Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.
Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.
Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Tamu Kehormatan
***
Sherin membuka mata saat Devan mengakhiri
ciuman lembut di kening nya. Keduanya kembali
saling pandang dalam diam. Dengan sedikit ragu, Sherin meraih punggung tangan Devan kemudian mencium nya lembut. Ada desiran halus yang merambat dan mengaliri seluruh aliran darah
mereka tanpa di sadari keduanya.
Devan menatap lekat wajah cantik wanita yang
sudah sah menjadi istrinya itu. Ya..kini statusnya
adalah suami dari wanita ini. Semuanya terjadi
dengan cepat tanpa ada kendala yang berarti.
Dia bisa dengan mudah meyakinkan Tuan Amran
untuk merestui pernikahan mereka walaupun
pria tua pemilik beberapa rumah sakit besar
itu tahu pernikahan ini hanyalah sementara.
Akhirnya semua proses selesai..
Dan tampaknya Tuan Natakusumah tidak ingin
membuang waktu lagi.
"Tuan Elajar.. semuanya sudah selesai. Jadi
aku rasa kita harus berpisah sekarang !"
Tuan Amran kini bangkit berdiri di bimbing oleh
asistennya serta dua orang pengawal pribadinya.
Sherin ikut berdiri dengan cepat. Tanpa basa-basi
lagi, dia menyerbu kearah lelaki tua itu, kemudian
memeluknya erat seraya menumpahkan air mata.
"Kakek..terimakasih sudah merestui pernikahan
ini. Dan maaf, Sherin selalu membuat kakek
kecewa."
Lirih Sherin di tengah isak tangisnya. Tuan Amran memejamkan matanya kuat. Dia menahan diri
untuk tidak balas memeluk cucunya itu. Tangan
nya tampak terkepal kuat dengan posisi tubuh
sedikit kaku. Sesungguhnya hatinya saat ini
hancur lebur. Namun segala keangkuhan dan
ego diri mengalahkan perasaannya.
"Jalani pilihan hidup mu dengan baik. Ini sangat
memalukan.! Kau rela menjalani pernikahan
kontrak ini hanya demi obsesi gila mu. Darah
wanita itu ternyata lebih dominan dalam dirimu daripada darah Natakusumah.!"
Ucap Tuan Amran dengan suara beratnya. Dada
Sherin langsung terasa sesak, dia melepaskan
pelukannya. Matanya kini menatap hancur
wajah kakek yang sangat di puja nya itu.
"Sekali lagi maafkan Sherin. Dan terimakasih..
kakek sudah hadir mendampingi di sini."
"Aku hanya melaksanakan kewajiban ku. Dan
sekarang, semuanya sudah tuntas. Kau bebas
pergi tanpa harus menyandang gelar sebagai
anggota keluarga Natakusumah lagi. !"
Tegas Tuan Amran sambil melirik sekilas kearah
Sherin dan Devan. Setelah itu, dia berjalan keluar
dari ruangan meninggalkan Sherin yang terdiam
dalam mode syok berat. Apakah Kakeknya itu
ingin mengeluarkan dirinya dari silsilah keluarga.?
"Dia sangat mencintaimu. Rasa kecewanya
sama besar dengan rasa sayangnya padamu.!"
Dev berucap sambil merapihkan jasnya. Sherin
menghela nafas berat. Dia melirik kearah Devan, menatap pria itu, pria yang sekarang ini sudah berstatus sebagai suaminya.
"Aku sudah mengecewakan nya. Tapi dia tidak
sadar, aku keluar dari rumah karena apa. Bukan
karena lebih memilih bersama ibu ku.!"
"Aku tahu, paman dan bibi mu orang-orang yang
takut kehilangan dunia. Mereka ingin mengambil
apa yang seharusnya menjadi milikmu.!"
"Padahal aku tidak pernah menginginkan itu
semua. Mereka tidak perlu ketakutan.!"
"Kalau kau mau, aku bisa dengan mudah
membuat mereka terusir dari rumah keluarga
besar Natakusumah hari ini juga.!"
Sherin menggeleng pelan sambil tersenyum
miring. Dia meraih tas nya karena ponselnya
bergetar dari tadi.
"Hallo Margaret, aku.."
"Sherin..kamu dimana sekarang.? Kita sudah
ada di lokasi nih. Satu jam lagi pemotretan
sudah harus di mulai.! Kamu bisa terlambat.!"
"Iya Margaret.. aku berangkat sekarang. "
"Cepat ya, nanti malam jadwal Fashion Night..
Kamu kebagian tampil sebagai pembuka."
"Iya bawel.. aku tahu, aku berangkat sekarang."
Sherin mengakhiri pembicaraan. Dia kembali
melirik kearah Devan yang juga sedang
menatap tajam dirinya.
"Maaf..aku harus pergi sekarang. Ada jadwal
pemotretan sampai sore."
"Aku akan mengantarmu ke lokasi."
"Tidak perlu, aku bawa mobil sendiri.!"
Cegah Sherin sambil kemudian meraih tangan
Devan, menciumnya sebentar, setelah itu dia
berlalu keluar dari ruangan meninggalkan Dev
yang berdiri mematung dan membeku. Wajah
tampan Devan tampak sedikit memerah.
"Roman, tempatkan dua orang pilihan untuk
mengawasi semua kegiatannya.!"
"Baik Tuan Muda, laksanakan.!"
Akhirnya setelah semua urusan selesai, Devan
pergi dari kantor yang sudah menjadi saksi pengucapan ijab kabul pernikahan nya itu.
***
Hari ini Sherin di sibukkan dengan pemotretan
untuk majalah fashion yang cukup ternama. Dia
terlihat sangat bersemangat hingga membuat
semua crew berdecak kagum dengan semua
hasil nya yang sangat memukau. Walau nama
Sherin sedang jadi pergunjingan di media sosial,
karena kasus penggerebekan hingga membuat
dia harus mendekam di dalam tahanan, namun
hal itu tidak mengurangi antusiasme para crew
untuk mengerjakan projek ini.
Banyak crew dan karyawan dari majalah tersebut
yang meminta tanda tangan dan fhoto bareng.
Seperti biasa, Sherin selalu melayani permintaan
para fans nya dengan ramah dan sabar. Dia juga
tidak pernah pandang bulu, semua mendapat
perlakuan yang sama darinya.
"Okay, cut..! "
Sang fotografer mengakhiri kegiatannya seraya
mengacungkan dua jempol. Dia terlihat sangat
puas dengan hasil kerja hari ini. Performa Sherin
tidak pernah mengecewakan.
"Terimakasih kerjasamanya ya Mbak Sherin..
Hasilnya mantap-mantap semua. Saya sangat
puas dengan hasilnya. Semoga kerjasama kita
bisa berlanjut."
Ucap pemilik majalah tersebut sambil berjabat
tangan dengan Sherin yang tersenyum manis.
"Sama-sama Bu Aliya, saya senang kalau anda
puas dengan hasil kerja saya."
"Tentu saja. Anda adalah model yang sangat
berbakat. Seharusnya sekarang ini sudah ada
di kancah internasional."
"Doakan saja ya Bu.. semuanya butuh proses."
"Tentu, saya juga yakin.. semua isu yang kini
sedang beredar tidaklah benar. Jadikan semua
itu sebagai rintangan yang akan membawa
anda pada kesuksesan.!"
"Terimakasih atas dukungannya. Biarlah, orang
bisa menilai sendiri yang sebenarnya terjadi.
Saya sudah biasa menghadapi tantangan
seperti ini."
Sahut Sherin di sambut anggukan kepala sang
owner yang terlihat sangat mengagumi sosok
Sherin yang humble dan ramah. Wanita ini juga
sangat tenang dalam menghadapi segala
permasalahan yang kini sedang menimpanya.
Akhirnya semua selesai walaupun sedikit ngaret.
Kini Sherin segera meluncur ke lokasi lain karena
dia harus tampil di acara fashion Night..Malam
ini akan banyak super model yang tampil, sebab
busana yang akan di pamerkan merupakan hasil
rancangan para designer kondang tanah air.
Tiba di lobby gedung tempat berlangsungnya
acara, lagi-lagi dia di serbu oleh para wartawan
yang sudah menantinya. Sherin terpaksa harus
main kucing-kucingan mengingat saat ini dia
sudah sangat terlambat datang, jadi tidak ada
waktu untuk meladeni kegilaan mereka.
"Kak Sherin cepatlah, model lain sudah ada di
ruangan briefing. Kakak sudah di tunggu dari
tadi oleh panitia dan para desainer."
Seorang pengatur acara segera membimbing
Sherin memasuki ruangan khusus tempat di
adakan nya meeting crew begitu dia sampai
di backstage.
Dengan terburu-buru Sherin masuk ke dalam
ruangan tersebut.
"Karena Miss Pamela bisa hadir di acara kali ini,
jadi kita putuskan saja..dia yang akan menjadi
model pembuka pada acara fashion night kali
ini, di dampingi oleh Miss Stella dari Starlight Management..!"
Terdengar suara seorang pria yang merupakan
ketua panitia acara. Sherin yang baru saja tiba
di dalam ruangan tampak mematung seketika. Orang-orang kini melirik dan menatap kearahnya.
"Baiklah.. kita setuju..!!"
Sambut beberapa orang desainer. Tapi banyak
juga yang memilih diam, masih menatap ke arah
keberadaan Sherin yang kini melangkah tenang.
"Miss Sherin.. anda terlambat 15 menit. Anda
tahu sendiri peraturan di dunia fashion bukan.?"
Ketua panitia berucap tegas seraya menatap
datar kearah kedatangan Sherin.
"Maaf Pak Helmi, saya ada sedikit kendala."
Sherin menundukkan kepalanya di hadapan
pria 40 tahunan yang berwajah tegas itu. Model
lain tampak menatap beragam padanya. Ada
yang sinis, tapi ada juga yang mengagumi nya.
Sherin merupakan model senior yang banyak
di idolakan oleh para model lain. Baik itu yang
berbeda ataupun satu management.
"Karena anda datang terlambat, terpaksa..kita
harus menempatkan posisimu sebagai model
penutup untuk acara malam ini.!"
Tegas ketua panitia yang membuat sebagian
orang tampak langsung keberatan. Mereka kini
saling berbisik mencoba untuk protes. Namun
Sherin sendiri tampak nya tenang-tenang saja.
Sedangkan Stella dan para model top lainnya
terlihat tersenyum puas.
"Tidak apa-apa. Saya siap di tempatkan di posisi manapun, yang penting acara malam ini berjalan sukses dan lancar. Terimakasih Pak Helmi."
Sherin berucap dengan tenang. Para model yang
levelnya ada di bawah Sherin dan memuja dirinya masih saja terlihat keberatan. Akhirnya meeting selesai. Semua balik ke ruangan masing-masing.
Karena Sherin tidak jadi tampil sebagai model
pembuka, dia kini berpindah ke ruangan lain.
Ruangan sang desainer yang daftar terakhir di
acara malam ini. Ada 10 desainer yang ikut serta
dalam event cukup bergengsi ini. Dan mereka
hanya di beri kesempatan untuk memamerkan
5 saja hasil rancangannya.
Namun jangan salah, para model lain tidak ada
yang tahu kalau desainer terakhir ini merupakan desainer ternama kelas internasional. Hanya saja
dia jarang menampilkan rancangannya di pentas
lokal. Sherin dan 4 model lainnya kini sudah ada
di dalam ruangan.
"Kak Sherin, aku rasa ini tidak adil untuk mu.
Kakak seharusnya tampil sebagai pembuka."
Protes seorang model yang berasal dari agensi
yang sama, Starlight Management. Ada 4 orang
model yang terpilih untuk ikut andil dalam event bergengsi ini yang berasal dari Starlight.
"Tidak apa-apa, santai saja. Tampil di akhir juga
sama pentingnya dengan tampil di awal."
"Tapi menurut ku kak Sherin jauh lebih baik dari
Miss Pamela deh, walaupun dia berasal dari
Universal Models.."
Sambung model lain dan langsung di setujui
oleh yang lainnya. Sherin hanya bisa tersenyum
mendengar ocehan mereka. Dia segera bersiap
diri sembari menunggu kemunculan desainer
yang anehnya sampai saat ini belum datang juga.
"Miss Manda, ini dia model-model yang nanti
akan membawakan hasil rancangan anda."
Sang pengatur acara memperkenalkan Sherin
dan para model lainnya pada desainer yang baru
saja tiba ke dalam ruangan. Mata Sherin beradu
tatap dengan mata desainer itu. Untuk sesaat
keduanya tampak saling pandang.
"What, Miss Raihana Amanda Moolay..? Jadi
kamu akan membawakan baju rancangan nya
Sher.? Woww..this is amazing.."
Vincent memekik manja sambil berjingkrak saat melihat kedatangan sang desainer cantik nan
seksi itu. Siapa yang tidak mengenal Amanda
Moolay..Pemilik butik ternama Amandavis..
"Hai Miss Sherin.. senang bertemu dengan mu.
Tidak disangka, ternyata kita berjodoh kali ini."
Sambut sang desainer atau Amanda Moolay.
Mereka berdua saling berangkulan hangat.
"Alhamdulillah.. aku senang banget, di plot di
bagian akhir, ehh tenyata bisa membawakan
hasil mahakarya mu Miss Manda.."
Sahut Sherin setelah mereka saling melepas
rangkulan. Sementara Vincent dan Margaret
tampak masih terdiam melongo. Yang lain
pun tampak terdiam, masih terkesima.
"Hahaha.. bisa aja kamu ya. Okay.. sekarang ayo
kita bersiap gais..Aku benar-benar tidak sabar,
ingin melihat penampakan hasil rancanganku
saat sudah melekat di tubuh model secantik
dan sesempurna Miss Sherin."
"Anda terlalu berlebihan Miss Manda."
"Panggil saja aku Kak Manda, rasanya itu akan
terdengar lebih nyaman.. bagaimana..?"
Mereka saling pandang, lalu tertawa bersama
sambil kembali berangkulan hangat. Karuan
saja Vint dan yang lainnya semakin bengong.
Namun tidak lama persiapan pun di lakukan. Di
awali dengan memoles wajah para model terlebih dahulu oleh MUA yang sengaja di bawa sendiri
oleh Amanda. Dia tidak menggunakan MUA
yang telah di siapkan di tempat itu.
Dan kini..acara peragaan busana yang biasa di
gelar setiap 3 bulan sekali itu di buka. Saat ini,
di dalam ruangan yang mengelilingi panggung
runway..sudah di penuhi oleh para pengunjung.
Mereka bukanlah orang-orang dari kalangan
biasa, mereka rata-rata para pengusaha, serta
para konglomerat yang mengerti dunia mode.
Malam ini juga sangat spesial, karena banyak
pengusaha besar yang hadir. Entah apa motif
mereka. Yang terdengar dari selentingan orang
adalah karena kehadiran super model Sherinda
Maheswari dan Pamela Duff. Dua super model
yang terkenal dapat menghipnotis semua mata.
Acara sudah di mulai dengan pembukaan dari
pembawa acara. Di belakang panggung runway,
para model tampak sudah siap dengan busana masing-masing yang malam ini mengambil tema
elegan party.. Para model itu tampak memukau
dengan gaun-gaun indah dan glamor plus riasan
wajah yang terlihat menawan.
Para pengamat dunia mode dan pengunjung
kini bertepuk tangan meriah begitu melihat kemunculan sang model pembuka di atas
panggung. Pamela Duff..dia tampil elegan dan memukau membawakan night dress yang sangat mewah dan glamor hasil rancangan seorang
desainer top. Semua mata tampak terpaku dan
terpesona kearahnya.
Dalam kemeriahan itu, di pintu masuk ruangan
muncul satu sosok tinggi gagah yang membuat
mata para pengunjung terkesima seketika.
"Tuan Elajar.. dia datang juga..??"
Para pengunjung kini berbisik tak percaya. Ini
sangat mengejutkan. Tidak biasanya sang raja
media massa datang ke acara ini. Apa karena
seorang Pamela Duff.?? Mata mereka semua
seolah tidak bisa lepas, menatap sosok gagah
yang sangat berbeda itu.. Dia bagaikan bulan
yang mampu mengalihkan semua perhatian.
Termasuk perhatian dari super model yang kini
ada di atas panggung runway.. Matanya yang
cantik tampak menatap lurus kearah keberadaan sosok yang baru saja datang itu. Sosok elegan
itu yang tiada lain adalah Devan di sambut
hormat oleh ketua panitia serta para pengusaha
lain yang ada di tempat itu.
Kemudian, dengan segala kehormatan, dia di
tempatkan di kursi utama yang ada di ujung
panggung runway..
***
Bersambung...
d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻