Sekian lama Rion menderita karena selalu saja kerasukan setiap saat, mau itu siang atau pun malam maka setan terus saja merusak tubuh anak laki laki ini. bahkan Rion sampai berpikir untuk bunuh diri saja, sangking lelah nya dengan hidup yang selalu di rasuki setan.
Namun seorang wanita bernama Purnama berjuang keras untuk membuang setan yang ada di tubuh Rion, dia tidak sendirian karena ada adik nya juga yang membantu.
Mampu kah Purnama membuang iblis di tubuh Rion?
Atau justru Purnama malah gagal dan Rion harus meninggal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Di pasung
Pak RT menemui Pak Bahar yang memiliki anak bisa di katakan gangguan mental atau bahkan memiliki gangguan lain, walau agak berat hati tapi akhirnya pak RT memutuskan untuk bicara juga dengan Pak Bahar karena ini demi keselamatan banyak orang dan tentu saja wanita hamil yang ada di pulau ini bukan hanya Manda.
Yang punya bayi juga bukan tentu saja keluarga Surya saja karena mereka memang di katakan sudah memiliki keluarga masing-masing di Pulau ini, jadi demi keputusan bersama dan juga keamanan bagi seluruh warga yang ada di sekitar sini maka Pak RT harus menyampaikan sebuah permintaan yang sangat berat untuk di ucapkan.
Ini semua juga tentu saja sudah melakukan rundingan yang sangat berat dan mereka akhirnya mendapat suara agar berbicara saja kepada Pak Bahar dan meminta pendapat apakah orang itu mau menerima saran dari Pak RT, sebab mereka juga tidak mungkin mengusir Pak Bahar dan Bu Ratih dari tempat ini karena mereka adalah penghuni lama.
Jadi demi keamanan bersama maka seluruh warga meminta agar Rion di pasung saja sehingga nanti akan mengurangi resiko kematian bagi para bayi yang baru saja di lahirkan oleh orang tua mereka, sebagian ada yang tidak setuju karena mereka juga kasihan kepada Pak Bahar sekeluarga.
Namun sebagian sangat keras dan mengatakan kalau Rion memang lebih baik di pasung karena jauh lebih aman dan juga mereka tidak mungkin membiarkan hanya di gudang tanpa makanan dan perawatan, pasti akan selalu di urus agar Rion juga perlahan membaik sehingga nanti dia bisa kembali normal seperti dahulu kala saat masih sehat.
Ini semua di lakukan karena terpaksa akibat Rion sudah semakin tidak karuan dan dia sudah nekat mendatangi rumah Manda untuk mengambil bayi yang akan segera di lahirkan itu, sebagian orang mengatakan agar mereka berjaga saja di rumah Surya secara bergantian dan nanti pindah di rumah yang lain karena warga di sini juga cukup banyak.
Kalau mereka berjaga dan bergadang di depan rumah maka pasti akan sedikit aman, tapi pertanyaannya mau sampai kapan mereka akan terus berjaga seperti itu karena usia bayi hanya berjalan sedikit demi sedikit dan entah sampai usia berapa baru Rion tidak akan pernah mau menjamah bayi itu lagi.
Jadi karena keputusan yang sangat berat itu maka Pak RT memutuskan untuk berbicara langsung kepada Pak Bahar tentang keadaan Rion yang lebih baik untuk di pasung saja, sudah pasti nanti keluarga Pak Bahar akan merasa kecewa dan juga sedih karena anak yang tidak bersalah harus merasakan penderitaan seperti itu.
"Assalamualaikum." Pak RT menghampiri Pak Bahar yang sedang mengasah parang.
"Waalaikumsalam, ada Pak RT." Pak Bahar segera berdiri dan menyambut ramah.
"Mau berangkat cari ikan apa, Pak?" Pak RT basa-basi terlebih dahulu kepada Pak Bahar.
"Hari ini sepertinya saya libur terlebih dahulu karena keadaan cuaca juga tidak baik, dan mau mengurus soal Rion juga." Pak Bahar berkata pelan.
Melihat kesedihan dari Pak Bahar itu saja sudah membuat hati Pak RT begitu pilu dan dia merasa lidah ini terasa begitu kelu ketika akan mengatakan agar Rion di pasung, orang tua mana yang tidak akan sakit hati ketika mendengar permintaan dari seluruh warga desa.
"Apa keadaan Rion memang semakin memburuk, Pak?" Pak RT duduk di kursi bawah pohon jambu.
"Ya seperti itu keadaan dia, bahkan tadi malam juga sudah membuat kehebohan yang hampir menewaskan orang lain." Pak Bahar menjawab pelan.
"Pak, ini saya ya minta maaf terlebih dahulu kalau andai kata ucapan saya menyakiti perasaan sampeyan." Pak RT terlihat bingung untuk memilih kata.
"Ada apa ya, Pak?" Bahar seolah sudah paham ada yang ingin di sampaikan oleh Pak RT.
"Begini, saya juga tahu kalau sampean pun bingung harus bagaimana mengurus Rion yang setiap saat selalu saja kerasukan." ucap Pak RT.
Bahar mengangguk karena dia memang bisa di bilang begitu kesulitan untuk mengurus Rion yang setiap saat selalu saja kerasukan dan bahkan sekarang kondisinya jauh lebih parah dari sebulan yang lalu, ustaz Toni mengatakan bahwa iblis itu memang sudah bersarang di tubuh Rion sejak dahulu atau saat Rion masih bayi.
"Maaf beribu maaf tapi bagaimana kalau Rion di pasung saja, Pak?" Pak RT akhirnya berkata juga.
"Di pasung." Bahar tertegun sesaat ketika mendengar ucapan ketua Pulau ini.
"Bukan saya mau mengucilkan Rion, tapi kan sampean juga melihat sendiri tadi malam soal kejadian di rumah Surya." Pak RT takut sekali bila Bahar tersinggung dengan ucapan dia.
Bahar terdiam karena dia memang ingat tadi malam Rion begitu brutal hanya karena ingin mengambil bayi yang baru saja di lahirkan oleh Manda, bukan di lahirkan tapi masih di dalam perut dan itu sudah di paksa oleh Rion agar segera keluar karena dia tidak sabar ingin meminum darah bayi itu.
"Jangan di biarkan begitu saja tapi hanya di pasung agar Rion saat mengamuk tidak pergi kemana-mana." jelas Pak RT lagi.
"Apa emang sebaiknya begitu saja ya?" Bahar juga masih bingung.
"Sebab Rion sudah sangat nekat dan dia mau mengambil bayi, mungkin kita bisa berjaga di rumah yang memiliki bayi tapi mau sampai kapan kita menjaganya." ujar Pak RT.
"Iya benar, saya juga sudah kepikiran dan memang ada perasaan takut karena sekarang ada bayi yang baru lahir." Bahar berkata sambil menunduk.
"Demi keamanan kita bersama dan juga menjaga lingkungan kita maka lebih baik mungkin jika Rion di ikat saja, sambil kita berusaha untuk mencari orang yang memang bisa menyembuhkan dia ya." Pak RT menepuk pundak Bahar.
Bahar mengangguk karena dia memang sangat berharap ada orang yang bisa menolong Rion, sebab saat ini sudah banyak dukun yang datang untuk mengobati tapi tetap saja Rion tidak bisa sembuh dan justru uang mereka habis untuk membayar para dukun tersebut.
"Aku pasti akan berusaha untuk mencari dukun yang memang bisa mengobati Rion." janji Pak RT.
"Iya, insya Allah akan saya ikat secepatnya." Bahar mengangguk walau saat ini hatinya begitu sedih.
"Nanti kalau memang sudah di pasung maka kita juga tidak mungkin hanya diam saja, kalau kamu dan Ratih pergi mencari ikan maka pasti ada yang datang untuk memberi dia makan." ucap pak RT.
Sekarang mau bagaimana lagi selain hanya pasrah saja karena Bahar juga menyadari bahwa sang anak akan menimbulkan bahaya bila tidak mengambil tindakan pasung itu, mungkin dengan pasung maka Rion bisa sedikit lebih kalem dan bila nanti mereka berhasil menemukan dukun justru akan menjadi lebih baik.
Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen nya ya.