Enam bulan lalu Ariella Al Sharif, putri Eren dan Shaera Al Sharif, patah hati setelah sahabat sepupunya ditolak oleh ayahnya. Sebagai putri penguasa kerajaan Oman, Ariella tidak bisa membantah keputusan ayahnya. Sekarang Ariella ingin berlibur setelah dirinya disibukkan urusan kerajaan ke Solo, heritage buyutnya. Ariella sengaja menjadi backpacker, dengan naik kendaraan umum. Saat dirinya naik kereta api dari Jakarta ke Solo, Ariella duduk bersama dengan Akarsana. Pria cupu itu hendak ke Yogyakarta, untuk nyekar eyangnya. Keduanya saling mengobrol dan entah bagaimana, mereka jalan-jalan keliling Semarang, Solo, Magelang dan Yogyakarta. Keduanya pun saling tertarik hingga akhirnya mereka harus berpisah.
Sebulan setelah itu, Ariella bertemu lagi dengan Akarsana tapi dengan status yang berbeda.
8th Generation of Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ego Seorang Pria
"Nggak usah pegangan tangan, Liam! Aku telepon Dom kalau begini!" pendelik Ariella membuat Liam melepaskan genggamannya.
Akarsana yang menoleh, hanya menggeleng karena tahu bukan ranahnya untuk ikut campur.
"Ella, kamu mau naik taksi Blue Bird atau online?" tanya Akarsana saat mereka keluar dari hotel.
"Blue Bird saja! Aku duduk depan!" jawab Ariella judes ke Liam yang melongo dia harus duduk bersama Akarsana.
"Really Ella?" protes Liam.
"Kalau kamu masih rewel, tidak usah ikut kita!" balas Ariella galak.
Liam hanya mengangguk dan Ariella memanggil taksi lewat aplikasinya. Gadis itu benar-benar duduk di sebelah sopir sementara dua pria berbadan besar itu duduk di kursi tengah.
Di depan Ariella mengirimkan pesan ke Dominic dan sepupunya itu hanya bisa mengatakan sabar karena besok Liam sudah pulang. Ariella semakin dongkol karena Dominic titip minta dibelikan oleh-oleh khas Semarang. Rasanya Ariella ingin menendang bemper Dominic sampai sepupunya terbang ke Piramida!
"Dasar sepupu minus akhlak!" umpatnya kesal.
Liam dan Akarsana melihat ke arah kursi depan dimana Ariella mengumpat dengan bahasa aneh-aneh.
"Apakah semua baik-baik saja mbak?" tanya sopir taksi yang bingung mendengar bahasa Ariella campur aduk bahasa asing, bahasa Indonesia dan bahasa Jawa kasar.
"Baik-baik saja pak. Hanya ingin menendang sepupu saya kumpul sama pinguin!" jawab Ariella ketus.
"Mbak nya bule tapi bisa bahasa Indonesia," senyum sopir itu.
"Saya suka belajar banyak bahasa pak," jawab Ariella diplomatis.
"Tempatnya sini mbak." Sopir itu menunjukkan tempat makan yang berada di jalan Ahmad Yani.
"Oh. Ternyata cuma sepuluh menit ya. Aku kira jauh lho pak," senyum Ariella.
"Nggak mbak."
Ariella menyelesaikan proses pembayaran dan dua pria di belakangnya pun turun saat gadis itu selesai.
"Kamu kok tahu tempat makan disini?" tanya Liam.
"Rekomendasi dari Daisy. Kan dia habis liburan sama Oom Lucky dan anak-anak kesini." Ariella pun masuk bersama Liam dan Akarsana lalu mereka diarahkan ke area non smoking. Ketiganya memesan makan malam mereka lalu hanya duduk sambil menatap satu sama lain.
"Besok kita ke tempat oleh-oleh dulu! Sepupuku yang minus akhlak itu sudah kasih daftar oleh-oleh," ucap Ariella dingin ke Liam.
"Are you talking to me?" senyum Liam dengan gaya Robert de Niro di film Taxi Driver.
Ariella menatap sebal ke Liam. "No. I'm talking to Travis Bickle."
Liam dan Akarsana terbahak karena tahu itu nama tokoh yang diperankan oleh Robert de Niro.
Ariella tampak bingung karena dua pria ganteng dengan beda ras itu terbahak.
"Kenapa kalian tertawa?" tanya Ariella bingung.
"Karena kamu menyebutkan nama tokoh di film Taxi Driver. Aku tidak menyangka saja kamu tahu," kekeh Akarsana sementara Liam tersenyum geli.
"Lho memangnya kenapa?" tanya Ariella lagi.
"Aku tidak menyangka kamu juga suka nonton film klasik begitu," jawab Liam.
Ariella hanya menggeleng. Pria kalau sudah mulai kompak, ini bahaya.
Entah bagaimana, Liam dan Akarsana bisa langsung akrab sekarang. Ariella hanya menimpali sesekali karena dua pria itu membahas sepakbola, basket dan MotoGP.
Tak lama, makanan pesanan mereka pun datang lalu ketiganya menikmati makanan yang dipesan.
***
Note
Taxi Driver adalah film drama psikologis neo-noir Amerika tahun 1976 disutradarai oleh Martin Scorsese dan ditulis oleh Paul Schrader. Berlatar di Kota New York yang moralnya merosot setelah Perang Vietnam, film ini dibintangi Robert De Niro sebagai veteran Marinir dan sopir taksi Travis Bickle, yang kondisi mentalnya memburuk saat ia bekerja malam di kota. Film ini juga menampilkan Jodie Foster, Cybill Shepherd, Harvey Keitel, Peter Boyle, Leonard Harris dan Albert Brooks (dalam peran film pertamanya).
Sumber Wikipedia
***
Ariella tidak menduga jika Liam mendapatkan kamar satu lantai dengannya. Akarsana pun ikut terkejut karena posisi kamar Liam berada di seberang kamar Ariella meskipun beda dua kamar.
"Kok bisa satu lantai sama aku?" tanya Ariella kaget.
"Mana aku tahu kamu menginap di lantai ini. kan aku go show," jawab Liam cuek sambil menempelkan card key nya. "Goodnight Princess."
"Goodnight," balas Ariella dan Akarsana bersamaan.
Liam pun masuk ke dalam kamarnya.
"Ella, lusa kita ke Magelang dulu kan? Baru ke Jogja?" tanya Akarsana.
"Iya. Apa kamu ada ide lain?" Ariella menatap pria ganteng itu.
"Nggak. Aku cuma memastikan biar kamu segera memesan travel. Kita naik travel kan?" Akarsana menaikkan sebelah alisnya.
"Aku sudah punya nomor travel yang ke Magelang. Kalau mau, aku pesan kan dan minta seat nomor berapa?"
"Dua dan Tiga? Soal penginapan biar aku yang urus?" tawar Akarsana.
"Boleh. Mau menginap dimana?"
Akarsana tersenyum rahasia. "Serahkan padaku."
"Sana ...."
"Ya?"
"Kamu ada uangnya kan?" tanya Ariella. "Aku akan bayar milikku."
Akarsana tertawa kecil. "Tenang Ella, aku punya banyak uang. Aku sudah bekerja keras selama ini jadi wajar kan kalau aku memberikan reward pada diriku sendiri tapi karena kamu partner backpacker menyenangkan, sekalian lah ikut enjoy our escape from duty."
"Serius?"
"Serius Ella."
"Ya sudah. Aku akan pesan travel ke Magelang. Seat nomor dua dan tiga."
Akarsana mengangguk. "Kamu baik-baik saja?"
"Apa maksudnya?" tanya Ariella.
"Mantan kamu datang dan aku rasa dia belum bisa move on dari kamu."
Ariella hanya mendengus. "Aku tidak menduga saja dia akan berani datang kemari, Sana. Aku sedang ... proses move on."
"Besok dia pulang kan Ella jadi kamu bisa nyaman lagi. Aku tahu aku tidak berhak ikut campur tapi ... Aku ingin kamu bisa lebih bahagia lagi seperti tadi sebelum kamu tahu ada Liam. Kalau memang tidak berjodoh, Allah sudah memutuskan you're not for him, mau dipaksa gimana pun tetap tidak bisa." Akarsana menepuk lembut pundak Ariella. "Harus tegas sama kamu sendiri dan tegas pada Liam."
"Aku sudah tegas tapi Liam yang tidak tegas!" cebik Ariella.
"Dia paham tapi berusaha tidak paham. Ego seorang pria yang dulu pernah ada cerita adalah jika gadisnya bisa berjalan lebih dulu dari dia. Karena pada dasarnya, pria tidak suka dikalahkan."
Ariella tersenyum. "Kamu juga pria, Sana."
"Bedanya ... Aku tidak ada perasaan sama kamu." Belum.
Ariella tertawa. "Bukankah lebih nyaman begini kan?"
"Exactly."
"Aku masuk ke dalam kamar dulu. Terima kasih buat hari yang seru, Sana."
"Idem. Selamat malam Ella."
"Selamat malam Sana."
Keduanya pun berpisah namun mereka tidak menyadari bahwa Liam melihat interaksi mereka.
Aku emosi! Kenapa Ella secepat itu move on?
Liam pun masuk lagi.
***
Yuhuuuu up malam
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
Mngkn kl sm akar phon,mreka mau ngsih ksmptan....