NovelToon NovelToon
Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Ibu Tiri / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:819
Nilai: 5
Nama Author: Queen_Fisya08

Setelah bertahun-tahun hidup sendiri membesarkan putrinya, Raisa Andriana seorang janda beranak satu, akhirnya menemukan kembali arti cinta pada Kevin Wibisono duda beranak dua yang terlihat bijaksana dan penuh kasih. Pernikahan mereka seharusnya menjadi awal kebahagiaan baru tapi ternyata justru membuka pintu menuju badai yang tak pernah Raisa sangka

Kedua anak sambung Raisa, menolak kehadirannya mentah-mentah, mereka melihatnya sebagai perebut kasih sayang ayah nya dan ancaman bagi ibu kandung mereka, di sisi lain, Amanda Putri kandung Raisa, juga tidak setuju ibunya menikah lagi, karena Amanda yakin bahwa Kevin hanya akan melukai hati ibunya saja

Ketegangan rumah tangga makin memuncak ketika desi mantan istri Kevin yang manipulatif, selalu muncul, menciptakan intrik, fitnah, dan permainan halus yang perlahan menghancurkan kepercayaan.

Di tengah konflik batin, kebencian anak-anak, dan godaan masa lalu, Raisa harus memilih: bertahan demi cinta yang diyakininya, atau melepas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_Fisya08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Luka Yang Tidak Terlihat

Angin sore menggesekkan hawa dingin di antara pepohonan ketika Kevin tiba di tempat yang Desi perintahkan, tempat itu tampak seperti lapangan kosong yang lama tak terurus, hanya ada bangunan gudang tua dengan cat mengelupas di ujung kanan...

Jantung Kevin berdentum kencang, bukan karena tempat itu menyeramkan, tapi karena rasa takut jika sesuatu terjadi pada Laras dan Dewi...

Desi berdiri di bawah pohon besar, tubuhnya disilangi bayang-bayang sehingga wajahnya sulit terbaca, ketika Kevin mendekat, ia bahkan tidak tersenyum, ia hanya memandang dengan sorot mata yang tak lagi dapat ia artikan....

"apa kabar Vin" ucap Desi

"Sudah lah Desi tidak usah basa-basi, dimana kedua putri ku" tegas Kevin matanya sibuk menyapu kiri kanan, mencari kedua putri nya, yang seharusnya berlari memeluknya jika mereka melihat ayahnya datang....

"Kamu ingat tempat ini Vin, tempat dimana kita sering kesini dan tempat dimana kita mengikat janji suci Vin, apa kamu ingat itu semua Vin, kebahagiaan kita dulu tapi sayang nya tempat ini sekarang sudah usang dan terbengkalai seperti cinta kita Vin " ucap Desi berusaha mengingat kan Kevin kembali akan memori indah mereka...

"Stop Desi jangan pernah ungkit masa lalu lagi, aku sudah melupakan itu semua, sekali lagi ku tanya di mana kedua putri ku Laras dan Dewi" Tegas Kevin dengan nada yang tinggi...

Desi hanya menghela napas perlahan.

"Tenang dulu Vin, aku tidak menculik mereka, nanti Laras dan Dewi akan ke sini" Jawab Desi dengan penuh ketenangan

Kalimat itu membuat tengkuk Kevin merinding....

"Apa maksudmu? Dewi dan Laras tidak bersama kamu sekarang?" Tanya ku geram

Nada Kevin semakin meninggi, napasnya mulai terengah oleh gelombang ketakutan sekaligus kemarahan yang menyesakkan...

Desi tidak langsung menjawab, ia menatap Kevin lama, seolah sengaja menunda waktu, lalu ia melangkah mendekat, jauh lebih dekat dari jarak seharusnya...

"Laras dan Dewi masih membutuhkan kita, Vin, mereka tidak butuh ibu baru, mereka butuh aku… butuh kita… seperti dulu" ucap nya pelan, penuh ke pura-puraan, lembut yang membuat Kevin ingin muntah...

Desi menundukkan kepala, memainkan jemarinya seolah menahan tangis, namun Kevin tahu, ia tahu betul bagaimana Desi berakting ketika menginginkan sesuatu...

Desi mengangkat wajahnya, tatapan memelas itu menusuk Kevin....

"Aku memang salah dulu… aku bodoh meninggalkan kalian, tapi aku menyesal, Vin. Aku ingin memperbaiki semuanya.”

"Desi… cukup. Aku datang untuk anak-anak ku, mereka harus ikut pulang bersama ku, bukan untuk membicarakan hal lain.” Kevin mengepal kan tangan

"Laras dan Dewi tidak mau bersama mu lagi Vin, mereka mau ikut aku tinggal bersama ku" ucap Desi dengan senyuman yang bukan penyesalan, tapi lebih mirip kemenangan kecil, ia mendekat ke arah Kevin tanpa izin lalu Desi memeluk Kevin tiba-tiba...!!

"Aku tahu kamu masih mencintai ku vin' bisik Desi pelan

Kepala Desi bersandar di dadanya...

Kevin seketika kaku, tangannya terangkat setengah, antara menepis atau mendiamkan,

Karena ia tahu, jika ia mendorong terlalu kasar, Desi bisa memutarbalikkan semuanya, tapi sebelum Kevin sempat memutuskan

"Mas Kevin?" Panggil Raisa... Suara itu serasa memecahkan langit...

Kevin tersentak dan buru-buru mendorong Desi, bukan dorongan kuat, tapi cukup membuat Desi kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah yang berdebu...

Dan pada detik yang sama, kedua putri nya muncul berlari dari arah gudang tua itu....

“Mamaaa!" Teriak Laras dan Dewi serentak

Laras dan Dewi langsung berlari ke arah Desi, membantu memapah tubuhnya seolah ia tengah terluka parah, padahal Kevin tahu, Desi bahkan belum sempat menyentuh batu...

Tapi air mata yang tiba-tiba mengalir di pipi Desi sukses memutar adegan itu menjadi tragedi....

“Ayah jahat!” Laras menatap Kevin dengan mata memerah dan tajam menusuk...

"Ayah tega dorong mama demi wanita itu!" Tunjuk Laras ke arah Raisa, hati Kevin terasa retak...

Dewi ikut menatap ayahnya dengan wajah yang selama ini penuh kasih sekarang menjadi penuh kebencian yang menusuk...

"Aku benci ayah" ucap Dewi sambil menangis

Desi menutup wajahnya dengan tangan, menangis, tubuhnya bergetar palsu, tapi di balik sela jemarinya, ia menyunggingkan senyum kecil yang tak seorang pun lihat...

“Sesuai rencana" gumamnya hampir tak terdengar.....

Di kejauhan, Raisa berdiri kaku, matanya memandang Kevin, juga Desi dan juga kedua putri sambung nya, semuanya tercampur jadi satu...

Ia merasa seperti racun itu sendiri.

Seperti ia lah alasan semua orang terluka...

Ketika Kevin menghampirinya, Raisa bahkan tidak bergeming, tidak mengedip, tidak bicara....

Membeku, seolah-olah jiwanya terjatuh tanpa pegangan....

"Raisa… ini bukan seperti yang kamu lihat, sayang" Kevin mencoba menyentuh tangan sang istri, tapi Raisa menarik diri, mundur satu langkah...

Aku menatap mas Kevin dengan mata yang basah namun tak sampai menangis, mata yang tampak lebih sakit daripada air mata apa pun....

“Mas dorong Desi, di depan Laras dan Dewi, Mas tahu mereka akan salah paham dan kenapa mas pilih diam waktu dia peluk mas?” Raisa berbisik lirih...

Kevin terdiam. Sesak memenuhi dadanya, bagaimana ia bisa menjelaskan bahwa ia hanya takut? Takut Desi akan menggunakan luka itu untuk menyudutkan dirinya....

Namun justru ketakutannya itulah yang membuat ia terlihat bersalah di mata semua orang...

Sementara itu, Desi berbisik pelan pada kedua putrinya, memastikan suaranya hanya mereka yang dengar....

"Lihat ayah kalian… ayah kalian lebih peduli dengan wanita itu daripada kalian yang darah dagingnya…” Bisik nya lembut namun penuh racun

Gelombang kebencian itu langsung terlihat di wajah Laras dan Dewi...

Laras dan Dewi menatap Raisa dengan tajam yang belum pernah mereka tunjukkan sebelumnya...

"Kami benci kamu Raisa" teriak Laras dengan suara menggelegar menusuk jantung Raisa lebih dalam dari teriakan mana pun...

KEVIN MERASA DITUSUK DARI SEGALA ARAH....!!

Ia ingin menjelaskan, ingin berteriak bahwa semua ini salah, ingin memeluk kedua putrinya lalu membawa mereka pergi dari permainan gila ini....

Tapi ketika ia melangkah mendekat, Laras berdiri di depan Desi sambil mengangkat tangan seolah melindungi Desi dari monster..

"Ayah jangan dekat-dekat kami.... Ayah kasar! Mama terluka karena ayah!! Kami sudah besar dan kami yang akan melindungi mama" Ucap Laras...

Kevin terpaku dan Raisa menutup mulutnya sendiri menahan sesak...

Di satu sisi, Raisa merasa ia yang menghancurkan keluarga itu, di sisi lain, Kevin ingin menghancurkan dirinya sendiri karena membuat istrinya terluka dan kedua putri nya salah paham...

Desi tersenyum lagi, kali ini lebih jelas, namun ia cepat-cepat menunduk dan memeluk kedua putrinya agar Kevin tak sempat melihat senyum itu sepenuhnya...

Raisa mencoba menahan napas yang mulai tersengal, dunia seolah berputar, tubuhnya melemah....

Kevin panik dan langsung menggenggam bahu Raisa....

"Sayang, jangan tinggalin mas” ucap kevin, Raisa menggeleng lemah...

“Mas Kevin… aku capek. Aku capek sekali… mungkin… aku memang tidak seharusnya ada di tengah kalian.” ucap Raisa

“jangan bilang begitu!” suara Kevin pecah.

"Lihat sendiri, mas.” Raisa menunjuk ke arah Laras dan Dewi yang masih menangis di pelukan Desi...

"Mas lihat sendiri… mereka membenciku. Bahkan mas tidak bisa lindungi aku.” ucap ku lagi

Mas Kevin menutup wajahnya dengan tangan, ia merasa kalah dari semua sisi.

Desi menatap dari kejauhan, diam namun puas....

Ia mengusap rambut Laras dan Dewi sambil berkata lembut:...

"Ayo pulang sama mama… mama janji nggak bakal tinggalin kalian lagi.” ucap Desi

"Baik mah, kami juga ingin pindah sekolah nanti nya" bisik Laras sambil melirik kearah sang ayah...

Mendengar itu, Mas Kevin langsung tersentak...

. "Desi, jangan bawa mereka pergi!” teriak Kevin....

Tapi Desi berdiri sambil menggandeng Dewi dan Laras....

Desi menatap Kevin dengan tatapan menang....

"Sudah terlambat Vin, mereka tidak aman bersamamu, apalagi dengan istri baru mu itu.” sambil menunjuk kearah Raisa...

Ia berbalik, berjalan perlahan namun pasti, Laras menoleh ke belakang, air matanya mengalir deras, namun yang ia tatap… bukan ayahnya, melainkan Raisa, dengan tatapan penuh kebencian yang membuat Raisa terjatuh berlutut...

Tanpa sadar mas kevin memukul tanah berkali-kali, frustasi, marah, dan hancur membaur jadi satu...

"Kenapa kamu lakukan ini, Desi...? Kenapa pakai anak-anak ku?” Suaranya pecah, Raisa mendekati Kevin, walau lututnya hampir tak kuat...

Namun tangan Kevin justru menepis tanpa sengaja, bukan karena menolak, melainkan karena ia kehilangan kendali...

Raisa tersentak, aku berdiri, menatap mas Kevin dengan mata kosong....

Lalu aku berjalan menjauh… perlahan… seolah setiap langkah mencabik diri ku

Kevin ingin mengejar, tapi kakinya seolah tak bisa digerakkan...

Ia hanya bisa melihat punggung Raisa menjauh dan suara tangisan anak-anaknya yang terbawa angin sore bersama Desi..

Meninggalkannya sendirian di tengah lapangan usang itu...

Terpuruk, terkoyak dan tak tahu bagaimana mengembalikan keadaan...

1
Setsuna F. Seiei
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
•°ꫀꪜꪖ°•
Gak nyangka bakal se-menggila ini sama cerita. Top markotop penulisnya!
kappa-UwU
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!