NovelToon NovelToon
Anak Untuk CEO Mandul

Anak Untuk CEO Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nyonya_Doremi

"Tubuhmu milikku. Waktumu milikku. Tapi ingat satu aturan mutlak, jangan pernah berharap aku menanam benih di rahimmu."

Bagi dunia, Ryu Dirgantara adalah definisi kesempurnaan. CEO muda yang dingin, tangan besi di dunia bisnis, dan memiliki kekayaan yang tak habis tujuh turunan. Namun, di balik setelan Armani dan tatapan arogannya, ia menyimpan rahasia yang menghancurkan egonya sebagai laki-laki, Ia divonis tidak bisa memberikan keturunan.

Lelah dengan tuntutan keluarga soal ahli waris, ia menutup hati dan memilih jalan pintas. Ia tidak butuh istri. Ia butuh pelarian.

Sedangkan Naomi Darmawan tidak pernah bermimpi menjual kebebasannya. Namun, jeratan hutang peninggalan sang ayah memaksanya menandatangani kontrak itu. Menjadi Sugar Baby bagi bos besar yang tak tersentuh. Tugasnya sederhana, yaitu menjadi boneka cantik yang siap sedia kapan pun sang Tuan membutuhkan kehangatan. Tanpa ikatan, tanpa perasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Pekan pertama setelah pernikahan darurat terasa seperti gelembung yang pecah. Naomi kini resmi menjadi Nyonya Dirgantara, tetapi gelar itu terasa lebih berat daripada rantai. Ia tinggal di Penthouse B, rumah yang sama, tetapi kini ia memiliki kamar tidur terpisah dan, ironisnya, privasi yang lebih banyak dari Ryu.

Perubahan terbesar adalah pada cara dunia memperlakukannya.

Sekretaris Han kini memperlakukannya dengan hormat yang tulus. Staf di Penthouse, koki, housekeeper, dan pengawal pribadi yang baru ditugaskan untuknya memanggilnya Nyonya dengan penuh kepatuhan. Ia menerima kartu kredit tanpa batas dan akses ke semua fasilitas Dirgantara. Namun, semua kemewahan ini terasa seperti kompensasi atas penjara seumur hidup yang baru ia tandatangani.

Naomi memegang perutnya yang masih rata, tempat keajaiban yang tak terduga tempat keturunan Ryu Dirgantara bersemayam. Ia masih tidak bisa percaya bahwa ia hamil anak kandung Ryu, mengakhiri vonis kemandulan yang diyakini pria itu.

Ancaman Vanessa Sanjaya di telepon malam itu terus menghantui Naomi. “Aku akan membuat hidupmu menjadi neraka, dan anak itu, dia akan menjadi milikku pada akhirnya.”

Naomi mencoba mengabaikannya, tetapi bayangan Vanessa terasa nyata.

Tiga Hari Setelah Pernikahan. Naomi duduk di ruang tamu, membaca majalah bisnis yang ia paksakan untuk pelajari, ketika pengawal pribadinya, Pak Agung, mendekat.

“Nyonya, ada pengiriman bunga untuk Anda,” kata Pak Agung, nada suaranya sedikit tegang.

Sebuah rangkaian bunga mawar merah gelap yang indah diletakkan di atas meja. Aromanya sangat kuat dan manis. Namun, Naomi merasakan firasat buruk.

Ia mencari kartu ucapan. Kartu itu ramping, elegan, dan tanpa nama pengirim. Hanya tertulis,

“Semoga kau menikmati hari-harimu sebagai Nyonya Dirgantara. Ingatlah, mawar memiliki duri yang tajam. Dan mahkota itu sangat berat untuk kepala yang tidak pantas.”

Naomi merasakan dingin menjalari tulang punggungnya. Hanya Vanessa yang akan mengirimkan pesan ancaman terselubung seperti ini. Ia segera memerintahkan Pak Agung untuk membuang bunga itu.

Keesokan harinya, saat sarapan, koki menyiapkan omelette dengan keju langka. Naomi duduk sendirian di meja makan yang besar.

Ketika ia mengambil sendok pertamanya, Han masuk dengan tergesa-gesa.

“Nyonya Dirgantara, jangan sentuh omelette itu!”

Naomi terkejut. Han mengambil piring itu dengan hati-hati. “Apa yang terjadi, Han?”

“Kami baru saja mendapat panggilan anonim. Ada kemungkinan makanan Anda terkontaminasi oleh zat yang bisa menyebabkan keguguran dini. Tim keamanan sedang menyelidiki ini. Kami sudah menguji makanannya, tetapi tidak ada jejak zat beracun yang ditemukan. Mungkin hanya peringatan,” Han menjelaskan, tampak sangat khawatir.

Naomi merasa mual, bukan karena kehamilan, tetapi karena teror. Ini bukan hanya tentang status, ini tentang nyawa anaknya. Ryu tidak hanya melindunginya dari ancaman bisnis, tetapi juga dari ancaman fisik.

“Saya mengerti. Mulai sekarang, hanya makanan yang sudah disiapkan oleh koki khusus di bawah pengawasan ketat yang boleh saya makan,” kata Naomi, berusaha mempertahankan ketenangannya.

“Itu adalah instruksi Tuan Ryu, Nyonya. Keamanan Anda adalah prioritas utama kami,” janji Han.

Sore harinya, Ryu, yang biasanya tidak ada, tiba di Penthouse untuk mengantar Naomi ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin. Ini adalah pertama kalinya mereka menghabiskan waktu bersama sejak hari pernikahan.

Di mobil mewah yang melaju mulus, keheningan terasa mencekik.

“Vanessa mulai bergerak,” kata Ryu datar, memecah keheningan. Ia mengendarai mobilnya sendiri, seolah ingin menegaskan kontrol.

“Bunga mawar dan ancaman makanan?” tanya Naomi.

Ryu mengangguk. “Itu hanyalah permainan awal. Dia sedang menguji kelemahan kita. Dia tahu anak ini adalah kelemahanku, dan dia tahu kau adalah target termudah.”

“Apakah Anda sudah melaporkannya ke polisi?”

“Tidak ada gunanya. Dia sangat pintar dalam menutupi jejak. Kita akan menghadapinya dengan kekuasaan, bukan dengan hukum. Kau hanya perlu fokus pada satu hal, yaitu kepatuhan dan kesehatan.”

"Kenapa?" tanya Naomi singkat.

Ryu menoleh sekilas, matanya menangkap tatapan Naomi. “Kau adalah Ratu yang dilindungi oleh benteng. Jangan pernah lupa kekuatanmu yang sekarang, Naomi. Kau mengandung darahku. Tidak ada yang berani menyentuhmu tanpa persetujuanku.”

Di Klinik Kandungan Dirgantara. Dokter kandungan, Dr. Pratiwi, tersenyum hangat kepada mereka. Ia adalah satu-satunya orang di dunia Ryu yang memandang Naomi dengan kehangatan.

“Nyonya Dirgantara, kehamilan Anda sangat sehat. Meskipun baru beberapa minggu, kami bisa melihat perkembangan yang baik. Detak jantung janin Anda kuat,” kata Dr. Pratiwi.

Ryu duduk di samping Naomi, memperhatikan monitor ultrasound dengan tatapan yang intens. Untuk pertama kalinya, Naomi melihat kerentanan yang nyata. Ia melihat pria itu, penguasa kejam, yang terkejut dan terpesona oleh kehidupan kecil yang ia ciptakan.

“Dia baik-baik saja?” tanya Ryu, suaranya sedikit bergetar.

“Sangat baik, Tuan Dirgantara. Jantungnya berdetak seperti genderang kecil,” jawab dokter itu.

Saat Ryu menatap monitor, ia meraih tangan Naomi, menggenggamnya. Cengkeraman itu tidak lagi terasa seperti klaim kepemilikan, tetapi seperti ikatan yang baru. Ikatan yang tercipta dari keajaiban yang mereka berdua yakini tidak mungkin.

Setelah pemeriksaan, suasana hati Ryu sedikit lebih tenang, terangkat oleh konfirmasi kehidupan baru. Mereka makan malam bersama dalam keheningan yang lebih damai.

Setelah makan malam, Ryu tidak kembali ke kamar kerjanya. Ia duduk di ruang tamu, membaca laporan bisnisnya. Naomi duduk di seberangnya, membaca buku.

“Naomi,” panggil Ryu, tanpa mengangkat kepala.

“Ya, Ryu?”

“Ibuku, Helena. Dia akan datang berkunjung besok.”

Naomi langsung menegang. “Mengapa? Dia membenciku.”

“Dia membencimu karena kau bukan Vanessa. Tapi dia mencintai cucunya lebih dari segalanya. Dia akan datang untuk menilai kau sebagai ibu dari pewaris Dirgantara,” jelas Ryu. “Kau harus berhati-hati. Dia akan mencari celah sekecil apa pun untuk mencabut perlindunganku darimu. Dia akan mencoba mengujimu tentang etiket, tentang pengetahuan bisnis, dan tentang uang dua miliar itu.”

“Tapi uang itu sudah dibatalkan,” kata Naomi.

“Dia tidak tahu itu. Aku belum memberitahu siapa pun. Aku akan menggunakannya sebagai kartu as jika dia terlalu menekanmu. Kau hanya perlu berakting seolah dua miliar itu adalah satu-satunya yang kau inginkan. Jangan tunjukkan kelemahan, jangan tunjukkan kasih sayang berlebihan padaku. Tunjukkan bahwa kau adalah istri yang dingin, tetapi patuh.”

Naomi mengangguk, mengagumi perhitungan kejam Ryu. Pria ini menggunakan setiap orang sebagai pion, bahkan ibunya sendiri.

Ryu akhirnya menutup laporannya. Ia menatap Naomi. “Pergi tidur. Kau butuh istirahat.”

Saat Naomi berjalan ke kamarnya, Ryu memanggilnya lagi.

“Naomi.”

Ia berbalik.

“Selamat malam,” kata Ryu. Itu adalah kata-kata yang anehnya tulus, dan itu mengejutkan Naomi. Mungkin, di bawah lapisan es dan kekejaman itu, ada sedikit retakan.

Keesokan paginya...

Nyonya Helena Dirgantara tiba di Penthouse B. Ia mengenakan gaun sutra berwarna abu-abu, dan ia membawa aura pengadilan. Naomi, mengenakan gaun sederhana yang anggun, menyambutnya.

“Selamat datang, Nyonya Helena,” sapa Naomi dengan formalitas yang ia pelajari.

Nyonya Helena tidak tersenyum. “Mari kita langsung ke intinya, Naomi. Aku di sini untuk memastikan cucuku aman. Aku sudah meminta Han untuk menyiapkan medical report kehamilanmu. Kau hanya perlu duduk dan menjawab pertanyaanku.”

Mereka duduk di ruang tamu. Nyonya Helena mulai menginterogasi Naomi tentang pola makannya, jadwal istirahat, dan rencana pendidikan anak. Naomi menjawab dengan tenang dan percaya diri, mengutip jadwal yang disiapkan Han.

Namun, Nyonya Helena tidak puas. Ia mencari titik lemah emosional.

“Kau tahu, Naomi. Kau berasal dari kalangan rendah. Suamiku, ayah Ryu adalah seorang bangsawan. Kami tidak akan pernah menerima gadis sepertimu sebagai bagian dari keluarga.”

“Saya mengerti, Nyonya. Saya hanya peduli pada Ryu dan kesehatan anak kami,” jawab Naomi, mengulangi mantra kepatuhan.

Nyonya Helena tersenyum tipis, senyum yang menjanjikan bencana. “Tentu. Dan kau pasti sangat peduli pada kompensasi dua miliar itu. Uang itu akan membuat ibumu aman, bukan?”

Naomi menatapnya. “Ya, Nyonya.”

“Bagus. Karena aku punya satu pertanyaan terakhir, Naomi. Aku baru saja mendapat laporan dari kepala keamanan di Dirgantara Tower. Vanessa Sanjaya baru saja menyuap salah satu staf kami, dan dia berhasil mendapatkan salinan medical report lengkapmu.”

Naomi merasakan jantungnya mencelos. Medical report itu berisi detail tentang kehamilan, termasuk hari konsepsi yang tak terduga.

“Vanessa sekarang tahu kau hamil, Naomi. Dan yang lebih buruk, dia tahu anak ini adalah keajaiban medis, bukan hasil IUI.”

Nyonya Helena mencondongkan tubuhnya ke depan.

“Aku tahu Ryu benar-benar terkejut dengan kehamilanmu. Tapi Vanessa adalah wanita cerdas, Naomi. Dia tidak akan percaya keajaiban. Dia sekarang sedang mencari bukti bahwa Ryu berbohong tentang kemandulannya, dan anak itu adalah anak kandungnya sendiri.”

Nyonya Helena mengambil napas dalam-dalam. "Dia akan segera menuntut tes DNA, Naomi. Dan jika dia bisa membuktikan bahwa Ryu tidak pernah mandul, seluruh kontrakmu dan pernikahanmu akan dibatalkan atas dasar penipuan. Ryu tidak pernah seharusnya mandul. Dia hanya punya harapan yang sangat kecil. Dan dia sengaja mengambil risiko bersamamu untuk membuktikan dirinya benar. Sekarang, dia telah memberikan senjata terbesar di tangan musuhnya."

"Vanessa akan segera meminta tes DNA pada Ryu dan anakmu, Naomi. Dan jika dia berhasil membuktikan kehamilan ini adalah taruhan yang disengaja oleh Ryu untuk menjebakmu, dia akan menghancurkanmu. Kau harus bersiap, Naomi. Tes DNA itu akan datang minggu depan."

1
Ara putri
Hay kak, jika berkenan saling dukung yuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!