NovelToon NovelToon
SESAL YANG TERLAMBAT

SESAL YANG TERLAMBAT

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:364k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando.

Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namum, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk.

Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit.

Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli.

Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando.

Armando baru merasa kehilangan setelah Virginia tak lagi berada di sisinya. Pria itu melakukan berbagai upaya agar Virginia kembali.

Apakah itu mungkin?
Apakah Virginia akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Kebohongan yang terungkap

Punggung Armando luruh pada sandaran kursi, begitu mendengar ucapan Sergio. Ingatannya menerawang ke masa silam.

Hari itu Ia benar-benar putus asa. Dokter baru saja memvonis bahwa dirinya tak kan lagi bisa melihat cahaya untuk seumur hidupnya. Ditambah lagi dengan kakinya yang lumpuh dan mengharuskan dirinya hidup dengan kursi roda.

Di kamar rumah sakit Armando duduk di lantai sedang bersandar pada tepian ranjang matanya tertutup perban, kakinya tak bisa digerakkan. Yang bisa ia lakukan hanya berteriak, meraung, tak pernah puas mengamuk. Membuang bantal, membanting apapun yang bisa diraih oleh tangannya. Merangkak menggunakan perut, meraba. Apapun yang tersentuh oleh tangannya tak kan selamat.

"Sayang, sudah hentikan! Jangan seperti ini! Tidak apa-apa. Walaupun kamu sekarang tidak bisa melihat, maka aku yang akan menjadi mata untukmu. Jika kamu tidak bisa berjalan aku yang akan menjadi kaki untukmu." Virginia yang baru saja kembali dari ruang dokter, bergegas menghampiri dan memeluknya.

“Pergi kamu dari sini! Pergi! Aku tidak butuh kamu, aku tidak butuh dikasihani!”

Dengan kasar Armando menghempaskan tubuh wanita itu hingga terjengkang.

Armando kembali menyeret kakinya mengamuk. Mencari apa pun yang bisa ia jadikan pelampiasan.

"Sayang sudah jangan seperti ini!” Tak putus asa Virginia kembali berusaha untuk memeluk pria itu meskipun lagi-lagi Armando menghempaskannya.

Bukan Virginia jika dia langsung menyerah. Dia memeluk pria itu semakin erat. “Sudah Sayang, sudah jangan menghancurkan apapun lagi. Aku akan menemanimu, semuanya akan baik-baik saja. Kamu akan sembuh aku percaya itu.”

Armando yang telah kehabisan tenaga hanya bisa diam dan menangis. Membiarkan dirinya berada dalam pelukan Virginia hingga tertidur karena resa nyaman.

*

“Apa kamu sudah ingat sekarang?” Sergio bertanya tepat di depan matanya.

“Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan?” Armando tersenyum sinis. "Waktu itu waktu aku tidak bisa Apapun yang menemaniku jelas-jelas adalah Veronica."

Veronica tersenyum bahagia mendengar pembelaan Armando.

Sergio memalingkan wajah rasanya lelah bicara dengan orang yang mata dan hatinya telah tercuci. Kini pria itu hanya bisa tertawa meremehkan. “Tidak aku sangka pada saat itu kamu bukan hanya buta tapi juga tuli.”

“Kenapa kamu selalu bilang kalau Virginia yang berada di sampingku?” Armando berteriak marah. “Saat itu, jelas-jelas kamu dan Cecilia mengatakan yang ada di sampingku adalah Veronica?”

Sergio menegakkan badannya tak lagi bertumpu di sisi meja. Menghela nafas dalam. Memang, saat itu mereka mengatakan bahwa yang ada di sana adalah Veronica.

Sergio menyimpan kedua tangan di saku mantel. Menatap lelah ke arah wajah Armando. “Kamu tahu kenapa? Saat itu kakak Virginia lah yang minta kami berpura-pura. Saat itu Kak Virgi bilang...."

...

"Setiap kali Armando mendengar suaraku, dia akan langsung marah dan tidak mau diobati.” Virginia menatap Cecilia sendu. “Tapi suatu kali dia mengira aku adalah Veronica, jadi dia menurut sama dokter dan mau menjalani pengobatan. Cecilia, Aku ingin dia dapat perawatan terbaik. Jadi, tolong bantu aku berpura-pura. Biarkan saja dia menganggap yang menemaninya adalah Veronica. Tolong aku!” Virginia menggenggam tangan Cecilia penuh permohonan.

"Kakakku sudah memperlakukanmu seperti ini, kenapa kamu masih saja baik padanya? Apa dia pernah menyelamatkan mu? Aku benar-benar kesal padamu, kakak ipar!” Cecilia menghempaskan tangan Virginia yang menggenggamnya.

Virginia menatap ke arah Cecilia dengan mata berkaca-kaca. “Dia memang pernah menyelamatkan aku,” ucapnya.

"Baiklah, anggap saja yang kau katakan ini adalah benar. Tapi jika itu dianggap sebagai hutang, hutangmu padanya sudah lunas. Sudah bertahun-tahun dia tidak tahu bersyukur dengan keberuntungannya, kakak ipar. Dan apa kau tahu, meski apa pun yang akan kakak ipar korbankan, dia tak akan berterima kasih.” Cecilia berteriak marah. Virginia ini sebenarnya tulus atau bodoh. Dia yang adiknya saja merasa kesal.

“Aku tidak butuh dia berterima kasih padaku. Aku hanya ingin dia bisa sembuh, dan kembali menjadi orang hebat yang disegani. Bukankah seharusnya begitu?” Virginia meletakkan telapak tangannya pada kaca bening yang ada di pintu ruang rawat Armando. Menatap pria di dalam sana yang baru saja tertidur lelap karena pengaruh obat.

Hari berikutnya

Armando masih hanya bisa berbaring di atas tempat tidur dengan pandangan kosong. Sesuai permintaan Virginia, Sergio dan Cecilia menemani di sana. Virginia datang untuk membantunya minum obat, tetapi yang dipanggil oleh Armando adalah Veronica.

Dengan menghapus setitik air mata, Virginia menatap ke arah Cecilia dan berharap Cecilia mengatakan bahwa dirinya adalah Veronica.

Cecilia mendengus kesal, tapi Virginia memberikan isyarat dengan gelengan kepala.

Virginia melayani Armando dengan diam. Tak bersuara sedikitpun.

“Veronica, ini pasti kamu kan?” Armando mengambil tangan Virginia dan menggenggamnya.

Virginia memberikan isyarat kepada Cecilia dengan mengangguk. Meminta Cecilia untuk menjawab. Karena jika dia yang bicara maka Armando akan mengenali bahwa itu adalah dirinya, dan Armando akan menolak untuk minum obat.

"Veronica? Kenapa kamu hanya diam saja? Apakah karena sekarang aku buta dan lumpuh, lalu kamu tidak mau denganku lagi?” Armando bertanya sedih.

“Mana mungkin Veronica tidak mencintaimu?” Sergio yang berbicara dengan memalingkan wajah. Ia merasa kesal dengan Armando.

“Dia hanya terlalu sedih memikirkan kondisimu. Berhari-hari menangis karenamu, sehingga Ia terkena radang tenggorokan. Dia tidak bisa bicara,” lanjut Sergio.

“Iya Kak. Apa yang diucapkan oleh Sergio adalah benar. Beberapa hari ini yang merawatmu adalah Vir…”

Sergio menarik tangan Cecilia dan memelototi istrinya.

“Veronica. Maksudku yang merawatmu adalah Veronica, wanita yang selalu kamu rindukan. Dan Veronica saat ini ada di depanmu."

Selesai bicara, Cecilia berkali-kali meninju udara di hadapan Armando. Lalu menendang kaki Sergio sebagai pelampiasan rasa kesal. Ia benar-benar marah kalau saja boleh, ia ingin benar-benar meninju Armando dengan sangat keras. Sayangnya Ia hanya bisa meninju udara. Jika bukan karena permintaan Virginia dia tidak sudi menyebut nama Veronica. Sergio memeluknya agar wanita itu tenang dan melanjutkan sandiwara mereka.

"Veronica sedang mengambil obat untukmu buka mulut agar kamu cepat sembuh." Cecilia berseru ketus.

Armando pun menurut membuka mulutnya dan obat itu habis.

...

Armando terhenyak mendengar semua yang diucapkan oleh Sergio lalu menatap ke arah Veronica dengan raut tak percaya.

Veronica menggelengkan kepala, memasang raut bersalah dan air mata peri jahat. “Maaf, aku tidak bermaksud menipumu.” Air matanya mengalir deras.

Jawaban sudah jelas. Armando bukannya sadar,malah semakin geram pada Sergio. “Lalu, kenapa setelah aku sembuh tidak ada seorangpun yang memberitahuku?” Armando berdiri dari duduknya menatap tajam ke arah Sergio.

Menghela napas panjang. Lelah, Sergio benar-benar merasa lelah. Dia sudah berbicara sampai mulut berbusa, tapi Armando benar-benar bebal. Menatap Armando datar. “Itu karena kakak ipar bilang dia tidak ingin kamu merasa berhutang Budi.”

Armando berdecak sinis. “Tidak masuk akal. Ini sudah lama berlalu, sampai sekarang dia tidak mengungkapkannya. Kenapa sekarang tiba-tiba diumumkan? Apa mencari waktu yang tepat untuk keuntungan maksimal agar bisa menenangkan hatiku?”

“Armando, aku tidak menyangka kamu benar-benar sudah gila!" Sergio gagal mempertahankan kesabarannya. Dengan dua tangan ia mencengkram kerah Armando.

"Otakmu benar-benar tumpul. Veronica sendiri bahkan Sudah mengaku. Kamu masih mau membela diri apa? Apa kau pikir kau layak dikejar? Kalau aku jadi kakak ipar, aku sudah membuangmu sejak lama!” berteriak di depan wajah kakak iparnya, seraya menghempaskan kerah hingga tubuh Armando sedikit terdorong ke belakang. Terhuyung dan jatuh terduduk di kursinya.

Armando menatap ke arah Veronica. Sorot matanya menyiratkan kekecewaan. "Veronica, dulu saat aku bicara tentang kebutaanku, kenapa kamu bilang yang menemaniku selama itu adalah kamu?"

“Kak Armando, aku… “

1
Khairul Azam
ini sebener nya cerita apa sih
Betty
Bagus
Jolie
bgs
Khansa Sutresno
persis bgt crita di dracin stlh q baca....
Nisa Nisa
Habiskan sisa hidupmu dlm penyesalan Armando. Kamu jahat sekali.
Nisa Nisa
Herannya ada jadilah tes DNA dari mana? siapa pembandingnya. Tdk ada yg bertanya tdk Armando tolol ataupun Cecilia. Sergio sepertinya tahu sesuatu dari Kai
Nisa Nisa
Hanya begitu sikapnya pd Veronica padahal dia sdh tahu kebenarannya, ttg kebohongan vero dan penyiksaan Virginia oleh vero dan ibunya dan begitu dia bilang dia cinta Virginia?? coba kalau dulu bgm sikapnya pada virgi dan vero. kalau ada yg bilang Armando mencintai Virginia dan hanya tertipu oleh vero fix yg bilang gagal paham apa itu cinta dan terlalu memuja Armando
Nisa Nisa
maksa mau mengakuisisi group Morantes, dasar serakah bertopeng demi bisa bertemu Virginia. Itu bukan cinta itu keserakahan
Nisa Nisa
mau menguasai harta morantes jg rupanya. Kurang apa perusahaan mu dibantu saat bangkrut dulu. Dasar manusia tanpa ahlak
Nisa Nisa
manusia sombongnya menyundul langit bahkan tak ada satu kata maaf terucap dari bibirmu. Maunya semua orang menyanjung dan menghormati tp dia sendiri berperilaku lebih rendah dari hewan yg bahkan mencintai anak keturunannya.
Nisa Nisa
Dasar otak rongsokan
Nisa Nisa
yg membaringkan ingatan masa kecil ttg Virginia, kenapa yg dicintai mati-matian adalah veronica. selama lamanya berpisah gk akan ketukar nama dan orang begitu Thor. ini cerita alurnya kacau
Nisa Nisa: maksudnya menbagongkan, bukan membaringkan.
total 1 replies
Nisa Nisa
kok tiba-tiba namanya veronica, sebelumnya Virginia. ini ingatan siapa yg kacau
Nisa Nisa
nah jelas namanya Virginia knp jadi veronica yg diingat Armando tolol
Nisa Nisa
cinta seperti apa sih yg diyakini tokoh2 di novel.. cinta balas budi, cinta masa kecil, cinta hutang nyawa. Tapi salah orang. Itulah jika salah mengartikan cinta, cinta itu ketulusan. cinta is cinta. just it. no reasons
Nar Sih
kasihan kmu esmeralda ,yg harus jdi korban nafsu armando
Nisa Nisa
Sebabnya krn dia lelaki sombong, arogan. Dia berpikir bisa mengendalikan semua orang termasuk Virginia
Nisa Nisa
knp selama ini tdk ada yg mengatakan kebenarannya pada Armando, tdk ibunya tdk Cecilia malah iparnya
Nisa Nisa
jikapun akhirnya Armando percaya jika Virginia yg merawatnya lalu menyesal itu hanya rasa bersalah dan merasa tdk bisa balas budi. Tetap itu bukan cinta. Karena cinta yg datang setelah semua sesal itu bukan cinta tp penyesalan
Nisa Nisa
nah begitulah cinta Armando mau melakukan apa saja utk Veronica, spt selama ini Virginia jg mau melakukan apa saja utk menyenangkan Armando
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!