Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Act Of Service
Tepat pukul 19.00 mobil jeep rubicon Liam sudah menunggu di depan gedung apartmen Anna.
Anna tinggal di sebuah apartmen studio yang kecil menyesuaikan dengan gaji nya dan tentu nya yang dekat dengan tempat ia bekerja.
Anna pun tampak berpenampilan feminim malam ini, dengan dress bercorak floral berwarna mint, flatshoes hitam dan rambut yang setengah terikat di hiasin pita besar berwarna senada dengan baju nya.
Liam pun semakin terpesona melihat Anna yang tumbuh dengan baik, menjadi gadis dewasa yang dipenuhi aura positif.
Liam tidak bisa menahan senyuman nya saat Anna semakin dekat menghampiri nya.
Malam ini Liam juga berpakaian lebih santai, dengan kaos dan jaket jeans hitam branded nya.
Liam membukakan pintu mobil untuk Anna.
" Ayo.. Aku sudah sangat lapar. " Sahut Liam.
Anna pun mengikuti nya, dan sepanjang perjalanan Anna hanya diam menikmati pemandangan di luar.
" Sudah memikirkan lamaran ku? " Ucap Liam tiba tiba membahas masalah pernikahan lagi.
" Jangan merusak suasana. Kenapa terus mengungkit itu seharian ini. " Jawab Anna.
" Karna aku serius. " Kata Liam lagi tegas.
" Kita baru bertemu lagi setelah sekian lama, dan kamj dengan mudah nya mengajak ku menikah. " Gumam Anna yang merasa ini semua terlalu buru buru.
" Perasaan ku tidak berubah sama sekali. Karena kita sudah membuang waktu terlalu lama, aku tidak ingin bergerak lambat. " Kata Liam semakin mempertegas perasaan nya pada Anna.
Anna pun sebenarnya merasakan ketulusan hati Liam, tapi ia masih berusaha mengabaikan lamaran Liam hari ini.
" Benarkah?? Seperti nya mustahil bagi mu selama 8 tahun hidup sendiri.. Apalagi tidak berhubungan dengan siapapun.. " Gumam Anna memancing, karena sebenarnya dia pun juga penasaran dengan kehidupan Liam tanpa dirinya selama ini.
" Pikiran mu pasti buruk. Kamu bisa memastikan kepada semua kenalan ku.. Aku tidak menjalin hubungan dengan siapapun selama ini.. Aku juga tidak melakukan cinta satu malam dengan siapapun meskipun yaahh... Ku akui aku masih suka ke club, tapi hanya untuk minum bersenang senang. Itu saja. Aku benar benar menjaga diriku sambil menunggu mu. " Jawab Liam menjelaskan, namun tatapan Anna mengisyaratkan bahwa ia tidak langsung percaya.
" Aku fokus membangun bisnis resort ku.. aku menyibukkan diri sebisa mungkin, untuk mengalihkan pikiran ku dari mu.. " Kata Liam sambil tetap fokus mengemudikan mobil.
Anna pun terdiam mendengar perkataan Liam yang tampak tulus itu.
" Kenapa? Kenapa kamu menunggu ku.. Aku tidak layak untuk menerima semua ketulusan ini.. Itu hanya membuat ku merasa bersalah.. " Gumam Anna dan mengalihkan pandangan nya.
" Semua keputusan ku, aku menyukai mu.. Aku mencintai mu.. Aku menunggu mu.. Itu semua keputusan ku sendiri.. Jadi jangan pernah berpikir seperti itu... " Kata Liam sambil memarkir mobil setelah sampai di tempat tujuan..
Ia menarik handrem, melepas sabuk pengaman nya dan mendekat ke arah Anna.
" Apalagi lagi jangan pernah berpikir bahwa kamu tidak layak.. Karena aku menunggu mu selama ini, bukan untuk membuat mu berprasangka seperti itu.. " lanjut Liam semakin mendekat membuat jantung Anna berdebar dan pipinya merona.
Klik (Liam membantu Anna melepas sabuk pengaman)
" Aku menunggu mu selama ini, untuk menjadikan mu istri ku.. Di usia yang tepat.. Di situasi yang tepat.. Karena itu, tidak ada alasan untuk ku melepaskan mu lagi. "
Begitu dalam perkataan Liam masuk ke telinga dan pikiran Anna yang membuat jantung nya makin berdegup kencang setelah sekian lama.
Sisi lembut dan romantis yang hanya Liam tunjukkan pada Anna.
Setelah beberapa waktu berlalu, mereka pun masuk ke restauran mewah dan elegan yang sudah di pesan Liam.
Makanan makanan lezat pun disajikan dan mereka mulai menikmati nya.
Alunan musik klasik dan suara wine yang mengalir ke gelas mereka, membuat suasana semakin hangat dan romantis.
" Tentang pekerjaan mu saat ini.. Apa kamu tidak ada niat untuk resign? " Tanya Liam membuka pembicaraan semau nya.
" Kenapa aku harus resign? Aku menyukai nya. " Jawab Anna dengan mudah nya.
" Bukan kan mengurus anak kecil itu melelahkan? aku bisa membantu mu melakukan pekerjaan yang lain. " Sahut Liam seperti tidak senang dengan pekerjaan Anna saat ini.
" Tentu saja semua pekerjaan itu melelahkan.. Apalagi berurusan dengan anak kecil.. Tapi aku menyukai nya.. Apalagi saat mereka memanggil ku, saat mereka membutuhkan ku.. Entah kenapa hati ku terasa seperti penuh. " Ucap Anna dengan mata yang berbinar penuh semangat.
" Hmmm.... Bagaimana ya cara nya mengubah pikiran mu.. Sebenarnya aku tidak suka dengan anak anak.. Mereka berisik, manja dan kotor. " Komentar Liam to the point.
Bukan nya marah, Anna malah tertawa mendengarnya.
" Kamu seperti nya selevel dengan mereka. " Ejek Anna melihat sikap Liam yang terkadang juga kekanakkan.
" Oke.. Aku akan mencoba beradaptasi. Karna kelak kita juga akan punya anak, jadi mungkin aku bisa belajar banyak dari mu. " Sahut Liam sambil meneguk wine nya.
Dan Anna pun tersedak mendengar perkataan Liam yang terlalu jauh.
" Uhuk uhuk... Hentikan omong kosong mu. " Sahut Anna sambil membersihkan bibirnya karena tersedak makanan.
Liam pun tersenyum dan mendekatkan tangan nya ke wajah Anna. Tanpa ragu atau jijik, Liam mengusap bibir Anna perlahan.
" Makan lah dengan hati hati. " Kata Liam sambil terus memandang bibir Anna.
Sekitar 2 jam berlalu, mereka pun selesai dengan makan malam hari ini.
Mereka berdua berjalan menuju mobil dan terhenti sejenak karena Anna menerima panggilan.
" Halo. "
(Anna, barusan ada pihak rumah sakit menelepon.. Ayah Aaron mengalami kecelakaan) kata bu Irene di telepon.
" Apa? Lalu bagaimana dengan Aaron? "
(Dia ada di rumah sakit untuk menemani ayah nya sendirian, sanak saudara nya belum ada yang bisa dihubungi)
" Baiklah, aku akan menemui nya.. tolong berikan alamat rumah sakit nya " Jawab Anna panik.
" Siapa yang sakit?? " Tanya Liam penasaran setelah melihat ekspresi Anna yang panik.
" Bisa antar aku ke rumah sakit, ini darurat. " Sahut Anna sambil memegang lengan Liam.
Kurang lebih 30 menit perjalanan yang harus di tempuh, di dalam perjalanan.. Anna menjelaskan tentang kondisi aalah satu anak asuh nya yang bernama Aaron.
Dia ditinggal oleh ibu nya dan hanya hidup berdua dengan ayah nya yang bekerja sebagai pekerja kasar, seorang buruh bangunan.
Sesampainya di rumah sakit, Anna segera menemui Aaron dan ayah nya.
Mereka pun tampak berada di UGD.
" Miss Anna. " panggil Aaron sontak berlari memeluk Anna.
" Aaron, kamu baik baik saja? Bagaimana ayah mu? " Tanya Anna panik.
Melihat kedatangan Anna, perawat pun menghampiri nya dan menjelaskan kondisi ayah Aaron yang mengalami luka cukup serius di kepala dan tangan nya akibat kecelakaan kerja.
" Maaf bu, kami harus menghubungi pihak daycare.. Karena sanak saudara beliau tidak bisa di hubungi. Kami juga tidak bisa membiarkan seorang anak kecil sendirian berada di rumah sakit. " Kata perawat itu.
Sedangkan Liam tampak cuek dan hanya duduk menunggu Anna sambil bermain game.
" Saya mengerti, saya akan membawa Aaron bersama saya malam ini. Tapi, dia akan baik baik saja kan? " Tanya Anna memastikan keadaan ayah Aaron.
" Untuk saat ini kami sudah merawat dan memberikan pertolongan pertama, namun untuk segala tindakan lebih lanjut.. Harus ada perwalian yang memenuhi administrasi nya. " Ucap perawat itu sesuai prosedur.
" Baik.. Saya akan mencoba membantu. " Jawab Anna.