NovelToon NovelToon
Love At Twilight

Love At Twilight

Status: tamat
Genre:Single Mom / Selingkuh / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:99.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septi.sari

Diusianya yang tak lagi muda, Sabrina terpaksa mengakhiri biduk rumah tangganya yang sudah terajut 20 tahun lebih lamanya.

Rangga tega bermain api, semenjak 1 tahun pernikahnya dengan Sabrina. Dari perselingkuhan itu, Rangga telah memiliki seorang putri cantik. Bahkan, kelahirannya hanya selisih 1 hari saja, dari kelahiran sang putra-Haikal.

"Tega sekali kamu Mas!" Sabrina meremat kuat kertas USG yang dia temukan dalam laci meja kerja suaminya.

Merasa lelah, Sabrina akhirnya memilih mundur.

Hingga takdir membawa Sabrina bertemu sosok Rayhan Pambudi, pria matang berusia 48 tahun.

"Aku hanya ingin melihat Papah bahagia, Haikal! Maafkan aku." Irene Pambudi.

..........................


"Tidak ada gairah lagi bagi Mamah, untuk menjalin sebuah hubungan!" Sabrina mengusap tangan putranya.

Apa yang akan terjadi dalam kehidupan Sabrina selanjutnya? Akankah dia mengalah, atau takdir memilihkan jalannya sendiri?

follow ig @Septi.Sari21

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

"Ibu sakit, sering mikirin nasib pernikahannya mbak Sabrina! Tau sendirilah, bagaimana jahatnya si bawang merah," sela Nisa, sambil memetik daun ketumbar.

Mbak Irma menoleh kesamping. Pandanganya langsung masuk kepintu kamar sang Majikan. Tatapannya nanar, karena jika bukan dirinya yang merawat, maka tidak ada yang memberikan kasih sayang lebih.

Ati menyenggol lengan gempal mbak Irma. Menyadarkan lamunan si pelayan lama itu, "Nanti biar tahu rasa kalau mbak Sabrina datang! Benci sekali aku melihat sikapnya," imbuh Ati yang begitu kurang suka dengan anak bungsu majikannya-Gina.

"Sudah, memang dari dulu sikapnya seperti itu. Kita hanya pembantu, jangan menilai lebih majikan kita!" hardik mbak Irma, namun cukup lembut didengar.

Beberapa menit kemudian.

Mobil bewarna hitam berhenti didepan rumah besar, namun hanya berlantai satu saja. Setelah membayar, Brina langsung saja turun.

Sejujurnya, dia paling enggan menapakan kakinya dirumah itu, jika bukan karena kebaikan mertuanya saja. Sabrina mengeratkan tali tas panjangnya, lalu melanjutkan jalannya kembali.

Uhuk Uhuk !!!!

Tubuh kurus bu Farida meringkuk, duduk sendiri diatas bangku kayu yang beralaskan bantalan empuk. Sesakali batuk kering keluar dari mulutnya, hingga bernafas pun terasa sesak.

Sabrina tertegun. Dengan cepat dia menghampiri mertuanya.

"Ibu ... Kenapa tidak ada yang memberi tahu Brina, jika keadaan Ibu kurang sehat?" Sabrina bukan bertanya, melainkan sebuah tuntutan. Bisa-bisanya Iparnya itu hanya bungkam. Apakah Gina sudah merasa mampu, jika menemani ibunya saja dia enggan.

Tangan kurus serta kering, yang terbalut kulit kuning langsat itu mencoba menggapai tangan sang menantu. Kedua matanya terlihat cekung, menghitam, mungkin saja malam-malam bu Farida tidak begitu baik.

"Sabrina datang sendiri? Rangga kerja?" sang Mertua mencoba menepuk-nepuk tangan Brina, karena gula darah yang naik drastis, sehingga membuat pandanganya berangsur menurun.

"Brina datang sendiri! Dimana Gina?" Sabrina seraya bangkit. Wajahnya menahan geram, lalu pandanganya beredar mencari sosok sang ipar.

Nisa datang dari arah dapur. Berjalan sambil membawa nampan, yang diatasnya terdapat sarapan, serta obat untuk bu Farida.

Dagu Nisa menunjuk kearah kolam samping, "Biasa, pura-pura nggak denger, Mbak! Ibu dibiarkan sendirian terus!" adunya pada Brina.

"Titip Ibu sebentar!" Sabrina menarik nafas dalam, lalu segera bergegas menuju kolam samping.

Melihat bagaimana santainya Gina. Duduk tenang memangku satu kakinya, satu tangannya memegang ponsel, satu tanganya lagi mencomot cemilan yang saat ini dia pangku.

"Sejak kapan, Ibu sakit?" Sabrina melipat tangan didadanya, menatap muak pada wanita berdaster midi disebrang meja.

Gina mendengus kesal. Lalu juga ikut bangkit, "Apaan sih, Mbak! Datang, marah-marah nggak jelas," katanya sambil memalingkan wajah malas.

"Enak sekali hidupmu! Bekerja tidak, merawat Ibu juga tidak mau ... Uang transferan mintanya lancar! Kamu tidak kasian melihat Danang banting tulang, demi menghidupi wanita tidak tahu diri macam kamu!" cibir Brina tersenyum getir.

"Apa? Mau bilang kalau aku orang lain, yang tidak punya hak apapun? Jangan salah! Bisa saja aku menghentikan uang bulanan Ibu, karena akulah yang mengendalikan sepenuhnya uang Kakakmu!" sahut Brina, begitu Gina akan membuka suara.

Gina langsung melenggang pergi, begitu dia merasa terpojokan oleh kalimat Sabrina.

Sabrina menjatuhkan kedua tanganya. Dia mendesah kasar, lalu bebalik untuk menemani mertuanya kembali.

*

*

"Istirahat saja! Jangan pernah memikirkan apapun! Jika ada sesuatu, panggil mbak Irma, nanti biar dia menelfon Brina."

Bu Farida hanya mengangguk lemah, lalu dibantu Brina untuk berbaring. Dinaikannya selimut tebal hingga batas dada. Tidak lupa kecupan hangat ia berikan pada kening sang mertua. Karena sejak kecil Brina ikut ibu tirinya, jadi Sabrina sudah menganggap sang mertua seperti ibunya sendiri. Apalagi bu Farida begitu menyayangi dia melebihi anaknya.

Memastikan bu Farida terlelap, Brina duduk sejenak dikursi kayu depan meja rias. Dia menatap sang mertua dengan iba. Sejujurnya dia ingin membawa bu Farida kerumah sakit, tetapi malam ini dia sudah merencanakan sesuatu.

Seribu maaf terucap melalui batinya, begitu tidak tega meninggalkan wanita tua didepannya saat ini.

Tok Tok

Pintu terbuka dari luar. Mbak Irma masuk membawa baskom tanggung berisikan air hangat. Dia yang paling lama, jadi dia tahu kebiasaan majikannya setiap hari.

"Mau ngompres kaki Ibu, mbak Brina!" ijin Irma tersenyum sopan.

"Oh ya, silahkan Mbak!" Brina agak menarik tempat duduknya, membiarkan Irma bebas beraktivitas dibawah kaki sang mertua.

"Danang juga bungkam, melihat keadaan Ibu seperti ini?"

Mbak Irma mecelupkan sebuah kain yang sudah terpotong kecil. Memerasnya, lalu diletakan dibawah kaki bu Fajri, semabari ditekannya pelan.

"Mas Danang baru saja di PHK minggu lalu, Mbak ...." ditatapnya Brina dengan teduh.

Kedua mata Sabrina memicing, hingga dahinya berkerut. Dia mengulangi kalimat Irma seakan tidak percaya, "Di PHK? Bagaimana bisa?"

"Mas Danang ketahuan korupsi, Mbak! Minggu lalu Ibu juga kedatangan pihak Bank, karena mas Danang nggak bisa bayar bunganya yang sudah berjalan 5 bulan!" jawab Irma, setelah memindahkan Baskom dibawah lantai granit.

"Itu sebabnya, gula darah Ibu langsung naik, karena kepikiran terus!"

Sabrina benar-benar tidak tahu dengan semua itu. Dia melihat, Danang adalah sosok suami yang bertanggung jawab atas segala peranya, baik dirumah maupun dikerjaanya.

Tidak puas, jika Sabrina belum mendengar langsung dari mulut iparnya itu. Pasti ada yang tidak beres.

*

*

Karena mendapat pesan dari sang Ibu, untuk menjemput dirumah neneknya, kini Haikal setelah pulang langsung bergegas menuju parkiran motor.

"Haikal, tunggu!" Siapa lagi pemilik suara manja itu. Irene sedikit berlari, kala Haikal membalikan badan, tersenyum hangat kearahnya.

"ini, aku tidak ingin kamu menolaknya! Pakailah saat Study Tour lusa!" Irene mengangkat sebuah paperbag kecil, tersenyum penuh harap.

Haikal segera menerimanya. Dia mengeluarkan isinya tadi. Ingin tertawa, namun takut menyakiti wanita didepannya. "Kenapa harus warna pink?" wajahnya sedikit keberatan.

"Agar semua anak-anak tahu, kalau kamu kekasihku!" cemberut Irene, menopang kedua tanganya dipinggang.

Haikal terkekeh, sedikit mengacak rambut kekasihnya. Biarpun agak jahil, manja, namun Haikal yakin, Irene tidak sejahat yang anak-anak pikirkan.

"Sudah, cepetan pulang! Aku pasti akan memakainya!"

Dari arah aula. Mika yang sedang berjalan keluar, spontan menghentikan langkahnya. Tatapnya langsung terkunci pada dua orang disebrang, deket parkir motor.

'Ternyata benar yang diucapkan Irene ... Kalau Haikal kekasihnya. Lalu, kenapa Haikal baik kepadaku? Dia juga sempat membelaku waktu lalu? Apa maksud semua itu?'

Puas bergumam dalam batinya, Mika urungkan niatnya melewati aula depan. Dia berbalik, dan ....

Brugh

Keduanya sama-sama melonjak kaget, hingga terpaksa mengambil diri agak mundur.

"Buat apa berkacamata lebar kek kuda, kalau nggak bisa buat lihat jalan!" cetus Haris sambil menggelengkan kepala, tanda agak kesal.

1
Rika
😭😭😭😭😭sama dengan kehidupan ku.suami mendua alesan blm hadirnya anak
Septi.sari: kaaa peluk jauhh🤧😭😭🤗🤗
total 1 replies
Kostum Unik
Booking kk author, bisa jg reservasi
Septi.sari: oh iya kak, maapin typo😅🙏
total 1 replies
Elly Irawati
kok ujuk" tamat thorrr... penisirin yg crita Haris dan mika kok😢
Septi.sari: dek keterak demam. nulise nda konsen. danish aku do k.o😷😭😭
total 1 replies
Santi Sukmawati
lah ko abis thor, ok ditunggu karya lain nyaa
Santi Sukmawati
owh kk dr pati, iya aku ikut beritanya di toktok
Alina Bams
ma'af thor, ceritanya semakin ke sini. agak membosankan, sdh gak ada geregetnya..
Septi.sari: kak, cerita itu bertahap ya. kalau nggak suka bisa di skip saja🙏🤐.
total 1 replies
Nhaty
kapan sih si Rangga itu dpt karma
Ambo Nai
semoga mika bukan anak Rangga.
Septi.sari: semoga saja ya kak😅
total 1 replies
Nur Kamelia
bagus kk
Septi.sari: makasih kak🙏🙏❤❤
total 1 replies
Ambo Nai
di mika gak sadar diri sama pelakor jalang.anak diluar nikah bukan tanggungjawab bapaknya. semoga diranggafapat karmanya.
Septi.sari: padahal Bram hanya membalas sakit hati Ibunya kak. kasian juga, jadi korban kegilaan Ayahnya🤧🤧🤧
total 1 replies
Maya Apriani
harus nya si bejat rangga dan si mika anak jalang sialan itu ga usah mempperpanjang urusan setelah tau pelaku
biar aja karma buat si mika dan emak nya yg jalang itu
so so.an lapor polisi
semoga aja si mika tuh hidup nya juga ancur lebur ga bersisa
Septi.sari: kak ikutan kesel ya🤧🤧🤧❤
total 1 replies
Ambo Nai
balas dendam untuk keluarga perusak dan jalang.
Septi.sari: bram dalam posisi serba salah, kak🤧🤧🤧
total 1 replies
Room Agu
🤣🤣🤣🤣
Wulan
brrt Bram ini adik ny sabrina
Septi.sari: iya kak❤❤
total 1 replies
awesome moment
anak hasil perselingkuhan y bgitu
awesome moment
bntar lg jg ktmu
awesome moment
whoah
Tutiks
lanjut lagi up nya
Septi.sari: baik kak❤❤❤❤
total 1 replies
retiijmg retiijmg
kshan juga aruna ya
Septi.sari: benar kak. depresi karena dijual sama adiknya Sabrina🤧
total 1 replies
Vien Habib
Luar biasa
Septi.sari: makasih bintang lengkapnya kak🙏🙏❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!