Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10 [2]
Ayana menatap lembaran kertas yang kini berada di depannya. Tangannya meraih pena dan menuliskan sesuatu di sana.
Semuanya tampak fokus dengan kertas dan pena masing-masing. Setelah merasa selesai, Ayana pun bangkit dari duduknya dan mengumpul kertas itu ke depan.
Saat ia kembali ke mejanya dan akan mendudukkan diri, matanya tak sengaja bertemu dengan seseorang yang tengah tersenyum dan memandang ke arahnya.
Karena tak ingin di sebut sombong, Ayana pun membalas senyuman laki-laki itu dengan senyuman juga.
"Ayana," Laki-laki yang duduk di depannya memanggil membuat Ayana menoleh. "Namamu Ayana 'kan?" tanya laki-laki yang memiliki tahi lalat kecil di pipi kirinya.
Ayana mengangguk tanpa bertanya balik nama teman sekelasnya itu.
Laki-laki tersenyum. "Boleh aku meminjam pena-mu? Aku hanya membawa satu dan ternyata ini tidak bisa di gunakan."
Ayana mengangguk lalu meraih pena dari dalam tas dan menyerahkan pada teman sekelasnya tersebut.
"Terima kasih ya?"
Ayana mengangguk dengan senyuman. Namun matanya kembali menoleh ke sudut kirinya. Ia memperhatikan laki-laki yang tadi tersenyum ke arahnya.
"Kenapa gue ngerasa pernah liat dia ya?" Ayana menutup mata, menggeleng dan kembali menatap ke depan.
Setelah Dosen yang mengajarnya memberi salam dan melangkah pergi, Ayana pun membereskan buku-bukunya ke dalam tas dan ikut bergegas untuk meninggalkan kelas.
"Noona!"
Ayana menghentikan langkahnya saat merasa ada seseorang yang memanggilnya. Ia pun menoleh ke belakang, dan benar ; ada seseorang yang memanggilnya.
Ayana memberikan isyarat dengan maksud bertanya. Saat Ayana perhatikan, rupanya laki-laki ini yang menatapnya sejak tadi di kelas.
Laki-laki itu berjalan menghampiri.
"Bolehkah aku tahu namamu?" tanya laki-laki itu menggunakan bahasa Korea.
Ayana mengangguk, "Namaku Putri Ayana Meyshila. Kamu boleh memanggilku Ayana," jawabnya menggunakan bahasa Korea.
Bahasa Korea Ayana memang sudah lancar, begitu pun ketiga sahabatnya yang lain.
Laki-laki itu tersenyum dan menjabat tangan Ayana. "Perkenalkan, namaku Park Yeon-jin. Kamu bisa memanggilnya Yeon-jin."
Ayana mengangguk dengan senyuman.
"Kau mau langsung pulang?" tanya Yeon-jin.
"Iya, teman-temanku sudah menungguku."
Yeon-jin mengangguk mengerti, "Baiklah kalau begitu. Sampai bertemu besok!"
Ayana tersenyum dan mengangguk, "Kalau begitu aku permisi," ucap Ayana lalu melangkah pergi meninggalkan Yeon-jin yang menatap punggungnya yang mulai menjauh.
"Memang cantik," lirih Yeon-jin setelah punggung Ayana tak terlihat lagi dari pandangannya. Ia tersenyum lebar dan ikut meninggalkan kampus.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"El," panggil Yerika pada Elina.
Kini mereka tengah menunggu kedua sahabatnya yang lain di taman. Sudah sejak tadi mereka menunggu, namun yang di tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Elina menoleh dan membiarkan Yerika melanjutkan ucapannya.
"Cowok tadi ganteng banget," ucap Yerika membuat Elina mengerutkan keningnya.
"Cowok yang mana? Banyak kali cowok yang kita temuin," tutur Elina.
Yerika menghela napas dan mengerucutkan bibirnya, "Yang tadi duduk di samping gue," ujar Yerika.
"Maksud lo Kim Young-Soo?" tanya Elina dan di angguki senyuman oleh Yerika. "Astaga Yerika, dia itu udah punya pacar kali. Emang lo nggak denger kalau dari tadi dia nyeritain pacarnya yang mau ulang tahun? Ha?"
Yerika menggeleng dengan polosnya. "Emang iya?"
Elina memutar bola matanya. "Makanya kuping itu di pakai, sayang. Jangan di jadiin pajangan aja. Gue yang lebih jauh aja, denger. Masa lo yang di sampingnya nggak denger."
Yerika merenggut kesal. "Ya gimana geh, gue terlalu seneng duduk di samping dia. Dari awal masuk kelas, mata gue udah tertuju ke Young-Soo. Ya, gue nggak taulah kalau dia punya pacar."
Elina tertawa, "Makanya, besok kalau naksir cowok liat dulu status dan kondisinya."
"Lo kira barang, status dan kondisinya," ucap Yerika yang membuat Elina tertawa.
"Ya abisnya lo naksir orang nggak liat-liat dulu." Elina menggelengkan kepalanya.
"Gaes! Gaes!" teriak Vania dengan terengah-engah.
Yerika dan Elina pun menatap Vania bingung dan membiarkan Vania bernapas terlebih dahulu.
"Minum dulu Van kalau mau ngomong." Elina memberikan sebotol air minum pada Vania.
Vania menerimanya dan langsung meminumnya.
"Kenapa sih padaan?" tanya Ayana yang baru juga datang.
Yerika menggeleng. "Nggak tau nih Vania," ujarnya.
Vania menutup kembali botol tersebut dan mengembalikan pada Elina. "Makasih," ucapnya. "Jadi gini, gue punya berita yang sangat-sangat WAW untuk gue ceritain. Dan cerita ini pasti bakal bikin Ayana seneng pakai banget-banget-banget!"
"Iya terus, apa ceritanya?" tanya Ayana yang mulai kesal dengan Vania.
"Jadi- gue ketemu Nevan di kampus ini!" ucap Vania akhirnya.
Ketiganya saling menatap dan mengerutkan dahi masing-masing.
"Nevan siapa?" tanya Ayana dengan gelak tawa. "Perasaan gue nggak punya temen yang namanya Nevan."
Yerika mengangguk. "Nevan, Nevan siapa sih Van?" timpa Yerika dengan bingung.
Vania menghela napas. "Nevan yang Ayana taksir dulu. Abangnya Daniela!"
Ketiganya pun terkejut, termasuk Ayana. "Nevan Alaska maksud lo?"
Vania mengangguk membenarkan. "Nah, iya! Gue ketemu dia di jurusan gue."
Ayana tersenyum lebar. Ia tak percaya jika orang yang dulu ia sukai berada di Negara dan kampus yang sama dengannya saat ini.
Elina mengetuk kursi yang kini ia duduki. "Gue bilang juga apa dulu, kalau lo jodoh pasti lo bakal ketemu di Korea. Dan bener 'kan?" ucapnya.
"Dah, fix! Lo jodoh Nevan."
Ayana tampak berpikir. "Apa bener ya, gue berjodoh sama dia?" Ayana memegang kedua pipinya membayangkan hal tersebut.
"Tapi gimana ceritanya lo bisa ketemu dia Van?" tanya Elina penasaran.
"Ternyata dia kakak tingkat gue. Dia udah semester Lima sekarang," tutur Vania membuat ketiganya mengangguk mengerti dan membulatkan bibir membentuk huruf 'o'.
"Wah, berarti lo harus sering-sering maen ke jurusannya Vania, Ay," celetuk Yerika membuat ketiganya tertawa.
"Oh ya, ngomong-ngomong kalian udah nemu gebetan belum?" tanya Vania yang membuat semuanya langsung terdiam dan berkelana dalam pikiran masing-masing.
Yerika membuka bicara lebih dahulu, "Gue menyukai orang yang salah." Yerika menunduk sedih membuat suasana sedramatisir mungkin. "Orang yang gue taksir ternyata-"
"Anak dari ayahmu?" tanya Vania.
"Suami dari Tantemu?" tanya Ayana.
"Ayah dari ibumu?" tanya Elina.
"Kakek gue dong?" ucap Yerika yang membuat keempatnya kembali tertawa. Yerika menghela napas dan kembali melanjutkan ucapannya, "orang yang gue taksir ternyata udah punya pacar. Dan gue baru tahu itu dari sahabat gue sendiri, Elina." Yerika memegang pundak Elina lalu memeluknya.
"Drama banget hidup lorang!" celetuk Vania dan di angguki oleh Ayana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
a/n :
TRANSLATE :
누나 (Noona) \= Panggilan Kakak dari laki-laki untuk perempuan