Istilah kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar memang benar adanya. Hal itu lah yang sedang di alami oleh Abeliaza Azalea yang akrab di panggil Abel. Yang dulu nya bergelimang harta dalam sekejap menjadi tidak punya apa-apa. Gadis cantik berusia 22 tahun itu pun harus menanggung beban hutang yahh sangat besar setelah kematian kedua orang tua nya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pembalasan dari seorang pria dengan tampilan culun yang pernah dia permalukan saat SMA dulu.
"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku," Kaivan Putra Rajendra yang tak lain adalah putra Abian dan Azizah.
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue.." Abeliaza Azalea
Bagaimana kisah perjalanan seorang Abeliaza Azalea bertahan di kehidupan yang sangat keras dan kejam ini, dan bagaimana pembalasan yang akan di lakukan oleh seorang Kaivan Putra Rajendra kepada orang yang sudah mempermalukan nya dulu? Cuss...kepoin karya baru aku ya gaess,😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.8 Sisi lain Abeliaza Azalea
"Makasih ya Daf.." ucap Abel sambil menerima segelas teh hangat yang baru saja Dafa beli di penjual kaki lima.
Saat ini ke dua nya berada di sebuah jalan yang lumayan ramai dengan muda mudi dan orang - orang yang sengaja ingin menghabiskan waktu atau sekedar nongkrong ngobrol dengan teman - teman nya.
"Sama - sama, beneran kamu ngga mau ke rumah sakit aja biar luka nya di periksa," ujar Dafa menawarkan kesekian kali kepada Abel, karena sejak tadi pria berkacamata itu menyuruh Abel ke rumah sakit namun selalu di tolak oleh wanita itu dengan dalih dia baik - baik.
Abel mengangguk," hu'um...beneran aku sudah baik - baik saja kok, lagian aku kan sudah di obati oleh dokter Dafa Mahendra jadi buat apa ke rumah sakit lagi," jawab Abel sambil terkekeh.
Dafa hanya mendengus, dia tahu wanita di hadapan nya itu memang sangat keras kepala sekali sejak dulu.
"Sekali lagi makasih ya Daf, kalau tidak ada kamu entah seperti apa nasib aku di ruangan itu tadi," ucap Abel sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan yang sendu sesekali wanita itu membenarkan jaket Dafa yang menutupi paha nya karena saat ini Abel masih menggunakan pakaian yang Max berikan tadi.
"Sudah kewajiban ku Bel menolong kamu, harus nya aku membawa kamu pergi sejak awal jika tahu akan jadi seperti ini, huft.." Dada menghela nafas nya, jika ingat dengan apa yang teman - teman nya lakukan pada Abel tadi ingin rasa dia menghajar satu per satu orang yang ada di sana, namun lagi - lagu dia urungkan niat nya mengingat dia masih menganggap orang - orang tidak berprikemanusiaan masih sahabatnya.
"Oh ya Bel, makasih ya?"
"Untuk ??"
"Untuk semua yang sudah kamu dan keluarga kamu lakukan pada ku dulu, tanpa bantuan kamu dan papa mu mana mungkin aku bisa jadi dokter seperti ini Bel," kata Dafa sambil menatap ke arah Abel dengan tatapan tulus.
Abel hanya tersenyum sambil terkekeh, gadis itu menoleh ke arah Dafa," semua yang aku dan almarhum papa ku lakukan itu tidak ada apa - apa nya Daf, kamu memang pantas mendapatkan itu semua dan apa pun hasil yang kamu dapat kan sekarang ini adalah hasil kerja keras kamu, bukan karena aku atau almarhum papa."
"Tapi Bel, jika kamu dan almarhum papa kamu tidak mengupayakan beasiswa itu mana mungkin aku bisa menjadi dokter seperti sekarang ini."
Yang di katakan Dafa memang benar ada nya, berkat bantuan almarhum papa nya Abel itu lah dia bisa mendapatkan beasiswa full masuk ke fakultas kedokteran di universitas ternama di Indonesia. Jelas semua itu lewat perantara seorang Abeliaza Azalea dan tidak ada yang mengetahui hal itu.
Sebenarnya bukan hanya Dafa saja yang Abel dan keluarga nya bantu banyak siswa lain yang berprestasi namun terkendala dengan biaya yang Abel dan keluarga nya bantu saat itu. Dan semua nya itu mendapat bantuan dari perusahaan keluarga nya Abel, karena dalam perusahaan yang di kelola oleh almarhum papa nya Abel ada semacam program khusus untuk membantu para siswa yang kurang beruntung dalam segi ekonomi namun siswa itu berprestasi maka pihak perusahaan akan memberikan beasiswa kepada siswa tersebut secara full dengan ketentuan siswa tersebut harus mempertahankan prestasi nya selama menempuh pendidikan.
Tidak hanya itu dulunya perusahaan almarhum papa nya Abel juga selalu menyisihkan sebagian pendapatan nya untuk pembangunan masjid atau menjadi donatur utama di sebuah yayasan yang bergerak di bidang kemanusiaan dan panti asuhan. Namun sayang nya hal itu tidak bisa berlangsung lama karena kejadian naas yang menimpa keluarga Abel.
"Sudah ah jangan di bahas lagi, nanti apa yang sudah almarhum papa lakukan dulu nya semasa hidup nya jadi tidak berkah lagi jika kita terus mengingat hal itu. Oh ya, sekarang kamu dinas di mana ?" tanya Abel penuh antusias.
"Aku dinas di salah satu rumah sakit pemerintahan di daerah Bandung Bel, tapi aku sekarang ini juga sedang membangun sebuah klinik kecil - kecilan di daerah tempat tinggal ku yang sekarang. Kebetulan di sana fasilitas kesehatan nya masih sangat minim sekali, jadi aku ingin membantu warga sekitar supaya mudah mendapatkan fasilitas kesehatan."
"MasyaAllah...mulia sekali kamu Daf, aku bangga banget ma kamu," kata Abel sambil menepuk pundak Dafa.
"Eh iya, kalau klinik kamu sudah buka kasih kabar ya? Siapa tahu ada lowongan yang pas buat aku nanti nya, jadi office girl ngga masalah buat aku Daf."
"Ck...apaan sih kamu Bel, ngga lucu tahu bercanda nya."
"Ih...siapa juga yang bercanda, aku serius tahu Daf, you know lah kehidupan aku sekarang seperti apa," lirih Abel sambil menundukkan kepala nya.
Dafa tidak menanggapi apa yang Abel katakan pada nya, justru laki - laki itu berjalan ke arah mobil nya dan mengambil sesuatu dari dasboard mobil. Setelah nya dia kembali lagi ke Abel.
"Bel, mungkin apa yang aku berikan ini tidak ada apa - apa nya dengan apa yang sudah kamu dan keluarga kamu lakukan dulu pada ku, cuma setidak nya dengan kamu menerima ini akan membuat hati ku menjadi sedikit lega ," ucap Dafa dengan begitu serius sambil menyerahkan sebuah amplop coklat yang lumayan tebal kepada Abel.
Abel sendiri hanya menatap amplop coklat yang ada di tangan nya itu. Dia tahu apa isi dari amplop itu, dengan tersenyum dia mengembalikan kembali amplop coklat itu pada Dafa.
"Sebelum nya makasih banget karena kamu peduli dengan keadaan ku sekarang ini Daf. Aku tahu kamu orang yang baik, tapi maaf aku ngga bisa menerima ini semua. Jangan membuat apa yang sudah almarhum papa ku lakukan dulu menjadi tidak ikhlas Daf, almarhum papa melakukan semua itu dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan apa pun di kemudian hari nantinya. Dan apa pun yang menimpa aku sekarang ini sudah takdir dari Allah, dan aku sudah ikhlas menjalani dan menerimanya. Satu lagi, kamu tahu kan seorang Abeliaza Azalea tidak mau di kasihani, hahaha..." kelakar Abel di akhir kalimat nya yang sontak membuat Dafa ikut tertawa.
"Benar juga kata Cindy, seorang Abeliaza Azalea tingkat kesombongan nya masih sama seperti dulu," canda Dafa.
Kedua nya pun mengobrol ini itu menceritakan segala hal yang selama ini mereka alami, terkadang ada gelak tawa terkadang juga ada obrolan serius diantara mereka, tanpa mereka sadari sejak tadi ada sepasang mata yang memperlihatkan mereka dengan raut wajah yang merah padam.
"Si**l..."
Tetap 💪💪 Bel
kasian abel selalu di bentak kai, abel itu ga bisa masak kai, maklum tdnya orang kaya yg apa" dikerjakan pembantu
kak othor bikin ceweknya be smart dong?? jangan bersikap begitu Mulu?? masa dari awal part samp sekarang?? gak ada perlawanan sama sekali??
atau bikin Abel bersikap tegas dan elegan gitu?? jangan terus dibikin bikin diam dan bego Mulu , sama sikap kaivan maupun teman nya??? aneehhhhhhh?????
pergilah tanpa jejak dan semoga ditempat yg baru kamu bisa jadi orang yg sukses 🤲🙏
karena pernikahan pura2 inii💪💪💪