seorang mahasiswi yang dijodohkan dengan seorang ketua BEM oleh neneknya Ketua BEM tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti masulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar
Keesokan harinya..
aku berangkat dulu ya Bu, assalaamualaikum" Jeny sambil mencium telapak tangan ibu nya.
"Waalaikumussalam, hati di jalan, semangat belajarnya ya nak" ucap ibu.
Diperjalanan, didalam angkot Jeny melihat Faisal beriringan sedang mengendarai motor nya.
"Jangan sampai Faisal liat gue, mudah-mudahan dia duluan sampai ke kampusnya, kenapa sekarang gue seperti dihantui ketua BEM itu sih" gerutu Jeny dalam hati.
Sampai di kampus..
"Ini ongkos nya pak" sambil menyodorkan uang ke supir angkot.
Ternyata Faisal pun bersamaan datang nya.
Faisal memarkirkan motornya, lalu langsung masuk.
"Tumben dia gak ada basa basi sama gue, padahal biasa nya juga gak kaya gitu, apa gue bikin kesalahan sama dia, tapi masalah nya apa, kemarin perasaan baik-baik aja" Jeny merasa ada yang aneh sama Sikap Faisal, padahal itu kan yang Jeny inginkan memang seperti itu, tetapi nggak tau kenapa Jeny sekarang merasa sedih ketika Faisal gak menyapanya.
"lo kenapa Jen, dari tadi keliatan nya murung terus, apa lo ada masalah, cerita dong Jen sama gue" sila penasaran sambil menggeser kan kursinya tepat di samping nya Jeny.
"gue gak papa kok, mungkin cuma sedikit kecapean aja karena kurang tidur" jawab Jeny.
"lo emang abis ngapain semalam sampai kurang tidur " tanya sila.
"Banyak nyamuk, jadi gak bisa tidur" Jeny sambil senyum membuat alasan.
"Tenang jen, gue punya solusi nya Biar nyamuk nya pada pergi, yaitu dengan cara bakar..." Sila tiba-tiba menghentikan ucapannya.
"Bakar apa sil?" tanya jeny penasaran.
"Bakar obat nyamuk lah haha" sila tertawa puas, entah apa maksudnya dia tertawa segitunya.
"Kirain bakar apa, semua juga tau kali" Jeny beranjak dari kursi.
"lo mau kemana Jen, tunggu" sila lari pelan mengikuti langkah Jeny.
Di kantin
"Bu mau bakso nya ya satu.." Jeny memesan bakso ke Bu Marni si ibu kantin, tetapi tiba-tiba..
"Dua Bu" tiba-tiba Sila menyambar.
"lo tumben pesen bakso" tanya Sila sambil menggeser kursi di kantin, kemudian dia duduk, sementara Jeny sudah duduk duluan.
"Hari ini rasanya kepala gue mumet, mangkanya gue mau makan bakso yang pedes". sambil mengeluarkan ponsel dari saku nya.
"Emang kalo kepala lagi mumet, bisa sembuh dengan makan pedes?" Tanya sila penasaran.
"Ini gue mau eksperimen" akhirnya Jeny bisa tertawa juga, walau hanya tertawa kecil aja.
"Gaya bicara lo pake bahasa eksperimen segala". sila mengambil bakso di depannya yang ditaro Bu marni, tepat di depan mereka.
"Biar agak mewah dikit" Jeny sambil senyum.
"gue boleh duduk di sini gak my love" tiba-tiba di belakang jeny terdengar suara manja. Ternyata dia adalah Linda si ketua geng CeCim itu. Tetapi siapa yang dipanggil my love.
"Yaudah silahkan duduk aja, gue juga mau pergi kok" jawab seorang cowok dan dia adalah Faisal.
"Ternyata di bangku belakang gue ada Faisal " Jeny menengok ke belakang, Entah kenapa Jeny kalau dengar suara Faisal jantung nya tiba-tiba berdetak gak karuan.
Saat Jeny menengok ke belakang, Faisal pun menatapnya, namun dengan mimik muka agak jutek gitu, sama halnya ke cewek-cewek lain, entah kenapa tiba-tiba Faisal seperti itu.
"Dia kenapa ya, kok mukanya jadi asem gitu ke gue". Jeny merasa kecewa karena tatapannya dibalas asam.
"Dorrr.. lo kenapa jen, bukan nya dimakan bakso nya, malah melamun". sila mengagetkan Jeny.
Ini gue baru mau makan, gur diem itu lagi baca doa, emangnya elo langsung makan aja" jeny senyum terpaksa, sambil mengambil sambal untuk dicampurkan ke bakso nya.
"Kirain li lagi kesal karena Faisal di deketin Linda" Sila sambil mengaduk-aduk bakso nya.
"Apaan Sih lo Sil, emang nya gue siapa nya Faisal, harus kesal segala " ketus Jeny.
"Calon istri...". Jawab sila, entah dapat ide darimana dia bisa bilang begitu.
Deg tiba-tiba jantung Jeny berdetak kencang, saat mendengar jawaban sila, dia keinget tentang omongan Faisal waktu itu, yang mau ngelamar dia.
"Ayo cepetan makan nya, kita kan ada kelas lagi, nanti dosennya keburu masuk kelas". Jeny sambil melanjutkan makannya.
Singkat cerita di parkiran..
"jen, gue duluan ya, kakak gue udah jemput" sila melambaikan tangan nya ke Jeny, karena dia Udah dijemput kakaknya, namanya kak Seto.
"Iya, lo hati-hati, ya" jawab Jeny.
Jeny pun berjalan menuju depan gerbang kampus, Untuk menunggu angkot.
"Faisal kemana ya, kok belum kelihatan, apa masih di dalam, ya ampun Jeny apa-apaan sih lo, sekarang jadi sering mikirin Faisal sih" batin Jeny berharap dia bisa ketemu Faisal.
Entah kenapa dia bisa berharap seperti itu, padahal biasanya Dia kan paling gak suka kalo ketemu Faisal.
Angkot pun datang Jeny langsung menaiki angkotnya.
Singkat cerita..
Sampai di rumah.
"Assalamualaikum " ucap Jeny.
"Waalaikumussalam" jawab Sinta yang sedang mengangkat jemuran.
Jeny pun langsung cium tangan ibu nya.
"Gimana kuliah nya lancar" tanya Sinta.
"Alhamdulillah lancar bu" jawab Jeny.
"Alhamdulillah, yaudah kamu masuk, ganti baju terus makan siang, ibu udah masak tadi.
"Iya bu, aku masuk dulu" jawab Jeny.
"Ayah, belum pulang Bu". tanya Jeny sambil mengambil nasi yang ada di meja makan.
"Belum, katanya mau ke pasar dulu,mau beli buah" jawab ibu duduk di samping Jeny yang sedang makan.
"Tumben ayah beli buah, biasanya kan ibu" tanya Jeny.
"Sekalian beli belanjaan yang lain" jawab ibu.
"Belanjaan lain maksudnya Bu" tanya Jeny.
"Iya belanjaan lain, seperti beli ayam, ikan, sayuran dan lainnya " jawab ibu dengan tersenyum.
"Tumben belanjanya banyak Bu" tanya Jeny.
"Iya kan buat besok pagi ibu masak, kebetulan besok Bakal kedatangan tamu" jawab ibu dengan wajah nya yang berseri-seri, entah kenapa wajah nya terlihat bahagia.
"Tamu, tamu siap Bu" tanya Jeny penasaran.
"Nanti kamu juga bakalan tau kok, nanti besok kamu dandan yang rapi ya"
"Siapa emang tamu nya bu" Jeny semakin penasaran.
Ibu hanya tersenyum sambil beranjak dari kursinya.
"Assalamualaikum, ayah pulang" suara ayah dari depan pintu
"Waalaikumussalam " ayah belanjaan nya banyak benget" Jeny mencium telapak tangan ayahnya sambil membawa barang belanjaan ayahnya menuju dapur.
"Iya buat pesta besok" ayah tersenyum.
Batin Jeny semakin penasaran mengenai tamu yang akan datang besok. Kebetulan besok hari libur, jadi ayah dan Jeny ada di rumah.
Keesokan harinya, pagi hari di dapur
"Kamu nanti kalo udah nikah, jangan lupa ya sama ibu, kamu harus sering-sering main ke sini" ucap ibu sambil mengulek bumbu di dapur.
"Ibu kenapa tiba-tiba bicara gitu Bu" tanya Jeny sambil memotong sayuran.
"Kamu kan sekarang udah dewasa, mau tidak mau kamu akan menemukan jodoh mu, dan kamu akan menikah, terus kamu bakal tinggal bersama suami mu, jadi ibu pesan dari sekarang.
"Tapi sekarang aku masih kuliah Bu" jawab Jeny.
"Iya sayang, tapi kan jodoh gak ada yang tau" ibu tersenyum.
Saat yang ditunggu-tunggu oleh Ayah dan Ibunya Jeny pun tiba, tamu nya Pun datang.
"Assalamualaikum" ucap salah seorang tamu tersebut
"Waalaikumussalam " jawab ayahnya Jeny.
"Gimana kabarnya pak sehat" tanya seorang bapak-bapak yang umurnya seumuran dengan ayahnya jeny, namun Dia lebih rapi dan elegan. sambil bersalaman, ternyata dia adalah pak bara, papi nya Faisal.
"Alhamdulillah baik, silahkan masuk" ayahnya Jeny mempersilahkan masuk.
Mereka pun masuk, tak terkecuali Faisal, Faisal bersalaman dengan ayahnya Jeny.
"Silahkan duduk, maaf ya rumah kami sempit tidak seperti rumah nak Faisal" Sinta datang nyamperin mereka.
"Ah ibu bisa aja, luas begini di bilang sempit " mami Faisal berjabat tangan sambil kecapa-kecipi dengan ibunya Jeny.
Sementara Jeny masih di dalam kamar, sedang merapikan dandanan nya, kerena ibu sudah berpesan ke dia untuk dandan yang rapi.
"Jeny Nya mana bu" tanya mami nya Faisal.
"Ada Masih di dalam, sebentar saya panggil dulu" ibunya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar Jeny.
"Tok tok tok"Sinta mengetuk pintu kamar Jeny.
"Masuk aja Bu, gak dikunci kok" jawab Jeny.
"Ayo nak keluar, tamunya udah datang" ajak ibu dengan tersenyum.
"Iya Bu ayo" Jeny beranjak dari depan meja rias nya.
"Faisal, ibu,.." Jeny kaget, ternyata tamu nya keluarga Faisal.
"Gimana kabarnya nak" tanya mami Faisal sambil memeluk Jeny.
"Alhamdulillah baik Bu" jawab Jeny.
Faisal hanya tersenyum simpul melihat Jeny mungkin dia terpesona oleh kecantikan nya.
"jangan terlalu lama begitu menatap nya" papi Faisal mengagetkan Faisal yang melongo melirik Jeny.
"ii..Iya papi" Faisal gugup sambil tersenyum malu, karena ketahuan menatap Jeny.
"Ini ada apa ya, kok tiba-tiba datang ke rumah" tanya jeny merasa heran.
"Jadi begini, kedatangan kami kesini untuk melamar nak Jeny untuk Faisal " jawab papi nya Faisal.
Deg.. jantung Jeny berdetak kencang.
"Me.. melamar?" Jeny gak menyangka Faisal tidak main-main dengan ucapan nya .
"Iya, apakah Jeny mau menikah dengan Faisal?" Tanya mami Faisal.
"Apakah ini tidak terlalu cepat? saya kan masih kuliah, gimana dengan kuliah saya?" Tanya jeny.
"Kamu kuliah tetep kuliah kok, kalo kamu mau kamu boleh lanjut S2". Ucap Faisal.
"Ibu, ayah ini gimana, aku bingung? " . Tanya Jeny berbisik ke ayah ibunya.
"Kalo ayah sama ibu mah terserah kamu aja nak, menurut kamu yang terbaik, ibu sama ayah juga setuju" jawab ayah.
"Iya nak, ibu juga terserah kamu " sambung ibu.
"jeny butuh waktu dulu untuk menjawabnya, gak papa kan? Jeny minta persetujuan.
" Iya silahkan jen, mudah-mudahan kamu dapet jawaban yang terbaik" ucap Faisal.
"Terimakasih atas pengertiannya, Faisal, bapak,ibu" Jeny berterimakasih kepada mereka, dan merasa sedikit lega.
"Iya sama-sama nak" jawab mami sambil tersenyum.
Kemudian mereka pun makan bersama, sambil bercanda gurau.