Kost Putri menceritakan tentang kehidupan anak-anak perantauan yang menyewa sebuah rumah kost-kost-an milik Nyak Tatik.
Berbagai ragam sifat, sikap, budaya dan bahasa bersatu di rumah Kost Putri. Kisah asmara, lucu, sedih dan bahagia ada di Kost Putri.
Bagaimana ceritanya?
Welcome to Kost Putri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon de'rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08# Apa iya aku suka sama Butet?
Halomoan termenung di teras Kost-kost-an nya. Entah apa yang dipikirkannya. Agus dan Bambang muncul dari dalam dan bergabung dengan Halomoan yang berdiam diri di teras itu.
Agus membawa gitar dan Bambang membawa 3 cangkir kopi hitam dan asbak.
"Lu kenapa Moan?" Tanya Bambang dengan logat Jawa nya yang kental.
"Kenapa aku? gak papa nya aku." Ucap Halomoan sambil menyambut gelas kopi nya yang baru saja di buatkan oleh Bambang.
"Jatuh cinta dia." Ucap Agus sambil tertawa menatap wajah Halomoan.
"Mana ada." Ucap Halomoan, lalu ia meniup kopi panas nya.
"Eh, anak kost depan ayu-ayu yo." Ucap Bambang.
"Iya, apa lagi yang putih itu. Ya kan Moan?" Sambung Agus.
"Lebih cantik lah yang hitam manis itu." Ucap Halomoan.
"Yang mana?" Tanya Bambang.
"Itu yang tinggi, hitam manis. Yang body nya mantap kali itu." Ucap Halomoan mendeskripsikan sosok seorang Butet.
"Oh si Butet?" Tanya Agus sambil menyetel nada gitar nya.
Halomoan terperanjat dan tampak bersemangat.
"Kok tau kau namanya Butet?" Tanya Halomoan.
"Masa lu kagak tahu sih? Dia kan aktif di organisasi mahasiswa. Makanya lu jangan bolos terus kuliah. Ikut organisasi sekali-kali." Ucap Agus.
"Iya nya?" Halomoan mengangguk-angguk paham.
"Lu naksir sama dia?" Tanya Agus lagi.
"Ih, mana ada! Walaupun dia cantik gak tertarik aku. Selera ku tinggi lah Boy..!" Ucap Halomoan.
"Halahhhhh...! Gaya lu Moan. Jatuh cinta ntar lu sama dia." Ucap Agus.
Bambang hanya tersenyum sambil menyimak kedua teman nya yang sedang membicarakan Butet.
"Kalau aku sih, suka lihat si Sri. Anak Yogyakarta itu. Uwayuuuuuuuu tenan." Ucap Bambang.
"Gila pokok nya, anak kost-kost-an nya Nyak Tatik cakep-cakep tahun ini." Ucap Agus yang sudah lama tinggal di kost-kost-an nya Nyak Komariah.
"Kalau kau suka, kau dekati dia." Ucap Halomoan kepada Bambang.
"Malu aku Moan, aku suka mendadak gagu kalau dekat cewek cantik." Ucap Bambang sambil tersipu malu.
"Eh, pinjam dulu aku gitar nya." Ucap Halomoan sambil meraih gitar dari tangan Agus.
Agus hanya menggelengkan kepalanya kesal dan menyerahkan gitar itu kepada Halomoan.
"Lu sudah gue stel nadanya baru lu ambil." Keluh Agus.
"Pelit kali kau. Pinjam sebentar pun." Ucap Halomoan.
Halomoan mulai memetikkan gitar itu dengan merdu. Lalu ia mulai bernyanyi lagu patah hati.
"Melow banget lu Moan." Ledek Agus sambil meraih gelas kopi nya.
"Diam aja lah kau." Ucap Halomoan di sela petikan gitar nya.
Tiba-tiba saja Butet, Sri dan Cempaka terlihat baru saja pulang dari membeli nasi bungkus.
Halomoan pun, mulai mendahem dan mulai bernyanyi lagu dari Dewa 19.
"Aku bisa membuat muuuuuuuuuu..... Jatuh cinta kepadaku meski kau tak cintaaaaaaaaaaaaa... kepada kuuuuu...!"
Halomoan bernyanyi sambil berteriak-teriak dan melirik Butet yang menoleh kearah nya.
Cempaka yang sedang membuka kunci pagar, serta Sri yang berdiri di samping Butet pun ikut menoleh.
Bambang dan Agus bersiul dan mengedipkan mata mereka kepada gadis-gadis yang berdiri di sana.
Tiba-tiba Nyak Komariah pun keluar dan melemparkan gayung ke beranda atas dan gayung tersebut mendarat cantik di wajah Halomoan.
"Aduhhhhh!" Pekik Halomoan.
"Berisik! Lu kalo mau maen gitar kaga ngapa. Tapi jangan teriak-teriak dong lu! Keluar kek lu semua. Malam minggu di kost-kost-an aje! Kaga laku lu semua!" Teriak Nyak Komariah dari bawah.
"Maaf Nyak." Ucap Halomoan sambil mengusap wajah nya yang terkena lemparan gayung.
Butet tertawa bahagia melihat Halomoan terkena lemparan gayung. Butet pun mengangkat jari tengah nya sambil menjulurkan lidahnya. Saat Halomoan menatap dirinya.
Halomoan pun menyerahkan gitar itu kepada Agus. Lalu ia kembali duduk dan cemberut.
"Hahahhaha... Sukurin lu Moan." Ucap Agus sambil memetikkan gitar nya pelan-pelan.
..
"Tet, sepertinya A'a itu suka sama kamu." Ucap Cempaka.
"Iya Tet, dari tatapan nya sudah terlihat." Sambung Sri.
"Ih najis tralala aku sama dia." Ucap Butet sambil mengunyah jengkol balado yang ia beli di warung makan Padang.
"Jangan begitu Tet, nanti kalau jodoh bagaimana?" Ucap Cempaka.
"Eeeee.. mending aku gadis seumur hidup!" Celetuk Butet.
"Aamiin." Sahut Sri.
"Eh kok kau amin kan!" Seru Butet sambil melotot kepada Sri.
"Ya ndak, kalau memang itu cita-citamu, kan aku tinggal mengaminkan saja." Ucap Sri.
"Ih, paok lah kau Sri..! Kan aku becanda lohhh.." (Red- Paok- b*doh)
"Hati-hati kamu bercanda Tet..!" Ucap Cempaka.
Butet cemberut sambil mengigit jengkol yang ada di tangan nya.
Bunyi sepeda motor memasuki halaman rumah Nyak Tatik. Terlihat seorang lelaki turun dengan membawa sepelastik besar makanan ringan dan lain-lain. Lelaki itu mengetuk pintu rumah Nyak Tatik. Nyak Tatik menyambut kedatangan lelaki itu. Setelah berbicara sebentar, lelaki itu pun beranjak ke arah paviliun.
"Eh, pacar siapa itu yang datang. Kok ke paviliun Nyak Tatik?" Tanya Bambang.
Mereka bertiga pun memperhatikan gerak gerik lelaki itu.
"Paling pacarnya Butet." Celetuk Agus sambil melirik Halomoan.
"Gak lah, pacar Butet si Batra, Anak Nyak Tatik." Ucap Halomoan dengan raut wajah yang sedih.
"Tahu dari mana lu Moan?" Tanya Agus dengan serius.
"Tadi aku nengok dia di bonceng sama si Batra. Mesra kali pun. Si Butet pakek peluk-peluk si Batra." Ucap Halomoan dengan dada yang sesak.
"Kan bener berarti kecurigaan gue!" Ucap Agus sambil tertawa terbahak-bahak.
"Apa!" Tanya Halomoan.
"Lu itu suka sama Butet. Hanya saja lu berusaha menyangkal nya Moan!" Ucap Agus.
Halomoan terdiam. Ia teringat pertama kali bertemu dengan Butet di atas Bus. Saat itu gadis manis itu sudah terlebih dahulu duduk di bangku tepat di samping jendela.
Halomoan yang sedang mencari nomor bangkunya, terus menatap Butet yang sedang memandang keluar jendela.
Kebetulan sekali, nomor bangku Halomoan tepat di sebelah bangku gadis manis itu. Betapa bahagianya Halomoan saat itu.
Tetapi, sepanjang perjalanan, Butet diam saja dan tidak mau berbincang dengan orang yang tak dikenalnya. Halomoan sudah berusaha mencoba bertatapan untuk memulai keakraban di antara mereka. Tetapi, gadis itu tidak sekalipun menatap dirinya. Hingga tragedi jambak-jambak-an itu pun terjadi.
Halomoan pun tersenyum saat mengingat kejadian itu. Butet menjambak rambut nya hingga banyak rambut nya yang rontok. Sedangkan Halomoan hanya menjambak Butet ala kadarnya, hanya untuk menunjukkan ia kesal kepada gadis itu.
Halomoan merasa senang saat ternyata dirinya adalah tetangga kost Butet. Walaupun Butet sudah terlanjur membenci dirinya. Tetapi, Halomoan sengaja terus menerus mengganggu Butet.
Halomoan merasakan kepuasan tersendiri bila melihat Butet marah kepadanya. Ekspresi Butet yang sedang marah, membuat Halomoan tidak bisa tidur saat malam tiba.
"Apa iya aku suka sama si Butet?" Batin Halomoan.
"Kalau suka, lu tembak buruan. Dari pada dia sama si Batra, lebih cocok sama lu Moan. Kalau kalian menikah, cocok Batak sama Batak. Pulang kampung pun bisa barengan. Ya kan.... Gak terbayang sama gue, betapa romantisnya perjalanan naik Bus ke Toba sama pacar." Ucap Agus sambil tersenyum-senyum geli.
Halomoan pun mendongakkan wajah nya , bola matanya pun mengarah keatas. Ia mulai berkhayal betapa romantisnya Butet yang sedang mengelap air liur dirinya, saat sedang perjalanan pulang ke Toba.
terimakasih buat author /Pray//Pray/
lihat kelakuan si Butet