NovelToon NovelToon
Cintaku Luar Biasa

Cintaku Luar Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Permintaan Rumi untuk mutasi ke daerah pelosok demi menepi karena ditinggal menikah dengan kekasihnya, dikabulkan. Mendapatkan tugas harus menemani Kaisar Sadhana salah satu petinggi dari kantor pusat. Mereka mendatangi tempat yang hanya boleh dikunjungi oleh pasangan halal, membuat Kaisar dan Rumi akhirnya harus menikah.

Kaisar yang ternyata manja, rewel dan selalu meributkan ini itu, sedangkan Rumi hatinya masih trauma untuk merajut tali percintaan. Bagaimana perjalanan kisah mereka.

“Drama di hidupmu sudah lewat, aku pastikan kamu akan dapatkan cinta luar biasa hanya dariku.” – Kaisar Sadhana.

Spin off : CINTA DIBAYAR TUNAI

===
follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CLB - Pantas Saja Jomblo

"Mandilah," sahut Kaisar sengit.

“Apa ini bahas masalah mandi. Mas Kaisar nggak mandi pun kayaknya nggak kelihatan, tetap terlihat ganteng,” ungkap Medi dan mendapatkan cibiran dari Rumi.

“Beda sama kita Rum. Belek mata, iler, belum lagi aroma tubuh yang menyengat,” tambah Medi lalu terkekeh.

“Dih, itu Pak Medi kali. Aku mah nggak tuh.”

“Ya sudah, panggil yang lain. Pembahasan kita bukan masalah mandi.”

 Tidak sampai lima menit, berdatangan para staf termasuk Rumi yang duduk di sisi kanan Kaisar berhadapan dengan Medi. Ada lima belas orang mengisi meja panjang termasuk Kaisar, Rumi dan Medi dan sebagiannya lagi adalah perempuan.

“Baik, kita mulai saja.” Semua sudah memperhatikan saat Medi bicara, hanya saja Kaisar yang menjadi pusat perhatian membuatnya bangga dan besar kepala. Dia berdehem dan menegakkan tubuhnya. Medi menjelaskan siapa Kaisar dan tujuan kedatangannya. Semua peserta rapat menyimak dan mengangguk kompak mendengar penjelasan pimpinan mereka, kecuali Rumi.

“Silahkan Mas Kaisar,” ujar Medi mempersilahkan Kaisar untuk bicara.

“Selamat pagi, perkenalkan saya Kaisar Sadhana. Kedatangan saya tidak perlu dirisaukan, bukan menambah pekerjaan bapak dan Ibu sekalian. Hanya saja ada beberapa hal terkait proyek yang harus kita evaluasi bersama. Apa saja hal itu, akan didiskusikan lebih lanjut.”

Semua terlihat menyimak. Meski kenyataannya, ada yang melamun ada pula yang memikirkan menu makan siang dan ada juga yang memperhatikan wajah Kaisar yang glowing, termasuk juga Rumi yang berniat menanyakan skin care apa yang digunakan oleh Kaisar. Sebagai perempuan ia merasa minder dengan kulit wajahnya.

“Jadi, tidak usah sungkan. Lanjutkan saja pekerjaan bapak dan ibu. Kalaupun saya butuh informasi dan laporan, akan lewat Pak Medi.

Kaisar meminta Rumi membuka file dan menjelaskan apa yang harus menjadi perhatian sampai dia dikirim ke tempat itu.

“Tim dari pusat masih berpikir positif kalau kendala dan masalah ini bukan karena salah satu pihak tidak bertanggung jawab.”

Semua terpukau dengan penjelasan dan presentasi Kaisar. Sedangkan pria itu greget dengan respon dari peserta rapat yang hanya diam. Rasanya Kaisar ingin bertanya dengan suara keras, “Lo pada paham nggak?”

Akhirnya rapat pun berakhir, tapi para peserta rapat masih berada dalam ruangan. Mereka masih penasaran dengan pria yang tadi bicara panjang lebar, tapi tidak terlalu dipahami.

“Ini ngapain masih di sini, ayo pada bubar. Tidak ada makan siang ya, rapatnya cuma sebentar,” usir Rumi karena setelah ini dia dan Medi masih harus menjelaskan dua proyek yang menjadi alasan kedatangan Kaisar.

“Kita mau bertanya.”

“Oh, silahkan,” sahut Medi.

“Mas Kaisar sudah menikah belum?” tanya salah satu staf perempuan yang sejak tadi tidak melepaskan pandangan dari Kaisar.

“Kebetulan saya masih single,” jawab Kaisar tidak semangat. Dia mengira akan mendapatkan pertanyaan tentang presentasi yang baru saja dilakukan, nyatanya melenceng dari prediksi BMKG.

“Wah kebetulan juga saya masih single. Mana tahu cocok.”

“Cocok menurut kamu, belum tentu menurut Tuhan. Ayo bubar, biasanya nggak usah diusir langsung pada ngacir. Ini kenapa masih pada betah sih,” cetus Medi sambil menggerakan tangan mengusir anak buahnya.

Hanya bersisa Kaisar, Rumi dan Medi. Pembicaraan mereka fokus pada proyek yang mangkrak dan proyek yang belum dimulai padahal semua persiapan dan perizinan sudah lengkap.

“Kalau begitu, saya minta data mandor untuk proyek ini juga laporan mingguannya!” titah Kaisar dan Rumi langsung menampilan data yang diminta dan mencari kelengkapannya.

Ketiga orang tersebut sangat fokus dan cukup lama berdiskusi, bahkan makan siang pun diantar ke ruangan karena masih lanjut berdiskusi. Medi sebagai pimpinan sudah melakukan semua langkah dan kemungkinan agar proyek tetap berlanjut.

“Lokasi ini apa jauh dari sini?” tanya Kaisar menunjuk bantex berisi laporan mengenai proyek yang mangkrak.

“Nggak jauh- jauh banget sih,” jawab Rumi masih menekuni layar laptop. Sesekali ia akan membetulkan letak kacamatanya.

“Besok saya akan ke lokasi itu,” ujar Kaisar.

“Boleh, nanti saya temani.”

Mendengar usulan Medi, Rumi menghela lega. Ia masih bisa mengerjakan tugas yang lain dari pada harus menjadi tour guide Kaisar ke lokasi proyek. Apalagi dia juga belum pernah ke lokasi tersebut, baru dua minggu bertugas.

Sementara ruang kerja Kaisar masih disiapkan, akhirnya pria itu menempati meja di samping meja kerja Rumi.

Sudah hampir jam tiga sore saat Kaisar dan Rumi masih fokus dengan laptop masing-masing. Karena berdekatan, Rumi mendengar dengar jelas Kaisar bergumam dan mengumpat pelan.

“Bapak butuh sesuatu?” tanya Rumi.

“Tidak, tidak ada. Semua aman terkendali,” jawab Kaisar dan Rumi menghela pelan. Ternyata dia memiliki atasan yang aneh, bukan hanya Medi, tapi Kaisar juga.

Tangan Rumi sedang menggerakan mouse, Kaisar menggeser kursinya mendekat.

“Jaringan seluler di sini, yang bagus apa?” tanya Kaisar lirih.

“Tidak ada yang bagus, semua sama saja. Kadang timbul tenggelam.”

Kaisar kembali ingin menggerutu, tapi ditahan menyadari Rumi akan mendengar. Bagaimanapun dia adalah pimpinan dan perlu menjaga image.

“Oh iya, saya sepertinya butuh jaket dan bed cover. Ternyata cuacanya lebih dingin dari yang saya bayangkan.”

“Iya, nanti saya siapkan.”

“Kalau pemanas air otomatis, apa susah mendapatkan alat itu di sini?” tanya Kaisar lagi.

“Saya tidak tau Pak, sepertinya susah dan mahal. Kalau mudah apalagi murah, alat itu pasti laku keras.”

Kaisar tidak lagi bicara, jawaban Rumi yang tajam membuatnya urung bicara dan merespon jawaban gadis itu. Rumi terlihat tidak takut padanya, entah karena sikap asli Rumi begitu atau ….

Jam kerja berakhir, Rumi langsung keluar untuk mencari kebutuhan Kaisar menggunakan motornya sedangkan Kaisar diantar pulang oleh Medi. Kaisar menunggu kedatangan Rumi membawakan kebutuhannya.

Hampir maghrib saat kendaraan bermotor berhenti di depan rumah kontrakan. Gegas pria itu membuka pintu depan, sudah menduga yang baru saja tiba itu adalah Rumi.

“Pesanan saya, ada semua?”

“Kecuali pemanas air nggak ada dan saya nggak mau ke kota atau ke kampung sebelah untuk mencari barang itu.”

Kaisar melihat bedcover dan kantong plastik bergantung di motor. Tidak berani bicara lagi, dari pada berujung berdebat dengan Rumi. Tidak lucu kalau sampai didengar Johan dan Mihika kalau ia bertengkar dengan salah satu staf di cabang hanya karena air hangat.

Mengambil alih bed cover dan jaket miliknya lalu membawa ke kamar. Rumi mengekor membawa kantong plastik dan diletakan di atas meja makan.

“Ini makan malamnya, juga cemilan. Moga aja suka ya pak makan yang beginian, belinya di minimarket.”

Mendengar penuturan Rumi, telinga Kaisar sepertinya gatal. Entah mengapa penuturan wanita itu seakan menyindir.

Gimana nggak jomblo, mulutnya … ya ampun. Jangan sampai jodoh aku yang kayak gini, batin Kaisar. 

\=\=\=\=

Author : Padahal dianya juga jomblo

1
Jar Waty
mampir kak
Siti Dede
Jadi inget Dara & Sultan
CintaAfya
sabar Kai cuma seminggu aja..
rmhtangga Ardi semakin hari semakin berantakan.. Mela tu istri gk sedar diri
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Eva Karmita
Gatot ya kasihaaaann 🤣🤣🤣🤣🤣
Iccha Risa
kesabaranmu teruji kembali mas Kaisar wkwkwk
Purnama Pasedu
mela lebay
Dewi kunti
awas keselek kulite
Mrs.Riozelino Fernandez
wow... ya bosan la klo gini terus kelakuan si Mela...😒
Mrs.Riozelino Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
gagal total...sabar ya Kai...
Vita
q d belakang author dech
klo ardi yg demo q yg maju
klo kaisar yg demo q ikut othor makan kuaci smbil liat kaisar ngomel kagak jelas smp klimpungan mikirin tu pedang 🤣🤣🤣
Farida Razigi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Farida Razigi
Semoga berkah kaisai
Farida Razigi
Assalamualaikum thor salam kenal ya...aq ngikuti Ig km thor...
Siti Dede
Laaah kenapa aku baru tahu agda karya barumu thooor
aliifa afida
lanjut thor
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Eva Karmita
sabar ya Kai mungkin Mak otor masih belum seratus persen merestui mu jadi kamu harus berusaha lebih keras lagi untuk mengambil hati Mak otor 🤣🤣🤣🤣
Eva Karmita
mulai dah si Mela ganjen lupa tu perut udah kayak bola kaki , masih aja gatel so" kecantikan jadi orang 😏😏
Eva Karmita
Rumi sayang ngk tuuuuuhhhh...👻🙈😂😂😂😂😂😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!