NovelToon NovelToon
Love At Twilight

Love At Twilight

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh
Popularitas:36.2k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Diusianya yang tak lagi muda, Sabrina terpaksa mengakhiri biduk rumah tangganya yang sudah terajut 20 tahun lebih lamanya.

Rangga tega bermain api, semenjak 1 tahun pernikahnya dengan Sabrina. Dari perselingkuhan itu, Rangga telah memiliki seorang putri cantik. Bahkan, kelahirannya hanya selisih 1 hari saja, dari kelahiran sang putra-Haikal.

"Tega sekali kamu Mas!" Sabrina meremat kuat kertas USG yang dia temukan dalam laci meja kerja suaminya.

Merasa lelah, Sabrina akhirnya memilih mundur.

Hingga takdir membawa Sabrina bertemu sosok Rayhan Pambudi, pria matang berusia 48 tahun.

"Aku hanya ingin melihat Papah bahagia, Haikal! Maafkan aku." Irene Pambudi.

..........................


"Tidak ada gairah lagi bagi Mamah, untuk menjalin sebuah hubungan!" Sabrina mengusap tangan putranya.

Apa yang akan terjadi dalam kehidupan Sabrina selanjutnya? Akankah dia mengalah, atau takdir memilihkan jalannya sendiri?

follow ig @Septi.Sari21

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

"Ibu sakit, sering mikirin nasib pernikahannya mbak Sabrina! Tau sendirilah, bagaimana jahatnya si bawang merah," sela Nisa, sambil memetik daun ketumbar.

Mbak Irma menoleh kesamping. Pandanganya langsung masuk kepintu kamar sang Majikan. Tatapannya nanar, karena jika bukan dirinya yang merawat, maka tidak ada yang memberikan kasih sayang lebih.

Ati menyenggol lengan gempal mbak Irma. Menyadarkan lamunan si pelayan lama itu, "Nanti biar tahu rasa kalau mbak Sabrina datang! Benci sekali aku melihat sikapnya," imbuh Ati yang begitu kurang suka dengan anak bungsu majikannya-Gina.

"Sudah, memang dari dulu sikapnya seperti itu. Kita hanya pembantu, jangan menilai lebih majikan kita!" hardik mbak Irma, namun cukup lembut didengar.

Beberapa menit kemudian.

Mobil bewarna hitam berhenti didepan rumah besar, namun hanya berlantai satu saja. Setelah membayar, Brina langsung saja turun.

Sejujurnya, dia paling enggan menapakan kakinya dirumah itu, jika bukan karena kebaikan mertuanya saja. Sabrina mengeratkan tali tas panjangnya, lalu melanjutkan jalannya kembali.

Uhuk Uhuk !!!!

Tubuh kurus bu Farida meringkuk, duduk sendiri diatas bangku kayu yang beralaskan bantalan empuk. Sesakali batuk kering keluar dari mulutnya, hingga bernafas pun terasa sesak.

Sabrina tertegun. Dengan cepat dia menghampiri mertuanya.

"Ibu ... Kenapa tidak ada yang memberi tahu Brina, jika keadaan Ibu kurang sehat?" Sabrina bukan bertanya, melainkan sebuah tuntutan. Bisa-bisanya Iparnya itu hanya bungkam. Apakah Gina sudah merasa mampu, jika menemani ibunya saja dia enggan.

Tangan kurus serta kering, yang terbalut kulit kuning langsat itu mencoba menggapai tangan sang menantu. Kedua matanya terlihat cekung, menghitam, mungkin saja malam-malam bu Farida tidak begitu baik.

"Sabrina datang sendiri? Rangga kerja?" sang Mertua mencoba menepuk-nepuk tangan Brina, karena gula darah yang naik drastis, sehingga membuat pandanganya berangsur menurun.

"Brina datang sendiri! Dimana Gina?" Sabrina seraya bangkit. Wajahnya menahan geram, lalu pandanganya beredar mencari sosok sang ipar.

Nisa datang dari arah dapur. Berjalan sambil membawa nampan, yang diatasnya terdapat sarapan, serta obat untuk bu Farida.

Dagu Nisa menunjuk kearah kolam samping, "Biasa, pura-pura nggak denger, Mbak! Ibu dibiarkan sendirian terus!" adunya pada Brina.

"Titip Ibu sebentar!" Sabrina menarik nafas dalam, lalu segera bergegas menuju kolam samping.

Melihat bagaimana santainya Gina. Duduk tenang memangku satu kakinya, satu tangannya memegang ponsel, satu tanganya lagi mencomot cemilan yang saat ini dia pangku.

"Sejak kapan, Ibu sakit?" Sabrina melipat tangan didadanya, menatap muak pada wanita berdaster midi disebrang meja.

Gina mendengus kesal. Lalu juga ikut bangkit, "Apaan sih, Mbak! Datang, marah-marah nggak jelas," katanya sambil memalingkan wajah malas.

"Enak sekali hidupmu! Bekerja tidak, merawat Ibu juga tidak mau ... Uang transferan mintanya lancar! Kamu tidak kasian melihat Danang banting tulang, demi menghidupi wanita tidak tahu diri macam kamu!" cibir Brina tersenyum getir.

"Apa? Mau bilang kalau aku orang lain, yang tidak punya hak apapun? Jangan salah! Bisa saja aku menghentikan uang bulanan Ibu, karena akulah yang mengendalikan sepenuhnya uang Kakakmu!" sahut Brina, begitu Gina akan membuka suara.

Gina langsung melenggang pergi, begitu dia merasa terpojokan oleh kalimat Sabrina.

Sabrina menjatuhkan kedua tanganya. Dia mendesah kasar, lalu bebalik untuk menemani mertuanya kembali.

*

*

"Istirahat saja! Jangan pernah memikirkan apapun! Jika ada sesuatu, panggil mbak Irma, nanti biar dia menelfon Brina."

Bu Farida hanya mengangguk lemah, lalu dibantu Brina untuk berbaring. Dinaikannya selimut tebal hingga batas dada. Tidak lupa kecupan hangat ia berikan pada kening sang mertua. Karena sejak kecil Brina ikut ibu tirinya, jadi Sabrina sudah menganggap sang mertua seperti ibunya sendiri. Apalagi bu Farida begitu menyayangi dia melebihi anaknya.

Memastikan bu Farida terlelap, Brina duduk sejenak dikursi kayu depan meja rias. Dia menatap sang mertua dengan iba. Sejujurnya dia ingin membawa bu Farida kerumah sakit, tetapi malam ini dia sudah merencanakan sesuatu.

Seribu maaf terucap melalui batinya, begitu tidak tega meninggalkan wanita tua didepannya saat ini.

Tok Tok

Pintu terbuka dari luar. Mbak Irma masuk membawa baskom tanggung berisikan air hangat. Dia yang paling lama, jadi dia tahu kebiasaan majikannya setiap hari.

"Mau ngompres kaki Ibu, mbak Brina!" ijin Irma tersenyum sopan.

"Oh ya, silahkan Mbak!" Brina agak menarik tempat duduknya, membiarkan Irma bebas beraktivitas dibawah kaki sang mertua.

"Danang juga bungkam, melihat keadaan Ibu seperti ini?"

Mbak Irma mecelupkan sebuah kain yang sudah terpotong kecil. Memerasnya, lalu diletakan dibawah kaki bu Fajri, semabari ditekannya pelan.

"Mas Danang baru saja di PHK minggu lalu, Mbak ...." ditatapnya Brina dengan teduh.

Kedua mata Sabrina memicing, hingga dahinya berkerut. Dia mengulangi kalimat Irma seakan tidak percaya, "Di PHK? Bagaimana bisa?"

"Mas Danang ketahuan korupsi, Mbak! Minggu lalu Ibu juga kedatangan pihak Bank, karena mas Danang nggak bisa bayar bunganya yang sudah berjalan 5 bulan!" jawab Irma, setelah memindahkan Baskom dibawah lantai granit.

"Itu sebabnya, gula darah Ibu langsung naik, karena kepikiran terus!"

Sabrina benar-benar tidak tahu dengan semua itu. Dia melihat, Danang adalah sosok suami yang bertanggung jawab atas segala peranya, baik dirumah maupun dikerjaanya.

Tidak puas, jika Sabrina belum mendengar langsung dari mulut iparnya itu. Pasti ada yang tidak beres.

*

*

Karena mendapat pesan dari sang Ibu, untuk menjemput dirumah neneknya, kini Haikal setelah pulang langsung bergegas menuju parkiran motor.

"Haikal, tunggu!" Siapa lagi pemilik suara manja itu. Irene sedikit berlari, kala Haikal membalikan badan, tersenyum hangat kearahnya.

"ini, aku tidak ingin kamu menolaknya! Pakailah saat Study Tour lusa!" Irene mengangkat sebuah paperbag kecil, tersenyum penuh harap.

Haikal segera menerimanya. Dia mengeluarkan isinya tadi. Ingin tertawa, namun takut menyakiti wanita didepannya. "Kenapa harus warna pink?" wajahnya sedikit keberatan.

"Agar semua anak-anak tahu, kalau kamu kekasihku!" cemberut Irene, menopang kedua tanganya dipinggang.

Haikal terkekeh, sedikit mengacak rambut kekasihnya. Biarpun agak jahil, manja, namun Haikal yakin, Irene tidak sejahat yang anak-anak pikirkan.

"Sudah, cepetan pulang! Aku pasti akan memakainya!"

Dari arah aula. Mika yang sedang berjalan keluar, spontan menghentikan langkahnya. Tatapnya langsung terkunci pada dua orang disebrang, deket parkir motor.

'Ternyata benar yang diucapkan Irene ... Kalau Haikal kekasihnya. Lalu, kenapa Haikal baik kepadaku? Dia juga sempat membelaku waktu lalu? Apa maksud semua itu?'

Puas bergumam dalam batinya, Mika urungkan niatnya melewati aula depan. Dia berbalik, dan ....

Brugh

Keduanya sama-sama melonjak kaget, hingga terpaksa mengambil diri agak mundur.

"Buat apa berkacamata lebar kek kuda, kalau nggak bisa buat lihat jalan!" cetus Haris sambil menggelengkan kepala, tanda agak kesal.

1
yumi chan
wLapun mika beranggp gk slh..ttp aja slh ..ank mna yg akan mau mnbgi ksh syg bpknya...db mliht luka ibuknya..tdk ada ank yg mdh merima bgitu saja..bnci itu msti ada..kalau aku jg haikl pintu maaf itu slit merima..atas perbtan mrka.
Septi.sari: nggak semua kesalahan berakhir dengan kata maaf🤧🤧🤧 kasian, Haikal pasti hancur
total 1 replies
Lee Mbaa Young
jd mika anak pelakor. kok bisa ya anak anak pelakor itu Pede pede dan gk merasa bersalah dng anak sah.
hnya dng kata maaf di pikir semua akn kembali. huuhhh mungkin anak anak sprti mika bgitu dah hilang rasa malu nya. ya gimana ibu nya saja jd pelakor gk malu kok.
Nurhayati Sobana
Rayhannya kayak anak kecil kalau mau serius masak Sabrina dipecat dari pekerjaannya dengan alasan gak masuk akal, harusnya kalau mau melamar,, lamar aja,mkalau udah kawin baru Sabrina resign jadi nama Sabrona tètap bagus di kantor,, dasar aki2 kolot ke bocah2an
Septi.sari: Kak, semuanya sudah di handle.ama.Rayhan 🤣🤣
total 1 replies
yuli a
Semangat kak...Tambah Menarik ceritanya....
Septi.sari: kak makasih, peluk jauh🤗❤❤❤
total 1 replies
Bunda Iwar
Luar biasa
Septi.sari: Kak syukron bintang lengkapnya❤❤❤
total 1 replies
yumi chan
lbh baik nsp mu kyk gitu aruna dr pd km jd plkor...jngn sampk aja ank km tau nanti nsp mu..
Septi.sari: malang betup nasibnya kak🤧
total 1 replies
Becce Ana'na Puank
Luar biasa
Septi.sari: syukron kak bintangnya❤❤❤
total 1 replies
retiijmg retiijmg
kasihan aruna kyknya dijual sm pria itu..
coba klo nurut kakaknya
retiijmg retiijmg: kshan kak terlepas dr sikap aruna yg gak baik
Septi.sari: benar kak, dijual 🤧
total 2 replies
retiijmg retiijmg
haikal & irene berpikir bijak gak mau egois.
smoga diksh yg terbaik.
liat aruna kshan juga ditinggalin sndirian
Septi.sari: kak, lebih kasian si Mika🤧
total 1 replies
retiijmg retiijmg
Luar biasa
Septi.sari: syukron kak bintangnya❤❤❤
total 1 replies
retiijmg retiijmg
kshan irene sm haikal klo sm papa n mamanya menikah..
rangga tanggung jwb juga ya smua asetnya buat anaknya dr istri sah..
ceritanya bagus lho..
Septi.sari: iya kak, banyak sosok suami yang gagal, tapi tidak dengan peranya❤❤
total 1 replies
yumi chan
mika km jngn smpk mnghianati kebaikn sabrina...km hrus mnjauh mamimu agar hdp u gk tertekn...dn bt pak reyhan cpt lmr sabrina..agr rangga skit hti dgr mntnya mau nikh lg..
Septi.sari: hihi iya kak bener banget🤧🤧
total 1 replies
Rahma Yanti
Lumayan
april
hallo ka .. aku mampir
Septi.sari: selamat membaca kak, usahakan jangan loncat2 ya🤗🤗
total 1 replies
Sri Winda
haikal sama irene sungguh bijak sekali tidak mementingkan egonya....di sisi lain kasihan sama mika dia hanya korban ke egoisan orang tuanya lamjut thor💪🏼
Septi.sari: benar kak, kasian Mika🤧🤧😭
total 1 replies
Sri Winda
biarkan haikal sama irene jadi saudara tiri aja thor biar sabrina sama rayhan bahagia..lanjut💪🏼
Septi.sari: lucu tapi kasian ya kak🤧🤧
total 1 replies
Machmudah
mengalah aja anak2 biar mama Dan papah bahagia dl....anak2 pasti dpt yg lbh baik
Septi.sari: agak lucu tpi sedih ya kak😢🤧🤧🤧🤣
total 1 replies
Septi.sari
iya kak benci kali aku sama gina🤣🤣🤣
yumi chan
thor gina sptutnya di lmpr aja ke kdng singa aja..biar otk dia berfungsi..
Sri Winda
makin seru lanjut thor 💪🏼
Septi.sari: makasih kak❤❤❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!