"Menikahlah segera jika ingin menepis dugaan mama kamu, bang!."perkataan sang ayah memenuhi benak dan pikiran Faras. namun, bagaimana ia bisa menikah jika sampai dengan saat ini ia tidak punya kekasih, lebih tepatnya hingga usianya dua puluh enam tahun Faras sama sekali belum pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita manapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lesung pipi?
"Kau mau ke mana?." tanya Yumi saat menyaksikan penampilan Bayu sudah terlihat rapi dan di tangannya membawa serta kunci mobilnya.
"Tuan Gilang memintaku menemuinya." Bayu menjawab tanpa menghentikan langkahnya, bahkan tak menoleh sedikitpun pada Yumi.
"Awas saja sampai kau memberitahukan pada Mas Gilang tentang keberadaan ku. Aku pastikan kau akan menyesal jika berani mengkhianati ku, Bayu." ancam Yumi. Bayu sama sekali tidak berniat merespon ancaman Yumi, pria itu terus berjalan menuju garasi mobilnya.
Ditengah perjalanan menuju kediaman Gilang, tiba-tiba ada telepon emergency dari rumah sakit. Seorang pasien dengan gangguan kejiwaan mengamuk dan mencoba melakukan tindakan yang membahayakan nyawanya. Mau tak mau Bayu mengutamakan pasiennya ketimbang permintaan Gilang untuk datang menemuinya.
Dr Bayu menambah kecepatan mobilnya. Hingga Dalam kurun waktu kurang dari lima belas menit pria itu pun tiba di rumah sakit. Gegas dokter Bayu turun dari mobil dan berjalan dengan langkah lebarnya memasuki pintu utama rumah sakit.
Seorang perawat yang bertugas, menyambut kedatangan Dr Bayu dengan wajah paniknya.
"Dokter_."
"Di mana pasiennya?." potong Bayu dengan wajah tak kalah paniknya.
"Di roof top gedung, Dok."
Bayu langsung berlari ke arah tangga darurat menuju roof top gedung rumah sakit. Sesampainya di roof top Bayu langsung disambut pemandangan yang mampu membuatnya semakin bertambah panik. Bagaimana tidak, kini pasiennya tersebut berdiri di tepi roof top sambil menangis.
"Kenapa masih berdiri di sana, kemari lah!." bujuk Dr Bayu.
"Sayang...." mimik wajah pasien wanita tersebut langsung berubah. Ia yang tadinya menangis langsung melebarkan senyumnya setelah melihat keberadaan Dr Bayu. Ya, penyebab pasien tersebut sampai mengalami gangguan mental adalah akibat ditinggal untuk selamanya oleh sang tunangan. Dan selama dirawat di rumah sakit tersebut ia menganggap Dokter Bayu adalah mendiang tunangannya. Itulah alasan mengapa perawat sampai menghubungi Dr Bayu, karena hanya dokter Bayu yang mampu membujuk wanita itu di saat-saat seperti ini.
"Kemari lah!!! Dr Bayu merentangkan kedua tangannya, seraya mengayunkan langkah secara perlahan mendekat pada pasiennya tersebut. Tak perlu waktu lama, pasien tersebut pun langsung menurut dan berlari ke arah dokter Bayu, memeluk Dr yang dianggapnya sebagai tunangannya tersebut.
Dr Bayu pun langsung menghela napas lega.
Selama mengemban profesi sebagai Dr spesialis jiwa alias psikiater, dr Bayu dituntut memiliki kesabaran lebih. salah satu contohnya ya seperti apa yang terjadi pada pasiennya saat ini, rela dianggap sang tunangan oleh pasiennya.
Setelah merasa situasi mulai kondusif, berhasil menenangkan pasiennya. Dr Bayu pun kembali membujuk pasien berusia dua puluh lima tahun tersebut untuk meminum obatnya. Masih muda memang, akan tetapi kehilangan tunangannya tak mampu dibendung oleh wanita itu hingga pada akhirnya mengalami gangguan mental seperti sekarang ini.
Setelah meminum obatnya, pasien tersebut pun tertidur akibat reaksi obat tidur yang terkandung didalamnya.
"Terima kasih banyak atas bantuan serta pengertian anda, Dokter." Tutur wanita paruh baya yang merupakan ibu kandung dari pasien tadi.
Selama sang putri di rawat di rumah sakit hampir dua bulan terakhir, ini kali pertama wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan awet muda tersebut mengunjungi putrinya. pasalnya, wanita berprofesi sebagai perawat tersebut ditugaskan di daerah pelosok timur Indonesia dan baru mendapatkan cuti tahunan bulan ini. Sebelum di tugaskan di daerah pelosok wanita itu pernah bertugas di salah satu rumah sakit di kota ini.
"Tidak perlu berterima kasih Bu, karena itu sudah termasuk dalam tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang dokter dalam menenangkan pasien." balas Dr Bayu dengan seulas senyum di wajahnya.
Menyaksikan senyum ikhlas yang terpatri di wajah Bayu, wanita paruh baya tersebut justru salfok pada bekas jahitan di dahi Bayu yang mengarah ke pelipis. Sebenarnya tidak begitu kentara hanya saja posisi keduanya yang cukup dekat sehingga membuat wanita paruh baya tersebut jadi bisa melihatnya dengan jelas.
"Ada apa, Bu?? Apa ada yang salah dengan wajah saya?." merasa kurang nyaman terus diperhatikan oleh si ibu akhirnya Dr Bayu bertanya.
"Maaf Dok." si ibu jadi tak enak hati. "Bukan apa-apa dok, bekas jahitan di dahi dokter mengingatkan ibu pada kejadian beberapa tahun lalu saat ibu masih bertugas di rumah sakit permata indah. Saat itu ada seorang mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit akibat kejadian tabrak lari. dan letak luka pada dahi pasien kala itu hampir sama persis dengan bekas jahitan di dahi dokter." mengingat kejadian itu si ibu jadi tersenyum lucu. bagaimana tidak lucu, hanya sebuah luka kecil tapi seorang gadis berseragam SMA yang mengantarkan pasien ke rumah sakit saat itu sudah menangis histeris, seperti orang yang dilarikannya ke rumah sakit itu akan mati.
"Maaf Dok, sepertinya ibu sudah terlalu banyak ngomong."lagi, si ibu jadi tidak enak hati menyaksikan Bayu hanya terdiam.
"Sebentar Bu!. Dr Bayu mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya dan menunjukkan sebuah foto yang pernah diambil oleh salah seorang sahabatnya sewaktu perawat menjahit luka pada dahinya beberapa tahun lalu.
"Apa benar ibu yang ada di dalam Foto ini?." Bayu menunjukkan foto seorang perawat yang tengah menjahit luka pada dahinya. Karena, bayu baru menyadari bahwa wajah wanita paruh baya tersebut familiar baginya. Mungkin karena Bayu terlalu sering menatap foto tersebut setiap kali Yumi membahas tentang hutang Budi.
sebenarnya luka pada dahinya kala itu terbilang kecil, tapi Bayu yang merasa shock atas kejadian itu nyatanya pingsan di tempat kejadian.
Si ibu langsung melebarkan senyum. "Iya benar, ini ibu. Jadi_."
"Benar Bu, pasien yang ada di dalam foto ini adalah saya." Potong Bayu saking Senangnya. seperti baru saja berhasil mendapatkan jarum ditumpukkan jerami, saat Bayu bisa bertemu dengan si ibu.
Bayu semakin tak bisa untuk tidak lanjut bertanya. "Apa benar saat itu orang yang mengantarkan saya ke rumah sakit seorang gadis berseragam SMA, Bu?." cecar Bayu tak sabar, mengingat saat sahabatnya tiba di rumah sakit gadis itu sudah tak nampak lagi di rumah sakit dan kata perawat lainnya, gadis itu baru saja pamit meninggalkan rumah sakit dengan alasan pagi itu ia akan melaksanakan ujian penaikan kelas.
Wanita itu mengangguk, mengiyakan pertanyaan Bayu.
"Apa ibu masih ingat dengan wajah gadis itu, Bu?." dokter Bayu semakin mencecar karena sesuatu dan lain hal.
"Maaf Dok, kejadian itu sudah enam tahun lalu dan ibu tidak bisa memastikan apakah ibu masih mengingat wajah gadis itu. Tetapi, satu yang ibu ingat dengan jelas, gadis itu memiliki lesung Pipi yang membuatnya terlihat cantik dan juga manis saat tersenyum."
Deg.
"Lesung pipi?." cicit Bayu dengan nada yang berubah lemah. pasalnya ciri tersebut sama sekali tidak terdapat pada fisik Yumi, wanita yang selama ini mengaku telah menolongnya enam tahun lalu.
"Apa ibu yakin gadis itu memiliki lesung pipi?." kembali Bayu memastikan.
"Untuk ciri fisik yang satu itu, ibu sangat yakin karena setelah mendengar ibu menyampaikan padanya kondisi pasien baik-baik saja hanya pingsan akibat merasa shock, gadis itu yang tadinya menangis langsung berubah tersenyum. dari situlah ibu melihat begitu manisnya lesung pipi yang dimiliki oleh gadis itu."
ingat diriku yang hanya dibukain pintu mobil ketika punya baby karena paksu takut anaknya jatuh 🤣🤣🤣🤣
Kereeen.. gentle! 👍🏻😍
Dan kayaknya ngga butuh waktu lama buat Arga jatuh cinta sama Margin
Margin juga begitu
Dan keliatan bibit2 bucinnya 😅😅😅