Aluna adalah salah satu atlit panahan terbaik saat ini dan selalu mendapatkan juara pertama di setiap kejuaraan, namun nasibnya naas hanya karena menemukan novel milik Orang lain di paper bagnya dan membacanya, lalu berakhir masuk ke dalam novel tersebut Luna kira dia akan menggantikan pemain utama karena memiliki nama yang sama dengannya, namun ketika makin memasuki bab-bab novel selanjutnya, jalan cerita Novel tersebut malah berubah total karena kedatangannya ke dalam novel tersebut Luna yang sejak di dunianya tak pernah memiliki pacar, harus di hadapkan dengan pemain Pria yang hanya bukan satu tapi 4 untuk menjadi Suaminya semua Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nasib Luna?
Novel hanya karangan fiktif dan fantasi saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Kak Nio" panggil Luna saat kedua nya duduk bersama di kamar Luna
"Ya Luna, ada apa?" tanya Nio, panggilan kesayangan Luna
"Kakak gak usah kembali ke Perbatasan ya, beberapa hari ini temani Luna di sini atau Luna ikut juga ke Perbatasan, boleh?" tanya nya sambil cengir
"Apa? Gak, kamu gak boleh ikut ke sana, kamu itu Putri, kamu harus di Istana bersama Ayah, biar Aku aja yang ke sana untuk menjaga Perbatasan" ucap Nio
"Tapi boleh ya, beberapa hari ini di sini dulu, ada yang ingin Aku diskusikan bersama Kakak" ucap Luna
"Diskusikan?" tanya Nio bingung karena merasa sifat Adik nya ini aneh seperti terasa penuh misteri dan berbeda
"Iya Kak, tapi besok aja Aku kasih tau nya, sekarang Kakak istirahat dulu, Kakak pasti lelah membawa kuda dalam beberapa hari ini untuk kembali ke Istana" ucap Luna
"Ya Lun, Kakak ingin berendam di kamar mandi, biar hilang penat Kakak" sahut nya
"Kamu istirahat aja ya, jangan kemana-mana dulu, minta pelayan mu dulu kalau butuh apa-apa" ucap nya lagi
"Ya Kak" sahut Luna tersenyum lembut
Sepeninggal Antonio, Luna pun mulai naik ke tempat tidur nya, dia sedang memikirkan ini sudah berada di bab berapa dan kapan dia akan bertemu dengan Pria-Pria yang akan membu*uh nya di masa depan
Rasanya sekarang baru masuk ke bab pertengahan, di mana ke empat Pria itu nanti akan berkunjung ke sini, akhh..apa jangan-jangan besok ya mereka datang karena hanya beda beberapa hari saja setelah kedatangan Kakak
Wah gawat, gue gak mau ketemu mereka, tapi apa alasan gue ya kalau gue kabur, pasti mereka akan tetap nunggu gue sampai pulang, kacau..kacau ini, akh..sudah lah lebih baik gue bawa tidur aja, pusing gue mikirin, liat aja besok apa yang ingin mereka lakukan di Kerajaan ini
Pagi Hari nya
Saat ini Luna baru saja selesai mandi dan sedang di hias oleh Vio, kemudian tak lama datang lah Pengawal dari Kakak nya ke depan ruangan nya membawa perintah
"Vio, ada apa Pengawal Kakak ke sini?" tanya Luna saat Vio baru saja tiba di depan cermin hias nya
"Putri, Pengawal bilang Anda di tunggu Pangeran di meja makan bersama dengan Yang Mulia Raja" ucap Vio
"Apa ini waktu nya makan Pagi bersama?" tanya Luna yang menebak karena pernah sesekali dia membaca novel bertemakan transmigrasi yang berbau Kerajaan seperti saat ini
"Benar sekali Putri" ucap Vio
"Ya, ayo kita ke sana, tunjukkan jalan nya Vio, Aku agak sedikit lupa, karena Kerajaan ini sangat lah besar" ucap Luna dan Vio yang mendengar itu mulai mengerutkan dahi nya karena bingung dengan alasan Sang Putri yang di mana dia di besarkan di Kerajaan ini dan berpuluh-puluh kali dia berjalan ke meja makan, tapi sekarang Vio sempat mendengar perkataan tadi
Aneh banget Putri Caluna, sejak kapan dia lupa jalan-jalan di Kerajaan nya sendiri
Tak lama sampai lah Luna di Ruang makan yang terdapat meja panjang di sana dan beberapa menu makanan sangat lah banyak
"Ayah, Kakak selamat Pagi" ucap Luna tersenyum menatap kedua nya bergantiaan, namun setelah menatap Kakak dan Ayah nya, Luna melihat ada beberapa Pria berada tak jauh dari Sang Kakak yang juga ikut menatap Luna saat ini
"Kemari Adik ku" ucap Nio yang melihat tatapan Luna pada ke empat tamu nya dengan tatapan yang berbeda
Luna pun akhir nya menghampiri tempat duduk yang memang untuk nya setiap pagi duduk di sana yaitu di samping Sang Kakak, jika dia sedang berada di Istana, tapi kalau Sang Kakak tak ada, maka dia yang akan duduk di sebelah Ayah nya mengantikan posisi Kakak nya tersebut
"Lun, kamu sudah mengenal mereka kan?" tanya Nio
"Sudah, yang itu Pangeran Alexander dari Kerajaan North, itu Pangeran William dari Kerajaan East, yang itu Pangeran Andreas dari Kerajaan West dan itu Pangeran Dominic dari Kerajaan South" ucap Luna
"Benar sekali Lun, kamu Putri yang cerdas hingga mengingat nama kami semua" ucap Pangeran Alexander yang saat ini duduk di depan nya
Gimana Gak ingat nama kalian, kalian nanti di Bab terakhir yang membunuh ku
"Ku kira kamu gak akan ingat sama kami gadis kecil" ucap Dominic tersenyum menatap Luna dengan lembut, namun Luna menatap wajah mereka berempat dengan tatapan dingin dan misterius
"Iya ku kira Luna gak ingat Kita, Kita kan lama gak mampir ke mari, sejak Antonio di tugaskan di Perbatasan" ucap Pangeran William
"Adik ku ini memiliki ingatan tinggi, gak mungkin dia lupa dengan seseorang secepat itu walau pun lama gak ketemu, iya gak Lun" puji Antonio
"Iya Kak" sahut Luna
"Ayo kita makan dulu, setelah itu kalian lanjutkan saja perbincangan kalian nanti" tegur Ayah Luna
"Baik Yang Mulia Raja Aldes" sahut mereka serempak
Beberapa saat Kemudian
"Lun, apa yang ingin kamu diskusikan bersama Kakak? Kakak sangat penasaran sejak kemaren" ucap Nio
"Oh itu Kak, Aku mau ngajak Kakak latihan di lapangan tempat para prajurit berlatih" sahut Lun
"Hhmmppttt, Hahaha..." tawa ke empat Pangeran mendengar pembicaraan Luna dan Luna yang sadar di tertawakan melihat secara terang-terangan dan menatap ke empat nya dengan tatapan dingin nya
"Ada apa Kalian tertawa? Apa ada yang lucu dengan perkataan ku pada Kakak ku?" tanya Luna
"Putri Luna, kami hanya tak ingin kamu cedera jika berlatih di lapangan bersama Pengawal yang ada di sini" ucap William
"Begitu, menurut mu Pangeran jika Aku berlatih di sana Aku akan terluka atau kamu yang akan terluka?" tanya Luna dengan nada mengejek
"Lun" peringat Antonio
"Mereka meremehkan ku Kak, maka Aku mau menantang mereka jika dalam satu kali pukulan Aku kalah, mereka boleh menertawakan ku sepuas nya" ucap Luna dengan nada tegas
"Aku menantang mu Pangeran William" tantang Luna
"Baik, Aku gak akan segan Putri Luna, walau pun kamu adalah Adik teman ku" ucap William
"Jangan segan pada ku Pangeran, buktikan kemampuan mu jika hebat" sahut Luna yang masih mengejek
Lalu keduanya saat ini berada di tengah-tengah lapangan dan di saksikan oleh semua Prajurit dan Pengawal di sana, tak lupa Kakak dan juga ketiga Pangeran menatap pertandingan kedua Orang di depan mereka
"William, satu kali pukulan aja" ucap Andreas yang tak tega melihat Adik kesayangan nya terjadi sesuatu, karena sebenarnya dia sudah mulai memiliki perasaan pada Luna sejak jauh hari sebelum saat ini
"Will, keluarkan tenaga mu setengah aja, ingat dia Adik Antonio" peringat Alexander yang menatap Luna dengan perasaan cemas
Sedangkan Antonio yang melihat tangan Luna menggenggam pedang saja, dia bisa menyimpulkan jika Luna yang sekarang berbeda dengan Luna yang dia tinggalkan ke Perbatasan beberapa bulan lalu
"Kalahkan William Lun" ucap Antonio dengan tegas dan Luna yang melirik Kakak nya hanya menganggukkan kepala nya saja