NovelToon NovelToon
Dimanja Suami SMA

Dimanja Suami SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Beda Usia
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Sebuah bakti kepada orang tua, mengharuskan perempuan berumur 27 tahun menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya yang selama ini ia anggap sebagai adik. Qila yanh terbiasa hidup mandiri, harus menjalani pernikahan dengan Zayyan yang masih duduk di bangku SMA. “Aku akan membuktikan, kalau aku mampu menjadi imam!” Zayyan Arshad Qila meragukannya karena merasa ia lebih dewasa dibandingkan dengan Zayyan yang masih kekanakan. Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Bagaimana keduanya menghadapi perbedaan satu sama lain? Haloo semuanya.. jumpa lagi dengan author. Semoga kalian suka dengan karya baru ini.. Selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melayangkan Tinju

Satu minggu training Qila telah selesai. Hari ini keduanya harus kembali ke Daerah Selatan karena besok Qila harus kembali bekerja.

“Kamu yakin tidak ada yang ketinggalan?” tanya Zayyan memastikan sekali lagi.

“Tidak ada, Bang.”

“Ya sudah, ayo! Setelah sarapan kita langsung ke bandara.” Qila mengangguk.

Keduanya turun ke restoran hotel. Hanya Qila dan Zayyan yang tersisa karena teman-teman Qila yang lain sudah kembali kemarin sore. Mereka sengaja pulang lambat karena Qila yang sempat merasakan nyeri di perut bagian bawahnya.

Setelah diperiksa tidak ada masalah, hanya karena Qila yang terlalu lama duduk membuat otot perutnya kontraksi dan dokter memberikan surat untuk penerbangan mereka.

“Tunggu sebentar, Deng! Aku mau ke toilet.” Qila mengangguk dan melanjutkan makannya.

Saat Zayyan sudah pergi, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di hadapan Qila.

“Kenapa sebentar…” Qila menghentikan kalimatnya karena yang ada di hadapannya bukanlah Zayyan.

“Sendirian saja cantik?” tanya laki-laki yang ada di hadapan Qila.

“Dengan suami.” Jawab Qila ketus.

“Oh! Sudah menikah? Kenalkan, aku Regis.” Qila tidak menjawab.

“Aku hanya mengajak berkenalan. Jarang-jarang aku bisa melihat perempuan cantik sepertimu!”

“Anda siapa?” tanya Zayyan yang sudah kembali.

“Aku Regis. Anda?” Regis berdiri menghadap Zayyan.

“Saya suaminya!” kata Zayyan dengan nada tidak suka.

“Apa sudah selesai, Deng? Ayo!”

“Tunggu! Aku hanya ingin berkenalan. Kamu tidak perlu sensi seperti itu!”

“Laki-laki yang baik tidak akan mengajak perempuan yang sudah bersuami.”

“Memangnya kenapa kalau bersuami? Bukankah perempuan juga berhak mencari perbandingan?”

Bug!

Zayyan yang sudah cukup bersabar melayangkan tinju ke rahang Regis.

“Abang!” teriak Qila yang segera menahan tangan Zayyan yang ingin kembali melayangkan tinju.

Pegawai hotel yang melihatnya segera mendekat dan bertanya apa yang terjadi.

“Maaf, Pak. Hanya salah paham. Kami permisi.” Kata Qila yang menarik lengan suaminya.

“Tunggu! Aku belum perhitungan dengan suamimu.”

“Maaf, Anda yang salah di sini.” Qila menjawab tanpa membalikkan tubuhnya.

“Apa mengajak berkenalan salah?” Zayyan yang masih kalut melepaskan pegangan Qila dan melayangkan tinju ke arah Regis lagi.

Kali ini Regis menghindar tepat waktu. Tetapi ketika ingin membalas, ia dihentikan pegawai hotel begitu juga dengan Zayyan. Akhirnya keduanya dibawa ke ruang khusus staf hotel agar tidak mengganggu pengunjung lain.

Di sana, Regis dan Zayyan sama-sama tidak ingin berdamai membuat pegawai hotel bingung. Qila yang tahu suaminya saat ini sedang cemburu, menghembuskan nafas dalam.

“Bang, kita ada penerbangan hari ini. Sebaiknya kita meminta maaf agar masalah ini segera selesai.” Bisik Qila.

“Tapi dia yang mulai, Deng!”

“Bang…” Qila meletakkan tangan Zayyan di perutnya.

Zayyan menarik nafas dalam. Benar. Istrinya saat ini sedang hamil. Ia tidak mau memperdengarkan pertengkaran pada anak mereka. Dengan enggan Zayyan meminta maaf kepada Regis.

Tetapi Regis tidak menerimanya dan bahkan memberikan syarat agar ia memaafkan Zayyan. Syaratnya adalah ia ingin bertukar kontak dengan Qila. Tentu saja hal tersebut membuat Zayyan mengepalkan tangannya erat.

“Baik.” Qila meminta ponsel Regis dan mengetikkan nomornya di sana. Zayyan menatap tidak percaya istrinya justru setuju untuk berhubungan dengan laki-laki yang jelas-jelas tidak memiliki niat baik terhadapnya.

Setelah mengembalikan ponsel Regis, Qila pamit dan menarik tangan suaminya untuk segera pergi dari sana. Regis dengan senyuman melambaikan tangannya ke arah Qila pergi membuat pegawai hotel menggelengkan kepala mereka.

“Kenapa kamu memberikannya, Deng?” tanya Zayyan saat mereka dalam perjalanan ke bandara.

“Kita di sini pendatang, Bang. Kalau tadi Regis tidak terima dan melaporkan kita ke kantor polisi, bagaimana?”

“Ya tapi tidak dengan memberikan nomormu!” Zayyan meninggikan suaranya hingga membuat sopir melihat mereka dari spion mobil.

“Aku tidak memberikan nomorku.”

“Lalu, nomor siapa yang kamu berikan?”

“Nomor Abang.” Zayyan melebarkan matanya.

Nomornya? Bukan nomor istrinya? Segera senyumannya berkembang dan memeluk Qila.

Ia sempat berpikiran buruk tentang istrinya yang lebih memilih orang asing daripada dirinya. Tapi ternyata ia telah salah karena istrinya hanya ingin masalah cepat selesai dan melindunginya.

“Dapat ide dari mana?” tanya Zayyan yang memeluk Qila.

“Bang!” tegur Qila yang membuat Zayyan melepaskan pelukannya.

“Dapat ide dari mana?” tanya Zayyan lagi.

“Tidak tahu. Tadi aku hanya ingat nomor Abang, jadi aku ketikan saja.” Zayyan tertawa mendengar jawaban istrinya.

Qila yang sudah gemas dengan suaminya segera mencubit pinggang Zayyan hingga membuatnya mengaduh. Keduanya kembali ke Daerah Selatan dengan perasaan Bahagia satu sama lain.

Sementara itu, Regis yang sedang menatap ponselnya ragu untuk mengirimkan pesan. Entah mengapa melihat Qila pertama kali membuatnya tertarik. Ia yang tidak kekurangan perempuan di sekelilingnya merasa Qila adalah sosok yang berbeda.

“Apa ini yang dinamakan dengan pesona perempuan yang sudah menikah?”

“Atau pesona Ibu hamil?”

“Tapi bagaimana kalau ini bukan nomornya?”

“Tapi kenapa sepertinya dia seumuranku dan suaminya lebih muda?”

“Apakah selera perempuan sekarang suami yang lebih muda?”

“Pantas saja masih labil!”

Regis bermonolog dan sibuk dengan pemikirannya. Jika Zayyan tahu apa yang dipikirkan Regis, mungkin mereka tidak akan selesai dengan satu atau dua tinjuan.

Di sisi lain.

Qila dan Zayyan yang sudah sampai di bandara Daerah Selatan disambut Mukhsin yang sengaja menjemput mereka. Melihat anak dan menantunya kembali dengan selamat, Mukhsin bersemangat dan segera membawa mereka pulang.

Sesampainya di rumah, mereka juga disambut Ana yang sudah membuatkan rawon untuk Qila yang sebelumnya mengatakan ingin makan rawon.

Qila yang sudah tidak sabar segera mencuci tangan dan menyantap rawon buatan sang ibu. Zayyan yang melihatnya hanya tersenyum dan mengatakan agar istrinya makan dengan pelan-pelan.

1
indy
selamat qila zayyan
indy
sweet banget si zayyan
Princes Family
baca cerita ini bikin senyum2 sendiri. Ngehaluuuu aja bikin seneng 😆

Meski back to realita nya kondisi suami, ortu, dan mertua yang kaya gini sepertinya jarang ada ya? apalagi suaminya termasuk masih usia remaja. Kalo d dunia nyata ada sosok Zayyan, hebat banget ya ortunya bisa didik anak seperti ini
Meymei: Ada kak, cm gak semirip Zayyan 🤭
total 1 replies
indy
zayan jangan forsir tenaga sdh mau ujian
indy
semangat
indy
lanjut
indy
sweet...
indy
lanjut
indy
sweet banget
indy
banyak yang hati, teman sekolah zayyab dan teman kerja qila
Mudrikah Ikah
lanjutan nya mana
Meymei: Sabar ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
mampir thor
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
Rian Moontero
qu mampir kak mey🖐🤩🤸🤸
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!