahkan kaki menuju Lobby utama. Tempat dimana mobilnya menunggunya.

To Be Continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!