“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”
Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.
“Tidak!”
Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.
Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.
“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”
Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Apa yang terjadi?”
Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Xander sontak mundur beberapa langkah, terdiam agak lama. Ia menatap burung merpati beberapa detik, beralih pada tangannya. "Apa yang sudah terjadi?"
Xander tersenyum. "Ah, aku tahu kenapa burung merpati ini harus berada di sini."
Xander mendekati Alexis, mengecup keningnya. "Kau harus tumbuh menjadi pria yang sangat kuat, Alexis. Aku yakin musuh-musuhku jauh lebih kuat dibandingkan musuh yang harus aku hadapi. Aku yakin kau pasti bisa.”
Xander tersenyum, menoleh pada Axo di samping Alexis. Ia tercenung agak lama, meninggalkan ruangan. "Setelah munculnya George di rumah ini, aku belum pernah keluar dari kediamanku hingga saat ini. Aku selalu was was jika seandainya musuh kuat tiba-tiba menyerang dan membuat kekacauan."
Xander berjalan menuju kamarnya. "Aku harus tenang agar semuanya berakhir dengan baik. Aku tidak boleh menunjukkan jika aku tegang dan tertekan."
"Kau tidak bisa membohongiku, Xander," ujar Samuel sembari mendekat.
"Ayah." Xander setengah terkejut. "Kau sangat pandai membaca situasi."
"Kau sangat tegang dan tertekan akhir-akhir ini. Aku bisa melihat dari tatapan matamu dan gestur tubuhku. Kau berakting dengan baik, tetapi tidak cukup baik di hadapan ayahmu. Apakah semuanya masih terkendali?"
Xander mengembus napas panjang. "Pertemuan itu tampaknya tidak berjalan dengan lancar. George, Gideon, dan Gabriel mendadak muncul dan mengganggu pertemuan. Luc Besson juga tidak sebaik yang aku duga meski dia adalah ayah angkat Baba. Dia membiarkan George, Gideon, dan Gabriel melakukan yang mereka mau pada Baba dan yang lain. Aku mendapatkan informasi jika kemampuan Baba dan yang lain menghilang."
Samuel berusaha menutup keterkejutan dengan tertawa. "Jadi, mereka menjadi manusia normal sekarang. Aku turut menyesal."
"Kalaupun kekuatan mereka menghilang, mereka tetaplah sangat berguna untukku. Mereka adalah orang-orang cerdas dan terampil." Xander mengembus napas panjang kembali, mengepalkan tangan erat-erat.
Samuel tercenung sesaat, mengakui kecerdasan Baba dan yang lain. Ia sudah melihat bagaimana pekerjaan mereka meski mereka baru bergabung untuk menciptakan dan mengembangkan banyak alat canggih.
"Baba dan yang lain sangat kesulitan menghadapi George, Gideon, dan Gabriel, begitupun saat mereka menghadapi Luc Besson. Miguel, Ryder, dan para pengawal lain bahkan terluka karena pertarungan itu. Level kekuatan kita serta alat-alat canggih kita sangat berbeda dengan mereka. Kita nyaris tidak akan bisa menang melawan mereka."
"Lalu, kenapa kau tidak mengaktifkan status waspada, Xander? Apa kau percaya jika mereka mampu mengalahkan musuh?"
"Aku selalu percaya mereka bisa melakukannya, Ayah."
Govin dan Mikael mendekat dengan terburu-buru, membungkuk hormat.
"Tuan Xander, kami bisa kembali terhubung dengan Baba dan pasukan kita di lokasi kejadian. Mereka berhasil memenangkan pertarungan. Luc Besson serta musuh yang lain tidak sadarkan diri sekarang," jelas.
Xander tersenyum, merasa sangat lega mendengar kabar tersebut. Ia sejujurnya sangat takut jika Baba dan yang lain kalah, apalagi jika seandainya musuh datang menyerang tempat ini.
"Kau tampaknya masih harus bekerja, Xander. Jangan terlalu memaksakan diri." Samuel berjalan menuju kamarnya, tersenyum. "Kau semakin mirip denganku, Xander."
Xander bergegas menuju ruangan, duduk di sofa. Ia terkejut ketika melihat keadaan rumah, peternakan, dan hutan yang nyaris porak poranda. "Miguel dan Ryder mendapatkan luka parah, begitupun dengan beberapa pengawal. Baba dan yang lain sedang mendapatkan perawatan, lalu Luc Besson dna yang lain masih tidak sadarkan diri hingga sekarang."
"Bagaimana bisa mereka mengalah Luc Besson, George, dan yang lain, Govin? Apakah seseorang menolong mereka?"
"Kami masih belum mendapatkan informasi, Tuan. Baba dan yang lain tampaknya juga belum mengetahui situasi yang terjadi. Mereka fokus untuk memulihkan diri sekarang. Beruntungnya, kemampuan mereka kembali normal."
"Aku tampaknya harus bersabar menunggu informasi dari Bennet." Xander mengamati keadaan Gray, Baba, Bennet, Bruce, Miguel, dan yang lain. "Mereka melewati pertarungan yang sangat menegangkan. Ah, aku melupakan Gavin. Bagaimana keadaannya?"
"Gavin masih tidak sadarkan diri hingga saat ini, Tuan. Dia diminta melarikan diri bersama anjing robotnya. Akan tetapi, dia diserang ketika dalam perjalanan. Osvaldo Tolliver menolongnya di saat kritis."
"Mereka harus kembali ke kediaman ini secepatnya. Waktu mereka nyaris habis." Xander bersandar di kursi, memijat kepala yang cukup pening. "Aku belum boleh merasa lega sekarang. Keberadaan Luka dan Luke masih belum ditemukan, dan aku belum tahu siapa yang sudah mengawasi kediamanku."
Sementara itu, para pengawal yang hanya mendapatkan Govin ringan tengah membereskan kekacauan di peternakan, halaman, dan hutan. Di saat yang sama, pengawal yang terluka mendapatkan perawatan.
Gray, Baba, Bennet, Bruce, dan Osvaldo Tolliver berada di ruangan, mengamati Luc Besson yang dijaga sangat ketat oleh dua robot anjing. Gray dan yang lain menyimpan beberapa alat canggih mereka di lokasi yang agak untuk menghindari kerusakan. Alat-alat canggih itu berhasil tiba setelah pertarungan usai.
"Pertarungan tadi pastinya dirasakan oleh peternak lain. Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang mendekat. Pihak kepolisian pun tidak datang untuk melakukan pengecekan," ujar Bennet seraya bersiap-siap. Kepalan dan tangannya diperban karena luka yang didapatkannya.
"Pria tua itu pasti melakukan sesuatu pada peternak lain sehingga mereka tidak terganggu dengan pertarungan." Bruce menguap beberapa kali. "Aku sangat lelah dan mengantuk sekarang. Aku ingin tidur di kasur yang empuk."
"Kita masih memiliki pekerjaan penting di sini. Kita harus mendengarkan informasi dari Luc Besson." Gray memijat kepalanya berkali-kali. "Kepalaku terasa semakin berat dari waktu ke waktu.”
Osvaldo Tolliver mengamati Gray, menoleh pada Gavin, terdiam ketika mendapatkan penglihatan singkat. "Aku memang sudah mewaspadai Gavin sejak awal. Meski dia terlihat tidak memiliki kekuatan, tetapi dia sangat cerdas dan tenang. Selain itu, firasatku mengatakan jika aku tidak boleh lengah darinya," gumamnya.
"Baiklah, kau bisa melakukannya sekarang, Bennet." Baba memberi tanda di sat ia berkonsentrasi untuk bersiap menggunakan kemampuannya jika seandainya Luc Besson terbangun dan memulai serangan kembali.
"Aku mengerti." Bennet mendekat bersama seorang robot anjing dengan sangat hati-hati, menyentuh tangan Luc Besson, lalu memejamkan mata. Ia seketika berada di lokasi pertarungan saat serangan terakhir muncul.
Bennet terhenyak saat Bennet semua benda tiba-tiba tidak bergerak, kecuali Gavin. Bennet melihat Gavin menariknya dan yang lain ke lokasi yang agak jauh, mengatur posisi Luc Besson, melucuti alat-alat canggih, memposisikan posisi Luc Besson dan para robot agar terkena serangan. Tak lama setelahnya, sebuah ledakan seketika terjadi.
Bennet membuka mata, tercenung cukup lama.
"Apa yang kau lihat, Bennet?" tanya Gray seraya mendekat bersama yang lain.
Bennet mengamati Gavin yang masih tidak sadarkan diri, terdiam untuk mengartikan apa yang dilihatnya barusan. "Gavin adalah orang yang sudah menyelamatkan kita."
"Apa?" Gray, Baba, Bruce, bahkan Osvaldo Tolliver terkejut. Mereka menoleh pada Gavin yang masih belum memberi tanda akan sadar dengan cepat.
"Bagaimana bisa Gavin menolong kita?" tanya Gray penasaran, "dia tidak sadarkan diri saat pertarungan. Selain itu, kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan serangan maupun menolong kita."
Gray mengembus napas panjang, tiba-tiba tertawa terbahak. "Maafkan aku. Aku sangat cemas dan panik sehingga bertingkah bodoh seperti barusan. Aku seharusnya langsung tahu setelah Bennet mengatakan hal barusan."
Gray sontak tercenung ketika membaca pikiran Bennet. Ia segera menoleh pada Gavin, lantas memberi tanda bahaya.
Kedua robot anjing segera mengurung Luc Besson ketika pria itu sadar.
Luc Besson tersenyum, dan seketika saja dadanya tertekan sangat kuat. "Hei, kau tidak boleh menyakiti pria tua tidak bersenjata sepertiku, Osvaldo. Kau juga tidak perlu menggunakan kemampuanmu Baba. Sesuai janjiku, aku akan mengatakan semuanya padamu."
Gray memberi anggukan.